Laporan Kinerja PPATK Tahun 2019 merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas PPATK dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta penggunaan anggarannya. Penghargaan Komisi Informasi Publik Bagi PPATK Sebagai Badan Publik Menuju Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2019 Pada Tingkat Lembaga Non Struktural.
Gambaran Umum Organisasi
BAB I
- Struktur Organisasi PPATK
- Isu-isu Strategis PPATK
- Dasar Hukum
- Sistematika Penyajian
Mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris. Optimalisasi pelaksanaan kewajiban PJK dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris.
PENDAHULUAN
Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-10/1.01/PPATK/07/15 tentang sistem akuntabilitas kinerja pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; Keputusan Kepala PPATK Nomor: KEP-229/1.01/PPATK/12/15 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun dan.
PERENCANAAN KINERJA
Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor 03 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; Keputusan Kepala PPATK Nomor 138B Tahun 2017 tentang Penetapan Batas Persentase Pencapaian Indikator Kinerja Utama pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Rencana Strategis
- Visi dan Misi PPATK Tahun 2015-2019 VISI ppatk
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, disusun Rencana Strategis (Renstra) PPATK. PER-05/1.01/PPATK/03/15 tentang Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2015-2019 sebagai landasan pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh satuan kerja di PPATK.
BAB II
Perjanjian Kinerja
Kesepakatan kinerja disusun dengan mengacu pada dokumen anggaran yang mendapat persetujuan Kementerian Keuangan berdasarkan Surat Persetujuan DIPA Kepala PPATK Tahun 2019 Nomor: SP DIPA tanggal 5 Desember 2018. Anggaran tersebut dialokasikan pada dua program, yaitu Pencegahan dan Pencegahan. Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Program Dukungan Pengelolaan dan Pendanaan Terorisme serta Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PPATK.
Capaian Kinerja
BAB III
Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja
Indeks Persepsi Masyarakat APPUPPT merupakan indeks gabungan tertimbang yang terdiri dari dua indeks komposit lainnya, yaitu Indeks Persepsi Masyarakat terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang (IPP TPPU) dan Indeks Persepsi Masyarakat terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (IPP TPPT). Penerapan Indeks Persepsi Masyarakat Anti Pencucian Uang dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme (IPP APPUPPT) pada tahun 2018 merupakan tahun ketiga sejak diterapkan.
Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme
Pada tahun 2018, PPATK menargetkan indikator kinerja TPPU dan kinerja Indeks Persepsi Pendanaan Teroris dengan nilai indeks sebesar 5,15. PPATK merencanakan target kinerja indikator kinerja, persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris yang diikuti sebesar 100% dengan kinerja aktual sebesar 100%.
Persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang
Rekomendasi PPATK mengenai pemutakhiran daftar sanksi ISIS (Daesh) dan Al-Qaeda per 1 Mei 2019 dan permohonan pemblokiran bantuan berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris. Republik Indonesia dengan mencantumkan identitas perseorangan dan perusahaan dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris.
IKSS 3: Persentase rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan domestik
Pada tahun 2019, dari 40 rekomendasi FATF, peringkat kepatuhan rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan dalam negeri sebagian besar adalah patuh (LC) dengan dua puluh sembilan rekomendasi dan patuh (C) dengan enam rekomendasi. Berdasarkan tabel 3.11, PPATK menargetkan indikator kinerja, persentase rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan dalam negeri sebesar 70%.
IKSS 4: Persentase rekomendasi National Risk Assessment (NRA) yang ditindaklanjuti
Kajian risiko nasional yang dilakukan TPPU menghasilkan beberapa pemetaan risiko, antara lain tindak pidana asal yang berisiko tinggi yaitu narkotika, korupsi, dan perpajakan. Kajian risiko nasional yang dilakukan TPPT menghasilkan beberapa pemetaan risiko, antara lain bentuk pendanaan teroris yang berisiko tinggi, yaitu penggunaan pembiayaan dalam negeri melalui sumbangan kepada yayasan, penyalahgunaan yayasan, kegiatan perdagangan/bisnis, dan melalui kegiatan kriminal. Diharapkan aparat penegak hukum bisa lebih fokus pada tiga tindak pidana dasar yang paling berisiko tinggi, yaitu narkotika, korupsi, dan perpajakan.
Kependudukan dan/atau Pasal 4 dan Pasal 5 juncto Pasal 2 ayat (1) huruf z Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
- Persepektif Proses Internal
Secara persentase, pencapaian kinerja IKSS ini pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 13,33% dibandingkan pencapaian kinerja pada tahun 2018. Pencapaian kinerja sasaran strategis ketiga diukur dengan pencapaian suatu IKSS yaitu persentase kenaikan. dalam pendeteksian kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia. R/227/X/Res.4.2/2019 tanggal 6 Oktober 2019 yang menginformasikan bahwa perkara tindak pidana narkotika atas nama tersangka R telah mencapai tahap penuntutan pidana pada bulan Oktober 2019.
Masukan Dittipidkor Bareskrim Polri menginformasikan bahwa perkara pidana korupsi atas nama tersangka ARM sudah mencapai tahap penuntutan pada Mei 2019.
Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti
- Perluasan akses sumber data yang dimiliki oleh PPATK
Pencapaian kinerja sasaran strategis keempat diukur dengan IKSS yaitu persentase kerjasama yang diupayakan. Dengan demikian, jumlah Dokumen Kerja Sama yang masih berlaku dan telah diikuti selama tahun 2003-2019 adalah sebanyak 77 Dokumen Kerjasama. Hal ini menunjukkan bahwa PPATK selalu berusaha untuk meneruskan setiap dokumen kerjasama yang telah disepakati dengan mitra kerja PPATK.
Efektivitas kerjasama pencegahan dan pemberantasan TPPU juga ditingkatkan dengan penerapan sistem aplikasi SIPPENAS dengan pelaporan strategi nasional PP TPPU oleh masing-masing anggota panitia TPPU.
Tingkat kualitas hasil riset TPPU dan pendanaan terorisme
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas hasil penelitian tentang TPPU dan pendanaan terorisme menurut persepsi pengguna LHR PPATK sangat memuaskan. Berdasarkan tabel 3.23 diketahui indikator target kinerja tingkat kualitas hasil penelitian TPPU dan pendanaan teroris pada tahun 2019 sebanyak 4 indeks dan kinerja aktual sebesar 3,88 indeks masih belum berhasil mencapai target kinerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kualitas temuan penelitian tentang TPPU dan pendanaan teroris berada pada kategori sangat memuaskan.
Hal ini menunjukkan bahwa PPATK selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil penelitian di bidang TPPU dan pendanaan teroris.
Jumlah Hasil Analisis, Hasil Pemeriksaan, dan Informasi yang ditindaklanjuti
Total informasi HA dan PPATK yang terlacak pada tahun 2019 sebanyak 552 laporan dari target 295 laporan. Hal ini menandakan HA, HP, dan informasi yang disampaikan PPATK selalu ditindaklanjuti oleh penyidik. PPATK berkoordinasi dengan penyidik dan/atau instansi terkait mengenai peningkatan kualitas hasil analisis, hasil pemeriksaan, dan informasi PPATK.
PPATK meningkatkan koordinasi dengan penyidik dan/atau instansi terkait terkait peningkatan kualitas hasil analisis, hasil penyidikan, dan informasi PPATK.
Persentase laporan dari pihak pelapor yang memenuhi standar pelaporan
Kinerja sasaran strategis 7 diukur dengan dua IKSS, yaitu persentase laporan pelapor yang memenuhi standar pelaporan dan indeks kepatuhan pelapor. Dengan demikian, sebenarnya tingkat keberhasilan laporan pelapor memenuhi standar pelaporan adalah sebesar 98,6% dengan indikator kinerja yang dicapai sebesar 103,79%. Berdasarkan data pada Tabel 3.30, pada tahun 2019 indikator target kinerja, persentase laporan dari pelapor yang memenuhi standar pelaporan adalah sebesar 95%, dan kinerja aktual sebesar 98,6% sehingga melebihi target kinerja.
Hal ini menunjukkan bahwa laporan yang diterima PPATK dari pelapor telah sesuai dengan standar pelaporan.
Indeks kepatuhan pihak pelapor
Nilai rata-rata indeks kepatuhan pelapor yang dicapai PPATK sebesar 96,98% dan termasuk dalam indeks 5. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan pelapor pada periode renstra berada pada kategori sangat baik. Tujuan Strategis 8 adalah agar PPATK berupaya meningkatkan kemampuan pelapor dan aparat penegak hukum melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Meningkatkan kapasitas whistleblower dan aparat penegak hukum untuk mencegah dan memberantas TPPU dan pendanaan teroris.
Persentase pemenuhan produk hukum TPPU dan pendanaan terorisme
- Persepektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Keberhasilan Sasaran Strategis 9 diukur dari satu IKSS yaitu tingkat kepatuhan terhadap TPPU dan produk hukum pendanaan terorisme. Produk hukum TPPU dan pendanaan teroris berupa peraturan perundang-undangan, instruksi presiden, keputusan presiden, surat edaran kepala PPATK, dan keputusan kepala PPATK di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPU. Hal ini menunjukkan bahwa PPATK senantiasa berupaya mengembangkan produk hukum tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam Roadmap Peraturan Hukum 2015-2019.
Berdasarkan Tabel 3.38 diketahui PPATK berhasil mencapai target kinerja IKSS, persentase kepatuhan terhadap TPPU dan produk hukum pendanaan terorisme sebesar 100%.
Indeks tata kelola teknologi informasi PPATK
PPATK melakukan pengkajian terhadap pengelolaan teknologi informasi terkait dengan pengelolaan teknologi informasi yang dilakukan, meliputi landasan hukum, pedoman,. Sebagai bentuk independensi, penilaian, peninjauan atau audit terhadap pengelolaan teknologi informasi dilakukan oleh pihak ketiga. Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan teknologi informasi di PPATK merupakan suatu proses yang selalu dilaksanakan, terstandar dan terdokumentasi, serta terdapat pola komunikasi.
Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan teknologi informasi yang didefinisikan di PPATK adalah suatu proses yang selalu dilaksanakan, telah terstandar dan terdokumentasi, serta terdapat pola komunikasi.
Persentase pegawai PPATK yang memiliki penilaian prestasi kerja baik
Sasaran strategis 11 diukur keberhasilannya melalui satu KPI, yaitu persentase pegawai PPATK yang mempunyai penilaian prestasi kerja baik. Berdasarkan data pada Tabel 3.44, indikator target kinerja tahun 2019 persentase pegawai PPATK yang memiliki kinerja pegawai baik sebesar 100%, dan kinerja aktual sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pegawai PPATK mempunyai prestasi kerja yang baik pada periode perencanaan strategis.
Pada tahun 2019, PPATK menetapkan sasaran kinerja yaitu 100% pegawai PPATK mempunyai prestasi kerja yang baik.
Nilai AKIP PPATK
Skor AKIP PPATK merupakan skor hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap penerapan sistem akuntabilitas kinerja PPATK. Dengan memperhatikan rekomendasi hasil evaluasi terhadap sistem AKIP PPATK Kementerian Negara, Pemberdayaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi dan sebagainya. Laporan Kinerja PPATK Tahun 2018 disusun dan disampaikan kepada Presiden melalui Kementerian PAN dan RB melalui aplikasi e-SAKIP REVIU.
Sebab, hingga 31 Desember 2019, PPATK belum menerima hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja PPATK tahun 2019 dari Kementerian PAN dan RB.
Nilai pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK
Kesadaran akan pelaksanaan transformasi kelembagaan dan organisasi mendorong PPATK mengeluarkan Peraturan Kepala PPATK Nomor 08 Tahun 2016 tentang Peta Jalan Reformasi Birokrasi PPATK Periode 2015-2019. Pada periode Renstra PPATK, nilai pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode renstra, nilai pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK selalu berhasil masuk dalam kategori BB (sangat baik).
Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi PPATK pada tahun 2019 berdasarkan Keputusan Kepala PPATK Nomor 13 Tahun 2019 tentang Tim Reformasi Birokrasi PPATK.
Opini BPK
- Realisasi Anggaran
- Efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya
- Kinerja dan Capaian Lainnya
- Rencana Pengembangan
- Perjanjian Kinerja Tahun 2019 PPATK
- Penghargaan atas Capaian Opini WTP untuk Laporan Keuangan Tahun 2018 PPATK
- Penghargaan atas Capaian Opini WTP untuk Laporan Keuangan Tahun 2014- 2018 PPATK
- Penghargaan Badan Publik Menuju Informatif Keterbukaan Informasi Publik Kategori Lembaga Non Struktural di Istana Wakil Presiden pada 21 November
- Penyelenggaraan 5 th Counter Terrorism Financing Summit pada 12-15 November 2019 di Manila, Filipina
- Penghargaan Komisi Pemilihan Umum kepada PPATK sebagai mitra pendukung pelaksanaan pemilu serentak tahun 2019
- Aplikasi Rencana Kinerja dan Anggaran (Aplikasi e-RKA)
- Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PPATK dengan FIU Uzbekistan di Jakarta pada 29-31 Januari 2019
- Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan di Pusdiklat APU PPT
- Daftar Lembaga/Organisasi Domestik yang Menjalin MoU dengan PPATK Tahun 2019
- Rekomendasi-rekomendasi FATF yang Diadopsi dalam Kebijakan Domestik Tahun 2019
LC Indonesia telah menyelesaikan pengkinian Penilaian Risiko Nasional Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris (NRA Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris), yang dilanjutkan dengan 10 (sepuluh) penilaian risiko sektoral. 8 Organisasi Nirlaba LC Indonesia memperkenalkan UU No. 16 Tahun 2017 dan Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2017 tentang Ormas. 9 Undang-Undang Kerahasiaan Bank C Indonesia telah menerapkan perlindungan kerahasiaan informasi pemohon sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 (UU TPPU).
32 LC Cash Couriers Indonesia memperkenalkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 99 Tahun 2016 tentang Pemindahan Uang Tunai Lintas Batas Pabean. 37 Mutual Legal Assistance LC Indonesia telah memiliki undang-undang mutual legal assistance dan melaksanakannya dengan menangani kasus-kasus yang melibatkan mutual legal assistance hasil kerja sama antara Apgakum dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. LC Indonesia menerapkan undang-undang tentang bantuan hukum timbal balik dalam identifikasi, pembekuan dan penyitaan hasil kejahatan berdasarkan permintaan dari yurisdiksi asing.