• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks kepatuhan pihak pelapor

BAB III

IKSS 10: Indeks kepatuhan pihak pelapor

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 76

2) Tingkat pencapaian sasaran audit khusus berhasil memperoleh nilai 100%.

3) Pemantauan tindak lanjut hasil audit oleh LPP berhasil memperoleh nilai 99,2%.

4) Hasil koordinasi pelaksanaan pengawasan kepatuhan yang ditindaklanjuti oleh LPP berhasil memperoleh nilai 100%.

Tabel 3.32

Interval Indeks Kepatuhan Pihak Pelapor

No Interval Indeks Kepatuhan Pihak Pelapor

1 0% ≤ x ≤ 20% Indeks 1 (Tidak baik) 2 20% < x ≤ 40% Indeks 2 (Kurang baik) 3 40% < x ≤ 60% Indeks 3 (Cukup baik) 4 60% < x ≤ 80% Indeks 4 (Baik) 5 80% < x ≤ 100% Indeks 5 (Sangat baik)

Tabel 3.33

Perbandingan Realisasi Kinerja IKSS ke-10 PPATK Tahun 2015-2019

Berdasarkan data dalam Tabel 3.33, pada tahun 2019, target kinerja indikator Indeks kepatuhan Pihak Pelapor, yaitu 5 indeks. Realisasi kinerja yang berhasil dicapai dari rata-rata capaian empat komponen Indeks kepatuhan Pihak Pelapor adalah indeks 5 dari skala 5. Capaian kinerja indikator kinerja tersebut adalah 100%. Realisasi kinerja IKSS ini pada tahun 2019 menyamai realisasi kinerja pada tahun 2019. Nilai rata-rata indeks kepatuhan pihak pelapor yang berhasil dicapai oleh PPATK sebesar 96,98% dan termasuk dalam indeks 5. Hasil capaian kinerja ini menunjukkan bahwa kepatuhan pihak pelapor berada dalam kategori sangat baik.

Selama periode Renstra PPATK Tahun 2015-2019, realisasi kinerja selalu stabil dari tahun ke tahun sebesar 5 indeks. Namun, capaian kinerja cenderung mengalami penurunan karena target kinerja yang meningkat pada setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan pihak pelapor selama periode renstra tersebut berada dalam kategori sangat baik.

Indeks kepatuhan pihak pelapor Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Target 4 indeks 4 indeks 4 indeks 5 indeks 5 indeks Realisasi 5 indeks 5 indeks 5 indeks 5 indeks 5 indeks

Capaian 125% 120% 120% 100% 100%

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 77

Tabel 3.34

Perbandingan Realisasi IKSS ke-10 Tahun 2019 dengan Target Tahun 2015-2019

IKSS Target Tahun Realisasi

Tahun 2019

Persentase Realisasi Dibanding Target Tahun

2019 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Kepatuhan Pihak Pelapor

4 indeks

4 indeks

4 indeks

5 indeks

5 indeks

5 indeks

100%

Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2019, capaian kinerja IKSS ini telah mencapai 100%. Secara persentase, capaian kinerja ini sudah baik. Upaya-upaya yang akan ditempuh untuk mempertahankan Indeks kepatuhan pihak pelapor pada periode pengukuran kinerja selanjutnya, antara lain:

a. PPATK dalam melakukan pengawasan kepatuhan akan lebih menitikberatkan kepada Pihak Pelapor yang sudah melakukan registrasi pelaporan.

b. PPATK menetapkan tujuan audit khusus yang sesuai dengan kewenangan PPATK.

c. PPATK memperbaiki prosedur pemantauan hasil audit.

d. PPATK selalu berkoordinasi dengan Lembaga Pengawas dan Pengatur.

Sasaran strategis 8 dimaksudkan agar PPATK berupaya untuk meningkatkan kemampuan pihak pelapor dan aparat penegak hukum melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan serangkaian tugas dan fungsi analisis, pelaporan, penyidikan dan penyelidikan dalam upaya membangun rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Sasaran strategis 8 memiliki satu ukuran keberhasilan, yaitu Persentase kelulusan peserta diklat. Pencapaian kinerja SS 8 tahun 2019 adalah baik dengan capaian kinerja sebesar 87,58%.

Sasaran Strategis 8:

Meningkatnya kemampuan pihak pelapor dan aparat penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 78

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal 41 ayat (1) huruf f dan g, dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, PPATK berwenang untuk menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang, dan menyelenggarakan sosialisasi tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Kewenangan yang dimiliki oleh PPATK tersebut bermakna bahwa PPATK memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia yang berperan dalam menegakkan rezim anti pencucian di Indonesia.

Pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh PPATK ditujukan bagi pihak internal dan eksternal PPATK. Bagi pihak internal dengan target meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pegawai PPATK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan mengenai organisasi dan tata kerja PPATK dan bagi pihak eksternal dengan target untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pemangku kepentingan di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) bertujuan agar para penegak hukum dan setiap pelaku usaha, yaitu Penyedia Jasa Keuangan, Penyedia Barang dan Jasa, dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan meningkatnya persaingan usaha, pihak pelapor dan aparat penegak hukum dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya, sehingga tidak tertinggal dengan pelaku kejahatan tindak pidana pencucian uang. Pelatihan APU PPT juga bertujuan untuk menyiapkan kaderisasi bagi pelaku usaha dan penegak hukum dalam memahami TPPU dan TPPT. Pelatihan APUPPT harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terintegrasi. Dengan pengelolaan pelatihan yang baik, maka dapat tercipta sumber daya manusia yang profesional yang memiliki keahlian APU PPT.

PPATK memberikan prioritas bagi pengembangan sumber daya manusia tidak hanya IKSS 11: Persentase kelulusan peserta diklat

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 79

bagi pihak internal PPATK, tetapi juga bagi pihak eksternal PPATK, yaitu para penegak hukum dan instasi terkait lainnya untuk bersama-sama dapat mencegah dan memberantas TPPU dan TPPT.

Sasaran peningkatan kemampuan pihak pelapor dan aparat penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme adalah meningkatnya pemahaman para pemangku kepentingan PPATK, khususnya para pihak pelapor dan aparat penegak hukum, dalam memudahkan pelaksanaan serangkaian tugas dan fungsi analisis, pelaporan, penyidikan, dan penyelidikan dalam upaya membangun rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme yang tangguh.

Dalam membentuk sumber daya manusia yang andal, PPATK menyelenggarakan seluruh kegiatan pengembangan kompetensi dan pengetahuan pegawai PPATK dan pemangku kepentingan melalui pembangunan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang terintegrasi. Diharapkan melalui wadah tersebut, PPATK dapat mengoptimalkan kinerja seluruh pihak yang merupakan bagian dari rezim anti pencucian uang di Indonesia sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing pihak.

PPATK telah melaksanakan beberapa jenis diklat untuk pihak internal dan eksternal. Kegiatan diklat tersebut diprogramkan bagi beragam peserta. Contohnya, para penyidik, pihak pelapor, dan instansi lainnya. Materi diklat disesuaikan dengan kebutuhan para stakeholders tersebut.

Program Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan bagi aparat penegak hukum, meliputi:

1. Asset recovery.

2. Criminal justice system dalam penanganan TPPU.

3. Criminal justice system dalam penanganan TPPT.

4. Intelijen keuangan dasar.

5. Hukum pidana formil dan materil.

Program diklat yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas internal PPATK, pihak pelapor, dan regulator/lembaga pengawas dan pengatur, serta kementerian/lembaga, meliputi:

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 80

1. Audit kepatuhan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

2. Identifikasi transaksi keuangan mencurigakan bagi perbankan.

3. Identifikasi transaksi keuangan mencurigakan bagi pasar modal.

4. Pelaporan transaksi keuangan bagi PJK.

5. Pelaporan transaksi keuangan bagi PBJ.

6. Tipologi pencucian uang dan pendanaan terorisme.

7. Kerja sama internasional dalam rerangka penanganan TPPU.

8. Kerja sama penanganan TPPU dalam negeri.

9. Intelijen keuangan dasar.

10. Hukum pidana formil dan materil.

11. Pengetahuan TPPU.

12. Teknik dan praktik intelijen.

Tabel 3.35

Perbandingan Realisasi Kinerja IKSS ke-11 PPATK Tahun 2015-2019

Berdasarkan data dalam Tabel 3.35, pada tahun 2019, target kinerja indikator Persentase kelulusan peserta diklat, yaitu 100%. Realisasi kinerja yang berhasil dicapai, yaitu 87,58% dengan capaian kinerja indikator kinerja adalah 87,58%. Realisasi kinerja IKSS ini pada tahun 2019 mengalami penurunan kinerja apabila dibandingkan dengan tahun 2018. Perhitungan capaian kinerja IKSS ini didasarkan hasil penilaian (pretest dan posttest) diklat dan kehadiran peserta dalam mengikuti diklat. Parameter kelulusan ini digunakan karena hingga saat ini Pusdiklat APU PPT belum memperoleh akreditasi untuk memberikan sertifikasi kelulusan bagi peserta diklat. Namun demikian, PPATK terus melakukan upaya percepatan untuk memperoleh akreditasi dan sertifikasi bagi Pusdiklat APU PPT.

Persentase kelulusan peserta diklat

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Target 100% 100% 100% 100% 100%

Realisasi 96,59% N/A 100% 100% 87,58%

Capaian 96,59% N/A 100% 100% 87,58%

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 81

Selama periode Renstra PPATK Tahun 2015-2019, target kinerja persentase kelulusan peserta diklat sebesar 100%. Realisasi dan capaian kinerja cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, tidak terdapat realisasi kinerja karena PPATK belum dapat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada pihak pelapor dan aparat penegak hukum karena terkendala gedung pendidikan dan pelatihan PPATK yang baru selesai dibangun pada akhir tahun 2016. Capaian kinerja ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta diklat telah menyelesaikan program diklat dengan baik.

Secara garis besar, beberapa jenis pelatihan yang telah diselenggarakan oleh PPATK selama tahun 2019, antara lain:

1. Program pengembangan, yaitu pelatihan yang diberikan kepada para pegawai untuk meningkatkan kemampuan teknis, sehingga dapat membantu pelaksanaan tugas dan jabatan.

2. Program aplikasi, yaitu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai maupun institusi eksternal dalam mendukung pekerjaannya. Pelatihan penggunaan aplikasi dilaksanakan secara in house training maupun dengan mengikutsertakan pegawai dalam public training.

3. Program pelatihan APU PPT bagi para stakeholders PPATK.

Selain itu, Pusdiklat APU PPT PPATK juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan selama tahun 2019 sebanyak 27 diklat yang diikuti oleh 738 peserta yang berasal dari pegawai internal PPATK dan para pemangku kepentingan dalam bidang APU PPT. Kegiatan-kegiatan pelatihan yang telah diselenggarakan oleh Pusdiklat PPATK selama tahun 2019 dijelaskan, sebagai berikut:

Tabel 3.36

Persentase Kelulusan Peserta Pendidikan dan Pelatihan APU PPT Tahun 2019

No Nama Diklat Waktu Pelaksanaan

Jumlah Peserta

Persentase Kelulusan

1 Asset Recovery Batch I 18 s.d. 22 Febuari 2019 29 82,76%

2 Hukum Pidana Formil dan Materiil 25 s.d. 28 Febuari 2019 30 66,67%

3 Intelijen Keuangan Dasar Batch I 11 s.d. 14 Maret 2019 31 54,84%

4

Pelaporan Transaksi Keuangan bagi

PJK (Komoditi) 11 s.d. 14 Maret 2019

25

83,33%

5

Criminal justice system dalam

penanganan TPPU 25 s.d. 29 Maret 2019

29

79,31%

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 82

No Nama Diklat Waktu Pelaksanaan

Jumlah Peserta

Persentase Kelulusan 6 Teknik dan Praktik Intelijen 25 s.d. 29 Maret 2019 25 88,00%

7

Pelaporan Transaksi Keuangan bagi

PJK (BPD) 8 s.d. 12 April 2019

25

88,00%

8 Asset Recovery Batch II 8 s.d. 12 April 2019 29 89,66%

9

Kerja sama Internasional dalam

Penanganan TPPU 22 s.d 25 April 2019

24

100,00%

10

Criminal justice system dalam

penanganan TPPT 22 s.d. 26 April 2019

26

96,15%

11

Pelaporan Transaksi Keuangan bagi

PBJ (Balai Lelang) 17 s.d. 19 Juni 2019

22

81,82%

12 Intelijen Keuangan Dasar Batch II 17 s.d. 20 Juni 2019 31 93,55%

13 Identifikasi TKM Pasar Modal 1 s.d. 3 Juli 2019 25 83,33%

14 Criminal justice system TPPU Batch II 1 s.d. 5 Juli 2019 33 87,88%

15

Audit Kepatuhan dan Khusus

APUPPT (OJK) 15 s.d. 17 Juli 2019

24

87,50%

16 Hukum Pidana Formil dan Materiil 15 s.d. 19 Juli 2019 30 100,00%

17 Intelijen Keuangan Dasar Batch III 29 s.d. 31 Juli 2019 30 80,00%

18 Kerja sama TPPU Dalam Negeri 5 s.d. 8 Agustus 2019 28 96,00%

19 Criminal justice system Batch III 5 s.d. 9 Agustus 2019 27 92,59%

20 Criminal justice system Batch II 19 s.d. 22 Agustus 2019 29 100,00%

21 Tipologi TPPU TPPT 19 s.d. 23 Agustus 2019 26 88,46%

22 Asset Recovery Batch III (A) 2 s.d. 6 September 2019 27 100,00%

23 Asset Recovery Batch III (B) 2 s.d. 6 September 2019 25 100,00%

24

Audit Kepatuhan dan Khusus

APUPPT (Kemenkop) 16 s.d. 18 September 2019

24

62,50%

25 Identifikasi TKM Perbankan 16 s.d. 18 September 2019 25 96,00%

26

Pelaporan Transaksi Keuangan bagi PJK (PTD)

30 September s.d. 2 Oktober 2019

27

92,59%

27 Pelaporan Manajerial

30 September s.d. 2 Oktober 2019

32

93,75%

Rata-rata persentase tingkat kelulusan 738 87,58%

Tabel 3.37

Perbandingan Realisasi IKSS ke-11 Tahun 2019 dengan Target Tahun 2015-2019

IKSS Target Tahun Realisasi

Tahun 2019

Persentase Realisasi Dibanding Target

Tahun 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Persentase kelulusan peserta diklat.

100% 100% 100% 100% 100% 87,58% 87,58%

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 83

Capaian kinerja tahun 2019 apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2019 telah tercapai sebesar 87,58%. Capaian kinerja tahun 2019 belum berhasil mencapai target kinerja disebabkan beberapa kendala, sebagai berikut:

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja:

Banyak peserta diklat yang belum berhasil mencapai batas tingkat kelulusan peserta diklat. Hal ini disebabkan, antara lain beberapa peserta diklat memiliki persepsi bahwa materi diklat yang diajarkan relatif berat bagi peserta, sehingga beberapa peserta merasa kesulitan untuk memahami materi diklat dan mengerjakan pretest dan posttest tersebut. Pusdiklat APU PPT juga masih kekurangan widyaiswara untuk mengajar di Pusdiklat APU PPT.

Selain itu, Pusdiklat APU PPT masih terkendala oleh banyaknya sarana dan prasarana diklat yang belum tersedia, antara lain fasilitas klinik. Pusdiklat APU PPT menetapkan standar minimum waktu kehadiran peserta diklat. Banyak peserta diklat yang tidak dapat mengikuti diklat hingga selesai disebabkan kondisi kesehatan peserta diklat yang kurang baik. Peserta yang mengalami kondisi kesehatan yang kurang baik segera dibawa ke klinik/puskesmas terdekat. Peserta diklat yang tidak dapat mengikuti kegiatan pretest dan posttest, serta keikutsertaan peserta dalam diklat tidak memenuhi waktu minimal kehadiran dinyatakan tidak lulus dan tidak dapat diberikan sertifikat keikutsertaan diklat.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala:

Pusdiklat APU PPT akan memperbaiki kurikulum dan materi diklat. Pusdiklat APU PPT juga akan menambah jumlah widyaiswara untuk mengajar di Pusdiklat APU PPT.

Selain itu, PPATK terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana di Pusdiklat APU PPT.

Selain itu, pemenuhan atas persyaratan administrasi juga terus dilakukan agar Pusdiklat APU PPT dapat terakreditasi untuk memberikan sertifikasi kelulusan bagi peserta diklat APU PPT.

Tata tertib peserta selama mengikuti diklat juga selalu disempurnakan. Untuk meningkatkan kedisiplinan peserta, Pusdiklat APUPPT menerapkan syarat minimum waktu kehadiran mengikuti kegiatan diklat. Bagi peserta yang meminta ijin untuk tidak mengikuti diklat harus mengisi form ijin dan melampirkan surat dari atasan langsung dari instansi masing-masing atau surat ijin dokter jika peserta mengalami sakit.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O19 84

Persepektif pertumbuhan dan pembelajaran terdiri atas enam sasaran strategis dengan enam IKSS. Capaian kinerja atas perspektif ini adalah 95,8%. Rincian kondisi capaian setiap IKSS yang terdapat pada perspektif ini, sebagai berikut:

Sasaran strategis 9 dimaksudkan agar PPATK lebih mengoptimalkan upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme melalui penyusunan peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sasaran strategis 9 ini diukur keberhasilannya melalui satu IKSS, yaitu Persentase pemenuhan produk hukum TPPU dan pendanaan terorisme. Pencapaian kinerja SS 9 tahun 2019 adalah baik dengan capaian kinerja sebesar 100%.

Produk hukum TPPU dan pendanaan terorisme adalah peraturan perundang- undangan, instruksi presiden, keputusan presiden, Surat Edaran Kepala PPATK, dan keputusan Kepala PPATK di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU dan