B. Penyajian dan Analisis Data
2. Hasil validasi Instrumen
2019 dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction pada materi sistem koordinat pada pertemuan pertama di kelas VIII A
9. Kamis, 08 Agustus 2019
Observasi dan interview kedua tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat di kelas VIII A, dan mendiskusikan siswa yang menjadi subjek penelitian dengan guru mata pelajaran matematika.
10. Sabtu, 10 Agustus 2019
Interview dengan siswa kelas VIII A yang terpilih sebagai subjek penelitian
11. Senin, 12 Agustus 2019
Pengambilan surat keterangan selesai penelitian ke sekolah
54
( ) dan aspek ( ). Perhitungan pada analisis validasi pedoman observasi ini menunjukkan bahwa keempat aspek tersebut memenuhi kriteria valid.
Pedoman observasi kemudian direvisi sesuai dengan saran dari validator.
Berikut saran revisi yang diberikan oleh validator terangkum dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Validasi Pedoman Observasi
No Sebelum Revisi Saran Setelah Revisi 1. Terlalu banyak spasi Spasi 1,5
cm saja
Spasinya dirubah menjadi 1,5 cm semua
2. Kalimat “proses belajar mengajar Matematika”
Kalimat tersebut diperbaiki
Proses belajar mengajar Matematika menggunakan model pembelajaran Matematika
3. Kata “dan” Kata tersebut dirubah
Dengan 4. Kata
“Meningkatkan”
Kata tersebut dirubah
Mengembangkan 5. Kata
“reinforcement”
Kata tersebut dirubah
Penguatan 6. Kata “peningkatan” Kata
tersebut dirubah
Pengembangan 7. Kalimat “evaluasi
yang dilakukan guru“
Kalimat tersebut diperbaiki
Evaluasi yang dilakukan guru mata pelajaran matematika
b. Validasi Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara kepada guru mata pelajaran Matematika tentang model pembelajaran yang digunakan serta pedoman wawancara kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan guru. Aspek yang divalidasi terdiri dari aspek komponen, isi, dan bahasa pada pedoman wawancara (Lampiran
7). Uji validator ini dilakukan oleh dua validator ahli yaitu satu dari dosen Program Studi Tadris Matematika IAIN Jember dan satu guru mata pelajaran Matematika SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo. Validator melakukan penilaian sesuai dengan pedoman penilaian yang telah disiapkan, kemudian hasil validasi dianalisis dan dicari nilai rata-rata total semua aspek dari kedua validator tersebut.
Berdasarkan hasil validasi (Lampiran 10), nilai rata-rata total ( ) untuk seluruh aspek dihitung berdasarkan rata-rata untuk setiap indikator ( ) dan aspek ( ). Perhitungan pada analisis validasi pedoman wawancara ini menunjukkan bahwa ketiga aspek tersebut memenuhi kriteria valid. Pedoman wawancara kemudian direvisi sesuai dengan saran dari validator. Berikut saran revisi yang diberikan oleh validator terangkum dalam Tabel 4.3:
Tabel 4.3
Hasil Validasi Pedoman Wawancara
No Sebelum Revisi Saran Setelah Revisi 1. Terlalu banyak spasi Spasi tersebut
diperbaiki
Spasinya dirubah menjadi 1 cm untuk tabel
2. Kata “presentasi” Kata tersebut diperbaiki
Presentasi
(penyampaian materi) 3. Kalimat “yang
terintegrasi nilai Islam”
Kata tersebut dihapus
Tidak ada kalimat
“yang terintegrasi nilai Islam”
4. Kata “memprediksi” Kata tersebut dirubah
Menduga 3. Penyajian Data
Setiap penelitian disertai dengan penyajian data sebagai penguat dari penelitian yang dilakukan. Sebab data yang dianalisis harus sesuai dengan
56
metode analisis data yang digunakan, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Berbagai macam data yang diperoleh dari proses pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa data yang umum hingga data yang spesifik. Data yang telah dikumpulkan tersebut dianalisis secara mendalam, kemudian disajikan secara berurutan sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditentukan. Berikut data yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Model Pembelajaran Direct Instruction(DI) pada Materi Sistem Koordinat
Perkembangan pembelajaran di SMPI Syaf’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Fathur Rosi selaku bapak kepala sekolah SMPI Syaf’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo, bahwa “Perkembangan pembelajaran di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo ini semakin hari semakin membaik” (25 Maret 2019, Wawancara). Sedangkan menurut siswa kelas VIII A SMPI Syafi’iyah, dengan adanya penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat ini dapat mengubah pembelajaran lebih berwarna sehingga membuat pembelajaran lebih baik lagi dari sebelumnya (10 Agustus 2019, Wawancara).
Tabel 4.4 Triangulasi Sumber
Narasumber Pertama Narasumber Kedua Indikator
Perkembangan
pembelajaran di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo
Pembelajaran lebih berwarna sehingga membuat pembelajaran lebih baik lagi dari
ini semakin hari semakin membaik
sebelumnya
Bedasarkan dari pernyataan oleh narasumber diatas, sekolah SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tidak hanya pendidikannya saja yang berkembang dengan baik, namun pembelajarannya termasuk pembelajaran Matematika juga sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terjadi karena adanya penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo.
Guru mata pelajaran Matematika dalam menyampaikan materi harus menyesuaikan dengan silabus yang telah ditetapkan atau direncanakan sesuai kurikulum yang telah ditetapkan saat ini. Mengenai kurikulum sekolah bapak Bahrul Ulum (2019) selaku waka kurikulum SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo menyatakan bahwa:
Pertanyaan : Kurikulum apa yang digunakan sekolah ini pak?
Narasumber : SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo baru-baru ini yang mulai menerapkan kurikulum 2013 Berdasarkan pernyataan bapak waka kurikulum tersebut, SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo baru-baru ini sudah mulai menerapkan kurikulum tahun 2013. Kemudian sekolah merintis dan mengembangkan kurikulum 2013 dalam bentuk silabus. Seorang guru harus memahami kurikulum yang digunakan, karena kurikulum merupakan pedoman perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
58
Sedangkan hasil observasi yang dilakukan peneliti berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, masing-masing dari guru mata pelajaran sudah menyiapkannya. Karena setiap guru sudah mendapatkan pelatihan maupun penjelasan tentang format rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut (21 Juli 2019,Observasi). Pernyataan tersebut diperkuat adanya wawancara dengan bapak Bahrul Ulum selaku waka kurikulum di SMPI Syafi’iyah terkait perencanan pembelajaran (20 Juli 2019, Wawancara). Berikut kutipan wawancaranya:
Pertanyaan : Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Matematika di sekolah ini pak ?
Narasumber : Untuk membuat perencanaan pembelajaran, di MGMP masing-masing semua guru sudah mendapatkan penjelasan tentang bagaimana format perencanaan pembelajaran yang seharusnya dan KI KD yang telah dirumuskan dalam silabus dari mata pelajaran Matematika tersebut
Dokumentasi tertulis yang didapatkan peneliti tentang format silabus (Lampiran 15) yang disusun berdasarkan data yang peneliti peroleh meliputi: Sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, kompetensi dasar, materi pokok, pendekatan pembelajaran, instrumen penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Data tersebut bisa dilihat pada lampiran-lampiran.
Sedangkan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 16) yang disusun oleh guru mata pelajaran Matematika secara umum meliputi: satuan pendidikan, mata pelajaran, materi, kelas/semester, alokasi waktu, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media, alat dan
sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian (evaluasi).
Penjelasan tersebut diperkuat dari hasil wawancara dengan Riza Dia Susanti selaku guru mata pelajaran Matematika bahwa:
Pertanyaan : Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Matematika di sekolah ini bu ?
Narasumber : Sebelum melaksanakan pembelajaran, saya dengan guru- guru lainnya (guru mata pelajaran lain) membuat perencanaan perangkat pembelajaran terlebih dulu.
Perangkat pembelajaran tersebut diantaranya: kalender pendidikan, alokasi waktu, program tahunan, progra semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, jurnal harian mengajar, dan penilaian. Semua itu dibuat karena untuk melaksanakan pembelajaran harus mempunyai rencana yang matang agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien
Berdasarkan data hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi diatas, sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru mata pelajaran Matematika di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo membuat perangkat pembelajaran dengan matang, adanya perangkat perecanaan pembelajaran tersebut menjadi acuan dan dasar pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran berjalan secara sistematis.
Studi dokumentasi yang dimaksud dalam pernyataan diatas tertera dalam RPP semester I kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo. Berdasarkan RPP (Lampiran 16) yang dapat dilihat pada lampiran-lampiran, membuktikan bahwa sebelum guru di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo melaksanakan kegiatan pembelajaran telah menyiapkan strategi, media dan sumber belajar agar proses kegiatan pembelajaran berjalan sesuai fungsinya. Sedangkan perencanaan strategi
60
pembelajaran, media, alat, dan bahan serta sumber belajar tersebut telah disesuaikan dengan tujuan materi yang disampaikan serta penyusunan perangkat pembelajaran sebagai acuan dari terlaksananya kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, kegiatan perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo yang pertama menyiapkan strategi pembelajaran, metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kedua menyiapkan media dan sumber pembalajaran serta evaluasi untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami pembelajaran yang kemudian disusun dalam satu skema yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Direct Instruction(DI) pada Materi Sistem Koordinat
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah dirumuskan dengan matang. Hal ini bertujuan agar sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru memiliki pedoman langkah mengajar sehingga tetap pada rencana awal pembelajaran.
Adapun model pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Matematika kelas VIII A di SMPI Syafi’iyah ini adalah model pembelajaran Direct Instruction (DI), dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu orientasi/apersepsi dan motivasi, mempresentasikan, memberikan latihan- latihan, memberikan umpan balik, serta mengecek kepahaman siswa.
Adapun latihan yang diberikan oleh guru bertahap, yaitu latihan awal,
latihan terbimbing, dan latihan mandiri. Sedangkan metode yang digunakan oleh guru yaitu metode tanya jawab, penugasan, dan diskusi. Sedangkan dalam pengelolaan kelas, guru sudah melaksanakan atau mengelola kelas dengan baik, terbukti dengan adanya tempat duduk siswa yang sudah ditentukan sebelumnya agar pada proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak lagi membingungkan tempat duduk mereka masing-masing.
Alasan mengapa guru menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) ini karena pada pembelajaran sebelumnya model pembelajaran ini sangat membantu mengaktifkan siswa untuk belajar, sehingga pada pembelajaran matematika selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat dikelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo (18 Juli 2019, Wawancara). Hal ini juga diperkuat adanya observasi awal (18 Juli 2019) bahwa kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) lebih efektif dibandingkan dengan penerapan model atau metode lainnya di kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo.
Sistematika pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dirumuskan terdapat 4 kali pertemuan pada materi Sistem Koordinat. Sesuai arahan dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII A, hanya pertemuan pertama dan terakhir saja yang di observasi karena pada pertemuan tersebut menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat kelas VIII A (18 Juli 2019,
62
observasi). Hal ini sesuai dengan pendapat guru mata pelajaran Matematika di SMPI Syafi’iyah bahwa:
Pertanyaan : Waktu yang tepat untuk observasi pelaksanaan pembelajaran kapan kira-kira nggeh bu?
Narasumber : Pertemuan pertama dan terakhir saja yang perlu di observasi ya mbak, karena itu sudah mewakili setiap pertemuan yang dilaksanakan, baik pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat. Pertemuan pertama, kedua dan ketiga saya hanya menerapkan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah disediakan, sedangkan pertemuan terakhir saya menentukan siswa mana saja yang benar-benar mampu berpikir kritisnya tinggi, sedang dan rendah. Saya kira itu sudah cukup mewakili untuk penelitian anda
Kutipan wawancara diatas memperkuat data hasil observasi bahwa guru mata pelajaran Matematika di SMPI Syafi’iyah menyelesaikan satu materi pembelajaran dengan empat kali pertemuan, sedangkan peneliti diberi arahan untuk melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dan terakhir. Studi dokumentasi juga didapatkan peneliti berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 18). Alasan guru memberikan arahan tersebut karena guru menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat pada pertemuan pertama dan terakhir dari 4 kali pertemuan tersebut. Adapun penjelasan setiap pertemuan secara terperinci adalah sebagai berikut.