B. Kajian Teori
3. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instructon (DI) pada Materi Sistem Koordinat
Gambar 2.5a Gambar 2.5b Gambar 2.5c
3. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instructon (DI) pada Materi
28
2) Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran sendiri didalamnya terdapat kegiatan memilih, menetapkan, serta mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (Uno, 2008: 2). Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat mata pelajaran, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Amiri, 2013: 49).
Menurut Hamid (2012: 243), silabus merupakan seperangkat rencana dan seperangkat pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang berkaitan untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (Hamid, 2012: 243). Dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, dan sumber belajar. Implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru. Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang berguna untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (Amiri, 2013:50).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Kunandar (2011: 263) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.
Persiapan di sini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Berdasarkan pendapat Kunandar tersebut, dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk memperkirakan tindakan dalam pembelajaran.
Rencana pembelajaran berisi komponen-komponen yang sama dengan rencana pembelajaran sebagaimana digunakan disekolah, yang biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tetapi memiliki spesifikasi untuk mengajarkan tema atau topik-topik Matematika yang menekankan keterampilan Matematika. Empat komponen dari rencana pembelajaran tersebut adalah:
1) Merumuskan tujuan, untuk merumuskan tujuan dapat digunakan model Mager. Mager mengemukakan bahwa tujuan pembeljaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang ditulis dengan format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian, yaitu: perilaku siswa (jenis-jenis perilaku siswa yang diharapkan guru untuk dilakukan sebagai bukti bahwa tujuan itu telah dicapai),
30
situasi pengecekan (dibawah kondisi tertentu perilaku itu teramati atau diharapkan terjadi), dan kriteria kinerja (ditetapkan standar atau tingkat kinerja yang dapat diamati).
2) Memilih isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak dapat diharapkan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang dajarkan. Bagi mereka yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.
3) Melakukan analisis tugas, menganalisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan diajarkan oleh guru.
Ide yang melatar belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari semuanya dalam kurun waktu tertentu (Trianto, 2009: 46)
Merencanakan waktu dan ruang, merupakan kegiatan yang sangat penting pada pembelajaran Direct Instruction ini. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru: a) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa; b) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik siswa-siswa yang diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136 ). Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain ( 2010 : 1) pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan diarahkan dalam mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup (Amri, 2013: 54).
2) Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi pendahuluan yaitu kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti yaitu kegiatan dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran mengharuskan guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut antara lain:
a) Membuka pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
32
memungkinkan siswa siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran ini guru harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan siswa serta menunjukan adanya kepedulian yang besar terhadap keberadaan siswa. Guru membuka pelajaran biasanya membuka dengan salam dan presensi siswa, dan menanyakan tentang materi sebelumnya. Tujuan membuka pelajaran adalah : (1) Menimbulkan perhatian dan memotifasi siswa (2) Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasan – batasan tugas yang akan dikerjakan siswa (3) Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan – pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa. (4) Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yangtelah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari. (5) Mengaitkan peristiwa aktual dengan materi baru.
b) Penyampaikan Materi Pembelajaran
Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam penyampaian materi guru menyampaikan materi berurutan dari materi yang paling mudah terlebih dahulu,untuk memaksimalakan penerimaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru maka guru menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran. Tujuan penyampaian materi pembelajaran adalah : (1) Membantu siswa memahami dengan
jelas semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. (2) Membantu siswa untuk memahami suatu konsep atau dalil. (3) Melibatkan siswa untuk berpikir (4) Memahami tingkat pemahaman siswa dalam menerima pembelajaran.
c) Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengahiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini guru melakukan evaluasi tterhadap materi yang telah disampaikan.
Tujuan kegiatan menutup pelajaran adalah : 1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. 2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 3) Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan materi yang akan datang. Bardasarkan beberapa pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah berlangsungnya proses interaksi siswa dengan guru pada suatu lingkungan belajar.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran matematika dalam penelitian ini yaitu menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
b. Evaluasi Pembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “Evaluation”, menurut Wand and Brown (1957: 1), evaluasi adalah suatu tindakan atau
34
proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar (Susanto, 2006: 69).
Berdasarkan definisi yang disebutkan oleh Ali Hamzah (2014: 14) evaluasi adalah sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, praktikum, tugas, dan/atau pengamatan oleh pengajar.
Berdasarkan arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5).
Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba untuk membuat sebuah keputusan (Purwanto, 2010: 3).
Evaluasi tidak dapat berdiri sendiri dalam pelaksanaannya, bagaimana mau mengevaluasi kalau tidak jelas keberadaan tujuan, materi, metode dan model pembelajaran dalam suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga dapat
disesuaikan secara harmonis dengan keberadaan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang hendak disajikan (Ali Hamzah, 2014: 15)
Prosedur untuk evaluasi kualitatif, menurut Hamid Hasan (2008:
170-173), ada tiga hal pokok yang harus dilakukan evaluator ketika melakukan evaluasi dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan fokus evaluasi
2) Perumusan masalah dan pengumpulan data.
3) Proses pengolahan data.
4) Menentukan perbaikan dan perubahan program.
Secara sepintas lalu telah disambungkan di atas bahwa dalam pendidikan orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan yaitu:
1) Untuk mengetahui kemajuan anak, atau orang yang dididik setelah si terdidik tadi menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang diperguanakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Mudah dipahami bahwa kedua jenis pengetahuan tadi mempunyai arti yang penting dalam setiap proses pendidikan. Pengetahuan mengenai kemajuan anak mempunyai bermacam-macam kegunaan. Dengan demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedur-prosedur yang telah digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti bagi semua pihak (Rusdiana, 2014: 155-157).
36 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian secara umum, dibagi menjadi dua macam yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatakan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylordalam Dewi Asmarani (2014: 68), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengungkapkan sebuah fenomena yang terjadi serta data yang dihasilkan berupa data deskriptif. Sedangkan menurut Sugiyono (2017:10) penelitian berdasarkan tingkat kejelasannya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) Penelitian deskriptif; 2) Penelitian komparatif; dan 3) Penelitian asosiatif.
Adapun jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagainama adanya maupun analisis hubungan antar variabel dalam suatu fenomena (Arifin, 2012: 41). Sedangkan menurut Nana sujana dan Ibrahim (2007: 64), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala yang terjadi pada saat sekarang dengan mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual. Berdasarkan pendapat dari para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena atau gejala yang terjadi sekarang dan bersifat aktual.