• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO

Dalam dokumen PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk (Halaman 74-79)

Investasi pada saham Perseroan mengandung berbagai risiko. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, calon investor diperingatkan bahwa risiko ini mungkin melibatkan Perseroan, lingkungan di mana Perseroan beroperasi, saham Perseroan dan kondisi Indonesia. Oleh karena itu, calon investor diharapkan untuk membaca, memahami dan mempertimbangkan seluruh informasi yang disajikan dalam Prospektus ini, termasuk informasi yang berkaitan dengan risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya, sebelum membuat keputusan investasi yang menyangkut saham Perseroan.

Seluruh risiko usaha dan umum yang disajikan dalam Prospektus ini mungkin memiliki dampak negatif dan material terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan, termasuk kinerja operasional dan keuangan, dan mungkin memiliki dampak langsung terhadap harga perdagangan saham Perseroan, sehingga dapat mengakibatkan calon investor mungkin kehilangan seluruh atau sebagian dari investasinya. Risiko-risiko usaha dan umum yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha Perseroan.

Dasar pertimbangan penentuan risiko tersedianya bahan baku sebagai risiko utama dibandingkan dengan risiko ketergantungan dengan beberapa pelanggan utama adalah, dengan keterbatasan bahan baku, maka seluruh permintaan pelanggan tidak dapat dikerjakan oleh Perseroan. Selain itu, pelanggan Perseroan merupakan pelanggan yang sudah menjadi pelanggan Perseroan sejak beberapa tahun dan telah tercipta kepercayaan atas Perseroan.

Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur kejadian dan kinerja keuangan di masa yang akan datang.

Secara umum, investasi dalam efek-efek dari Perseroan-Perseroan di negara berkembang seperti Indonesia memiliki risiko-risiko yang umumnya tidak terkait dengan investasi pada efek-efek di Perseroan-Perseroan di negara lain dengan ekonomi yang lebih maju. Apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, sosial dan politik secara global, terdapat kemungkinan harga saham Perseroan di pasar modal dapat turun dan investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.

Risiko-risiko yang diungkapkan dalam Prospektus berikut ini merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan. Risiko usaha dan risiko umum telah disusun berdasarkan pembobotan risiko yang memberikan dampak paling besar hingga dampak paling kecil terhadap kinerja usaha dan kinerja keuangan Perseroan. Risiko yang tercantum dalam Prospektus ini dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasional, kinerja keuangan, dan prospek usaha Perseroan.

A. Risiko Utama

1. Risiko tidak tersedianya pasokan bahan baku

Dalam memproduksi produk-produknya, Perseroan sangat tergantung pada ketersediaan pasokan bahan baku.

Salah satu bahan baku yang Perseroan butuhkan adalah plat baja dimana bahan baku plat baja Perseroan peroleh dari lokal. Terganggunya ketersediaan bahan baku tersebut dapat menganggu jalannya proses produksi sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan.

B. Risiko Usaha

1. Risiko ketergantungan pendapatan terhadap beberapa pelanggan dan supplier utama

Perseroan menjalankan kerjasama dengan beberapa pelanggan antara lain : PT Komatsu Indonesia, PT Cakra Jawara (Trakindo), Authorized Dealer Mercedes Benz, PT Caterpilar Indonesia, PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), PT Pindad (Persero), PT Pama Persada Nusantara dan lain-lain, serta beberapa supplier utama seperti PT Steel Force, PT Sinergy Jayatama, PT Hyva Indonesia, PT Mitra Logam Pratama, dan PT Sinar Perkasa Engineering berdasarkan kontrak kerja yang ditandatangani, yang memiliki jangka waktu tertentu serta syarat komersial dan kondisi tertentu seperti tarif dan jumlah minimum barang. Walaupun Perseroan berkeyakinan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan dan suppliernya, tetapi tidak ada kepastian bahwa Pelanggan dan Supplier utama akan terus menggunakan jasa Perseroan pada masa yang akan datang, dengan syarat dan kondisi yang sama. Beberapa saat sebelum kontrak jatuh tempo, kontrak dapat diperpanjang dengan menggunakan syarat dan kondisi yang sama atau yang berbeda. Ketidaksepakatan atas syarat dan kondisi tersebut dapat menyebabkan kontrak tidak diperpanjang. Jika kontrak kerja tidak diperpanjang atau terjadi pemutusan kontrak kerja dari Pelanggan dan supplier, maka hal tersebut dapat sangat mempengaruhi Perseroan dimana hal tersebut akan

57 57 menyebabkan berkurangnya pendapatan dan laba bersih Perseroan sehingga berdampak pada kondisi keuangan, operasional dan kinerja usaha Perseroan.

2. Risiko Persaingan Usaha

Perseroan bergerak pada fabrikasi komponen alat berat yang mempunyai karekter khusus yaitu komponen yang mempunyai tingkat akurasi yang sangat tinggi sehingga diperlukan mesin dan kualitas manajeman yang sangat mendukung . selain itu, tidak semua manufaktur dapat membuat barang regular dengan tingkat kesulitan yang tinggi sehingga pada akhirnya para pelanggan menjadi sangat tergantung dengan komponen tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pesaing atau kompetitor adalah perseroan asing yang mempunyai afiliasi di dalam negeri dan dengan jumlah yang terbatas.

3. Risiko bisnis Perseroan sebagai industri padat modal yang membutuhkan investasi dan modal kerja serta ketidak mampuan Perseroan memperoleh sumber dana kebutuhan tersebut.

Perseroan bergerak di industri yang membutuhkan investasi yang cukup besar dan penambahan modal kerja yang besar untuk meningkatkan kinerja operasional pabrik dan kualitas produk. Pabrik tersebut juga membutuhkan modal kerja berkelanjutan untuk renovasi dan perbaikan pabrik dalam rangka meningkatkan posisi bisnis. Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh sumber dana untuk menutupi kebutuhan tersebut, sehingga berakibat pada rendahnya tingkat operasional atau Perseroan tidak mampu merealisasikan rencana ekspansi, renovasi, dan peningkatan kinerja pabrik.

Pembiayaan dari pihak ketiga mungkin membawa beberapa pembatasan terhadap aktivitas Perseroan, seperti:

a. Meningkatkan risiko kerentanan pada memburuknya ekonomi dan kondisi indutri b. Terbatasnya kemampuan Perseroan untuk mengejar target pertumbuhan

c. Diwajibkannya Perseroan untuk mencadangkan arus kas untuk pembayaran hutang yang akan jatuh tempo, sehingga menurunkan jumlah kas yang akan digunakan Perseroan untuk mendanai kebutuhan investasi, modal kerja, dan kebutuhan Perseroan lainnya

d. Terbatasnya kemampuan Perseroan untuk bereaksi terhadap perubahan ekonomi dan bisnis.

4. Risiko utang yang tinggi

Perseroan selama ini menjalankan usahanya dengan ketergantungan pada pinjaman dana dari beberapa pihak seperti perbankan dan perusahaan pembiayaan. Perseroan sangat bergantung pada pembiayaan dari beberapa kreditur untuk menjalankan roda bisnisnya. Ketidakmampuan Perseroan dalam membayar kembali utang kepada kreditur akan berpengaruh negatif bagi bisnis dan operasional Perseroan di masa mendatang.

5. Risiko tidak mendapatkan pinjaman baru dari Bank

Dengan rasio utang yang cukup tinggi, Perseroan memiliki risiko tidak mendapatkan pendanaan kembali dari berbagai Bank dalam aktivitas pendanaannya. Ketidakmampuan Perseroan dalam mendapatkan kembali pinjaman baru dari Bank akan berpengaruh negatif bagi bisnis dan operasional Perseroan di masa mendatang.

6. Risiko ketergantungan terhadap pemegang saham utama Perseroan

Perseroan sangat bergantung pada pemegang saham Perseroan dalam operasional dan keuangan Perseroan.

Dalam hal Perseroan tidak mendapatkan dukungan dari pemegang saham Utama Perseroan, Perseroan akan kehilangan kepercayaan dari berbagai pihak yang bekerja sama dengan Perseroan dan akan berdampak negatif bagi bisnis dan operasional Perseroan di masa mendatang.

7. Risiko ketidakmampuan untuk mempertahankan atau merekrut tenaga kerja terampil

Dalam hal ini Perseroan terus berupaya mencetak tenaga ahli yang terampil dengan terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan pengetahuan teknis, pelatihan keselamatan, dan keterampilan operasional hingga mendapatkan sertifikasi ijin keahlian khusus yang menunjang kegiatan usaha Perseroan. Kemampuan Perseroan dalam melatih dan meningkatkan keahlian karyawan telah diakui oleh pelanggan. Perseroan sangat bergantung pada tenaga ahli dengan berbagai masing-masing keahliannya, seperti ahli membuat design gambar mesin, pengelasan dan lainnya. Bisnis Perseroan tergantung pada kemampuan membujuk, melatih, dan menjaga tenaga ahli yang memiliki pengalaman panjang. Tenaga ahli seperti drafter sangat terbatas jumlahnya sehingga ada kemungkinan diambil oleh pesaing. Kehilangan tenaga ahli tersebut akan berdampak pada melambatnya proses produksi Perseroan sehingga akan berpengaruh negatif bagi bisnis dan operasional Perseroan.

8. Risiko kecelakaan kerja

Dalam usaha fabrikasi komponen alat berat dan kontruksi baja, beberapa risiko yang bisa terjadi di lapangan yaitu kecelakaan kerja baik karena faktor kondisi lingkungan, kondisi alat, faktor sumber daya manusia serta sistem manajemen perusahaan penyelenggara. Terjadinya kecelakaan kerja tidak hanya dapat menimbulkan kerugian material namun juga immaterial, misalnya menimbulkan korban luka bahkan korban jiwa. Hal tersebut dapat menimbulkan citra buruk di mata masyarakat secara umum dan akan mengakibatkan berkurangnya tingkat kepercayaan baik dari pelanggan maupun masyarakat secara umum. Selama menjalankan kegiatan usahanya,kecelakan kerja hampir sangat jarang terjadi. Selain risiko reputasi, dalam hal terjadi kecelakaan kerja dapat pula berdampak pada pemutusan order dari pelanggan yang akan berpengaruh pada pendapatan Perseroan.

9. Risiko kerusakaan alat produksi

Perseroan saat ini hanya menggunakan crane produksi negara-negara seperti Jepang, Cina dan Taiwan dengan standar teknologi yang tinggi. Namun demikian, atas alat-alat tersebut tetap memiliki risiko kerusakan.

Kerusakan alat dapat terjadi karena faktor eksternal seperti kebakaran, banjir, serta bencana alam lainnya, dan faktor internal karena intensitas pemakaian, kurangnya perawatan, karena kesalahan dalam pengoperasian yang tidak sesuai dengan prosedur ataupun akibat kecelakaan kerja. Terjadinya kerusakan berdampak signifikan pada kelangsungan operasional Perseroan dan tingkat kepuasan pelanggan. Jika kerusakan alat terjadi saat sedang digunakan oleh Pelanggan, Perseroan bertanggung jawab penuh atas perbaikannya.

Konsekuensi lain dari kerusakan bisa menimbulkan denda dari pelanggan kepada Perseroan.

10. Risiko teknologi

Meskipun Perseroan berkeyakinan telah menggunakan teknologi yang dianggap teknologi terbaik saat ini untuk bidang usaha Perseroan, kelalaian dalam mencermati perkembangan teknologi di bidang fabrikasi komponen alat berat dan konstruksi baja maupun dalam menganalisa kebutuhan akan teknologi baru yang lebih efisien dapat menyebabkan penurunan tingkat kepuasan pelanggan. Teknologi berkembang semakin mutakhir seiring dengan kebutuhan user. Untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya,Perseroan perlu memperbaharui alat penunjang produksi sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru dan hal ini memerlukan modal yang sangat besar. Teknologi peralatan yang semakin canggih akan lebih menunjang kemudahan beroperasi untuk pekerjaan- pekerjaan khusus sesuai kebutuhan user. Sebagai perusahaan yang mengandalkan teknologi untuk melakukan pekerjaan fabrikasi komponen alat berat dan konstruksi baja, Perseroan perlu mencermati perkembangan teknologi di bidang terkait dan menganalisis mengenai perlu atau tidaknya Perseroan untuk menggunakan teknologi yang lebih baru.

C. Risiko umum

1. Risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, berpotensi berdampak buruk pada kondisi keuangan dan operasional Perseroan

Mata uang pelaporan Perseroan adalah Rupiah. Perseroan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena utang bank, penjualan dan pembelian dalam mata uang asing (terutama dalam Dolar AS) atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing. Saat ini, Perseroan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing. Namun, harga produk utama Perseroan akan berfluktuasi sesuai dengan harga yang diperdagangkan di pasar internasional yang didenominasi dalam Dolar AS. Keterkaitan dalam fluktuasi harga secara alamiah tersebut dipandang dapat mengurangi risiko mata uang Perseroan.

59

59 2. Risiko tuntutan atau gugatan hukum

Perseroan pada saat ini dan dari waktu kewaktu dapat menghadapi tuntutan dari ihak ketga termasuk terkait bidang usaha yang dimiliki Perseroan. Apabila keputusan hukum atas suatu tuntutan hukum memberatkan Perseroan, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, laba bersih, hasil usaha dan prospek usaha perseroan.

3. Risiko bencana alam dan kejadian di luar kendali Perseroan

Salah satu Risiko bisnis dan investasi properti yang hadapi adalah bencana alam. Kejadian gempa bumi, banjir, kekeringan dan bencana alam lainnya yang mungkin terjadi dilokasi dimana aset tanah dan bangunan berada dapat memberikan dampak negatif terhadap kinerja operasional dan keuangan Perseroan. Kejadian di luar kendali Perseroan seperti serangan teroris, bom dan konflik bersenjata juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kinerja Perseroan secara umum.

4. Risiko kepatuhan

Perseroan sebagai Perseroan terbuka wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan di bidang pasar modal. Dalam hal Perseroan tidak dapat memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan, hal tersebut dapat merugikan secara material terhadap bisnis, prospek, kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan.

5. Kondisi perekonomian secara makro dan global

Perlambatan ekonomi global dan Indonesia dapat mengakibatkan penurunan proyek-proyek pembangunan

infrastruktur pemerintah yang menjadi salah satu penggerak kegiatan usaha Perseroan. Kondisi ekonomi domestik maupun global akan berpengaruh pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang secara langsung akan berdampak pada proyek-proyek pembangunan infrastruktrur dalam negeri, dimana hal tersebut akan memberikan dampak berupa penurunan permintaan jasa Perseroan dalam mendukung pelaksanaan proyek-proyek tersebut. Pertumbuhan ekonomi global dan domestik yang melambat dan berkurangnya kebutuhaan akan jasa Perseroan dapat membawa dampak yang merugikan secara material terhadap bisnis, prospek, kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan.

6. Risiko kebijakan pemerintah

Hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh institusi Pemerintah dapat mempengaruhi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Termasuk kebijakan-kebijakan strategis pemerintah dalam setiap sektor industri penggerak Perseroan, misalnya kebijakan penggunaan APBN yang mempengaruhi volume dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan suatu proyek yang dapat berdampak pada order pelanggan kepada Perseroan.

D. RISIKO TERKAIT INVESTASI SAHAM PERSEROAN 1. Risiko likuiditas saham

Terdapat risiko terkait tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana Saham ini, mengingat jumlah saham yang ditawarkan Perseroan tidak terlalu besar. Selanjutnya, meskipun Perseroan akan mencatatkan sahamnya di BEI, tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang diperdagangkan akan aktif atau likuid karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan dimiliki satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder. Dengan demikian, Perseroan tidak dapat memprediksi apakah pasar dari saham Perseroan akan aktif atau likuiditas saham Perseroan akan terjaga.

2. Risiko atas fluktuasi harga saham Perseroan

Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana dapat mengalami fluktuasi sehingga diperdagangkan di bawah harga penawaran saham, yang disebabkan oleh:

Kinerja aktual operasional dan keuangan Perseroan berbeda dengan ekspektasi calon investor dan analis;

Adanya keterbukaan informasi atas transaksi yang sifatnya material yang diumumkan Perseroan, termasuk dalam hal adanya keterlibatan Perseroan dalam kasus hukum yang berdampak material terhadap kelangsungan Perseroan;

Perubahan kondisi Pasar Modal Indonesia yang berfluktuasi baik karena faktor domestik maupun pengaruh pasar modal negara lain;

Perubahan kondisi makro ekonomi Indonesia.

3. Risiko atas pembagian dividen

Pembagian dividen akan dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan mempertimbangkan kinerja Perseroan secara langsung. Kerugian yang dibukukan dalam laporan keuangan Perseroan dapat menjadi salah satu alasan untuk tidak dibagikannya dividen oleh Perseroan.

Lebih lanjut, kebutuhan pendanaan atas rencana pengembangan usaha di masa yang akan datang juga dapat mempengaruhi keputusan untuk tidak membagikan dividen, dimana laba yang terkumpul akan digunakan Perseroan sebagai dana internal bagi pengembangan usaha Perseroan.

PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA RISIKO USAHA YANG BERSIFAT MATERI- AL BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL USAHA DAN KONDISI KEUANGAN PERSEROAN

61 61

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN

Dalam dokumen PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk (Halaman 74-79)