• Tidak ada hasil yang ditemukan

Responden X 1 (Minat) X 2 (Motivasi) Y (Indeks Prestasi)

B. GROUNDED THEORY METHODOLOGY 1. Pengertian

e. Tetapkan secara jelas bentuk/tipe penelitian kasus yang akan dilakukan. Apakah penelitian kasus tunggal atau penelitian kasus multiple  ataukah penelitian kasus kolektif?

f. Tetapkanlah cara pendekatan yang akan digunakan.

Bagaimanakah unit-unit itu akan dipilih?

Sumber-sumber data manakah yang tersedia?

Tetapkan metode pengumpulan data manakah yang akan digunakan?

g. Persiapan pengumpulan data.

h. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rancangan menurut unit kegiatan yang telah ditetapkan.

i. Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi dan diorganisasikan menjadi re- konstruksi unit studi yang koheren, serta dianalisis sejak awal kegiatan.

f. Susunlah laporan penelitian dengan menghindarkan “bias” dari pribadi peneliti.

Langkah-langkah di atas merupakan langkah pokok, karena itu perlu dikaji dan disempurnakan lebih lanjut selagi masih mungkin. Pada saat akan memilih meto- dologi yang akan digunakan, peneliti perlu memperhatikan: (1) Pertanyaan pene- litian; (2) Tujuan penelitian; (3) Kepercayaan dan nilai-nilai (  Beliefs dan  values ) peneliti; (4) Ketrampilan peneliti; serta (5) Waktu dan biaya.

B. GROUNDED THEORY METHODOLOGY

kan penyelidikan, penilaian, menyintesiskan bukti, dan menetapkan lokasi secara sistematik dan objektif untuk mendapatkan atau menetapkan fakta dan mengambil kesimpulan yang tepat tentang objek yang telah terjadi di masa lampau.

 Tujuan menggunakan tipe penelitian historis dimaksudkan agar:

a) Seseorang menyadari apa yang terjadi di masa lampau, sehingga seseorang da- pat belajar dari kegagalan dan keberhasilan masa lampaunya.

 b) Belajar bagaimana sesuatu dikerjakan di masa lampau dan melihat kemungkin- an apakah hal itu masih merupakan suatu kepedulian dan dapat digunakan de-  wasa ini.

c) Membantu seseorang dalam membuat prediksi.

d) Menguji hipotesis hubungan atau kecenderungan.

Penelitian historis jauh berbeda dari penelitian yang lain. Beberapa ciri khusus penelitian historis sebagai berikut:

a) Penelitian historis lebih banyak tergantung pada data yang ditulis, dicatat atau diobservasi oleh orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri.

Data yang baik hasil kerja yang teliti dengan menganalisis keautentikan, kete- patan, dan kebermaknaan sumber-sumbernya.

 b) Berlainan dengan anggapan populer, peneliti historis haruslah tertib, ketat, sis- tematis, dan tuntas. Sering kali penelitian dikatakan sebagai penelitian historis, hanyalah koleksi informasi yang tidak layak atau tidak dipercayai atau tidak re- liabel atau informasi yang berat sebelah. Pandangan itu keliru dan merusak citra penelitian historis.

c) Penelitian historis tergantung pada dua macam data; primer dan sekunder. Da- ta primer di mana peneliti langsung melakukan observasi atau dari sumber pri- mer, sedangkan data sekunder apabila peneliti mengumpulkan data dari orang lain, bukan dari sumber pertamanya.

d) Untuk menentukan nilai data, biasanya dilakukan dua macam kritik, yaitu kri- tik eksternal dan internal.

Kritik eksternal dilakukan dengan menanyakan “apakah dokumen itu auten- tik?” Adpun untuk kritik internal adalah “jika autentik, apakah data itu akurat dan relevan? Kritik internal mengacu pada menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan pengarang yang memungkinkan peneliti mengabaikan sesuatu atau memberikan informasi yang salah atau palsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebabkan penelitian historis sangat ketat. Dalam beberapa hal lebih banyak menuntut dari penelitian eksperimental.

    c .     o     m      /      i    n      d    o    n    e    s      i    a    p    u    s      t    a      k    a

e) Meskipun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan, mendahu- lui rancangan penelitian yang lain, namun pendekatan historis lebih tuntas men- cari informasi dari sumber yang lebih luas.

(Isaac dan Michael (1980) Borg (1963) menunjukkan perbedaan penelitian historis dari penelitian lainnya sebagai berikut:

In historical research, it is especially important that the student carefully dened his problem and appraises its approprietness before committing himself too fully. Many problems are not adaptable to historical research method and cannot be adequately treated using this approach.

Others problems have little or no chance of producing signicant result either because of the lack of partinent data or bacause the problem is a trivial one.

Oleh karena itu, tidak semua masalah dapat diteliti dengan menggunakan pen- dekatan penelitian historis. Sehubungan dengan itu, sebelum ditetapkan untuk me- neruskan suatu topik dengan menggunakan penelitian historis perlu topik itu dikaji lagi:

1. Di mana kejadian itu berlangsung.

2. Siapa yang terlibat dalam kejadian itu.

3. Kapan kejadian itu terjadi.

4. Jenis kegiatan/kejadian kemanusiaan yang bagaimanakah yang dilibatkan.

Kekurangtepatan dalam pemilihan topik yang akan diteliti akan membawa dam- pak pada perumusan pertanyaan dan instrumen yang diajukan dan kritik internal maupun eksternal.

Beberapa kelemahan penelitian historis yang selalu menjadi sorotan sebagai  berikut:

a. Problem/masalah dinyatakan terlalu luas.

 b. Kecenderungan menggunakan cara yang mudah, dengan mengambil data dari sumber kedua. Keadaan ini akan membawa hasil yang kurang tepat, sebab ke- tetapan dan keautentikan data akan menentukan bentuk analisis yang akan di- lakukan.

c. Kritik internal maupun eksternal kurang dilakukan secara tajam dan tepat ter- hadap data yang ditemukan.

d. Kegagalan dalam menginterpretasikan kata-kata dan ekspresi dalam konteks yang diterima sesuai dengan keadaan semula (periode terdahulu pada saat ber- langsungnya kejadian itu).

e. Kegagalan dalam membedakan fakta yang berarti dalam satu situasi itu, sehing-

    c .     o     m      /      i    n      d    o    n    e    s      i    a    p    u    s      t    a      k    a

ga kadang-kadang menjadi fakta yang tidak relevan dan tidak penting.

f. Pelaksanaan penelitian dipengaruhi oleh “bias” pribadi peneliti tersebut, sehing- ga menumpulkan interpretasi dari yang seharusnya.

g. Karena banyaknya fakta yang dikumpulkan, maka laporan yang disusun hanya merupakan kumpulan fakta yang banyak dan bukan menampilkan sintesis ke dalam generalisasi yang berarti.

h. Sering juga terjadi analisis yang terlalu berlebihan yang kurang didukung oleh  bukti-bukti yang cukup atau terjadinya analogi yang salah atau konklusi yang

dibuat.

Di samping kelemahan tersebut, penelitian historis mempunyai pula beberapa keuntungan:

a. Topik yang ingin diteliti tidak dapat diungkapkan melalui tipe penelitian yang lain.

 b. Penelitian historis memungkinkan untuk penggunaan cara yang berbeda-beda dan menunjukkan bukti yang lebih bervariasi.

c. Dapat menyadarkan seseorang atau sekurang-kurangnya membuat seseorang mengetahui tentang kejadian apa yang terjadi di masa lampau, serta memungkin- kan seseorang dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lampau itu.

d. Dapat membantu dalam memprediksi untuk masa datang.

e. Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktik kehi- dupan yang sedang terjadi dengan memperhatikan akar kehidupan dan keadaan masa lampau.

2. Langkah-langkah Penelitian Historis

Dalam penelitian historis ada beberapa langkah yang perlu diikuti. Langkah- langkah itu sebagai berikut:

a. Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat.

 b. Pada kegiatan berikutnya, pertimbangkanlah apakah penelitian historis merupa- kan cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam memberikan per- timbangan hendaklah diperhatikan apakah data yang penting yang diperlukan akan didapat. Di samping itu, perlu pula dipikirkan apakah hasil penelitian ini nanti cukup berguna dan berarti bagi individu dan masyarakat atau lingkungan.

c. Rumuskan tujuan penelitian, dan jika mungkin dirumuskan pula pertanyaan pe- nelitian yang akan membimbing atau memberi arah penelitian itu.

d. Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih. Sumber informasi itu dapat  berupa dokumen yang ditulis maupun yang dicetak, catatan numerikal, per

    c .     o     m      /      i    n      d    o    n    e    s      i    a    p    u    s      t    a      k    a

taan oral/lisan, dan objek fisik maupun karakteristik visual yang dapat menye- diakan informasi masa lampau.

e. Kumpulkan data dengan selalu mengingat sumber data primer dan sekunder.

Dalam pengumpulan data gunakanlah sistem kartu dan/atau sistem lembaran.

f. Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal dan eksternal.

g. Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, reviu sumber materiel, pernyataan asumsi, hipotesis, cara mengetes hipotesis, penemuan yang ada, in- terpretasi, dan kesimpulan serta bibliografi.

Di samping penelitian historis ada pula historiography , yang bukan hanya seka- dar menceritakan kembali fakta dari masa lampau, melainkan merekonstruksi masa lampau secara naratif, benar, dan teliti dari beberapa sumber informasi atau data, dan melakukan analisis data secara baik dan benar sehingga menemukan bukti empiris yang representatif serta penggambaran masa lampau dalam konteks sosiologis yang sesungguhnya. Dalam kaitan itu ada empat cara menemukan bukti-bukti historis:

1. sumber primer (  primary resources );

2. sumber sekunder (  secondary resources );

3. catatan yang sedang berjalan ( running record );

4. pengumpulan kembali ( recollection ) .

Sumber pertama berupa data yang sudah diarsipkan, seperti di museum, pus- taka, koleksi pribadi. Sumber sekunder seperti pekerjaan pekerja historis yang telah ditulis dengan tangan; sedangkan yang ketiga catatan yang sedang berjalan adalah pengumpulan data pada saat penelitian sedang berlangsung. Adapun pengumpulan data kembali perlu dilakukan apabila informasi dan data yang sudah terkumpul be- lum mampu menggambarkan fenomena yang menjadi tujuan dan fokus penelitian.

D. FENOMENOLOGI ( PHENOMENOLOGY )