• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antarkomponen Kurikulum

Dalam dokumen Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Kejuruan (Halaman 50-55)

BAB II BAB II

F. Hubungan Antarkomponen Kurikulum

pendidikan PTK termasuk SMK pada umumnya dana operasional dibutuhkan untuk membiayai dalam memobilisasi kegiatan praktik yang dilaksanakan di industri (praktik industri), yang meliputi pembimbingan atau pembekalan, pelepasan, pengawasan, dan penarikan.

(f) Tenaga administrasi, adalah para karyawan/karyawati yang membidangi administrasi. Tenaga administrasi bertugas untuk mencatat dan mengadministrasikan nilai-nilai peserta didik, peralatan-peralatan sekolah dan membantu pimpinan maupun para guru dalam menjalankan tugas perkantoran dan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian tenaga administrasi adalah sub-komponen penting dalam meng- implementasi isi materi kurikulum sekolah.

4. Komponen Evaluasi

Evaluasi adalah salah satu komponen dalam kurikulum.

Evaluasi merupakan instrumen untuk mengukur dan menilai pelaksanaan isi materi yang terdiri dari berbagai mata pelajaran sudah sesuai dengan tujuan kurikulum. Dengan menggunakan pengukuran dan penilaian dapat dievaluasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan atau implementasi kurikulum sebagai acuan untuk membandingkan dengan dokumen kurikulum. Melalui proses evaluasi maka dapat mengambil kebijakan untuk perbaikan kele- mahan tersebut sebagai umpan balik melakukan perubahan metode dan strategi.

Gambaran keterkaitan antarkomponen kurikulum diperlihatkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Keterkaitan Antarkomponen Kurikulum

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa antarkomponen yang dirancang dalam kurikulum berkaitan satu dengan yang lain. Untuk merancang tujuan instruksional mengacu dari tujuan institusional demikian pula tujuan instruksional diturunkan dari tujuan pendidikan nasional. Ketiga tujuan ini merupakan satu komponen dalam tujuan kurikulum. Materi/mata pelajaran adalah salah satu komponen kurikulum yang terdiri dari seluruh mata pelajaran dalam kurikum yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.

Komponen materi/mata pelajaran memiliki hubungan timbal balik dengan komponen tujuan kurikulum dan kegiatan pembelajaran maupun komponen evaluasi. Demikian pula kegiatan pembelajaran dan evaluasi saling berhubungan timbal balik juga terhadap komponen tujuan kurikulum dan komponen materi/mata pelajaran.

Hal ini menyatakan bahwa hubungan antarkomponen ini saling berpengaruh satu dengan yang lain. Misalnya, komponen kegiatan pembelajaran mengalami masalah yaitu proses pembelajaran tidak terlaksanakan sebagaimana mestinya, berarti materi pelajaran yang seharunya dikuasai peserta didik tidak dapat diperoleh atau dicapai

Materi/Mata Pelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Evaluasi Tujuan Kurikulum

optimal. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketiga komponen lain.

Komponen evaluasi dapat mengukur dan menilai masalah tersebut sehingga tujuan kurikulum dapat dicapai atau tidak.

Telah dijelaskan bahwa kurikum merupakan dokumen sebagai pedoman untuk dilaksanakan oleh intitusi pendidikan (sekolah).

Kurikulum ini dirancang sedemikian rupa yang melibatkan dari berbagai pihak, dan untuk intitusi pendidikan kejuruan melibatkan dunia usaha/industri. Yang seringkali terjadi permasalahan yaitu melaksanakan atau menerapkan kurikulum tersebut. Komponen kegiatan pembelajaran adalah komponen yang melaksanakan kurikulum. Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, melibatkan seluruh sumber daya yang ada di lembaga atau sekolah tersebut.

Sumber daya ini melibatkan manusia dan sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Sumber daya manusia meliputi; tenaga akademik (guru/pendidik), pemimpin sekolah, pengawas, dan tenaga administrasi. Sedangkan sumber daya sarana prasarana meliputi;

bangunan gedung, ruangan/kelas, perpustakaan, laboratorium untuk kegiatan praktekum, workshop atau bengkel kerja khusus bagi pendidikan kejuruan untuk melaksanakan kegiatan praktik dalam rangka pembentukan keterampilan/keahlian bagi peserta didik, dan dana operasional untuk membiayai kegiatan pendidikan. Apabila salah satu sub komponen ini bermasalah maka sangat berpengaruh terhadap komponen-komponen utama lainnya. Secara empiris, permasalahan yang sering terjadi pada sub-sub komponen tersebut, dijelaskan berikut ini.

1. Tenaga akademik.

Tenaga akademik di sekolah kejuruan adalah guru yang sekaligus sebagai pendidik dan instruktur. Sebagai guru mereka harus mengajar materi pelajaran (transfer of knowledge) sekaligus sebagai instrusktur dalam kegiatan praktik maupun mendidik peserta didik menjadi pribadi

bermoral, yang meliputi berakhlak, jujur, beretika, santun, dan sebagainya. Ketiga aspek tersebut harus dimiliki tenaga akademik, yaitu kualitas guru yang mengajar dibidang mata pelajaran produktif. Apabila ketiga aspek tersebut tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi kompetensi keahlian yang diminati dan bakat serta kepribadian para lulusan. Selain hal tersebut, masalah yang sering muncul adalah kekurangan tenaga akademik yang tidak rasional dengan jumlah kelas maupun jumlah peserta didik, mengakibatkan seluruh materi pelajaran tidak dapat diajarkan kepada peserta didik dan proses pembelajaran tidak efektif.

2. Kepala sekolah.

Sebagai kepala sekolah, dituntut memiliki kemampuan untuk memimpin sekaligus memanajerial orgnisasi sekolah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan panduan kurikulum sehingga tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam kurikulum dapat dicapai sebagaimana diharapkan.

Kemampuan ini meliputi memobilisasi seluruh potensi tenaga akademik dan tenaga administrasi agar aktif, kreatif dan inovatif melaksanakan kegiatan pembelajaran dan administrasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Bila kepala sekolah kurang memiliki kemampuan memimpin maka dapat mempengaruhi sub-sub komponen yang lain dan pada akhirnya tujuan kegiatan pembelajaran tidak dapat dicapai.

3. Pengawas sekolah (supervisor).

Selaku pengawas sekolah, supervisor harus menguasai kurikulum sekolah dan memiliki kemampuan melakukan supervisi, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran sekolah untuk diluruskan atau diperbaiki. Bila supervisi tidak berjalan sesuai fungsinya maka

perbaikan-perbaikan pada organisasi sekolah tidak mungkin dilakukan, mengakibatkan akan berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran (instruksional) hingga tujuan institusional yang telah dirancang dalam kurikulum.

4. Tenaga administrasi.

Sebagai tenaga administrasi, dituntut kemampuan untuk: (1) mengadministrasikan seluruh kegiatan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan tenaga akademik, (2) porto folio beserta data-data tenaga pendidik, (3) mengadministrasikan data-data peribadi peserta didik, nilai- nilai, absensi tenaga akademik/peserta didik, dan sebagainya, (4) mengadministrasikan sarana dan prasarana sekolah, dan (5) membantu pemimpin/kepala sekolah. Kesemuanya itu perlu dilakukan oleh tenaga administrasi agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai rancangan kurikulum.

5. Bangunan gedung dan lahan/pekarangan.

Suatu sekolah memerlukan bangunan yang terdiri dari ruangan kelas, ruangan guru, ruangan pimpinan/kepala sekolah, ruangan perpustakaan, ruangan laboratorium, ruangan workshop, ruangan tenaga administrasi, ruangan tamu, ruang serba guna, gudang, dan lahan untuk kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga, tempat upacara, dan parkiran kendaraan.

Semuanya itu diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

6. Perpustakaan.

Perpustakaan seringkali disebut gudang ilmu, karena perpustakaan merupakan sarana

7. Laboratorium untuk kegiatan praktekum.

8. Workshop atau bengkel kerja

Khusus bagi pendidikan kejuruan untuk melaksanakan kegiatan praktik dalam rangka pembentukan

keterampilan/keahlian bagi peserta didik khususnya pada pendidikan kejuruan.

9. Dana operasional.

Suatu lembaga pendidikan memerlukan biaya operasional untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti kegiatan kurikulur dan ekstrakurikulur. Untuk memenuhi maksud tersebut, pemerintah telah melaksanakan program pendanaan yang dikenal dengan istilah BOS (Biaya Operasionl Sekolah).

Dana ini diharapkan untuk membiayai kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam kurikulum. Apabila dana BOS ini penggunaannya tidak sesuai dengan peruntukkannya maka akan mempengaruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan berdampat terhadap tujuan kurikulum.

Dalam dokumen Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Kejuruan (Halaman 50-55)