• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORCE MAJEURE

Dalam dokumen DOKUMEN SURAT PERJANJIAN SUBKONTRAK (Halaman 73-76)

PASAL 20

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

CLAUSE 20

tsunami atau bencana alam lainnya or other natural disasters e) Tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah atau otoritas publik termasuk namun tidak terbatas pada Perubahan Peraturan Perundang- Undangan

e) Actions taken by the Government or public authorities actions taken by the government or public authorities including but not limited to change in law and regulation

f) Keadaan alam yang tidak diketahui. f) Unknown natural state 3. Yang tidak termasuk sebagai Keadaan

Memaksa adalah:

a) Gangguan industrial oleh personel

Pihak Kedua dan/atau

subkontraktornya.

b) Keterlambatan penyerahan peralatan dan/atau bahan yang disebabkan oleh tidak efisiennya Pihak Kedua maupun subkontraktornya.

c) Keterlambatan pelaksanaan oleh Pihak Kedua atau subkontraktornya disebabkan oleh kegagalan Pihak Kedua atau subkontraktornya untuk memperkerjakan jumlah personel atau pekerja yang cukup atau yang disebabkan kurang efisiennya Pihak Kedua atau subkontraktornya atau disebabkan oleh tindakan kelalaian

dari Pihak Kedua atau

subkontraktornya atau pemasoknya.

d) Kekurangan dana atau keterlambatan pembayaran sepanjang bukan karena Keadaan Memaksa.

e) Kondisi lokasi Pekerjaan yang dapat diperkirakan dengan teknologi yang ada.

f) Keterlambatan yang disebabkan oleh kondisi alam yang tidak

menguntungkan yang dapat

diperkirakan secara wajar.

3. Event that are excluded in Force Majeure, as follows:

a) Industrial disturbances by Second Party’s Personnel or its subcontractor.

b) Delay in the submission of equipment and/or material caused by inefficient Second Party or its subcontractor.

c) Delay in implementation by the Second Party or its subcontractor caused by the failure of the First Party or its subcontractor to employ sufficient numbers of First Party personnel or workers due to the inefficient Second Party or its subcontractors or caused by acts of negligence from the Second Party or its subcontractor.

d) Lack of funds or late payments as long as not because of the Force Majeure.

e) Location conditions that can be anticipated with existing technology.

f) Delays caused by unfavorable natural conditions that can be reasonably estimated.

4. Keadaan Memaksa wajib diberitahukan oleh Pihak Kedua secara Tertulis kepada Pihak Pertama dalam waktu 3x24 jam sejak terjadinya keadaan/peristiwa tersebut dan Pihak Pertama wajib memberikan jawaban atas Keadaan Memaksa tersebut.

4. Force Majeure must be notified by Second Party in Writing to the First Party within 3x24 hours of the occurrence of the situation/event and the First Party shall provide an answer to the Force Majeure Condition.

5. Dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kalender setelah berakhirnya suatu

5. Within 14 (fourteen) Calendar Days after the end of a Force Majeure, the Second Party shall

PT Hutama Karya Perjanjian Subkontraktor Subcontractor Agreement PT Pesona Mutiara

Keadaan Memaksa, Pihak Kedua wajib menyerahkan kepada Pihak Pertama laporan mengenai Keadaan Memaksa tersebut serta akibat-akibatnya pada Pekerjaan dengan menyerahkan bukti- bukti yang sah dari instansi yang berwenang.

submit to the First Party the report regarding the Force Majeure and its consequences on the Work by submitting valid evidence from the competent authority.

6. Tanpa mengurangi berlakunya pasal ini, dalam hal, Keadaan Memaksa diakui oleh Pihak Pertama, terjadi kerusakan pada Pekerjaan atau bahan/barang yang ada di lokasi Pekerjaan dan belum terpasang, maka:

6. Without prejudice to this clause, if Force Majeure Conditions are recognized by the First Party, damage occurs to the Work or materials/items that are on the Worksite and are not yet installed, then:

a. Pihak Pertama dapat memerintahkan Pihak Kedua untuk membersihkan dan membuang reruntuhan, membangun kembali atau memperbaiki pekerjaan yang rusak serta melanjutkan pelaksanaan Pekerjaan.

a. The First Party may order the Second Party to clean and dispose of rubble, rebuild or repair damaged work and continue the Works.

b. Pekerjaan pembersihan dan pembuangan reruntuhan, pembuangan kembali atau pekerjaan-pekerjaan yang rusak serta penggantian dan perbaikan bahan/barang yang rusak, dilaksanakan oleh Pihak Kedua atas perintah Pihak Pertama, dan atas biaya yang timbul akan ditanggung bersama dan dibagi diantara PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan bersama.

b. Work on cleaning and removing rubble, re- disposing or damaged works as well as replacing and repairing damaged materials/goods, is carried out by the Second Party on the orders of the First Party, and the costs incurred will be borne jointly and divided among the PARTIES based on mutual agreement.

c. Apabila Pihak Pertama menolak atau tidak mengakui Keadaan Memaksa yang disampaikan Pihak Kedua, maka Pihak Kedua wajib memperbaiki segala kerusakan yang terjadi atas Pekerjaan atau bahan/barang yang ada di lokasi Pekerjaan dan belum terpasang, dan seluruh biaya, kerugian dan keterlambatan yang timbul akibat Keadaan Memaksa tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

c. If the First Party refuses or does not acknowledge the Force Majeure Conditions submitted by the Second Party, the Second Party shall repair any damage that occurs to the Work or materials/goods that are in the Work location and have not been installed, and all costs, losses, and delays arising from the Force Majeure Conditions This becomes the responsibility of the Second Party.

d. Setiap Pihak menanggung bagiannya sendiri atas konsekuensi finansial dari situasi peristiwa Keadaan Memaksa tersebut. Pihak Kedua dalam keadaan apapun tidak berhak atas penyesuaian

d. Each Party shall bear its own share of the financial consequences of the situation of the Force Majeure. Second Party under no circumtances shall be entitled to any adjustments to the Contract Price caused by

apapun terhadap Harga Kontrak yang disebabkan oleh Peristiwa Keadaan Memaksa yang dialami Pihak Kedua.

the Force Majeure experienced by the Second Party.

e. Apabila karena suatu Peristiwa Keadaan Memaksa, pelaksanaan Pekerjaan menjadi tertunda, maka Para Pihak harus bersepakat satu sama lainnya mengenai dampak Peristiwa Keadaan Memaksa tersebut dan Jadwal Pekerjaan harus disesuaikan secara adil oleh Para Pihak dengan mempertimbangkan dampak yang ditunjukan oleh Pihak Kedua secara layak dianggap berasal dari Keadaan Memaksa tersebut.

e. If due to a Force Majeure, the implementation of Work become delayed, the the Parties must agree with each other regarding the impact of the Force Majeure and the Work Schedule must be fairly adjusted by the Parties taking into account the impact shown by the Second Party properly ascribed to the Force Majeure.

PASAL 21 PROGRESS KRITIS

CLAUSE 21

Dalam dokumen DOKUMEN SURAT PERJANJIAN SUBKONTRAK (Halaman 73-76)