Responden X 1 (Minat) X 2 (Motivasi) Y (Indeks Prestasi)
A. STUDI KASUS ( CASE STUDIES ) 1. Pengertian
Apabila seseorang ingin memahami latar belakang suatu persoalan, atau in- teraksi individu di dalam suatu unit sosial atau mengenai suatu kelompok individu secara mendalam, utuh, holistik, intensif, dan naturalistik; maka penelitian kasus merupakan pilihan utama dibandingkan dengan jenis penelitian kualitatif yang lain.
Penelitian kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara men- dalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang orang, kejadian, social set- ting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami ( social setting ) itu beroperasi atau berfungsi sesuai de ngan kon- teksnya.
Penelitian kasus memperhatikan semua aspek yang penting dari suatu kasus yang diteliti. Dengan menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan gambaran yang mendalam dan mendetail tentang suatu situasi atau objek. Kasus yang akan diteliti dapat berupa satu orang, keluarga, satu peristiwa, kelompok lain yang cukup terbatas, sehingga peneliti dapat menghayati, memahami, dan mengerti bagaimana objek itu beroperasi atau berfungsi dalam latar alami yang sebenarnya.
Beberapa pendapat yang sejalan dengan batasan di atas sebagai berikut:
a. Berg (2001: 225) menegaskan bahwa: case study methods involve systematically gather- ing enough information about particular person, social setting, event, or group to permit the researcher effectively understand how it operates of fuctions ....
b. Hagen (1993) dan Jin (1994)) mengemukakan bahwa case studies may focus on indi- vidual, a group, or an entire community and may utilize a number of data technologies such as life histories, documents, oral histories, indepth interviews, and participant observation (Berg, 2001).
c. Cresswell (1999: 61) menyatakan: … a case study is an exploration of a ‘bounded system’
… over time through detailed, indepth data collection involving multiple sources of informa- tion rich in context. This bounded system is bounded by time and place, and it is the case being studied—a program, an event, an activity, or individuals .
d. Merriam (1988,21) denes ‘a qualitative case study as an intensive, holistic description, and analysis of a single instance, phenomenon, or social unit.
e. Miles & Huberman (1994) menggambarkan bahwa: a case study an investigation of a phenomenon that occurs within a specic context.
Dalam penelitian kasus, setiap peneliti mempunyai tujuan yang berbeda dalam mempelajari kasus yang ingin diungkapkannya. Sehubungan dengan itu, Stake (da- lam Denzin, 1994) mengemukakan tiga tipe penelitian kasus, yaitu: (1) studi kasus
c . o m / i n d o n e s i a p u s t a k a
intrinsik ( intrinsic case studies ); (2) studi kasus intrumental ( instrumenal case stud- ies ); dan (3) studi kasus kolektif ( collective case studies ).
Studi kasus intrinsik dilaksanakan apabila peneliti ingin memahami lebih baik tentang suatu kasus biasa, seperti sifat, karakteristik, atau masalah individu. Peran- an peneliti tidak untuk mengerti atau menguji abstrak teori atau mengembangkan penjelasan baru secara teoretis. Ini berarti juga bahwa perhatian peneliti terfokus dan ditujukan untuk mengerti lebih baik aspek-aspek intrinsik dari suatu kasus, seperti anak-anak, kriminal, dan pasien.
Studi kasus instrumental digunakan apabila peneliti ingin memahami atau me- nekankan pada pemahaman tentang suatu isu atau merumuskan kembali ( redefine ) suatu penjelasan secara teoretis. Studi kasus tipe ini sebagai instrumen, sebagai pe- nolong untuk menjelaskan kembali suatu konsep, kejadian, atau peristiwa secara teoretis, dan kejadian aktual bukan sesuatu yang sangat esensial. Studi kasus ini le- bih mendalam, dan mencakup semua aspek serta kejadian secara terperinci. Namun
perlu disadari bahwa tidak mudah mengelaborasi perkasus secara perinci.
Studi kasus kolektif merupakan studi beberapa kasus instrumental (bukan me- lalui sampling ) dan menggunakan beberapa instrumen serta sejumlah peneliti se- bagai suatu tim. Hal itu dimaksudkan untuk lebih mengerti tentang suatu isu atau
memperkaya kemampuan teori tentang sesuatu, dalam konteks yang lebih luas.
Kalau ditinjau dari segi rancangan penelitian, penelitian kasus dapat pula dibe- dakan dalam empat klasifikasi, yaitu: (1) studi kasus eksploratori/penjajakan; (2) studi kasus deskriptif; (3) studi kasus yang bersifat menginterpretasikan, meng- uji atau menerangkan; dan (4)) studi kasus yang bersifat evaluatif; sedangkan Yin (1994) membagi desain penelitian kasus atas dua klasifikasi, yaitu: (1) desain kasus tunggal ( single case design ); dan (2) desain multikasus ( multy case design ) .
Oleh karena itu, tipe mana yang akan dipilih tidaklah dapat dipisahkan dari kon- struk penelitian kasus selalu mempelajari satu fenomena, fokus pada satu unit studi, atau dalam suatu sistem yang terbatas; mempertahankan keutuhan fenomena dalam suatu unit objek studi yang representatif sehingga memberikan gambaran unik, utuh, dan holistik. Bahkan cukup banyak yang melakukan dalam bentuk “ longitudinal ”.
Beberapa ciri utama yang terdapat dalam penelitian kasus:
a) Penelitian kasus merupakan suatu tipe penelitian yang mengkaji secara menda- lam mengenai suatu unit ( particularistic ) seperti unit sosial, keadaan individu, keadaan masyarakat, interaksi individu dalam kelompok, keadaan lingkungan, keadaan gejolak masyarakat, serta memperhatikan semua aspek penting dalam unit itu sehingga menghasilkan hasil yang lengkap dan mendetail.
c . o m / i n d o n e s i a p u s t a k a
b) Penelitian kasus membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dari penelitian historis.
Hal itu diperlukan karena untuk dapat mengungkapkan suatu kasus secara utuh dan lengkap dibutuhkan waktu yang relatif lama dan kemampuan serta keteram- pilan yang cukup.
c) Penelitian kasus bersifat deskriptif.
d) Penelitian kasus bersifat heuristik artinya dengan menggunakan penelitian kasus dapat menjelaskan alasan untuk suatu masalah atau isu (apa yang terjadi, me- ngapa terjadi, dan bagaimana kejadiannya).
e) Penelitian kasus berorientasi pada disiplin ilmu.
Dua orang peneliti yang berbeda melakukan penelitian kasus terhadap fenome- na yang sama. Perbedaan latar belakang peneliti akan membawa dampak bahwa tujuan penelitian yang dirumuskan oleh kedua peneliti itu akan berbeda pula.
Dengan melakukan penelitian kasus akan didapat dan terungkap informasi yang mendalam, perinci dan utuh tentang suatu kejadian (apa, mengapa, dan bagaimana), serta dapat pula digunakan sebagai latar belakang untuk penelitian yang lebih besar dan kompleks.
2. Langkah-langkah dalam Penelitian Kasus
Tak jauh berbeda dari jenis penelitian yang lain, dalam melakukan penelitian kasus ada beberapa langkah utama yang perlu mendapat perhatian:
a. Tentukan masalah yang akan diteliti dan rumuskan tujuan yang akan dicapai secara jelas. Untuk menentukan tujuan itu dapat dibantu dengan pertanyaan, antara lain:
Apakah unit penelitiannya?
Bagaimanakah sifat-sifat, saling hubungan, dan proses manakah yang akan menuntun penelitian ini?
b. Rumuskan kasus yang akan dipelajari.
Dalam konteks ini, kasus yang akan diteliti hendaklah diperinci dengan se- baik-baiknya, sehingga jelas tampak sub-subkasus dan ketersinggungannya de-
ngan aspek-aspek yang lain.
Bagaimanakah sifat-sifat kasus, saling hubungan, dan proses manakah yang akan menuntun penelitian ini?
c. Tetapkan peran teori dalam pemilihan kasus.
d. Tentukan kerangka penelitian kasus secara konseptual dan teoretis.
c . o m / i n d o n e s i a p u s t a k a
e. Tetapkan secara jelas bentuk/tipe penelitian kasus yang akan dilakukan. Apakah penelitian kasus tunggal atau penelitian kasus multiple ataukah penelitian kasus kolektif?
f. Tetapkanlah cara pendekatan yang akan digunakan.
Bagaimanakah unit-unit itu akan dipilih?
Sumber-sumber data manakah yang tersedia?
Tetapkan metode pengumpulan data manakah yang akan digunakan?
g. Persiapan pengumpulan data.
h. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rancangan menurut unit kegiatan yang telah ditetapkan.
i. Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi dan diorganisasikan menjadi re- konstruksi unit studi yang koheren, serta dianalisis sejak awal kegiatan.
f. Susunlah laporan penelitian dengan menghindarkan “bias” dari pribadi peneliti.
Langkah-langkah di atas merupakan langkah pokok, karena itu perlu dikaji dan disempurnakan lebih lanjut selagi masih mungkin. Pada saat akan memilih meto- dologi yang akan digunakan, peneliti perlu memperhatikan: (1) Pertanyaan pene- litian; (2) Tujuan penelitian; (3) Kepercayaan dan nilai-nilai ( Beliefs dan values ) peneliti; (4) Ketrampilan peneliti; serta (5) Waktu dan biaya.
B. GROUNDED THEORY METHODOLOGY
Dalam dokumen
(Muri Yusuf) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan (Z-Library)
(Halaman 140-143)