• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Jam Kerja

33 Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa penggunan modal harus dikelola dengan baik agar tidak boros dalam melakukan kebutuhan operasional yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Orang-orang yang menguasai hartanya diperintahkan untuk mengembangkannya dari perputaran modalnya.

ketersediaan tenaga kerja dengan jam kerja yang lama maupun sedikit tergantung pada keputusan individu merupakan lamanya waktu yang digunakan untuk mendapatkan keuntungannya (Sari dan Andika, 2020: 105). Jika para driver Go- ride ingin mendapatkan penghasilan yang tinggi maka jam kerja ditambah yang dicurahkan para driver Go-ride untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi.

Jam kerja normal diartikan sebagai jam yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tersisa digunakan untuk beristirahat atau bersantai. Jika jumlah jam kerja yang berlebihan akan berakibat pada kesalahan kerja karena adanya kelelahan yang samakin meningkat disatu sisi jumlah jam istirahat cenderung sedikit (Tulhusnah dan Puryantoro, 2018: 300).

Menurut Darmawan (2006) dalam (Makanoneng dan Kindangen, 2019:

83) time work (upah menurut waktu) adalah penentuan upah yang dibayar berdasarkan lamanya waktu yang terpakai seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang dihitung seperti per hari, mingguan, bulanan dan lainnya. Teori labor leisure choice merupakan waktu yang digunakan oleh individu untuk bekerja atau tidak bekerja (leisure). Semakin banyak leisure yang digunakan maka akan mengurangi jumlah jam kerja dan setiap individu memiiliki preferensi yang berbeda dalam menentukan alokasi waktu untuk bekerja (Rachma, dkk., 2020:80).

35 Gambar 2.1 Kurva Penawaran Labor Individu

W a) W b)

Jam Kerja Jam Kerja

Berdasarkan gambar di atas pada kurva a) jika tingkat upah yang lebih tinggi maka akan menyebabkan individu bekerja lebih lama sehingga dampak subtitusi lebih besar dari dampak pendapatan. Akan tetapi pada kurva b) sebaliknya jika tingkat upah yang awalnya mulai tinggi maka orang menyebabkan lebih lama untuk bekerja. Tetapi apabila mencapai tingkat pendapatan tertentu maka akan mengurangi jam kerjanya. Hal ini disebabkan karena dampak pendapatan lebih besar dari subtitusinya (Nicholson, 2001: 476).

Apabila tingkat upah naik ada dua alasan penawaran labor juga kemungkinan naik sebagai berikut.

1. Tingkat upah yang lebih tinggi memungkinkan orang mau bekerja lama atau jam kerjanya diperpanjang.

2. Tingkat upah yang lebih tinggi akan menarik lebih banyak angkatan kerja masuk ke dalam pasar dalam hal ini orang lain yang tidak bekerja masuk ke pasar (Nicholson, 2001: 478).

Waktu kerja merupakan ketentuan terkait dengan jumlah jam kerja para buruh/pekerja yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan pasal 77 yang mengatur tentang kerja buruh/pekerja. Ketentua yang dimaksud yaitu sekurang-

kurangnya 7 jam dalam sehari atau 40 jam setiap minggunya dan dilakukan selama 5 hari per minggu. Selain itu dapat juga digunakan 8 jam dan 40 jam perminggu untuk 5 hari kerja. Akan tetapi tidak berlaku untuk pengusaha dan pekerja lainnya. Para pengusaha yang melebihi jam kerja para buruh/pekerja harus dengan pesetujuan.

Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam sehari dan 14 jam per minggunya. Pengusaha yang memperkerjakan buruh/pekerja melebihi ketentuan jam kerja dalam sehari maka diwajibkan membayar upah kerja lembur. Pengusaha yang mempekerjakan buruh/pekerja harus melakukan persetujuan dan dianggap sebagai kerja lembur dan wajib membayar upah kerjanya (Wirawan, 2015).

Waktu istirahat dan cuti untuk pegawai/karyawan swasta menurut pasal 79-85 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pengusaha wajib memberikan istirahat dan cuti kepada buruh/pekerja dalam (Wirawan, 2015) sebagai berikut:

1. Waktu istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya 30 menit selama bekerja selama 4 jam.

2. Waktu istirahat dalam satu minggu hanya 1 hari selama bekerja selama 6 hari bekerja atau 2 hari dalam 5 hari kerja.

3. Minimal cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus.

4. Istirahat sekurang-kurangnya 2 bulan pada tahun ke-7 dan ke ke-8 masing- masing dan 1 bulan bagi yang telah bekerja selama 6 tahun dengan syarat

37 tidak berhak lagi menerima istirahat dalam 2 tahun berjalan dan berlaku sampai 6 tahun masa kerja.

5. Para pengusaha memberikan kesempatan secukupnya kepada pekerja yang melakukan ibadah seperti pada umat islam. Yang pada umumnya melakukan shalat dhuhur yang disatukan dengan waktu makan siang dan istirahat. Selain itu juga memerlukan waktu untuk melaksanakan shalat jum‟at.

6. Buruh/pekerja yang sakit dapat memberikan informasi kepada perusahaan, maka tidak diwajibkan unuk bekerja.

Adapun jam kerja dalam prespektif islam sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa/4:58 sebagai berikut:





















































Terjemahnya:

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.

Berdasarkan ayat di atas yang menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan menunaikan amanah dan tepat waktu kepada yang berhak menerimanya. Dalam hadis Al-Hasan disebutkan bahwa sampaikanlah amanat kepada yang berhak mempercayaimu dan janganlah berkhianat kepada orang yang berhak berkhianat kepadamu. Barang siapa yang siapa yang tidak melakukan hal

tersebut di dunia maka dituntut di hari kiamat dan dihukum sebagaimana yang disebutkan dalam hadis sahih sesungguhnya hak benar akan disampaikan kepada pemiliknya hingga kambing yang tidak bertanduk diperintahkan membalas terhadap kambing yang bertanduk (Kemenag RI, 2012: 87).

Biaya modal merupakan serangkaian jasa atau perlengkapan yang dilaksanakan setiap periode tertentu dan berupa jumlah yang harus yang harus dibayar setiap periode dengan umur perlengkapan. Modal (capital) ialalah jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan berupa jumlah mesin-mesin, bangunan, sumber manufaktur yang mencerminkan bagian dari output ekonomi tidak dikonsumsi melainkan disisihkan untuk digunakan sebagai proses produksi di masa mendatang (Nicholson, 2001: 494).

Dokumen terkait