• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Dalam dokumen PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk (Halaman 67-72)

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

8. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

49 49 trend pendapatan menunjukkan adanya peningkatan penggunaan kapasitas terpasang dari tahun 2016 sampai dengan periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2018.

Kontribusi pendapatan segmen produksi body dump truck dari tahun 2016 sampai dengan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar 3,47%, 29,98% , 32,46%.

Segmen usaha jasa pengangkutan batu bara

Segmen usaha jasa pengangkutan batu bara pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 memiliki kontribusi pendapatan yang masih kecil yaitu sebesar 9,63% Kecilnya Pendapatan ini disebabkan antara lain : Perseroan belum memaksimalkan penggunaan website, terutama untuk jasa pengangkutan batubara, Perseroan hanya menjalani kerjasama dengan satu pelanggan, pemeliharaan terhadap alat angkutan kurang memadai, sehingga banyak kondisi truk yang rusak dan belum memiliki sertifikasi ISO yang sesuai dengan bidang usaha jasa pengangkutan

Sejalan dengan kecilnya pendapatan tersebut, segmen usaha jasa pengangkutan batu bara masih mengalami kerugian sebesar 11,57% dari kontribusi laba seluruh segmen usaha. Berdasarkan data penjualan yang ada, terlihat trend pendapatan yang menunjukkan adanya penurunan.

Kontribusi pendapatan segmen usaha jasa pengangkutan batu bara dari tahun 2016 sampai dengan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar 47,03%,18,15% dan 11,57%.

Segmen usaha Kontruksi Baja

Segmen usaha kontruksi baja sebagian besar berasal dari pembangunan kontruksi baja untuk jembatan dan gedung.

Segmen usaha kontruksi baja pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 memiliki kontribusi pendapatan mencapai 11,57%. Besarnya Pendapatan usaha kontruksi baja disebabkan antara lain: Perseroan memiliki kompetensi dan pengalaman Perseroan di bidang kontruksi baja, sehingga memudahkan Perseroan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang Kontruksi baja secara andal, memiliki hubungan baik dengan pelanggan, mampu bersaing dengan kompetitor yang merupakan Perseroan-Perseroan besar, memiliki sertifikasi ISO 14001:

2004 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 9001: 2008 (Sistem Manajemen Mutu), dan OHSAS 18001: 2007 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), memiliki standar keselamatan kerja yang baik, memiliki bahan baku dengan kualitas yang sangat baik serta mesin-mesin berstandar internasional.

Sejalan dengan besarnya pendapatan tersebut, segmen usaha kontruksi baja ini memiliki kontribusi laba usaha sebesar 9,63%. Berdasarkan data penjualan yang ada, walaupun masih terdapat Idle capacity tetapi jika dilihat dari trend pendapatan menunjukkan adanya peningkatan penggunaan kapasitas terpasang dari tahun 2015 sampai dengan periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2018.

Kontribusi pendapatan segmen usaha kontruksi baja dari tahun 2016 sampai dengan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar 11,19%, 20,55% dan 9,63%.

mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.

Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan asumsi variabel lain konstan, laba sebelum beban pajak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga mengambang sebagai berikut:

31 Des 2018 31 Des 2017

Kenaikan/

Penurunan Dalam Satuan Poin

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak

Kenaikan/

Penurunan Dalam Satuan Poin

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak

Rupiah +100 13.890.225 +100 65.294.687

Rupiah -100 (13.890.225) -100 (65.294.687)

31 Des 2016 Kenaikan/

Penurunan Dalam Satuan Poin

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak

Rupiah +100 130.835.998

Rupiah -100 (130.835.998)

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Perseroan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perseroan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.

Kualitas kredit dari kas di bank dan piutang dagang baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:

(dalam jutaan rupiah) 31 Des 2018

Total

Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan

Nilai

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami

Penurunan Nilai Telah Jatuh Tempo dan Mmengalami

Penurunan Nilai 1 – 30

Hari 31 – 60

Hari 61 – 90

Hari Lebih Dari 90 Hari

Kas dan Setara Kas 386,05 386.05 - - - - -

Piutang Usaha 44.253,40 24.481,93 1.190,43 10.649,10 4.194,83 7.975,67 4.238,53

Piutang Lain-Lain 124.664,99 2.366,50 - - - 122.298,49 -

Uang Muka dan Biaya

Dibayar Dimuka 22.345,06 1.781,91 - - - 20.563,15 -

Jumlah 197.151,21 29.016,39 1.190,43 10.649,10 4.194,83 150.837,31 4.238,53

(dalam jutaan rupiah 31 Des 2017

Lancar dan

Tidak Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami

Penurunan Nilai Telah Jatuh Tempo dan

51 51 Penurunan

Nilai Hari Hari Hari 90 Hari Penurunan

Nilai

Kas dan Setara Kas 1.460,14 1.460,14 - - - - -

Piutang Usaha 17.980,29 10.035,77 307,50 30,80 - 7.606,22 4.973,46

Piutang Lain-Lain 126.733,80 - - - - 126.733,80 -

Uang Muka dan Biaya

Dibayar Dimuka 20.593,88 30,73 - - - 20.563,15 -

Jumlah 166.768,11 11.526,64 307,50 30,80 - 154.903,17 4.973,46

(dalam jutaan rupiah 31 Des 2016

Total

Lancar dan Tidak Mengalami Penurunan

Nilai

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami

Penurunan Nilai Telah Jatuh Tempo dan Mmengalami

Penurunan Nilai 1 – 30

Hari 31 – 60

Hari 61 – 90

Hari Lebih Dari 90 Hari

Kas dan Setara Kas 1.789,98 1.789,98 - - - - -

Piutang Usaha 10.900,26 1.996,10 419,14 69,31 182,66 8.233,06 3.291,83

Piutang Lain-Lain 124.550,90 - - - - 124.550,90 -

Uang Muka dan Biaya

Dibayar Dimuka 20.654,37 91,22 - - - 20.563,15 -

Jumlah 157.895,51 3.877,30 419,14 69,31 182,66 153.347,11 3.291,83

Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman bank.

Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Perseroan melakukan konversi utang mata uang asing ke Rupiah.

Perseroan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perseroan tersebut jumlahnya tidak material.

Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika dan Euro, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap rugi sebelum beban pajak penghasilan sebagai berikut:

31 Des 2018 31 Des 2017

Perubahan Tingkat Rupiah

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak Perubahan Tingkat Rupiah

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak

Dolar Amerika 2% (20.300.793) 2% (150.981.756)

Dolar Amerika -2% 20.300.793 -2% 150.981.756

Euro 5% (56.972.751) 5% (77.420.165)

Euro -5% 56.972.751 -5% 77.420.165

31 Des 2016 Perubahan

Tingkat Rupiah

Dampak Terhadap Rugi Sebelum

Beban Pajak

Dolar Amerika 2% (325.856.215)

Dolar Amerika -2% 325.856.215

Euro 5% (57.145.720)

Euro -5% 57.145.720

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perseroan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perseroan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas.

Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

Tujuan utama dari pengelolaan modal Perseroan adalah untuk memastikan bahwa Perseroan mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham.

Perseroan tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.

Perseroan mengelola permodalan untuk menjaga kelangsungan usahanya dalam rangka memaksimumkan kekayaan para pemegang saham dan manfaat kepada pihak lain yang berkepentingan terhadap Perseroan dan untuk menjaga struktur optimal permodalan untuk mengurangi biaya permodalan.

Tabel dibawah ini menunjukan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentan waktu yang menunjukan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan dimana jatuh tempo kontrkatual sangat penting untuk pemahaman terhadap arus kas. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto (termasuk pembayaran pokok dan bunga).

(dalam jutaan rupiah) 31 Des 2018

<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah

Utang Usaha 10.156,50 12.149,76 277,16 8.389,96 30.973,38

Utang Bank 32.399,59 27.202,60 37.349,85 149.040,63 245.992,68

Beban Akrual 8.768,31 42.004,22 - - 50.772,53

Utang Sewa Pembiayaan - - 11.518,65 6.518,65

Jumlah Liabilitas Neto 51.324,40 81.356,58 37.627,01 168.949,24 334.257,24 (dalam jutaan rupiah) 31 Des 2017

<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah

Utang Usaha 18.897,12 13.657,48 - - 32.554,60

Utang Bank 8.170,61 40.200,00 56.200,00 144.884,80 249.455,41

Beban Akrual 8.244,44 34.531,79 - - 42.776,24

Utang Sewa Pembiayaan 13.908,44 - - - 13.908,44

Jumlah Liabilitas Neto 49.220,62 88.389,28 56.200,00 144.884,80 338.694,69 (dalam jutaan rupiah) 31 Des 2016

<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah

Utang Usaha 15.873,18 22.185,54 - - 38.058,72

Utang Bank 6.453,92 15.650,00 72.000,00 158.439,64 252.543,56

Beban Akrual 13.904,19 20.627,60 - - 34.531,79

Utang Sewa Pembiayaan 160,89 - 47.241,28 - 47.402,17

53 53 Jumlah Liabilitas Neto 36.392,17 58.463,14 119.241,28 158.439,64 372.536,24

Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Perseroan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses untuk periode dua belas bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

Perusahaan memantau tingkat permodalan dengan menggunakan ukuran rasio keuangan seperti rasio total utang yang berbeban bunga terhadap total ekuitas.

Perusahaan memantau tingkat permodalan dengan menggunakan ukuran rasio keuangan seperti rasio total utang yang berbeban bunga terhadap total ekuitas dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah ) 31 Des 2018 31 Des 2017 31 Des 2016

Utang Bank 245.992,68 249.455,41 252.543,56

Utang Sewa Pembiayaan 11.518,65 13.908,44 47.402,17

Jumlah Utang Yang

Berbeban Bunga 255.622,96 258.363,85 294.945,73

Jumlah Ekuitas 7.529,69 (132.017,60) (101.680,12)

Rasio Utang Yang Berbeban Bunga

Terhadap Ekuitas 34,20 (1,99) (2,96)

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan pengungkapan.

PSAK 68, “Pengukuran nilai wajar” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:

a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1),

b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan

c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).

Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:

(dalam jutaan rupiah)

31 Des 2018 31 Des 2017

Nilai Tercatat Estimasi Nilai

Wajar Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Aset Keuangan

Kas dan Setara Kas 386,05 386,05 1.460,14 1.460,14

Piutang Usaha 44.253,40 44.253,40 13.006,83 13.006,83

Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 22.345,06 22.345,06 20.593,88 20.593,88

Jumlah Aset Keuangan 66.984,51 66.984,51 35.060,85 35.060,85

Liabilitas Keuangan

Utang Usaha 30.973,38 30.973,38 32.554,60 32.554,60

Utang Bank 245.992,68 245.992,68 249.455,41 249.455,41

Utang Sewa Pembiayaan 11.518,65 11.518,65 13.908,44 13.908,44

Beban Akrual 50.772,53 50.772,53 42.776,24 42.776,24

Jumlah Liabilitas Keuangan 334.257,24 334.257,24 333.694,69 333.694,69

(dalam jutaan rupiah)

31 Des 2016

Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Aset Keuangan

Kas dan Setara Kas 1.789,98 1.789,98

Piutang Usaha 7.608,43 7.608,43

Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 20.654,37 20.654,37

Jumlah Aset Keuangan 30.052,78 30.052,78

Liabilitas Keuangan

Utang Usaha 38.058,72 38.058,72

Utang Bank 252.543,56 252.543,56

Utang Sewa Pembiayaan 47.402,17 47.402,17

Beban Akrual 34.531,79 34.531,79

Jumlah Liabilitas Keuangan 367.536,24 367.536,24

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan.

Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.

Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.

Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:

a. Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan b. Teknik lain, seperti analisis arus kas diskontoan, digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen

keuangan lainnya.

Dalam dokumen PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk (Halaman 67-72)