• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

BAB V PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

Penyelenggaraan program SKS tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sebuah perencanaan. Menurut George R. Terry, mengemukakan bahwa perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.115

Siswanto mengungkapkan bahwa perencanaan merupakan proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber

      

113Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, 2–3

114 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Madrasah Tsanawiyah Direktorat KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia 2019

115Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2011), 10

daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resource) untuk mencapai suatu tujuan.116

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa perencanaan program SKS yang ada di Madrasah Negeri 3 Banyuwangi meliputi:

a. Mengajukan izin kepada Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan rekomendasi pengurusan izin penyelenggaraan SKS Kementerian Agama Republik Indonesia

b. Merancang sistem aplikasi pendukung administrasi penyelenggaraan SKS

c. Kepala madrasah membentuk tim pengembang kurikulum guna menyusun segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan program SKS

d. Kepala madrasah bersama stakeholder menyusun RKJM/RKAM

e. Tim pengembang kurikulum menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan program SKS

f. Tim pengembang kurikulum menyusun dan menentukan beban belajar untuk peserta didik

g. Tim pengembang kurikulum mengadakan sosialisasi kepada orang tua siswa dan siswa itu sendiri mengenai program yang akan diterapkan di madrasah

      

116 Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 42

h. Mengadakan workshop untuk tenaga pendidik guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan menjadwalkan visitasi ke lembaga yang telah menerapkan program SKS

i. Tenaga pendidik menyusun silabus, RPP serta bahan ajar sebagai acuan dalam penyusunan UKBM

j. Tenaga pendidik menentukan strategi serta metode mengajar pada program kelas percepatan belajar

Penyelenggaraan program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi perlu memperoleh rekomendasi izin penyelenggaraan SKS kepada Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, hal ini sesuai dengan petunjuk teknis penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah bahwa prosedur penyelenggaraan SKS meliputi: satuan pendidikan calon penyelenggaraan SKS mengajukan izin sebagai penyelenggara SKS kepada Kanwil Kementerian Agama Provinsi dengan melampirkan kelengkapan dokumen terkait SKS, kanwil Kementerian Agama Provinsi melakukan verifikasi kelayakan madrasah yang mengajukan izin, Kanwil Kementerian Agama Provinsi memberikan rekomendasi dan mengusulkan madrasah penyelenggara SKS kepada Direktorat Jenderal Pendidikan, selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mengeluarkan izin penyelenggaraan SKS kepada madrasah berdasarkan uji validitas hasil verifikasi dan usulan dari Kanwil Kementerian Agama provinsi.

Perencanaan program sistem kredit semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Banyuwangi memiliki relevansi dengan pendapat

Hamalik mengemukakan bahwa dalam perencanaan kurikulum terdapat beberapa langkah yaitu:

1. Perumusan tujuan kurikulum

Tujuan pengembangan kurikulum adalah goals dan objectives. Tujuan sebagai goals dinyatakan dalam rumusan yang lebih abstrak dan bersifat umum, dan pencapaiannya relatif dalam jangka panjang. Adapun tujuan sebagai objectives lebih bersifat khusus, operasional, dan pencapaiannya dalam jangka pendek.117  

2. Isi/ Materi Kurikulum

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum itu sendiri.118 Dalam Sistem Pendidikan Nasional memuat bahwa isi kurikuum adalah suatu bahan kajian serta pelajaran guna tercapainya tujuan dari penyelenggaraan pendidikan dalam rangka upaya mencapai tujuan pendidikan secara nasional. Berdasarkan rumusan diatas, maka isi kurikulum disusun dan dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip kurikulum, yakni:

a. Materi kurikulum yang termuat dalam kurikulum berpedoman pada pencapaian tujuan dari masing-masing lembaga pendidikan.

Perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkup serta rangkaian bahan pembelajaran yang disesuaikan dengan visi, misi serta tujuan dari lembaga pendidikan tersebut.

      

117 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 187

118 Oemar hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 25

b. Materi kurikulum berisi bahan pembelajaran yang terdiri atas topik- topik pembelajaran yang kemudian dapat dikaji oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Materi kurikulum disusun mengarah pada pencapian suatu tujuan dalam pendidikan nasional. Dalam hal ini, target tertinggi yang harus dicapai yaitu menyampaian materi kurikulum yang menjadi tujuan pendidikan nasional.

3. Merancang Strategi dalam Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam melakukan tindakan pembelajaran termasuk pemanfaatan sumber daya yang ada atau penggunaan metode untuk pembelajaran guna mencapai tujuan dalam suatu proses pembelajaran. Sehingga strategi pembelajaran ini dapat menjadi suatu sistem yang secara menyeluruh digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.

4. Merancang Strategi Bimbingan

Bimbingan merupakan sebuah rancangan pembinaan yang ditujukan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki permasalahan sehingga dapat terpecahkan dengan baik sehingga peserta didik dapat berkembang dengan baik dalam mengikuti pembelajaran.

Bimbingan ini dibutuhkan oleh peserta didik yang mengalami masalah atau belum menguasai kemampuan yang diharapkan dalam fase pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya.

5. Merancang Strategi Penilaian

Penilaian merupakan satu kesatuan bagian dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur keberhasilan selama pelaksanaan kurikulum.

Penilaian ini terdapat beberapa fungsi serta tujuan diantaranya instruksional, administratif serta bimbingan. Fungsi instruksional merupakan sebagai rangsangan tenaga pendidik dalam merumuskan tujuan dari suatu pembelajaran, memberikan bimbingan dalam pembelajaran serta memberikan motivasi kepada peserta didik. Sedangkan fungsi administratif merupakan suatu cara yang digunakan untuk melakukan otoritas terhadap mutu pendidikan mengenai evaluasi program, pengelompokan peserta didik, serta melakukan seleksi terhadap peserta didik.

Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan program SKS, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi mengadakan workshop untuk tenaga pendidik guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan menjadwalkan visitasi ke beberapa lembaga yang telah menerapkan program SKS. Hal ini selaras dengan pendapat Basri dan Rusdiana bahwa pelatihan merupakan pelajaran untuk membiasakan diri atau memperoleh kecakapan tertentu.119 Pelatihan merupakan pelajaran untuk membiasakan diri untuk memperoleh kemampuan tertentu.

      

119 Hasan, Basri. Rusdiana. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2015), 28

Mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru memiliki peran mengembangkan kompetensinya untuk mendukung penyelenggaraan program SKS sebagai berikut:

a. Mengembangkan wawasan atau landasan kependidikan untuk mendukung tugas profesionalnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan SKS untuk mengembangkan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mengembangkan karakter

b. Memahami karakter peserta didik dalam memberikan fasilitas pendidikan c. Menyusun dan mengembangkan administrasi pembelajaran (silabus, RPP

dan UKBM)

d. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar serta mendukung peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa serangkaian perencanaan yang ditemukan oleh peneliti selama proses penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi telah sesuai dengan tahapan kegiatan yang ada dalam perencanaan kurikulum dengan melakukan segala pertimbangan dan melibatkan seluruh pihak yang ada di madrasah sehingga nantinya dalam pelaksanaan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pihak yang ada di sekolah maupun masyarakat.

B. Pelaksanaan Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah