• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Insentif

tersebut di dunia maka dituntut di hari kiamat dan dihukum sebagaimana yang disebutkan dalam hadis sahih sesungguhnya hak benar akan disampaikan kepada pemiliknya hingga kambing yang tidak bertanduk diperintahkan membalas terhadap kambing yang bertanduk (Kemenag RI, 2012: 87).

Biaya modal merupakan serangkaian jasa atau perlengkapan yang dilaksanakan setiap periode tertentu dan berupa jumlah yang harus yang harus dibayar setiap periode dengan umur perlengkapan. Modal (capital) ialalah jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan berupa jumlah mesin-mesin, bangunan, sumber manufaktur yang mencerminkan bagian dari output ekonomi tidak dikonsumsi melainkan disisihkan untuk digunakan sebagai proses produksi di masa mendatang (Nicholson, 2001: 494).

39 Tujuan pemberian insentif dibagi menjadi dua yaitu (Anggraito dan Amboningtyas, 2016: 4):

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan mendorong karyawan agar bekerja lebih disiplin, bekerja dengan cepat dan lebih bersemangat serta bekerja lebih tepat waktu.

2. Bagi Karyawan

Mendapatkan tambahan pendapatan yang diukur berdasarkan standar prestasi menggunakan pendekatan kuantitatif, karyawan lebih semangat dalam menerima gaji yang lebih besar, serta dapat digunakan sebagai pemberian balas jasa sesuai dengsn standar yang telah ditetapkan perusahaan.

Indikator dalam pemberian insentif menurut (Kusuma, 2016:5):

1. Lama bekerja 2. Kinerja

3. Keadilan dan kelayakan 4. Evaluasi

5. Senioritas 6. Kebutuhan

Indiator pemberian insemtif menurut Sarwoto (2010) dalam (Ekhsan dan Mariyono, 2020: 270):

1. Pemberian bonus finansial pada karyawan 2. Pemberian penghargaan/pujian

3. Pemberian komisi

4. Pemberian tanda jasa karyawan

Menururt Sarwoto (1991) dalam (Anggraito dan Amboningtyas, 2016: 4–

5) insentif digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Insentif material/finansial insentif merupakan dorongan yang diberikan karyawan berdasarkan prestasi kerja yang telah dicapai dalam bentuk uang maupun barang.

2. Insentif non material merupakan pemberian insentif kepada karyawan sebagai pendorong yang diberikan dalam bentuk penghargaan/pengukuhan seperti piagam, medali, piala yang nilainya tidak terbatas.

3. Insentif sosial merupakan dorongan yang diberkan pada karyawan berdasarkan kemampuannya dalam mengembangkan promosi terhadap perusahaan dan lainnya.

Menurut Sarwoto (1991) dalam (Anggraito dan Amboningtyas, 2016: 4) insentif terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Insentif material merupakan pemberian insentif kepada karyawan dalam bentuk uang maupun jaminan sosial yang terdiri dari:

a) Insentif dalam bentuk ruang:

1) Bonus ialah pemberian atas balas jasa yang diberikan secara selektif dan khusus kepada para karyawan yang berhak menerimanya tanpa suatu ikatan di masa mendatang.

2) Komisi, merupakan bonus yang dibayarkan kepada pihak karyawan biasanya dibayar berdasarkan bagian penjualan kepada karyawan bagian penjualan.

41 3) Profit Share ialah bentuk insentif mengikuti pola mencakup pembayaran sebagian dari laba bersih yang dimasukkan dalam dana dan selanjutnya ke dalam daftar pendapatan setiap peserta.

4) Kompensasi yaitu program balas jasa yang mencakup pembayaran antara lain:

 Pensiunan, merupakan mempunyai nilai insentif memenuhi salah satu kebutuhan pokok karyawan setelah tidak bekerja.

 Pembayaran kontraktual merupakan perjanjian antara atasan dan karyawan setelah kerja karyawan dibayar berdasarkan sejumlah uang selama periode tertentu.

b) Insentif dalam bentuk jaminan sosial

Insenif ini biasanya diberikan secara kolektif tanpa unsur persaingan sehingga setiap karyawan berhak menerimanya antara lain:

1) Rumah dinas 2) Pengobatan gratis

3) Langganan surat kabar atau majalah

4) Angsuran barang yang dibeli dari koperasi anggota 5) Piagam penghargaan

6) Cuti sakit mendapat pembayaran gaji 7) Biaya pindah

8) Tugas belajar untuk mengembangkan pengetahuan 2. Insentif non material

Insentif non material dibedakan menjadi 4 yaitu:

a) Gelar secara resmi

b) Hak menggunakan atribut jabatan c) Pemberian tanda jasa

d) Perlengkapan khusus pada ruangan kerja

Tujuan pemberian insentif yang didefinisikan oleh (Indriani, 2021: 238):

1. Insentif dihitung dari jumlah nominal sesuai dengan kriteria yang cenderung lebih diterima pengawai dibandingkan prestasi diterima oleh atasan

2. Menambah para keyakinan para pegawai bahwa prestasi akan menghasilkan imbalan dari kinerja yang telah dicapai

3. Sebagai sarana dalam mendorong para pegawai untuk meningkatkan motivasi kerja sesuai dengan pendapatan di luar gaji maupun berdasarkan jumlah upah yang telah ditentukan.

Insentif dalam islam berupa balas jasa yang diberikan atas kewajiban yang telah dilakukannya dan tidak akan dikurangi sedikit pun dalam firman Allah SWT Q.S Al-Ahqaf/46:19 sebagai berikut:





















Terjemahnya:

“Dan setiap orang memperoleh tingkatkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan”.

Allah SWT menjelaskan bagi masing-masing derajat menurut apa yang telah mereka kerjan dan mencukupkan bagi mereka balasan dari pekerjaan merekadan tidak dirugikan. Dan masing-masing dari mereka mendapat azab

43 sesuai dengan amal perbuatannya. Mereka tidak dianiaya barang seberat zarrah atau yang lebih kecil dari zarrah (Kemenag RI, 2012: 504).

Insentif terkait dengan ayat di atas di jelaskan bahwa pekerjaan yang telah dilakukan akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.

Dalam hal ini insentif memberikan dorongan kepada karyawan untuk kualitasnya sesuai dengan apa yang mereka kerjalkan.

Tujuan Pemberian Insentif untuk bekerja secara optimal ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut (Wungu dan Brotoharsojo 2003: 102 - 103):

a) Dengan harapan karyawan mengenai kemungkinan menyesuaikan diri dengan target produksi yang dituntut oleh perusahaan.

b) Nilai tambah dari imbalan yang diterima karyawan atas pencapaian target kerja serta di lingkungan kurang nyaman.

c) Seberapa besar usaha kerja keras dan luar biasa yang diberikan oleh karyawan dalam bekerja, baik dalam mencapai target kerja maupun menoleransi lingkungan kerja yang kurang nyaman.

Jenis-Jenis Insentif

a) Insentif individu secara umum terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut (Wungu dan Brotoharsojo 2003: 103 - 104):

1) Picework yaitu imbalan yang diberikan setiap produk yang dapat dihasilkan oleh pegawai secara perorangan.

2) Production bonus yaitu insentif yang diberikan apabila tingkat produksi yang dihasilkan oleh pegawai melebihi sesuai dengan standar produksi yang telah ditentukan.

3) Pay for knowledge compensation yaitu merangsang pegawai agar terus belajar agar dapat meningkatkan kualifikasi diri, sehingga memperoleh manfaat baik pada perusahaan maupun karyawannya.

b) Adapun insentif kelompok terbagi menjadi empat macam sebagai berikut (Wungu dan Brotoharsojo 2003: 105 - 106):

1) Production sharing plan merupakan insentif yang diterima apabila jumlah dan mutu produksi unit melampaui batas atau jumlah yang telah ditentukan.

2) Profit sharing plan merupakan insentif yang bertujuan untuk keuntungan yang didapatkan dari perusahaan yang sebagian dibagikan kepada pegawai.

3) Cost reduction plan merupakan pola pemberian insentif berdasarkan pada biaya tenaga kerja, bahan, jumlah waktu yang digunakan, dan komponen biaya lainnya yang bisa ditekankan atau mengurangi dari biaya-biaya tersebut. Hal ini dapat medorong para karyawan untuk dapat menentukan gagasan-gagasan baru mengenai metode kerja yang lebih hemat.

4) Insentif bagi eksekutif merupakan yang diberian kepada manajer atau kelompok eksekutif dengan tujuan baik pada jangka panjang maupun jangka pendek. Pada jangka pendek seperti efisiensi penggunaan aset, perbaikan metode kerja, dan pemberdayaan sumber daya manusia.

Sedangkan pada jangka panjang memberikan tujuan seperti motivasi

45 untuk memaksimalkan keuntungan, pertumbuhan perusahaan dan lainnya.

Dokumen terkait