BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan permasalahan yang disampaikan pada latar belakang dengan didukung oleh tinjauan teori dan batasan kerangka konseptual, maka tergambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dirumuskan dalam hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha1 : Ada hubungan Akne Vulgaris terhadap Citra Diri pada remaja dengan Akne Vulgaris
Ha2: Ada hubungan antara Akne Vulgaris terhadap harga diri pada remaja dengan Akne vulgaris
Ha3: Ada hubungan antara akne vulgaris terhadap tingkat kecemasan pada remaja dengan Akne Vulgaris
Ho : Tidak ada hubungan Akne Vulgaris terhadap Citra Diri, Harga Diri, dan Tingkat Ansietas pada remaja dengan Akne Vulgaris
Definisi operasional dalam penelitian harus mencakup definisi, alat ukur penelitian, bagaimana cara mengukur, , skala pengukuran, dan semua hasil pengukuran variabel yang sudah didefinisikan (Dahlan,2012). Mendefinisikan variabel secara operasional bertujuan agar variabel jadi lebih konkrit dan dapat diukur (Dharma,2011)
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen
No Variabel Definisi konseptual Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Acne
Vulgaris
Akne Vulgaris (AV) merupakan inflamasi kronik pada unit pilosebaseus yang
paling umum
dijumpai pada hampir 80% populasi remaja sampai dewasa muda dengan rentang usia 11-30 tahun (Indramaya, 2016)
Pengukuran AV dengan Kriteria Ake Vulgaris berdasarkan tingkat keparahan
Lembar Observasi
Lembar Observasi
1. Akne vulgaris ringan =
<20 komedo, atau <15 lesi iinflamasi, atau total lesi<30
2. Akne vulgaris sedang=
20-100 komedo, atau 15-50 lesi inflamasi, atau total lesi 30-125
3. Akne vulgaris berat= >5 kista, atau >100 komedo, atau >50 lesi inflamasi, atautotal lesi >125
Ordina l
Variabel Dependen
No Variabel Definisi konseptual Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur Citra diri Cash dan Pruzinsky
(2014) menyatakan bahwa citra tubuh merupakan evaluasi dan pengalaman afektif seseorang terhadap karakteristik dirinya, bisa
dikatakan bahwa
investasi dalam
penampilan merupakan bagian utama dari evaluasi diri seseorang.
Gambaran mental, fantasi, sikap, pikiran, perasaan, pemaknaan, dan persepsi serta evaluasi responden mengenai tubuhnya yang meliputi bentuk, ukuran, berat, karakteristik, dan performansi tubuh
Ditanyakan pada kuesioner. Setiap jawaban akan diberi skor, kemudian dari 10 pertanyaan skor dijumlah dan didapatkan hasil.
Kuesioner dengan skala Likert
1 = Citra diri negatif bila nilainya (-)
2 = Citra diri positif bila nilai nya (+)
(Ferdinand, 2014)
Ordinal
Harga diri Harga diri adalah sikap yang dimiliki tentang dirinya sendiri, baik positif maupun negatif (Santrock, 2012).
Suatu sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa besar responden percaya bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, berharga menurut standart dan nilai pribadinya.
Ditanyakan pada kuesioner. Setiap jawaban akan diberi skor, Jumlah jawaban benar akan dibagi 10 kemudian dikali 100%
Kuesioner
RSES (The
Rosenberg Self Esteem Scale) pertanyaan No.
1-10
Skor dari RSES berkisar dari 0 - 30. dengan Kategori :
1. Skor 26-30 menunjukan harga diri tinggi;
2. Skor 15-25 berada dalam kisaran normal;
3. Skor di bawah 15 menunjukkan harga diri yang rendah.
Ordinal
psikologis dan berbagai pola perilaku yang timbul
dari perasaan
kekhawatiran subjektif dan ketegangan
sensitif, respon emosional responden saat mengalami tekanan perasaan dan tekanan batin.
akan diberi skor, kemudian dari 14 pertanyaan skor dijumlah dan didapatkan hasil.
3 = 15-27 kategoro kecemasan sedang
4 = > 27 kategori kecemasan berat
57
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan yang menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang dapat terjadi dalam penelitian (Notoadmodjo, 2010).Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Metode pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor–faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010; Supardi dan Rustika, 2013).
4.2 Populasi dan Sampel
Dalam bagian ini akan diuraikan populasi penelitian dan sampel. Populasi akan dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang akan diteliti yang menjadi sasaran ini, sedangkan sampel, harus menyebutkan teknis pengambilan sampel serta besarnya sample (Notoatmodjo, 2010).
4.2.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri- ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 2017). Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Darmawan, 2013). Populasi adalah jumlah keseluruhan anggota dari
suatu himpunan yang ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi atau generalisasi (Supardi , 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien remaja Acne vulgaris periode Januari sampai Juni 2018 di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Berdasarkan hasil survei data pasien remaja akne vulgaris yang berkunjung ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo sebanyak 238 pasien dengan rentang usia 11 tahun – 20 tahun (Unit Rekam Medis dan Buku Register Poliklinik Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta).
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel penelitian yang digunakan dengan teknik purposive sampling : pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. (Dharma, 2015).
n
( ) Dimana:n = perkiraan jumlah sampel
N = perkiraan besar sampel (jumlah pasien remaja yang berkunjung ke poliklinik kulit dan kelamin sebanyak (230 orang)
Za = nilai standar normal untuk a = 0.05 (1.96)
P = proporsi (pasien remaja yang berkunjung ke poliklinik kulit dan kelamin) sebesar 60% ((Rinelly, 2017)
Q = 1-P
d = tingkat kesalahan yang dipilih (0.1)
n
( ) ( ) ( )n
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2010).
a. Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
1) Pasien yang datang berobat ke poliklinik kulit dan kelamin RSCM Jakarta
2) Pasien yang dididagnosa mengalami Acne Vulgaris ringan, atau sedang, atau berat
3) Pasien berusia 11 tahun sampai 20 tahun 4) Pasien yang bisa membaca dan menulis 5) Pasien yang mau bekerja sama/ kooperatif 6) Pasien yang bersedia menjadi responden b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri–ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).
1) Pasien acne vulgaris yang berusia lebih dari 20 tahun 2) Pasien acne vulgaris yang tidak mau bekerja sama
3) Pasien acne vulgaris tidak bersedia mengisi kuisioner dan menjadi responden
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Unit Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu April 2019 sampai Juni 2019.
4.4 Etika Penelitian
Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam penelitian (Supardi, 2013). Etika penelitian yang disusun bertujuan untuk melindungi hak-hak responden Akne Vulgaris pada remaja dan menjaga kerahasiaan responden. Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas BINAWAN, mendapatkan
ijin dari Direktur RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta dan juga ijin dari Kepala Bagian Unit Pelayanan Poliklinik Kulit Dan Kelamin. Penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki. Adapun prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam penelitian ini adalah :
a) Manfaat (Beneficence)
Penelitian ini harus memberikan keuntungan bagi responden yaitu memberikan informasi yang tepat dan benar tentang topik penelitian.
Peneliti juga harus menjelaskan prosedur penelitian kepada responden dan menjelaskan bahwa responden bebas dari kerugian dan ketidaknyamanan, memberikan informasi kepada responden bahwa partisipasi atau informasi yang mereka berikan hanya akan digunakan pada penelitian ini.
b) Menghormati martabat (Respect for human dignity)
Peneliti menghargai hak – hak responden karena responden berhak untuk menentukan nasib sendiri dan berhak untuk mengungkapkan sepenuhnya. Responden berhak untuk memutuskan mengambil bagian dalam penelitian ini, berhak untuk mengajukan pertanyaan, berhak untuk menolak memberikan informasi.
c) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan mencakup hak mendapat perlakuan yang adil dan hak akan privasi. Responden diyakinkan bahwa privasinya dipertahankan secara terus-menerus atau tidak akan dieksploitasi.
Contohnya dalam prosedur penelitan responden mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama atau setelah berpartisipasi, tidak membedakan jenis kelamin, ataupun tingkat pendidikan.
d) Persetujuan (Informed consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara responden dan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan pada responden untuk menjelaskan tujuan penelitian, prosedur penelitian, dan waktu penelitian. Selain itu informed consent diberikan pada responden untuk menjelaskan hak – hak responden antara lain hak untuk mendapatkan kebebasan dari kekerasan dan ketidaknyamanan, hak untuk perlindungan dari eksploitasi, hak untuk menentukan nasib sendiri dimana responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri menjadi responden. Responden juga berhak atas pengungkapan sepenuhnya atas informasi (keterbukaan) dari peneliti dan berhak akan privasi.
e) Kerahasiaan (Confidentiality)
Dalam penelitian, peneliti tidak menampilkan identitas responden (anonymity). Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah – masalah lainnya dengan cara menggunakan kode responden. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan disimpan peneliti pada file pribadi, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian (Polit & Beck, 2016).
4.5 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data disebut juga dengan Instrument penelitian.
Instrumen penelitian dapat berupa: kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012). Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada pasien yang terkena akne vulgaris di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kuesioner yang dibuat sudah mencakup semua komponen data demografi : usia, jenis kelamin, pendidikan , tanggal lahir ; variabel independen: akne vulgaris serta mencakup variabel dependen yaitu citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan.
Kuesioner penelitian ini terdiri dari :
a) Instrumen I berisi identitas pasien meliputi tanggal lahir, usia, pendidikan, jenis kelamin.
b) Instrumen II berisi kuesioner citra diri responden pada pasien remaja dengan akne vulgaris. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, Menggunakan skala Likert, tidak pernah nilai (-2), sangat jarang (-1), pernah nilai (0), sering nilai (1), selalu nilai (2). Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan. Cara menghitungnya dengan menjumlahkan semua hasil dari 10 pertanyaan.
Bila hasil penjumlahan negatif / minus maka citra diri dikatakan negatif dengan kode 1, bila hasil penjumlahan positif / plus maka citra diri dikatakan positif dengan kode 2 (Ferdinand, 2014).
c) Instrumen III berisi kuesioner harga diri (dikembangkan oleh Rosenberg 2003) responden pada pasien remaja dengan akne vulgaris. Kuesioner
terdiri dari 10 pertanyaan. Skala ukur menggunakan skala Guttman dengan jawaban sangat setuju (SS) nilainya , setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Cara ukur dengan menjumlahkan hasil setiap jawaban kemudian dibagi 10 dan dikalikan 100%. Maka akan didapatkan hasil dalam jumlah persen. Harga diri rendah jika nilai < 55%, harga diri sedang jika nilainya 56 – 74% dan harga diri tinggi jika nilainya
≥ 75% (Budiman, 2013).
d) Instrumen IV berisi kuesioner tingkat kecemasan dengan menggunakan kuesioner HARS yang terdiri dari 14 item kuesioner kecemasan. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alat ukur yang dikenal dengan nama HARS (Halminton Anxiety Rating Scale).
Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali tau keluhan Nilai 1 = satu dari gejala yang ada
Nilai 2 = sedang/separuh dari gejala yang ada Nilai 3 = berat/lebih dari setengah gejala yang ada Nilai 4 = sangat berat/semua gejala yang ada
Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu total nilai score :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat 42 – 56 = kecemasan berat sekali
4.6 Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dimulai dengan meminta persetujuan berupa surat ijin penelitian dari Prodi Keperawatan STIKES BINAWAN, kemudian menyerahkan surat ijin penelitian di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Setelah mendapat ijin dari RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta, peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan survey sampel dengan teknik purposive sampling. Sampel yang dipilih adalah sampel yang memenuhi kriteria inkusi dan eksklusi. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang manfaat dan tujuan penelitian, penjelasan tentang kuesioner dan kerahasiaan data serta untuk menyamakan persepsi tentang pertanyaan kuesioner. Kemudian responden mengisi lembar informed consent dan mengisi lembar kuesioner. Setelah itu kuesioner dicek kembali untuk memastikan semua jawaban sudah terisi dengan baik. Jika semua kuesioner sudah terisi dengan baik, peneliti akan mengumpulkan dan mengucapkan terimakasih kepada responden.
Bagan 4.1 Skema Alur Pengumpulan Data 4.7 Teknik Analisa Data
1. Pengolahan data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah tabulasi dengan langkah-langkah sebagai beirikut
a. Editing adalah setiap lembar kuesioner diperiksa untuk memastikan setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah terisi semua a. Coding adalah pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul
dalam kuesioner untuk memudahkan proses pengolahan data.
Koding pada kuesioner antara lain jenis kelamin (kode 1 = laki-laki, 2 = perempuan), Pendidikan terakhir (kode 1= Pendidikan dasar s/d menengah pertama dan atas, 2 = pendidikan lanjutana s/d perguruan tinggi), pengetahuan (kode 1 = pengetahuan kurang, 2 = pengetahuan cukup, 3 = pengetahuan baik), Lama menjalani hemodialisa (kode 1 = < 1 tahun. 2 = > 1 tahun), dukungan keluarga Penentuan sampel pasien Akne
Vulgaris yang masuk kriteria inklusi
Pengisian lembar kuesioner oleh
responden Menjelaskan kepada responden
tentang tujuan dari penelitian
Pengumpulan lembar kuesioner Responden mengisi
lembar informed consent
Waktu pengambilan sampel mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul
15.00 WIB Perijinan
(kode 1 = dukungan keluarga kurang, 2 = dukungan keluarga baik), kepatuhan (kode 0 = tidak patuh, 1 patuh).
b. Processing yaitu proses data yang dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner kedalam program komputer dengan menggunakan program SPSS Statistik Volume 23
c. Cleaning yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan presentase semua variable yang terdiri dari variable independen yaitu tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan, akne vulgaris pada remaja, citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan. Data pada analisa univariat ini dijadikan dalam bentuk data kategorik dengan peringkasan data menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase (%) atau proporsi dengan menggunakan rumus :
1) Rumus frekuensi:
∑f = N………(4.4) f = frekuensi
N = jumlah total
(Susilo, 2013) 2) Rumus presentase:
p(100) = ( )……….(4.5)
Keterangan : p = nilai presentase
f = frekuensi jawaban yang benar N = total nomor
(Susilo, 2013)
b. Analisa Bivariat
Digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen: citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan serta variabel independen: akne vulgaris pada remaja. Analisa bivariat dibuat dengan Chi Square karena membandingkan skala ukur ordinal dan nominal.
Karena jenis data yang dipakai adalah kategorik untuk varibel independent dan kategorik untuk variabel dependent.
1) Uji Chi Square
Rumusan uji Chi square : (Susilo, 2013)
( )………(4.6)
Keterangan :
= Statistic Chi Square f0 = Frekuensi Observed fe = Frekuensi Expected
Σ = Penjumlahan
Untuk melihat hasil kemaknaan dengan perhitungan statistik digunakan kemaknaan α= 0,05 hasil uji statistik dikatakan bermakna apabila mempunyai nilai ρ-value >0,05.
No. Kegiatan
Bulan Juli
2018
Agustus 2018
September 2018
Oktober 2018
November 2018
Desember 2018
Januari – Juni 2019
Juli 2019 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memilih Judul 2. Studi Pendahuluan 3. Menyusun proposal 4. Revisi Proposal 5. Persiapan lapangan 6. Uji Coba Instrumen 7. Pengumpulan Data 8. Pengolahan Data 9. Analisis Data 10. Penyusunan Laporan 11. Seminar Hasil Penelitian 12. Revisi Hasil Penelitian 13. Penyerahan Hasil Penelitian
71
Pada bab ini ditampilkan analisis data dari penelitian yang telah diolah dan diambil kesimpulanya. Data tersebut ditampilkan mulai dari karakteristik demografi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan pada pasien Akne Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta, serta melihat hubungan dari citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan pada pasien Remaja dengan Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta.
5.1 Analisa Univariat
Analisa Univariat ditampilkan data distribusi frekuensi berupa frekuensi (n) dan Presentase (%) pada setiap tabel.
5.1.1 Citra Diri
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Citra Diri Pasien Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta
T a b
Tabel 5.1 menunjukan distribusi frekuensi citra diri pasien akne Variabel Deskripsi Frekuensi Persentase Citra Diri Negatif
Positif
30 17
63,8 36,2 Total 47 100,0
vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta yakni berdasarkan citra diri negatif sebanyak 63,8% dan citra diri positif sebanyak 36,2%.
5.1.2 Harga Diri
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Harga Diri Pasien Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo
Jakarta
T a b
Tabel 5.2 menunjukan distribusi frekuensi diri pasien akne vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta Jakarta yakni berdasarkan harga diri sedang sebanyak 57,2% harga diri rendah sebanyak 36,2% dan harga diri tinggi sebanyak 6,4%.
Variabel Deskripsi Frekuensi Persentase Harga Diri Rendah
Sedang Tinggi
17 27 3
36,2 57,2 6,4 Total 47 100,0
5.1.3 Tingkat Kecemasan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo
Jakarta
T a b e
Tabel 5.36 menunjukan distribusi frekuensi tingkat kecemasan Pasien Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta yakni berdasarkan tingkat kecemasan sedang sebanyak 63,8%, kecemasan ringan sebanyak 31,9%, normal sebanyak 2,1% dan berat sebanyak 2,1%.
5.1.4 Akne Vulgaris
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta
T a
Variabel Deskripsi Frekuensi Persentase Kecemasan Normal
Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat
1 15 30 1
2,1 31,9 63,8 2,1 Total 47 100,0
Variabel Deskripsi Frekuensi Persentase Akne Vulgaris 1. Ringan
2. Sedang 3. Berat
15 22 10
31,9 46,8 21,3 Total 47 100,0
Tabel 5.4 menunjukan distribusi Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta yakni klasifikasi Akne Vulgaris sedang sebanyak 46,8% ringan sebanyak 31,9% dan berat sebanyak 21,3%.
5.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen yaitu citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan terhadap Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Uji hubungan penelitian ini menggunakan uji Chi Square dengan derajad kemaknaan 5% (0,05). Hubungan antara variabel independen dan dependen dikatakan bermakna bila p value < 0,05 dan hubungan dikatakan tidak bermakna bila p value > 0.05.
5.2.1 Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Citra Diri Tabel 5.5
Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Citra Diri Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin Rsup Cipto Mangun Kusumo Jakarta
Variabel Independen
Citra Diri p-
Valu e
OR CI Negatif Positif Total 95%
Agne
Vulgaris n % n % n %
0,002
6,49(
8,58- 2,43)
Ringan 11 23,4 4 8,5 15 31,9
Sedang 13 27,7 9 19,1 22 46,8
Berat 6 12,8 4 8,5 10 21,3
Total 30 63 17 36,2 47 100,0
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 47 responden dengan citra diri negatif pada pasien akne vulgaris sedang sebanyak 27,7% dan akne vulgaris sedang dengan citra diri negatif sebanyak 23,4%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p value: 0,002 berarti p<α dimana nilai α: 0,05 yang berarti hipotesis diterima karena lebih kecil dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan akne vulgaris terhadap citra diri pada pasien akne vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
5.2.2 Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Harga Diri Tabel 5.6
Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Harga Diri Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin Rsup Cipto Mangun Kusumo Jakarta
Variabel Independen
Harga Diri p-
Val ue
OR CI Rendah Sedang Tinggi Total 95%
Agne
Vulgaris n % n % n % n %
0,00 4
9,682 (9,50
4- 7,62)
Ringan 1 2,1 5 10,6 9 19,1 15 31,9
Sedang 3 6,4 14 29,8 5 10,6 22 46,8
Berat 3 6,4 6 12,8 1 2,1 10 21,8
Total 7 14,9 25 53,2 15 31,9 47 100,0
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 47 responden pasien dengan akne vulgaris sedang mengalami harga diri sedang sebanyak 29,8% dan pasien dengan akne vulgaris sedang mengalami
harga diri rendah sebanyak 6,4%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p value: 0,004 berarti p<α dimana nilai α: 0,05 yang berarti hipotesis diterima karena lebih kecil dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan akne vulgaris terhadap harga diri pada pasien akne vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
5.2.3 Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Kecemasan Tabel 5.7
Hubungan Akne Vulgaris Terhadap Kecemasan Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin Rsup Cipto Mangun Kusumo Jakarta
Variabel Independ
en
Kecemasan p-
Valu e
OR CI Normal Rendah Sedang Tinggi Total 95%
Agne
Vulgaris n % n % n % n % n %
0,06 3
5,97 7 (6,58
- 3,18) Ringan 1 2,1 8 17,0 6 12,8 0 0,0 15 31,9
Sedang 2 4,3 11 23,4 8 17,0 1 2,1 22 46,8 Berat 0 0,0 3 6,4 5 10,6 2 4,3 10 21,3 Total 3 6,4 22 46,8 19 40,0 3 6,4 47 100,0
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 47 responden dengan akne vulgaris sedang dan kecemasan ringan sebanyak 23,4%
sedangkan akne vulgaris sedang dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 17,0%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi
Square didapatkan nilai p value: 0,063 berarti p>α dimana nilai α:
0,05 yang berarti hipotesis ditolak karena lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan akne vulgaris terhadap tingkat kecemasan pada pasien akne vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
78
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan distribusi citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan terhadap terhadap pasien Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Serta menjelaskan hubungan dari citra diri, harga diri dan tingkat kecemasan terhadap Akne Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kulit dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta.
6.1 Analisa Univariat
6.1.1 Ditribusi Frekuensi Akne Vulgaris
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan distribusi Akne Vulgaris Di Poliklinik Ilmu Kulit Dan Kelamin RSUP Cipto Mangun Kusumo Jakarta yakni klasifikasi Akne Vulgaris sedang sebanyak 46,8%.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anandita (2017) yang menunjukkan bahwa distribusi tingkat keparahan akne vulgaris yang paling banyak diderita oleh responden adalah akne vulgaris yang ringan sebanyak 46,5%. Hasil penelitian tersebut berdasarkan pemeriksaan mayoritas responden menunjukkan