BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.2 Konsep Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa dak ada kesepakatan universal mengenai batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identias, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (WHO, 2015)
Remaja adalah suatu masa diman individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2013).
Konsep Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak- anak menuju dewasa. Biasanya dialami pada usia 13 sampai 20
tahun. Pada masa remaja ini terdapat 3 subfase yaitu masa ramaja awal usia 11 sampai 14 tahun, masa remaja pertengahan usia 15 sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir usia 18 sampai 20 tahun ( Potter &Perry, 2009)
Istilah adolescence merujuk kepada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk kepada saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Perubahan hormonal saat pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada anak ( Potter&Perry, 2009).
2.2.2 Perkembangan biologis pada remaja
Perubahan fisik pada pubertas terutama merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh system saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perbedaan fisik antara dua jenis kelamin ditentukan berdasarkan karakteristik pembeda : karakteristik seks primer merupakan organ internal dan eksternal yang melaksanakan fungsi reproduktif (mis.,ovarium, uterus,payudara, penis). Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (mis.,perubahan suara, munculnya rambut ppubertas dan
bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi. (Wong,2009)
2.2.3 Perubahan hormonal saat pubertas
Secara umum diterima bahwa peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormone dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisis) sebagai respons terhadap stimulus dari hipotalamus.
Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda yaitu: produksi dan pelepasan sel gamet-produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita; dan sekresi hormone seks yang sesuai yaitu estrogen dan progesteron dari ovarium (wanita) dan testosterone dan testis (pria).Perubahan hormonal akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan rambut pubis dan menarke pada anak perempuanm pertumbuhan penis, perubahan suara, pertumbuhan rambut di lengan dan muka pada anak laki-laki, serta terjadinya produksi minyak tubuh, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, dan timbulnya jerawat.(Batubara, JRL, 2010).
2.2.3.1 Hormon Seks
Hormon seks disekresi oleh ovarium, testis, dan adrenal.
Hormone seks diproduksi dalam jumlah bervariasi oleh kedua jenis kelamin sepanjang rentang kehidupan. Korteks adrenal bertanggung jawab untuk sejumlah kecil sekresi sebelum masa pubertas, tetapi produksi hormon seks yang menyertai
kematangan gonad bertanggung jawab terhadap terjadinya berbagai perubahan biologis yang dipantau selama pubertas.
2.2.3.2 Estrogen
Merupakan hormon kewanitaan, ditemukan dalam jumlah sedikit selama masa kanak-kanak. Sekresi estrogen meningkat secara perlahan-lahan sampai sekitar usia 11 tahun. Pada pria, peningkatan secara bertahap ini berlanjut hingga mencapai kematangan seksual. Pada wanita, awitan produksi estrogen di dalam ovarium menyebabkan peningkatan yang jelas dan berlanjut sampai sekitar 3 tahun setelah awitan menstruasi, yaitu saat estrogen mencapai tingkat maksimal yang berlanjut sepanjang kehidupan reproduksi wanita.
2.2.3.3 Androgen
Hormon pria juga disekskresi dalam jumlah sedikit dan jumlah meningkatnya secara bertahap sampai usia sekitar 7 sampai 9 tahun, ssat usia tersebut peningkatan sekresi androgen terjadi lebih cepat pada kedua jenis kelamin, terutama pada remaja putra, sampai sekitar usia 15 tahun.
Hormon ini bertanggung jawab atas perubahan pertumbuhan yang paling cepat di masa remaja awal. Dengan awitan fungsi testikular , tingkat androgen terutama testosterone pada pria
lebih meningkat daripada wanita , dan peningkatan berlanjut hingga maksimal saat kematangan tercapai.
2.2.4 Perkembangan Psikososial
Batubara, JRL (2010) menyebutkan, Perubahan fisik yang cepat dan secara berkelanjutan pada remaja menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap bentuk tubuhnya dan mencoba membandingkan dengan teman-teman sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung secara lancar maka berpengaruh terhadap perkembangan psikis dan emosi, bahkan terkadang timbul ansietas , terutama pada anak perempuan bila tidak dipersiapkan untuk menghadapinya. Perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu remaja awal (early adolescent), pertengahan (middle adolescent), dan akhir (late adolescent).
Pada fase early adolescent (12-14 tahun) mereka hanya tertarik pada keadaan sekarang, bukan masa depan, sedangkan secara seksual mulai timbul rasa malu, ketertarikan pada lawan jenis . Peran group sangat dominan, mereka berusaha membentuk kelompok, beringkah laku sama, berpenampilan sama, mempunyai bahasa atau kode isyarat yang sama.
Pada periode middle adolescent (15-17 tahun) remaja mulai tertarik akan intelektualitasdan karir. Secara seksual sangat memperhatikan penampilan, sanngat perhatin terhadap lawan jenis, mulai
mempunyai konsep role model dan konsisten terhadap cita-cita.
Periode late adolescent (18 tahun) ditandai oleh tercapainya maturitas fisik secara sempurna. Perubahan psikososial yang ditemui antara lain identitas diri menjadi lebih kuat.
2.2.5 Perkembangan Konsep Diri dan Citra Tubuh
Pertumbuhan mendadak yang terjadi pada awal masa remaja menimbulkan perasaan bingung pada remaja. Mereka kehilangan rasa aman dengan tubuh yang sudah dikenalnya dan merasa aneh tentang perubahan tubuhnya. Remaja secara kritis menyadari penampilannya pada saat mereka mulai memperoleh citra diri sebagai orang dewasa , tetapi mereka menemukan adanya ketidak sesuaian antara ideal diri dengan kemampuan aktual yang mereka miliki.Sayangnya masa ini juga merupakan waktu ketika efek hormonal kelenjar sebasea memproduksi jerawat yang menyebabkan masalah bagi sebagian besar remaja. Remaja melatih ekspresi wajah dan postur tubuhnya,mengatur rambut, mengkhawatirkan sebuah jerawat, dan dengan cara lain mencoba menilai cara terbaik dirinya.
Konsep diri memjadi lebih berbeda jika remaja mendapat gambaran yang lebih rumit tentang dirinya, gambaran yang memperhitungkan faktor situasional.(Wong, 2009).
2.3 Konsep Citra Diri