BAB II BAB II
E. Komponen-komponen Kurikulum
Pemimpin institusi pendidikan atau kepala sekolah sangat berperan dalam mengimplementasi kurikulum karena kurikum menyangkut perencanaan dan program pendidikan, seperti dikatakan Husain (2012) yaitu fungsi kurikulum bagi sekolah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diingingkan dan sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah, yang meliputi jenis program-program pendidikan yang harus dilaksanakan dan cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan serta kepala sekolah yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan tersebut.
demikian komponen tujuan kurikulum terdiri dari Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, dan Tujuan Instruksional.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi atau materi dari suatu kurikulum adalah komponen menyangkut proses pembelajaran bagi peserta didik agar mereka memperoleh pengalaman belajar. Isi kurikulum meliputi seluruh materi mata pelajaran yang harus harus dipahami dan dikuasai peserta didik, dengan melalui proses pembelajaran mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai tujuan yang diharapkan searah dengan visi misi sekolah dan tujuan pendidikan nasional.
3. Komponen Metode/Strategi Pembelajaran
Metode dan strategi adalah komponen yang sangat krusial.
Karena komponen ini menentukan keberhasilan dalam mengimp- lementasi isi materi kurikulum sehingga tujuan kurikulum dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan. Komponen metode dan strategi melibatkan seluruh komunitas sekolah dengan memanfaat- kan sarana prasarana yang tersedia, yaitu:
(1) Kepala sekolah; selaku pemimpin memiliki kemampuan memanagerial melaksanakan dan mengimplementasi isi materi kurikulum secara komprehensif dengan memberdayakan seluruh sumber daya sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut seseorang kepala sekolah dipersyaratkan memiliki sertifikat guru profesional dan sertifikat calon kepala sekolah. Setelah menjabat kepala sekolah diberikan pendidikan dan latihan (diklat) tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan yang setiap saat berkembang.
(2) Tenaga akademik atau guru; berperan selaku pengajar, pendidik dan pembimbing untuk mengarahkan perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini (a) Selaku pengajar; guru dituntut memiliki kompotensi
profesional, yaitu menguasai keahlian bidang studi yang relevan dengan tugasnya agar materi pelajaran yang dijabarkan dalam kurikulum dapat dilaksanakan optimal.
(b) Selaku pengajar dan pendidik, guru dituntut memiliki persyaratan kompetensi kepribadian (ranah afektif) yang menyangkut prinsip sikap beretika dan moral sesuai dengan nilai-nilai pada masyarakat dan bangsa yang tercantum dalam falsafah Negara Indonesia, yaitu manusia yang pancasilais. Guru yang memiliki kompetensi kepribadian akan menerapkan perilaku disiplin dan kejujuran dalam pelaksanaan isi materi kurikulum. Sehingga seorang guru dipandang berwibawa bagi komunitas sekolah dan masyarakat khususnya para peserta didik di dalam dan diluar kelas. Guru yang berkepribadian akan dihormati dan disegani sehingga isi materi kurilum akan terlaksana dan tujuan kurikulum dapat tercapai.
(c) Selaku pengajar dan pendidik, guru dituntut memiliki kompetensi sosial, yaitu kemampuan bersosialisasi dengan pemimpin (kepala, wakil kepala sekolah, dan ketua jurusan), peserta didik, para teman sejawat (guru), tenaga administrasi, masyarakat, dan lebih khusus peserta didik.
(d) Selaku pengajar, pendidik dan pembimbing; guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik yang diperolehnya melalui pendidikan formal dan
didukung dengan sertifikat guru profesional. Selain memiliki ilmu mendidik untuk pembentukan perilaku peserta didik, guru juga mampu mengkaji isi materi kurikulum tersebut dapat juga mentransfer (transfer of knowledge) kepada peserta didik sebagaimana tujuan kurikulum dengan menggunakan metode dan model-model pembelajaran yang tepat. Penguasaan kompetensi pedagogik yang dimiliki dapat membangkitkan minat untuk memotivasi dalam menggerakkan perilaku peserta didik pada kegiatan/proses pembelajaran yang dilaksanakan sehingga tercipta metakognitif dalam alam berpikir mereka sebagai dasar terbentuk perilaku kreatif dan inovatif. Khusus guru pendidikan teknologi dan kejuruan (PTK) pembentukan perilaku kreatif dan inovatif merupakan tujuan utama. Hal ini dikaitkan dengan pembelajaran atau kegiatan praktikum dilaksanakan di laboratorium dan kegiatan praktik bengkel kerja (workshop) agar peserta didik memiliki keterampilan kejuruan tertentu (skill) Tujuan utama dalam proses pembelajaran.
(3) Peserta didik, dituntut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran menyangkut isi materi kurikulum. Yang dimaksud berpartisipasi aktif, adalah disiplin belajar, mengikuti tahapan-tahapan tentang penyajian isi materi kurikulum, mentaati peraturan sekolah, dan sebagainya.
(4) Sarana prasarana, yaitu untuk menyelenggarakan isi materi kurikulum perlu didukung sarana prasarana memadai yang meliputi:
(a) Gedung dan ruangan, yaitu kapasitas gedung dan ruangan sesuai dengan daya tampung peserta didik,
dan komunitas sekolah. Gedung dan ruangan ini memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan.
(b) Perpustakaan, adalah sarana untuk memfasilitasi ilmu pengetahuan yang dijabarkan dalam isi materi kurikulum yang terdiri dari berbagai mata pelajaran, dan ilmu pengetahuan lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan teknologi di era modernisasi sekarang ini, misalnya teknologi informasi dan komunikasi.
(c) Laboratorium, sarana ini sangat penting bagi sekolah selaku penyelenggara isi materi kurikulum. Karena kurikulum adalah sarana untuk melakukan kegiatan praktikum, yaitu melaksanakan pengujian-pengujian teori (teorema atau dalil) dan penelitian. Misalnya untuk menguji daya hantar arus listrik pada berbagai jenis penghantar seperti; alumunium, tembaga, perak, emas, dsbnya. Pelajaran ini terdapat dalam mata pelajaran fisika yang ada pada isi materi kurikulum untuk SMA kelompok IPA dan PTK.
(d) Workshop, adalah sarana sangat penting bagi PTK/SMK untuk kegiatan praktik. Workshop merupakan tempat untuk pembentukan perilaku yang bersifat keterampilan sebagai kompetensi kejuruan bagi peserta didik.
(e) Dana operasional, dana ini untuk membiayai kegiatan kurikuler dan eksrakurikuler. Karena isi materi kurikulum menyangkut kegiatan kurikuler dan eksrtakurikuler yang dijabarkan pada masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian diperlukan dana yang cukup untuk menunjang dan pembiayaan penyelenggaraan isi materi kurikulum tersebut. Bagi
pendidikan PTK termasuk SMK pada umumnya dana operasional dibutuhkan untuk membiayai dalam memobilisasi kegiatan praktik yang dilaksanakan di industri (praktik industri), yang meliputi pembimbingan atau pembekalan, pelepasan, pengawasan, dan penarikan.
(f) Tenaga administrasi, adalah para karyawan/karyawati yang membidangi administrasi. Tenaga administrasi bertugas untuk mencatat dan mengadministrasikan nilai-nilai peserta didik, peralatan-peralatan sekolah dan membantu pimpinan maupun para guru dalam menjalankan tugas perkantoran dan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian tenaga administrasi adalah sub-komponen penting dalam meng- implementasi isi materi kurikulum sekolah.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu komponen dalam kurikulum.
Evaluasi merupakan instrumen untuk mengukur dan menilai pelaksanaan isi materi yang terdiri dari berbagai mata pelajaran sudah sesuai dengan tujuan kurikulum. Dengan menggunakan pengukuran dan penilaian dapat dievaluasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan atau implementasi kurikulum sebagai acuan untuk membandingkan dengan dokumen kurikulum. Melalui proses evaluasi maka dapat mengambil kebijakan untuk perbaikan kele- mahan tersebut sebagai umpan balik melakukan perubahan metode dan strategi.