SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyataran memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Matematika
Oleh:
Umniatul Hasanah NIM. T20157027
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iv MOTTO
Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.
)Q.S Al-Hasyr [59:21](
saya persembahkan karya ilmiah ini kepada:
Kedua Orang Tua; Ibu Ummul Karimah dan Abah Mastur serta Kakak dan Adik-Adikku
Yang tak kenal lelah memberikan cinta dan kasih sayangnya serta motivasi yang begitu besar hingga saat ini .
Terimakasih atas seluruh lantunan doa, motivasi, kasih sayang, kesabaran dan ridho yang selalu mengiringi langkahku hingga dapat menyelesaikan skripsi ini
Guru RA, MI, SMPI, MA dan Para Dosen serta Guru Non. Akademik Yang telah memberikan bekal ilmu dengan tulus,
Semoga menjadi ilmu yang manfaat dan barokah, Amin.
Calon Suami Tercinta : Ubaydillah Arifin
Terimakasih, tanpamu yang selalu ada menemani disetiap hal baik disaat senang maupun sedih.
Sahabat dan Teman Seperjuangan (Bak Alin, Bak Ulfa, Kak Efi, Adnan, Ubay)
Terimakasih selalu memberikan dukungan dan motivasi serta setia menemani dalam setiap tahap pengerjaan skripsi ini.
Almamaterku,
Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember 2015
vi ABSTRAK
Umniatul Hasanah, 2019: Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat Kelas VIIIA SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2019/2020
Kata Kunci: Model Pembelajaran Direct Instruction (DI), materi sistem koordinat
Perbaikan proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) perlu dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan berpikir kritis siswa pada bidang Matematika. Model pembelajaran Direct Instruction (DI)adalah model pembelajaran langsung yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan langkah-langkah yang dimulai dari penyampaian tujuan pembelajaran, hingga pemberian latihan-latihan.
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana perencanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi Sistem Koordinat kelas VIIIA SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020? 2) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi Sistem Koordinat kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020? 3) Bagaimana evaluasi model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi Sistem Koordinat kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020?
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaituobservasi, wawancara, dan dokumentasi.Analisis datadalam penelitian ini menggunakan analisis datamenurut Miles, Huberman, dan Saldana diantaranya:
Data collection, condensation, display, serta drawing and verification conclution.
Uji keabsahan datadalam penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru yaitu mempersiapkan seluruh perangkat dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat. Perangkat pembelajaran tersebut diantaranya; silabus, RPP, penyusunan instrumen, pengarahan siswa, dan penyusunan evaluasi.2) Pelaksanaan yang dilakukan telah sesuai dengan rencana sebelumnya serta memenuhi sintaks model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo . 3) Evaluasi yang dilakukan guru mata pelajaran Matematika menggunakan penilaian pengetahuan, sikap dan spritual yang dimiliki siswa sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penilaian pengetahuan yang dimaksud guru memberikan latihan-latihan pada sintaks latihan awal, latihan terbimbing dan latihan mandiri.
menyelesaikan skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) untuk Mengembangkan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sistem Kordinat Kelas VIII A SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2019/2020”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kami umat manusia menuju dunia berilmu yang penuh pengetahuan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) program studi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor IAIN Jember.
2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember.
3. Bapak Dr. M. Hadi Purnomo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika IAIN Jember yang telah memberikan pengayoman kepada penulis sebagai mahasiswa tadris matematika.
4. Bapak Mohammad Kholil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar.
viii
5. Segenap Dosen dan seluruh Civitas Akademika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan pelayanan dengan baik secara administrasi.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini.Namun kesempurnaan bukanlah milik manusia, melainkan milik Allah SWT semata. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki di masa yang akan datang.
Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.
Jember, 09Oktober 2019
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Istilah ... 7
F. Sistematika Pembahasan ... 8
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 9
x
B. Kajian Teori ... 12
1. Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) ... 12
2. Materi Sistem Koordinat... 19
3. Penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 36
B. Lokasi Penelitian ... 37
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Teknik Analisis Data ... 40
F. Keabsahan Data ... 44
G. Tahap-tahap Penelitian ... 45
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 47
B. Penyajian dan Analisis Data ... 50
1. Pelaksanaan Penelitian ... 50
2. Hasil Validasi Instrumen ... 53
3. Penyajian Data……….. 55
a. Perencanaan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat………. 56
b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat………. 60
1. PerencanaanModel Pembelajaran Direct Instruction
(DI) pada Materi Sistem Koordinat……….… 103
2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat……….… 105
3. Evaluasi Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat……….… 107
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
SURAT PERNYATAAN KEASLIAS TULISAN... 115
LAMPIRAN ... 116
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
2.1 Koordinat Kartesius ………... 20
2.2 Koordinat Kartesius ... 22
2.3 Empat Kuadran Bidang Koordinat ... 23
2.4 Denah Perkemahan ... 24
2.5 Garis-Garis pada Bidang Koordinat Kartesius ... 26
3.1 Komponen Analisis Data menurut Miles, Huberman dan Saldana... 41
3.2 Tahap-Tahap Penelitian ... 45
4.1 Presentasi Siswa... 79
2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Peneliti ... 10
2.2 Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction (DI)... 15
2.3 Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) ... 18
2.4 Posisi Tempat pada Bidang Koordinat ...……… 24
2.5 Garis-garis yang Sejajar, Tegak Lurus, dan Memotong Sumbu dan Sumbu ………..……… 26
4.1 Jurnal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Skripsi di SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo ...……….. 52
4.2 Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 54
4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara………... 55
4.4 Triangulasi Sumber………... 56
4.5 Observasi Siswa yang Pertama Tentang Orientasi pada Pertemuan Pertama………... 69
4.6 Kesimpulan Hasil Penelitian pada Tahap Orientasipada Pertemuan Pertama………... 70
4.7 Observasi Siswa yang Pertama Tentang Presentasi pada Pertemuan Pertama ...……….. 72
4.8 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Presentasi ...……….. 73 4.9 Observasi Siswa yang Pertama Tentang Latihan Awal pada
xiv
Pertemuan Pertama………..………..……… 75
4.10 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Latihan Awal……….. 76 4.11 Observasi Siswa yang Pertama Tentang Latihan Terbimbing pada
Pertemuan Pertama………..………..……… 78
4.12 Rekapitullasi Tahap Latihan Terbimbing………..……... 79 4.13 Observasi Siswa yang pertama Tentang Latihan Mandiri pada
Pertemuan Pertama…..………..………..……... 81 4.14 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Latihan Mandiri……... 81 4.15 Hasil Observasi Siswa yang Kedua Tentang Orientasi pada
Pertemuan Kedua…..………..………..……... 88 4.16 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Orientasi……..……..…….. 89 4.17 Observasi Siswa yang Kedua Tentang Presentasi pada Pertemuan
Keempat……..……..……..……..……..……..……..……..……..…... 91 4.18 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Presentasi……..……..…... 92 4.19 Observasi Siswa yang kedua Tentang Latihan Awal pada Pertemuan
Keempat ……..……..……..……..……..……..……..……..……..…. 94 4.20 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Latihan Awal……..…….... 95 4.21 Observasi Siswa yang Kedua Tentang Latihan Terbimbing pada
Pertemuan Keempat ……..……..……..……..……..……..……..…… 97 4.22 Rekapitullasi Tahap Latihan Terbimbing……..……..……..……..…. 98 4.23 Observasi Siswa yang Kedua Tentang Latihan Mandiri pada
Pertemuan Keempat …………...…………...…………...…………... 100 4.24 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Tahap Latihan Mandiri………... 100
Lampiran 2 Jurnal Penelitian ………...…...………...…... 117
Lampiran 3 Pedoman Wawancara……...…...………...…... 119
Lampiran 4 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ..…... 122
Lampiran 5 Lembar Validasi Instrumen Wawancara………...…... 126
Lampiran 6 Lembar Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran...………...…...………...…... 132
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen...…...………...…... 138
Lampiran 8 Analisis Validasi Instrumen…...………...…... 140
Lampiram 9 Transkrip Wawancara Subjek Penelitian ……...…... 141
Lampiran 10 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran…...…... 153
Lampiran 11 Dokumentasi Perencanaan(Silabus) ..………...…... 159
Lampiran 12 Dokumentasi Perencanaan(RPP) ...………...…... 161
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Penelitian.…... 181
Lampiran 14 Permohonan Izin Penelitian.………...…... 183
Lampiran 15 Surat Keterangan Selesai Penelitian...…... 184
Lampiran 16 Biodata Penulis...…...………...…... 185
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan dalam pikiran dan karakter intelektual anak didik, sedangkan pembelajaran adalah proses menfasilitasi agar siswa belajar. Antara belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan (Susanto, 2013: 4). Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran guru mempunyai peran penting. Guru sebagai pemegang kunci dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan proses keberhasilan siswa.
Guru hendaknya menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif yakni mampu memahami karakteristik siswa, memanfaatkan media dan sumber belajar dengan baik, dan melihat model pembelajaran yang tepat (Aunurrohman, 2014: 23). Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran Direct Instruction (DI).
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching.
Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa.
Menurut Arends dalam Trianto (2009: 29) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Menurut Supinah dan Widdiharo (2015:71), model pembelajaran Direct Instruction (DI) atau model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menurut agama, apabila guru melaksanakan tugas sebagai pendidik, perlu dilandasi langkah-langkah dengan sumber ajaran agama, sesuai firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 44, yaitu:
Artinya:“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan”.
Demikian pula dalam masalah penerapan model pembelajaran, pendidik harus memperhatikan perkembangan jiwa keagamaan anak didik, karena faktor Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 13 No.23 April 2015 134 inilah yang justru menjadi sasaran pembelajaran.
Tanpa memperhatikan serta memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat
3
daya pikir anak didik, guru akan sulit diharapkan untuk dapat mencapai sukses dalam mengajar.
Alasan guru mata pelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan pertimbangan bahwa, pada pembelajaran sebelumnya model pembelajaran Direct Instruction (DI) ini efektif terhadap pembelajaran matematika di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo (20 Juli 2019, observasi).
Pembelajaran yang efektif terjadi apabila siswa dan guru dapat aktif dalam pembelajaran (Aunurrohman, 2014: 34). Sehingga pada pertemuan selanjutnya, guru tersebut menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan tujuan terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien (20 Juli 2019, wawancara).
Berdasarkan pernyataan diatas, guru mata pelajaran Matematika di SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo menerapkan model pembelajaran Direct Instruction (DI) sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini (20 Juli 2019, wawancara). Adapun tujuan tersebut diantaranya untuk mengetahui perencanaan yang matang, pelaksanaan sesuai dengan sintaks model pembelajaran Direct Instruction (DI), dan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Tujuan tersebut diharapkan dapat membantu pembelajaran matematika yang efektif dan efisien secara bertahap (20 Juli 2019, observasi).
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada pembelajaran Matematika yaitu pada materi Sistem Koordinat.
Materi ini dipelajari oleh peserta didik kelas VIII semester ganjil. Salah satu kompetensi dasar dalam materi sistem koordinat yaitu menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi menggambar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat Kartesius. Pada kompetensi dasar ini, tersirat bahwa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi sistem koordinat, perlu mengasah sebaik mungkin pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan melakukan latihan-latihan serta penerapan sebuah konsep dari materi sistem koordinat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa materi sistem koordinat sangat tepat diajarkan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI), karena sesuai dengan sintaks atau langkah-langkah dari model pembelajaran tersebut.
Berdasarkan pemaparan dan deskripsi diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Materi Sistem Koordinat Kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo Tahun Ajaran 2019/2020”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan fokus masalah dalam penelitian yaitu :
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020?
5
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020?
3. Bagaimana evaluasi model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020.
3. Untuk mendeskripsikan evaluasi model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat di kelas VIII A SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo tahun ajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan cakrawala pengetahuan dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang sangat berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan zaman, serta mampu memberikan kontribusi keilmuan bagi khazanah ilmu pengetahuan
Matematika, khususnya tentang model pembelajaran Direct Instruction (DI).
2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya program studi tadris Matematika sebagai referensi tambahan untuk meneliti dengan pokok bahasan yang sama, yaitu penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini sebagai pedoman oleh para guru guna terus meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar tentang model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dan antusias dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI).
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa akan mampu aktif dalam setiap pembelajaran, terutama pembelajaran Matematika.
d. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan rujukan tentang model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
7
e. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman berharga, dapat meningkatkan pengetahuannya dalam bidang penelitian dan pengajaran, dan mampu memberikan inspirasi dalam memilih model pembelajran yang baik tentang penelitian dibidang pendidikan khususnya model pembelajaran Direct Instruction (DI) serta dapat menerapkan teori yang didapatkan diperkuliahan.
E. Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan beberapa variable dalam penelitian ini, sehingga peneliti sajikan definisi istilah sebagai berikut.
1. Model pembelajara Direct Instruction (DI) adalah model pembelajaran langsung yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran mulai dari penyampaian tujuan pembelajaran hingga pemberian latihan-latihan, yaitu latihan awal, latihan terbimbing, dan latihan lanjutan. Sintaks dari model pembelajaran Direct Instruction (DI) yaitu: 1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa; 2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; 3) Memberikan latihan awal; 4) Memberikan latihan terbimbing; 5) Memberikan latihan lanjutan (mandiri).
2. Penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahsan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahsan adalah dalam bentuk deskriptif naratif.
Skripsi yang akan peneliti tulis terdiri dari lima bab, yang secara garis besarnya akan duraikan dibawah ini.
Bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.
Bab II berisi tentang kajian kepustakaan yang menguraikan tentang kajian terdahulu tentang literatur yang sesuai dengan penelitian, selanjutnya berisi tentang kerangka teoritik.
Bab III berisi tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data keabsahan data, dan terakhir adalah tahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti.
Bab IV berisi tentang penyajian data yang terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta diakhiri dengan pembahasan temuan.
9
Bab V atau bab terakhir adalah penutup yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
Penelitian terdahulu adalah hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah maupun yang belum dipublikasikan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti sebagai referensi yaitu:
1. Penelitian oleh Nur Huda Muttaqin, Sri Yamtinah, dan Suryadi Budi Utomo (2018) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)Disertai Diskusi dan Media Hyperchem untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar pada Materi Ikatan Kimia Kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi ikatan kimia kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) disertai diskusi dan media Hyperchem. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) disertai diskusi dan media hyperchem dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada materi ikatan kimia kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta.
2. Penelitian oleh Rida Ansari Indah Nasution (2011) dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Pendekatan Modelling Menggunakan Media Video Compact Disk (VCD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII2 SMP
10
Muhammadiyah 2 Pekanbaru”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran direct instruction dengan pendekatan modelling menggunakan media video compact disk (VCD) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII2 SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru.
3. Penelitian oleh Riska Agus Wilanda (2014) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa setelah menggunakan model pembelajaran langsung dengan tema peristiwa dan mendeskripsikan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model pembelajaran langsung dengan tema peristiwa. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran langsung pada tema peristiwa dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas II SDN Sentanan Kec. Magersari Kota Mojokerto.
Adapun perbedaan serta persamaan dari ketiga penelitian terdahulu di atas dengan penelitian ini dapat digambarkan dengan tabel berikut:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Peneliti
No Judul Perbedaan Persamaan
1 Nur Huda
Muttaqin, Sri Yamtinah, dan Suryadi Budi Utomo (2018) dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran
1. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
1. Penerapan model
pembelajaran Direct
Instruction (DI).
2. Menganalisis pembelajaran
No Judul Perbedaan Persamaan Langsung (Direct
Instruction)Disertai Diskusi dan Media Hyperchem untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar pada Materi Ikatan Kimia Kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta”
2. Penelitian terdahulu menganalisis
pembelajaran yang disertai media Hyperchem untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar, sedangkan penelitian ini menganalisis model pembelajaran DI pada materi sistem koordinat.
yang
menggunakan model
pembelajaran Direct
Instruction (DI) 3. Subjek
penelitiannya adalah guru dan siswa.
2 Rida Ansari Indah Nasution
“Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan
Pendekatan Modelling Menggunakan Media Vidio Compact Disk (VCD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII2 SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru”
1. Penelitian terdahulu menggunakan
instrumen observasi, dokumentasi dan tes.
Sedangkan peneliti menggunakan
instrumen observasi wawancara dan studi dokumentasi.
2. Indikator keberhasilan dalam penelitian terdahulu apabila hasil belajar siswa meningkat, sedangkan indikator keberhasilan penelitian ini apabila perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan indikator model pembelajaran Direct Instruction (DI)
1. Tekhnik analisis data menggunakan analisis data deskriptif.
2. Instrumen pengumpulan data
menggunakan observasi.
3. Menganalisis penerapan model
pembelajaran Direct
Instruction (DI).
3 Riska Agus
Wilanda
“Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Tema Peristiwa di Sekolah Dasar”
1. Jenis penelitian deskriptif kualitataif dan deskriptif kuantitatif.
2. Tempat penelitian.
3. Meningkatkan hasil belajar dengan mengembangkan berpikir kritis.
1. Jenis penelitian deskriptif kualitataif.
2. Penerapan pembelajaran langsung.
12
Secara garis besar, pada penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas sangatlah berbeda namun memiliki persamaan pula. Perbedaan yang signifikan terletak pada tempat dan materi pelajaran dalam penelitian.
Sedangkan persamaan yang signifikan terletak pada penelitian tentang berpikir kritis dan metode serta jenis penelitiannya.
B. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Direct Instructon (DI)
a. Pengertian Model Pembelajaran Direct Instructon (DI)
Menurut Supinah dan Widdiharo (2015: 71), model pembelajaran Direct Instruction (DI) atau yang disebut dengan model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang telah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Model pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect (Supinah dan Widdiharo, 2015: 71)
Model pembelajaran DI merupakan suatu model pembelajaran dimana kegiatannya terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik. Sehingga didalam implementasi kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrol yang
ketat terhadap kemajuan belajar siswa, pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula. Pemberian arahan dan kontrol secara ketat didalam pengembangan model pembelajaran langsung ini terutama sekali dilakukan ketika guru menjelaskan tentang tugas-tugas belajar dan menjelaskan materi pelajaran. Tujuan utama model pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi belajar siswa serta meningkatnya kemampuan siswa. Sedangkan dampak pengiring (nurturant effect) meningkatnya percaya diri siswa (Aunurrahman, 2014: 169-170).
Model pembelajaran DI didefinisikan sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru, dan dengan landasan itu guru mentransformasikan pengetahuan atau keterampilan secara langsung kepada siswa. Tujuan utama model pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Mottonya adalah: do move in less time, lakukan banyak pembelajaran dalam waktu yang terbatas, dengan kata lain melalui pembelajaran langsungn terjadi percepatan pembelajaran (acceletared learning). Agar terjadi percepatan belajar maka harus dilakukan kontrol yang cermat dan hati-hati terhadap tampilan kurikulum dan penyampaian pembelajaran (Suyono dan Harianto, 2015: 130).
Menurut Suyono dan Harianto (2015: 131), model pembelajaran DI pada hakikatnya berlandaskan strategi pembelajaran berbasis guru, namun
14
amat mengakomodasikan terciptanya pembelajaran siswa aktif. Pada implementasinya model ini tetap berpusat kepada guru tetapi meminta keaktifan siswa. Siswa bertanggung jawab pada pembelajaran, dibawah pengawasan dan tanggung jawab guru (teacher directed). Kegiatan pengamatan Tobias (1982) menurut Roshenshine (2008) dalam Suyono dan Hariyanto (2015: 131) menyarankan istilah pengajaran dengan dukungan (supported instruction) karena beda utama antara guru yang efekif dengan guru yang kurang efektif terletak pada jumlah dukungan instruksional yang diberikan oleh guru. Sementara itu terdapat tiga komponen dasar yang menjadi pilar pembelajaran langsung yaitu; rencana program, organisasi pengajaran, dan interaksi guru/siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajara Direct Instruction (DI) adalah model pembelajaran langsung yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan langkah- langkah yang dimulai dari penyampaian tujuan pembelajaran, hingga pemberian latihan-latihan, yaitu latihan awal, latihan terbimbing, dan latihan lanjutan.
b. Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction (DI)
Model pembelajaran Direct Instruction (DI) ini mempunyai tahapan- tahapan atau sintaks tersendiri seperti model pembelajaran lain.
Perkembangan dari sejumlah ahli telah merumuskan sintaks mengenai pembelajaran DI yang esensinya sama, tetapi berbeda urutannya. Dalam
hubungan ini Bruce dan Weil (1996) dalam Depdiknas (2006:25) menyampaikan sintaks pembelajaran DI sebagai berikut:
Tabel 2.2
Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction (DI)
Fase Aktivitas Guru
Fase 1
Menjelaskan dan menetapkan tujuan.
Memberikan tujuan secara keseluruhan, informasi latar belakang dan pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Mendemonstrasikan dengan jelas tahap demi tahap suatu pengetahuan atau keterampilan baru.
Fase 3
Memberikan latihan dan memberikan bimbingan.
Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk melatih pengetahuan atau keterampilan baru dengan beberapa kali latihan dibawah bimbingan guru, yaitu latihan awal, latihan terbimbing dan latihan mandiri.
Fase 4
Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik.
Memeriksa kebenaran pemahaman siswa dan kinerja siswa. Memberikan umpan balik segera mungkin dan disampaikan dengan jelas.
Fase 5
Memberikan latihan lanjutan.
Menyiapkan latihan lanjutan pada situasi yang lebih kompleks dan memberikan perhatian pada proses transfer.
Berdasarkan Tabel 2.2 diatas, menurut Bruce dan Weil fase-fase dari model pembelajaran Direct Instruction (DI) secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Menyampaikan dan Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Menyampaikan dan menetapkan tujuan biasa disebut dengan apersepsi, yaitu guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari beserta tujuannya, menyiapkan siswa dengan mengingatkan kembali
16
pada hasil belajar yang telah dmilikinya yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, serta kecakapan dan keterampilan apa yang diharapkan muncul dari siswa. Tujuan langkah ini menarik perhatian dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi siswa agar berperan dalam pembelajaran.
2) Mendemonstrasikan Pengetahuan atau Keterampilan
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan ini merupakan aktivitas guru yang memerlukan kejelasan dalam melakukan dan menjelaskan pembelajaran yang diajarkannya. Kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Kejelasan dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian materi dengan struktur yang baik.
Agar kejelasan tahap demi tahap tercapai maka harus dipecah menjadi tujuan-tujuan dari beberapa langkah yang leih kecil dan mengurutkannya mulai dari tugas akhir kemudian mundur selangkah demi selangkah.
3) Memberikan Latihan Awal
Guru memandu siswa untuk melakukan latihan atau menerapkan konsep yang baru saja dijelaskan. Pada fase ini peranan guru yang utama adalah memberikan umpan balik berupa penguatan yang positif maupun negatif terhadap respon siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap respon siswa yang keliru.
4) Latihan Terbimbing
Guru memberikan kesempatan lagi kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan terutama terkait penerapan konsep dan keterampilan baru yang telah diajarkan guru, serta untuk menjamin siswa telah menguasi seluruh materi yang telah dibelajarkan guru. Hanya saja peran guru pada fase ini berubah, lebih bersifat memantau dan memberikan bimbingan kepada siswa yang dianggap belum terlalu cakap atau belum kompeten. Pada tahap ini guru membimbing siswa berdiskusi, presentasi dan tanya jawab antar siswa.
5) Latihan Mandiri
Setelah guru yakin benar bahwa pada umumnya siswa telah mastery (standardnya sudah mencapai 85%-90% pada saat latihan terbimbing) maka siswa diberikan kesempatan untuk melakukan latihan mandiri, seperti mengerjakan tugas mandiri atau tugas rumah yang harus dikerjakan sendiri.
Bentuk latihan mandiri atau latihan lanjutan ini dapat berupa pekerjaan rumah yang digunakan untuk memperpanjang waktu belajar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas atau latihan lanjutan diantaranya:
a) Pilih tugas atau latihan yang dapat dikerjakan oleh siswa dirumah secara mandiri.
18
b) Tugas kelanjutan dalam proses pembelajaran, tetapi merupakan pelatihan atau persiapan untuk pertemuan berikutnya (suprihatiningrum, 2013: 233-234).
Berdasarkan penjelasan diatas, indikator atau langkah-langkah model pembelajaran Direct Instruction (DI) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction (DI)
Langkah Indikator Kegiatan yang Harus dilakukan 1. Orientasi a. Kesiapan
siswa
 Guru menyiapkan siswa untuk melaksanakan proses belajar dan pembelajaran
b. Ingatan materi sebelumnya
 Siswa dapat mengingat materi sebelumnya yang sudah dipelajari
 Siswa dapat mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
c. Tujuan yang diharapkan
 Siswa dapat memahami penjelasan guru tentang kecakapan atau keterampilan apa yang diharapkan muncul dari siswa
2. Presentasi Penyampaian materi
 Guru mendemostrasikan materi ajar baik berupa konsep maupun keterampilan
3. Latihan Awal
Tugas awal untuk
mengecek pemahaman siswa
 Guru memberikan tugas untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi atau penerapan konsep yang baru saja dijelaskan.
 Guru memberikan umpan balik berupa penguatan positif maupun negatif terhadap respon siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap respon siswa yang keliru 4. Latihan Memberikan  Guru membimbing siswa untuk
Langkah Indikator Kegiatan yang Harus dilakukan Terbimbing tugas berupa
penerapan konsep atau keterampilan
berdikusi dengan teman sebangkunya tentang penerapan konsep atau keterampilan
 Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil dari diskusi tersebut dan
 Guru memberikan waktu kepada siswa lain untuk melakukan tanya jawab antar siswa dibawah bimbingan guru
5. Latihan Mandiri
Memberikan tugas lanjutan
 Guru memberikan tugas lanjutan berupa tugas sekolah atau PR.
2. Materi Sistem Koordinat
a. Pengertian Koordinat Cartesius
Descartes menciptakan cara menentukan letak suatu titik dengan menggunakan dua buah sumbu. Sumbu-sumbu itu adalah mendatar yang disebut dengan sumbu dan sumbu tegak yang disebut sumbu . Titik potong sumbu tegak dan mendatar adalah titik O disebut pusat koordinat atau titik asal. sumbu dan sumbu – dibagi dalam skala yang sama, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Koordinat Cartesius
20
Berdasarkan gambar diatas, untuk menentukan letak titik A digunakan dua jarak dari O. Jarak empat satuan dari O ke kanan dan jarak tujuh satuan dari O ke atas, disitulah letak titik A. Jadi, letak titik A ditentukan oleh jarak dari O, yaitu empat satuan ke kanan kemudian tujuh satuan ke atas.
Menentukan letak titik dengan cara ini tidak boleh terbalik. Letak titik A pada Gambar 2.1 dapat ditulis dengan pasangan bilangan (4,7).
Pasangan bilangan (4,7) disebut koordinat titik A. Koordinat pertama, yaitu 4 disebut koordinat x atau absis. Koordinat yang kedua yaitu 7 disebut koordinat y atau ordinat. Bidang XOY disebut bidang koordinat.
b. Menggambar Titik pada Bidang Koordinat
Suatu titik dapat digambar pada bidang koordinat jika koordinat- koordinatnya diketahui. Awalnya gambarlah sumbu dan sumbu – yang berpotongan pada pusat koordinat O, kemudian gambarlah skala bernomor pada sumbu-sumbu itu. Dengan demikian kita dapat menggambar titik yang diketahui koordinatnya.
c. Posisi Titik Terhadap Sumbu dan Sumbu
Koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan objek titik-titik pada suatu bidang dengan menggunakan suatu bilangan yang biasa disebut dengan koordinat dan koordinat dari titik-titik tersebut. untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua dua garis berarahtegak lurus satu sama lain (sumbu dan sumbu ), dan panjang unit yang dibuat tanda- tanda pada kedua sumbu tersebut. Titik-titk pada bidang koordinat
kartesius memiliki jarak terhadap sumbu dan sumbu . Berikut contoh posisi titik dan terhadap sumbu dam sumbu pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Koordinat Kartesius
Berdasarkan gambar diatas, dapat ditulis posisi titik-titik, sebagai berikut:
Titik berjarak 3 satuan dari sumbu dan berjarak 6 satuan dari sumbu
Titik berjarak 4 satuan dari sumbu dan berjarak 4 satuan dari sumbu
Titik berjarak 4 satuan dari sumbu dan berjarak 3 satuan dari sumbu
Titik berjarak 6 satuan dari sumbu dan berjarak 5 satuan dari sumbu
Titik berjarak 5 satuan dari sumbu dan berjarak 5 satuan dari sumbu
22
Titik berjarak 3 satuan dari sumbu dan berjarak 3 satuan dari sumbu
Titik berjarak 2 satuan dari sumbu dan berjarak 6 satuan dari sumbu
Titik berjarak 6 satuan dari sumbu dan berjarak 5 satuan dari sumbu
Posisi titik pada Koordinat Kartesius lis dalam pasangan berurut ( ). Bilangan menyatakan jarak titik itu dari sumbu dan bilangan menyatakan jarak titik itu dari sumbu . sumbu dan sumbu membagi bidang Koordinat Kartesius menjadi empat kuadran yaitu:
Kuadran I : koordinat positif dan koordinat positif Kuadran II : koordinat negatif dan koordinat positif Kuadran III : koordinat negatif dan koordinat negatif Kuadran IV : koordinat positif dan koordinat negatif
Berikut adalah posisi setiap kuadran dalam koordinat Kartesius:
Gambar 2.3
Empat Kuadran Bidang Koordinat
Berdasarkan bidang koordinat diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
Titik memiliki koordinat ( ), koordinat : , koordinat : 1 Titik memiliki koordinat ( ), koordinat : , koordinat : 3 d. Posisi Titik terhadap Titik Asal (0,0) dan Titik Tertentu (a,b)
Menentukan posisi titik terhadap titik asal ( ) dan titik tertentu ( ) dapat dilihat pada contoh denah perkemahan pada Gambar 2.4 berikut
24
Gambar 2.4 Denah Perkemahan
Posisi objek terhadap pos utama dan posisi bebrapa tempat terhadap tanah lapang dan kolam dapat dituliskan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Posisi Tempat pada Bidang Koodinat Kartesius
Tempat
Posisi Tempat Terhadap Pos
Utama Ket Tanah
Lapang Ket Kolam Ket Perumahan ( ) 6 satuan
ke kanan 5 satuan ke atas
( ) 10 satuan ke kanan ,2 satuan ke atas
( ) 9 satuan ke kanan ,8 satuan ke atas Pemakaman ( ) 5 satuan
ke kiri 2 satuan ke bawah
( ) 1 satuan ke kiri, 5 satuan ke bawah
( ) 2 satuan ke kiri 1 satuank e bawah Pasar ( ) 4 satuan ( ) 11 ( ) 10
Tempat Posisi Tempat Terhadap ke kanan
3 satuan ke atas
satuan ke kanan 1 satuan ke kiri
satuan ke kanan 5 satuan ke atas Teka-teki ( ) 8 satuan
ke kiri 5 satuan ke atas
( ) 4 satuan ke kiri 2 satuan ke kanan
( ) 5 satuan ke kiri 8 satuan ke atas Tenda 1 ( ) 2 satuan
ke kanan
( ) 6 satuan ke kanan 3 satuan ke bawah
( ) 5 satuan ke kanan 3 satuan ke atas Pos 1 ( ) 2 satuan
ke kanan 5 satuan ke atas
( ) 6 satuan ke kanan 2 satuan ke atas
( ) 5 satuan ke kanan 8 satuan ke atas
e. Memahami Posisi Garis terhadap Sumbu dan Sumbu
Perhatikan garis , garis , dan garis pada Koordinat kartesius dibawah ini terhadap sumbu dan sumbu pada Gambar 2.5.
26
Gambar 2.5
Garis-garis pada Bidang Koordinat Kartesius
(a) (b)
(c)
Berdasarkan gambar diatas, dapat ditentukan terdapat beberapa garis sebagai berikut.
Tabel 2.5
Garis-garis yang Sejajar, Tegak Lurus, dan Memotong Sumbu dan Sumbu
Gambar 2.5a Gambar 2.5b
Gambar 2.5c Garis-garis
yang sejajar dengan sumbu
Garis-garis yang sejajar
dengan sumbu
garis-garis yang tegak
lurus dengan sumbu
Garis- garis yang
tegak lurus dengan sumbu
Garis-garis yang memotong
sumbu dan sumbu
Gambar 2.5a Gambar 2.5b Gambar 2.5c
3. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instructon (DI) pada Materi Sistem Koordinat
a. Perencanaan Pembelajaran
1) Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Menurut Uno (2009:02), perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan baik, disertai berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Uno, 2009:02). Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pengajaran, penggnaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan, dan metode pembelajaran dan metode penilaian dalam alokasi waktu yang dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid, 2018: 17).
Perencanaan pembelajaran yang dimaksud oleh Sagala (2010:
135) harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran untuk mencapai tujuan yang telah disampaikan. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa dan melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan belajar siswa (Sagala, 2010: 135).
28
2) Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran sendiri didalamnya terdapat kegiatan memilih, menetapkan, serta mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (Uno, 2008: 2). Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat mata pelajaran, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Amiri, 2013: 49).
Menurut Hamid (2012: 243), silabus merupakan seperangkat rencana dan seperangkat pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang berkaitan untuk memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (Hamid, 2012: 243). Dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, dan sumber belajar. Implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru. Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang berguna untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (Amiri, 2013:50).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Kunandar (2011: 263) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.
Persiapan di sini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Berdasarkan pendapat Kunandar tersebut, dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk memperkirakan tindakan dalam pembelajaran.
Rencana pembelajaran berisi komponen-komponen yang sama dengan rencana pembelajaran sebagaimana digunakan disekolah, yang biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tetapi memiliki spesifikasi untuk mengajarkan tema atau topik-topik Matematika yang menekankan keterampilan Matematika. Empat komponen dari rencana pembelajaran tersebut adalah:
1) Merumuskan tujuan, untuk merumuskan tujuan dapat digunakan model Mager. Mager mengemukakan bahwa tujuan pembeljaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang ditulis dengan format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian, yaitu: perilaku siswa (jenis-jenis perilaku siswa yang diharapkan guru untuk dilakukan sebagai bukti bahwa tujuan itu telah dicapai),
30
situasi pengecekan (dibawah kondisi tertentu perilaku itu teramati atau diharapkan terjadi), dan kriteria kinerja (ditetapkan standar atau tingkat kinerja yang dapat diamati).
2) Memilih isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak dapat diharapkan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang dajarkan. Bagi mereka yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.
3) Melakukan analisis tugas, menganalisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan diajarkan oleh guru.
Ide yang melatar belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari semuanya dalam kurun waktu tertentu (Trianto, 2009: 46)
Merencanakan waktu dan ruang, merupakan kegiatan yang sangat penting pada pembelajaran Direct Instruction ini. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru: a) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa; b) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik siswa-siswa yang diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136 ). Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain ( 2010 : 1) pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan diarahkan dalam mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup (Amri, 2013: 54).
2) Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi pendahuluan yaitu kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti yaitu kegiatan dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran mengharuskan guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut antara lain:
a) Membuka pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
32
memungkinkan siswa siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran ini guru harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan siswa serta menunjukan adanya kepedulian yang besar terhadap keberadaan siswa. Guru membuka pelajaran biasanya membuka dengan salam dan presensi siswa, dan menanyakan tentang materi sebelumnya. Tujuan membuka pelajaran adalah : (1) Menimbulkan perhatian dan memotifasi siswa (2) Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasan – batasan tugas yang akan dikerjakan siswa (3) Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan – pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa. (4) Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yangtelah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari. (5) Mengaitkan peristiwa aktual dengan materi baru.
b) Penyampaikan Materi Pembelajaran
Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam penyampaian materi guru menyampaikan materi berurutan dari materi yang paling mudah terlebih dahulu,untuk memaksimalakan penerimaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru maka guru menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran. Tujuan penyampaian materi pembelajaran adalah : (1) Membantu siswa memahami dengan
jelas semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. (2) Membantu siswa untuk memahami suatu konsep atau dalil. (3) Melibatkan siswa untuk berpikir (4) Memahami tingkat pemahaman siswa dalam menerima pembelajaran.
c) Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengahiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini guru melakukan evaluasi tterhadap materi yang telah disampaikan.
Tujuan kegiatan menutup pelajaran adalah : 1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. 2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 3) Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan materi yang akan datang. Bardasarkan beberapa pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah berlangsungnya proses interaksi siswa dengan guru pada suatu lingkungan belajar.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran matematika dalam penelitian ini yaitu menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
b. Evaluasi Pembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “Evaluation”, menurut Wand and Brown (1957: 1), evaluasi adalah suatu tindakan atau
34
proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar (Susanto, 2006: 69).
Berdasarkan definisi yang disebutkan oleh Ali Hamzah (2014: 14) evaluasi adalah sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, praktikum, tugas, dan/atau pengamatan oleh pengajar.
Berdasarkan arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5).
Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba untuk membuat sebuah keputusan (Purwanto, 2010: 3).
Evaluasi tidak dapat berdiri sendiri dalam pelaksanaannya, bagaimana mau mengevaluasi kalau tidak jelas keberadaan tujuan, materi, metode dan model pembelajaran dalam suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga dapat
disesuaikan secara harmonis dengan keberadaan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang hendak disajikan (Ali Hamzah, 2014: 15)
Prosedur untuk evaluasi kualitatif, menurut Hamid Hasan (2008:
170-173), ada tiga hal pokok yang harus dilakukan evaluator ketika melakukan evaluasi dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan fokus evaluasi
2) Perumusan masalah dan pengumpulan data.
3) Proses pengolahan data.
4) Menentukan perbaikan dan perubahan program.
Secara sepintas lalu telah disambungkan di atas bahwa dalam pendidikan orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan yaitu:
1) Untuk mengetahui kemajuan anak, atau orang yang dididik setelah si terdidik tadi menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang diperguanakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Mudah dipahami bahwa kedua jenis pengetahuan tadi mempunyai arti yang penting dalam setiap proses pendidikan. Pengetahuan mengenai kemajuan anak mempunyai bermacam-macam kegunaan. Dengan demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedur-prosedur yang telah digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti bagi semua pihak (Rusdiana, 2014: 155-157).
36 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian secara umum, dibagi menjadi dua macam yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatakan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylordalam Dewi Asmarani (2014: 68), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengungkapkan sebuah fenomena yang terjadi serta data yang dihasilkan berupa data deskriptif. Sedangkan menurut Sugiyono (2017:10) penelitian berdasarkan tingkat kejelasannya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) Penelitian deskriptif; 2) Penelitian komparatif; dan 3) Penelitian asosiatif.
Adapun jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagainama adanya maupun analisis hubungan antar variabel dalam suatu fenomena (Arifin, 2012: 41). Sedangkan menurut Nana sujana dan Ibrahim (2007: 64), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala yang terjadi pada saat sekarang dengan mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual. Berdasarkan pendapat dari para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena atau gejala yang terjadi sekarang dan bersifat aktual.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SMP Islam Syafi’iyah yang merupakan Sekolah Menengah Pertama Swasta yang merupakan lembaga pendidikan agama islam dan berlokasi di desa Tarokan Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Sekolah ini menjadi tempat dilaksanakannya penelitian dengan pertimbangan:
1. Kepala Sekolah dan guru cukup terbuka untuk menerima pembaharuan dalam pendidikan, terutama hal-hal yang mendukung dalam proses belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan sebagai proses evaluasi dalam rangka mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI).
2. Sekolah SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Probolinggo belum pernah diadakan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian atau informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian yang dipilih disini adalah kelas VIII A dari dua kelas yang ada yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B. Pemilihan ini dilandasi pertimbangan bahwa siswa kelas VIII A lebih aktif daripada kelas VIII B, dan kelas VIII A sudah pernah dibelajarkan menggunakan model
38
pembelajaranDirect Instruction(DI) pada materi sistem koordinat. Sedangkan subjek ini sebagai perwakilan untuk memberikan informasi. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah 2 subjek meliputi siswa dan guru atas pertimbangan guru mata pelajaran Matematika SMPI Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo.
Jumlah siswa kelas VIII A yaitu 16 siswa dari 33 siswa jumlah keseluruhan kelas VIII di SMP Islam Syafi’iyah Tarokan Banyuanyar Probolinggo. Sehingga subjek penelitian yang berjumlah 16 siswa tersebut Pengelompokan ini berdasarkan hasil evaluasi guru dari pelaksanaan pembelajaran Matematika yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, serta studi dokumentsi.
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan pendekatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki (Mulyadi, 2010: 6). Penelitian ini melakukan pengamatan dan pendekatan secara langsung terhadap aktifitas belajar dan pembelajaran, baik terhadap aktifitas siswa maupun aktifitas guru, yang mengupayakan tanpa mengganggu aktifitas pembelajaran tersebut.
Peneliti meminta bantuan teman sebaya atas nama Nurul Qamariyah selaku observer kedua yaitu seorang mahasiswi dari Institut berbeda namun mampu menyeimbangi dan memahami maksud dari apa yang ingin peneliti observasi. Adapun yang ingin diperoleh dalam observasi ini adalah bagaimana proses belajar dan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada materi sistem koordinat, dengan menggunakan pedoman observasi yang sudah terlampir.
2. Wawancara
Penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara untuk memperkuat data hasil observasi. Adapun jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara bebas terpimpin yang disebut “semi structured”. Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam untuk menggali keterangan lebih lanjut. Dengan demikian data yang diperoleh dapat meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam (Winarno, 2018:
151). Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang proses pembelajaran, kemudian data tersebut dianalisis sesuai dengan hasil observasi dan juga mendapatkan data baru dari hasil wawancara tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai informasi pendukung untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran (Riska dan Supriyono, 2014: 6). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah