• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah dan Pengertian Konsumen

Dalam dokumen BUKU HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN (Halaman 31-36)

Bab II Konsumen

A. Istilah dan Pengertian Konsumen

Istilah konsumen berasal dan alih bahasa dan kata consumer (Inggris-Amerika), atau consumen/consument (Belanda). Pengertian consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada.

Secara harfiah arti kata consumer itu adalah “(lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang”.23 Tujuan penggunaan barang atau jasa itu nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula Kamus Bahasa Inggris-Indonesia memberi kata consumer sebagai “pemakai atau konsumen”.

Dalam literatur ilmu ekonomi terdapat istilah-istilah “intermediate consumer”, “intermediate buyer”.derived buyer dau “Consumer of the Indostrial market” dan “ultimate consumer”, “ultimate buyer”, end userfinal consumer” dan “consumer of the consumer market”.24

Dalam pengertian tersebut, timbul golongan/jenis konsumen yang termasuk dalam jenis konsumen yang menggunakan barang dan jasa untuk keperluan komersial dan jenis konsumen yang menggunakan barang jasa untuk keperluan sendiri.

23 AZ. Nasution, op.cit., hlm. 3.

24 Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Karya Ilmu tentang Perlindungan Konsumen dan Peradilan di Indonesia, Jakarta, 1995, hlm. 7.

Lebih lanjut berbagai studi yang dilakukan berkaitan dengan perlindungan konsumen, berhasil membuat batasan tentang konsumen tersebut. Antara lain adalah:25

1. Pemakai akhir dari barang, digunakan untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan tidak untuk diperjual belikan;

2. Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali;

3. Setiap orang atau keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan.

Istilah “konsumen” sebagai definisi yuridis formal ditemukan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Pasal 1 angka (2) UUPK menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Pakar masalah hukum konsumen di Belanda, Hondius mengatakan bahwa para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai, pemakai produksi terakhir dan benda dan jasa (uiteindelijke gebruiker van goederen en diensten). Dengan rumusan ini, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir (konsumen antara) dan konsumen pemakai terakhir.26

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa konsumen dalam arti luas mencakup kedua kriteria itu yaitu konsumen antara dan konsumen akhir, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu pada konsumen pemakai terakhir.

25 Ibid., hlm. 7-8

26 Shidarta, op.cit., hlm. 3.

Kembali pada rumusan pengertian konsumen dalam Pasal 1 angka (2) UUPK yang mengatakan bahwa Konsumen adalah setiap pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangan.

Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka dapat dipahami bahwa pengertian konsumen mengandung unsur-unsur:

1. Orang

lstilah “orang” dalam UUPK tersebut sebetulnya menimbulkan keraguan dalam hukum dikenal subyek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban yang antara lain orang perseorangan dan badan hukum dalam hal ini badan usaha apakah hanya, orang individual yang lazim disebut natuurlijkeperson atau termasuk juga badan hukum (rechtspersoon). Hal ini berbeda dengan pengertian yang diberikan untuk “pelaku usaha” dalam Pasal I angka (3) UUPK. Hal tersebut menimbulkan pemakaian konsumen itu tidak sebatas pada orang perseorangan. Namun, konsumen harus mencakup juga badan usaha, dengan makna lebih luas daripada badan hukum.

2. Pemakai

Sesuai dengan bunyi penjelasan Pasal 1 Angka (2) UUPK, kata

“pemakai” memberi tekanan bahwa, konsumen adalah konsumen akhir (ultimate consumer). Istilah “pemakai” dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan tersebut, sekaligus menunjukan, barang atau jasa yang dipakai tidak saja hasil dan transaksi jual beli. Termasuk dalam pengertian pemakai adalah bukan saja pemakai langsung tapi ia memang dirugikan dan pemakaian tersebut.

3. Barang atau jasa

Berkaitan dengan istilah barang atau jasa, sebagai penganti terminologi tersebut digunakan kata produk. Saat ini produk sudah berkonotasi barang atau jasa. Semula kata produk hanya mengacu pada pengertian barang. Dalam dunia perbankan, misalnya, istilah produk dipakai juga untuk menamakan jenis-jenis layanan perbankan.

UUPK mengartikan barang sebagai setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.

Sementara itu, jasa diartikan sebagai setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Pengertian “disediakan bagi masyarakat”

menunjukan, jasa itu harus ditawarkan kepada masyarakat.

4. Yang tersedia dalam masyarakat.

Barang atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di pasaran (lihat juga bunyi Pasal 9 Ayat (1) Huruf (e) UUPK). Dalam perdagangan yang makin kompleks dewasa ini, syarat itu tidak mutlak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya, perusahaan pengembangan (developer) perumahan sudah biasa mengadakan transaksi terlebih dulu sebelum bangunannya jadi, juga misalnya kita melakukan transaksi pemesanan mobil baru.

5. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain.

Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain. Unsur yang diletakan dalam definisi itu mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. Kepentingan ini tidak sekadar ditujukan untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang atau jasa itu

diperuntukan bagi orang lain (di luar diri sendiri dan keluarganya bahkan untuk mahluk hidup lainnya). Misalnya seseorang yang membeli makanan untuk kucing peliharaannya, misalnya, seseorang membeli pupuk untuk tanaman hias dirumahnya.

Sebagai perbandingan berbagai peraturan di beberapa negara antara lain India yang dimaksud Konsumen yang dilindungi oleh undang-undang adalah konsumen yang menggunakan barang untuk keperluan sendiri non komersial. Di Amerika dan Australia unsur untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan atau keluarga dilukiskan dengan perkataan “normatif uzed for personel, family or house haed purpases dan ordinarily alquired for personal domestic or huse hold use or consumtion”.

Adapun dalam New Burgelijk Wetbook (BW Belanda Baru) konsumen diartikan sebagai orang alimiah (yang dalam mengodakan perjanjian tidak bertindak selaku orang yang menjalankan profesi atau perusahaan.27

6. Barang atau jasa itu tidak untuk diperdagangkan

Pengertian konsumen dalam UUPK ini dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan inii sudah biasa dipakai dalam peraturan perlindungan konsumen di berbagai Negara.

Berdasarkan hal-hal di atas, batasan pengertian tentang konsumen akan digunakan dalam buku ini, seperti yang diuraikan Az Nasution:28

27 BPHN, op.cit., hlm. 8.

28 A.Z. Nasution, op.cit., hlm. 29.

1. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu.

2. Konsumen-antara, adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang/jasa lain atau untuk diperdagangkan (tujuan komersial) 3. Konsumen-Akhir, adalah setiap orang alami yang mendapatkan

dan menggunakan barang atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah-tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali (non-komersial).

Batasan-batasan pengertian konsumen di atas sesuai dengan penjelasan Pasal 1 angka (2) UUPK menyebutkan bahwa di dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dankonsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Sehingga pengertian konsumen yang dilindungi dalam UUPK adalah konsumen akhir.

Dalam dokumen BUKU HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN (Halaman 31-36)

Dokumen terkait