BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.4 Hasil Analisis Bivariat
70
71 nilai rentangan CI 95%=1,778-5,061 (tidak mencakup nilai 1) artinya usia adalah faktor risiko dari kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X dan menunjukkan bahwa pengemudi yang memiliki usia tua (≥42 tahun) berisiko 3,000 kali lebih besar mengalami kelelahan kerja sedang dibandingkan dengan pengemudi dengan usia muda (<42 tahun).
4.1.4.2 Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Tabel 4.18 Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja
Status Gizi
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value Sedang Rendah
N N
Normal (18,5-25,0) 29 18 47 0,110
Gemuk (25,1-27,0) 9 6 15
Sangat gemuk (>27,0) 6 12 18
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.18 di atas diketahui bahwa dari 47 responden yang memiliki status gizi normal, yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 29 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 18 orang sedangkan dari 15 responden yang memiliki status gizi gemuk, yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 9 orang dan kelelahan rendah sebanyak 6 orang, dan dari 18 responden yang memiliki status gizi sangat gemuk, yang mengalami kelelahan sedang sebanyak 6 orang dan kelelahan rendah sebanyak 12 orang.
Selain itu, dari hasil uji chi-square diperoleh nilai pearson chi-square (p value) yaitu 0,110 lebih besar dari nilai α=0,05, maka hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki dua pengertian yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja dan semakin di atas normal (gemuk dan sangat gemuk) status gizi pengemudi tidak
72 memiliki hubungan dengan tingkat kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X.
4.1.4.3 Hubungan Jumlah Jam Tidur dengan Kelelahan Kerja
Tabel 4.19 Hubungan Jumlah Jam Tidur dengan Kelelahan Kerja
Jumlah Jam Tidur
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value PR (95%CI) Sedang Rendah
N N
Kurang Tidur (<7 jam) 26 20 46 0,750 1,068 0,712- 1,602 Cukup Tidur (≥7 jam) 18 16 34
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.19 di atas diketahui bahwa dari 46 responden yang memiliki jumlah jam tidur kurang (<7jam), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 26 orang dan yang mengalami kelelahan kerja rendah sebanyak 20 orang sedangkan dari 34 responden yang memiliki jumlah tidur cukup (≥7 jam), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 18 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 16 orang.
Selain itu, dari hasi uji chi-square diperoleh nilai pearson chi-square (p value) yaitu 0,750 yang berarti lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki pengertian yaitu tidak ada hubungan antara jumlah jam tidur dengan kelelahan kerja dan semakin kurang jumlah jam tidur pekerja tidak memiliki hubungan dengan tingkat kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X. Dengan nilai PR=1,068 (PR>1) dan nilai rentangan CI 95%=0,712-1,602 (mencakup nilai 1) artinya jumlah jam tidur bukan merupakan
73 faktor risiko dari kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X.
4.1.4.4 Hubungan Kualitas Tidur dengan Kelelahan Kerja Tabel 4.20 Hubungan Kualitas Tidur dengan Kelelahan
Kerja
Kualitas Tidur
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value PR (95%CI) Sedang
N
Rendah N
Buruk (Skor>5) 31 16 47 0,019 1,674 1,046- 2,680
Baik (Skor≤5 ) 13 20 33
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.20 di atas diketahui bahwa dari 47 responden, yang memiliki skor kualitas tidur buruk (>5) dengan kelelahan kerja sedang sebanyak 31 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 16 orang sedangkan dari 33 responden yang memiliki skor kualitas tidur baik (≤5), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 13 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 20 orang.
Selain itu, dari hasi uji chi-square diperoleh nilai pearson chi-square (p value) yaitu 0,019 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima yang memiliki dua pengertian yaitu adanya hubungan antara kualitas tidur dengan kelelahan kerja dan semakin buruk kualitas tidur pekerja maka semakin tinggi juga kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X. Dengan nilai PR=1,674 (PR>1) dan nilai rentangan CI 95%=1,046-2,680 (tidak mencakup nilai 1) artinya kualitas tidur adalah faktor risiko dari kelelahan kerja pada pengemudi truk tangki BBM di PT X dan menunjukan bahwa pengemudi truk tangki dengan skor kualitas tidur buruk (>5) memiliki risiko 1,674 kali lebih besar mengalami kelelahan kerja
74 sedang dibandingkan dengan pengemudi truk tangki yang memiliki skor kualitas tidur baik (≤5).
4.1.4.5 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kelelahan Kerja
Tabel 4.21 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kelelahan Kerja
Kebiasaan Merokok
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value PR (95%CI) Sedang Rendah
N N
Berat (≥10 batang/hari) 34 20 54 0,039 1,637 0,966- 2,744 Ringan (<10 batang/hari) 10 16 26
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.21 di atas diketahui bahwa dari 54 responden yang memiliki kebiasaan merokok berat (≥10 batang/hari), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 34 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 20 orang sedangkan dari 26 responden yang memiliki kebiasaan merokok ringan (<10 batang/hari), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 10 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 16 orang.
Selain itu, dari hasi uji chi-square diperoleh nilai pearson chi-square (p value) yaitu 0,039 yang berarti lebih kecil dari nilai α=0,05 dengan nilai PR=1,637 (PR>1) dan nilai rentangan CI 95%=0,966-2,774 (mencakup nilai 1) yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok bukan merupakan faktor risiko dari kelelahan kerja sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki dua pengertian yaitu tidak adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja dan semakin berat kebiasaan merokok pekerja tidak memiliki hubungan dengan tingkat kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X.
75 4.1.4.6 Hubungan Durasi Mengemudi dengan Kelelahan
Kerja
Tabel 4.22 Hubungan Durasi Mengemudi dengan Kelelahan Kerja
Durasi Mengemudi
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value PR (95%CI) Sedang Rendah
N N
Tidak memenuhi standar (>8 jam/hari)
35 17 52 0,003 2,094 1,184-
3,705 Memenuhi standar
(≤8 jam/hari)
9 19 28
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.22 di atas diketahui bahwa dari 52 responden yang memiliki durasi mengemudi tidak memenuhi standar (>8 jam/hari), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 35 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 17 orang sedangkan dari 28 responden yang memiliki durasi mengemudi memenuhi standar (≤8 jam/hari), yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 9 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 19 orang.
Selain itu, dari hasi uji chi-square diperoleh nilai pearson chi-square (p value) yaitu 0,003 yang berarti lebih kecil dari nilai α=0,05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima yang memiliki dua pengertian yaitu adanya hubungan antara durasi mengemudi dengan kelelahan kerja dan semakin tidak memenuhi standar durasi mengemudi pekerja maka semakin tinggi juga kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X. Dengan nilai PR=2,094 (PR>1) dan nilai rentangan CI 95%=1,184-3,705 (tidak mencakup nilai 1) artinya durasi mengemudi adalah faktor risiko dari kelelahan kerja pada pengemudi truk tangki BBM di PT X dan menunjukan bahwa pengemudi truk tangki dengan durasi mengemudi tidak memenuhi standar (≥8
76 jam/hari) memiliki risiko 2,094 kali lebih besar mengalami kelelahan sedang dibandingkan dengan pengemudi truk tangki yang memiliki durasi mengemudi memenuhi standar (<8
jam/hari).
4.1.4.7 Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja
Tabel 4.23 Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja
Shift Kerja
Tingkat Kelelahan
Total (n) P value PR (95%CI) Sedang Rendah
N N N
Shift 1 26 18 44 0,416 1,182 0,785-
1,779
Shift 2 18 18 36
Total (n) 44 36 80
Berdasarkan tabel 4.23 di atas diketahui bahwa dari 44 responden yang memiliki shift kerja 1, yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 26 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 18 orang sedangkan dari 36 responden yang memiliki shift kerja 2, yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 18 orang dan kelelahan kerja rendah sebanyak 18 orang.
Selain itu, dari hasi uji chi-square diperoleh nilai pearson chi- square (p value) yaitu 0,416 yang berarti lebih besar dari nilai α=0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki pengertian yaitu tidak ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X. . Dengan nilai PR=1,182 (PR>1) dan nilai rentangan CI 95%=0,785-1,779 (mencakup nilai 1) artinya shift kerja bukan merupakan faktor risiko dari kelelahan kerja yang terjadi pada pengemudi truk tangki BBM di PT X.
77