KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
penelitian yang digunakan dalam membuat produk tertentu serta menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan paparan sumber di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan proses yang diterapkan dalam mengembangkan produk yang nantinya diimplementasikan dalam pendidikan. Produk akan dihasilkan berupa bahan ajar untuk siswa.
b. Model pengembangan
Perlu diketahui bahwa banyak model penelitian pengembangan berbagai jenis model penelitian dan pengembangan telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan salah satunya merupakan model pengembangan Plomp. Pemilihan model pengembangan Plomp ini dijelaskan karena model ini dalam Rochmad (2012: 65) dianggap lebih pantas dan fleksibel dibandingkan model pengembangan lainnya karena setiap fase berisi kegiatan pengembangan yang bisa disesuaikan dengan karakteristik studi.
Desain penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Plomp yang banyak digunakan oleh para peneliti termasuk mahasiswa sarjana, pascasarjana, serta doktoral dalam melakukan penelitian pengembangan. Selaian itu model Plomp dianggap lebih fleksibel dibandingkan model pengembangan lainnya karena pada setiap tahapan dapat disesuaikan berdasarkan karakteristik penelitian yang
dilakukan (Arianatasari, 2018: 37). Adapun langkah-langkah penelitian dalam model Plomp yaitu sebagai beriku :
1. Premilinary Reserch (Analisis Pendahuluan)
Fase ini merupakan fase pertama pengembangan model Plomp.
Menurut Plomp (2013: 30) pada penelitian pendahuluan ini memfokuskan pada validitas isi produk serta tidak banyak menekankan pada konsistensi dan kepraktisan. Selain itu pada fase ini dilakukan studi literatur dan studi tentang proyek yang sudah ada atau yang terbaru untuk menghasilkan kerangka kerja dan blue print.
2. Development or Prototyping Phase (Fase Pengembangan atau Prototipe)
Fase ini merupakan tahap kedua pada model Plomp. Menurut Plomp (2013: 30) pengembangan prototipe dilakukan sesuai dengan pengembangan urutan prototipe yang telah dibuat yang selanjutnya akan di evaluasi oleh pakar ahli sehingga menghasilkan produk yang diharapkan. Pengembangan prototipe akan dicoba dan direvisi berdasarkan evaluasi formatif. Evalusi ini digunakan untuk mengetahui prototipe yang dikembangkan telah praktis untuk digunakan pada proses pembelajaran. Pada tahap in berfokus pada konsistensi validitas konstruk terlebih dahulu, kemudian ke tingkat kepraktisan dan secara bertahap pada tingkat keefektifan pada produk yang dikembangkan.
3. Assessment Phase (Fase Penilaian)
Fase ini adalah fase akhir pada model Plomp merupkan tahap evaluasi produk. Menurut Plomp (2013: 30) penilaian atau evaluasi berfokus pada kepraktisan dan efektivitas produk yang dikembangkan dapat melengkapi sasaran pemakai pada proses belajar. Pada tahap ini memungkinkan terjadinya dua hal yaitu adanya kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk yang dikembangkan. Jika terdapat ketidakpuasan pada produk yang dikembangkan maka peneliti harus melaksanakan perbaikan terhadap produk yang dikembangkan.
c. Buku Ajar
1. Pengertian Buku Ajar
Buku.bermula dari kata Biblio (Yunani) Bibliotec (Jerman) serta Bibliotheque (Prancis) serta Bibliotecha (Spanyol/ Portugis) yang berarti pustaka. Berdasrkan Ensiklopedia Indonesia tafsir buku dalam arti luas meliputi semua tulisan dan gambar yang ditulis serta digambar di atas papirus (sejenis kertas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan dari sungai Nil yang dilumatkan serta dimanfaatkan sebagai media tulis) lontar, perkamen kertas dalam semua bentuknya, dalam lilitan dilubangi serta digabung pada bagian belakang dari kulit, tekstil, karton, serta papan (Wiji Suwarno, 2011: 50-51). Pengertian lebih luas tentang buku adalah
lembaran yang berisi tulisan dan gambar yang bentuknya bisa seperti gulungan, dilubangi dan diikat atau dijilid.
Buku ajar adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya buku maka suatu pembelajaran akan menjadi pincang, semakin banyak buku maka akan semakin menarik. Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting harus kontekstual dan menarik baik dari segi isi maupun sampulnya, terutama tampilan untuk buku pembelajaran (Candra, 2015: 170).
Buku ajar disusun secara sistematis serta menerangkan sasaran pendidikan yang telah dicapai serta membimbing siswa dalam mempelajari buku dan melatih siswa untuk fokus pada kegiatan belajar. Tata letak yang sistematis juga bertujuan agar guru dan siswa dapat memahami secara utuh isi bahan ajar (Sukerni, 2014: 338).
Pembuatan buku ajar harus memperhatikan dimensi fisik buku, buku ajar memiliki ukuran yang perlu diperhatikan. Buku ajar dapat dibuat dalam ukuran A4 (21,0 x 29,7 cm), ini ukuran terbesar untuk buku ajar. Tapi tidak boleh lebih kecil dari ukuran A5 (14,8 x 21,0 cm), Buku Ajar anda dapat diarahkan pada ukuran yang tidak terlalu besar dan terlalu kecil yaitu di ukuran UNESCO (15,5 x 23,0 cm) Ukuran font yang dipilih adalah 12 pt dengan font Times New Roman, tidak kurang dari 49 halaman, paragraf rata
kanan dan kiri. Pemakaian paragraf rata kiri dan kanan sangat menunjang pembaca dalam membaca teks panjang, format paragraf juga sangat mempermudah pembaca menjaga konsentrasi saat memaca (Ardiansyah, 2020: 9).
Penyusunan buku ajar pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan penutup.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) suatu buku ajar yang baik harus memenuhi 3 komponen yaitu komponen kelayakan isi, kelayakan kebahasaan dan komponen kelayakan penyajian (Elina, 2012: 19).
Buku ajar harus memiliki fungsi menarik dan memotivasi siswa dan pembaca. Stimulus pembaca dapat muncul karena bahasanya yang sederhana, lancar, serta mudah dipahami. Motivasi dapat muncul karena buku ajar memuat banyak pengetahuan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa serta pembaca, tidak informasi yang diberikan berulang-ulang.
2. Fungsi Buku Ajar
Menurut Greene dan Petty fungsi buku ajar adalah :
a. Mengambarkan pandangan pembelajaran kontemporer yang kuat dan mendemonstrasikan penerapannya dalam materi pengkajian yang diterapkan
b. Memaparkan sumber pokok permasalahan, mudah dibaca, beragam, sesuai keinginan serta kebutuhan siswa
c. Sesuaiakan kumpulan
d. Menampilkan metode pembelajaran dan cara memotivasi siswa e. Menyajikan fiksasi awal yang dibutuhkan serta dukungan
untuk latihan dan fungsi praktik
Berdasarkan penjelasan tersebut, manfaat buku ajar yaitu memaparkan materi pembelajaran pada konteks yang lebih kontemporer serta dapat dipahami. Serta dijadikan sarana untuk memudahkan menyelesaikan tugas dan penilaian pada proses pembelajaran.
Buku termasuk dalam media pembelajaran dalam bidang visual, oleh karena itu Lavied dan Lentz dalam Arsyad (2014: 20) mengatakan 4 fungsi media visual yakni :
a. Fungsi perhatian
Media visual dapat ditemukan untuk menarik serta memfokuskan minat siswa agar fokus pada topik pelajaran dalam kaitannya dengan arti visual yang disajikan atau mengikuti teks mata pelajaran
b. Fungsi afektif
Media visual terlihat pada tingkat minat peserta didik saat membaca teks ilustrasi dalam buku
c. Fungsi kognitif
Media visual mampu dilihat dari temuan penelitian yang menunjukkan bahwa simbol atau ambar visual
memfasilitasi pencapaian tujuan serta memahami dan mengingat muatan informasi dalam buku
d. Fungsi kompensatoris
Media visual mampu ditemukan dalam mempermudah siswa/ mahasiswa dengan kesulitan memahami bacaan teks dan mengatur pesan di dalam teks.
3. Kriteria Buku ajar
Kriteria buku ajar yang baik meliputi : a. Ketelitian/ ketepatan
Berdasarkan Zuhdi dalam Akbar (2013: 34-36) menjelasakan bahawa buku teks yang baik harus mengindahkan ketelitian. Keakuratan bisa dilihat dalam berbagai aspek seperti kebenaran penyampaian, penyajian hasil peneliti secara akurat serta menghindari kutipan yang salah dari pendapat ahli.
b. Layak (relevansi)
Sebuah buku ajar yang baik sesuai merupakan yang antara ruang lingkup isi, kedalaman bahasa, dan kemampuan yang harus dikuasai pembaca. Kesesuaian buku ajar harus menjelaskan materi, tugas, contoh penjelasan, latihan soal, keutuhan deskripsi, serta gambaran yang memadai dengan keterampilan yang harus dimiliki pembaca tergantung pada kemajuan pembaca.
c. Komunikatif
Buku ajar yang baik mampu dipahami oleh pembaca, terstruktur, serta bebas dari kesalahan kebahasaan.
d. Lengkap dan Sistematis
Buku ajar yang baik di dalamnya mengacu pada kemampuan yang harus dimiliki siswa berkaitan dengan keterampilan yang harus dikuasai siswa dan memberikan pemahaman mengenai manfaat memperleh keterampilan tersebut, memberikan manfaat bagi siswa, menyajikan daftar isi, refrensi secara sistematis.
e. Aturan bahasa yang tepat
Menulis buku teks yang baik harus memakai kaidah, terminologi, serta susunan kalimat yang tepat dan benar.
f. Mudah dibaca
Buku ajar yang baik memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi untuk dapat dimengerti oleh siswa.
d. Problem solving
1. Pengertian Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Problem solving merupakan suatu pendekatan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Memecahkan masalah merupakan suatu metode belajar yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan jawabannya tanpa bantuan khusus yang mana akan memberikan hasil lebih unggul dan mendorong siswa untuk
dapat penyelesaian soal dengan pemikiran sendiri (Nasution, 2008:
173).
Problem solving (pemecahan masalah) tidak hanya sekedar metode belajar melainkan adalah suatu cara mengajar dengan metode berpikir yang mana dimulai dari mencari data sampai dengan menarik kesimpulan dari suatu masalah yang telah dipecahkan (Djamarah Bahri dan Zain. 2016: 91). Belajar pemecahan masalah pada hakikatnya merupakan belajar menggunakan cara-cara ilmiah atau berpikir secara teratur, sistematis, logis, dan teliti. Tujuannya tak lain hanya untuk mencapai kemampuan dan keahlian kognitif peserta didik untuk memecahkan suatu masalah secara rasional, lugas, dan tuntas (M.
Dalyono, 2015: 224). Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah merupakan bagian dari strategi inkuiri dengan memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Strategi inkuiri menyediakan aneka ragam pengalaman konkret dengan memberikan ruang dan peluang terhadap peserta didik sehingga dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa (Fitri & Fatisa, 2019: 182).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, problem solving atau pemecahan masalah adalah sarana untuk merangsang seseorang untuk menganalisis dan mempertimbangkan suatu masalah atas inisiatif mereka sendiri. Pemecahan masalah ini
membutuhkan kemampuan untuk melihat sebab dan akibat antara data yang berbeda sehingga pada akhirnya bisa menemukan kunci untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Tahap Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Sebelum memulai proses pembelajaran, guru perlu memahami metode pengkajian yang digunakan, berawal dari permulaan dan kegiatan inti hingga kegiatan sumatif. Dari alur kegiatan tersebut seorang pendidik sudah memahmi metode pembelajaran yang akan digunakan nanti tentunya selanjutnya akan lebih mudah untuk mengelolanya dalam proses pembelajaran.
Pengaruhnya dapat terlihat pada hasil belajar yang dilaksanakan.
Langkah-langkah metode pemecahan masalah menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 129) adalah sebagai berikut :
a. Siapkan permasalahan yang jelas untuk dipecahkan b. Menyajikan permasalahan
c. Mengumpulkan data atau informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
d. Perumusan hipotesis e. Uji hipotesis
f. Penyimpulan
Tahap pemecahan masalah pada proses pembelajaran harus mengikuti tahapan-tahapan yang dilakukan agar mencapai hasil yang harapkan. Keadaan tersebut mempermudah siswa agar
menguasai alur metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran.
3. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving (Pemecahan Masalah) Desain pembelajaran pasti memiliki kelebihan serta kekurangan, termasuk model pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan kondisi yang berbeda untuk setiap subjek penelitian.
Menurut Polya (2002:30), pendekatan problem solving memiliki kelebihan meliputi:
a. Dapat membuat siswa untuk mencari sebab-akibat dari suatu permasalahan yang disajikan.
b. Dapat menganalisa suatu persoalan dari berbagai segi sudut pandang.
c. Dapat melatih dan membiasakan siswa untuk mampu menhadapai dan memecahkan masalah secara terampil.
Menurut Polya (2002:30), pendekatan problem solving memiliki kelemahan meliputi:
a. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama jika diharapkan suatu hasil keputusan yang tepat.
b. Kesulitan dalam memahami masalah
c. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari pendidik, sehingga membutuhkan banyak sumber.
e. Integrasi Nilai Keislaman
Berlandaskan Kamus Besar Bahasa Indonesia “Integrasi” berasal dari Bahasa latin “integer” berarti utuh ataupun merata. Secara etimologis ”integrasi” bisa dimaksud sebagai pembaharuan sampai sebagai kesatuan yang lengkap ataupun lingkaran (Poewardanita, 2007: 30). Berdasarkan pendapat Al-Munawar (2005:23) bahwa Ilmuwan Islam memiliki landasan filosofis meneanai “kesatuan” ilmu pengetahuan. Integrasi adalah menjadikan Al-Quran serta Sunnah sebagai grand theory pengetahuan, sehingga ayat-ayat qauliyah dan kauniyah bisa digunakan.
Menurut pendapat Armahedi Mazhar (2004: 37) secara lebih mendalam melihat inti dari integrasi adalah meletakkan hirarki keilmuan dalam suatu hirarki yang lebih besar dengan memasukkan alam akherat dan ciptaan Tuhan itu sendiri sebagai penunjang jenjang materi. Integrasi Islam berdasarkan pengertian para ahli diatas adalah usaha memadukan antara keilmuan umum dan Islam tanpa harus menghilangkan keunikan-keunikan antara dua keilmuan tersebut.
Pendidikan agama Islam yang benar-benar sejalan dengan ajaran Islam merupakan pendidikan yang dilaksanakan dalam kehidupan dengan berpedoman pada landasan utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Banyak sekali nilai-nilai pendidikan yang termuat dalam kedua sumber pegangan dalam pendidikan islam tersebut, baik yang menyangkut manusia dengan penciptanya, manusia
dengan sesama manusia, dan manusianya dengan tembat tinggalnya.
Dan di Al-Qur’an juga terdapat pendidikan yang menjelaskan mengenai sistem gerak manusia. Dengan terdapatnya integrasi antara ilmu sains serta Al-Quran yang berkaitan dengan sistem gerak manusia.
Sebagaimana firman Allah berikut:
(ٍنيِط نِّم ٍةَلََٰلُس نِم َنََٰسنِْلْٱ اَنْقَلَخ ْدَقَلَو ( ٍنيِكَّم ٍراَرَ ق ىِف اةَفْطُن ُهََٰنْلَعَج َّمُث ) 11
13 )
َةَغْضُمْلٱ اَنْقَلَخَف اةَغْضُم َةَقَلَعْلٱ اَنْقَلَخَف اةَقَلَع َةَفْطُّنلٱ اَنْقَلَخ َّمُث َمََٰظِعْلٱ اَنْوَسَكَف اامََٰظِع
َرَخاَء ااقْلَخ ُهََٰنْأَشنَأ َّمُث اامْحَل (َنيِقِلََٰخْلٱ ُنَسْحَأ ُهَّللٱ َكَراَبَتَ ف ٓ
14 )
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami sudah menciptakan seseorang dari sari (turunan) tanah liat. Kemudian Di jadikan sari mani (penyimpanan) di tempat yang kokoh (kandungan). Lalu mani itu menjadi segumpal darah. Dan darah itu menggumpal sebagai gumpalan daging, lalu daging itu menggumpal menjadi tulang-tulang, tulang-tulang itu tertutup daging, lalu Kami jadikan dia (bentuk) makhluk lain, dan dialah Pencipta yang paling baik. Maha Suci Allah”. (Q.S Al-Mukminun: 12- 14)
Bersumber pada ayat di atas memberikan gambaran bahwa, bagaimana Manusia hendaknya melihat dari bahan apakah mereka diciptakan oleh Allah. Dari kalimat “Dia diciptakan dari air mani yang terpancar antara tulang sulbi dan tulang dada” maksudnya Allah menciptakan dari air mani laki-laki yang berasal dari tulang sulbi atau bisa kita sebut dengan tulang ekor dan dari tulang dada perempuan, yautu berupa tulang dada bagian atas yang keduanya bertemu didalam rahim dan berbentuk manusia. Jadi tulng juga berfungsi dalam proses pembentkan air mani, yaitu terjadi pada tulang sulbi atau tulang ekor manusia. Sungguh betapa Allah menciptakan semua itu penuh dengan
ketelitian yang maha tinggi, serta ada rasa kasih sayang kepada makhluk-Nya.
Integritas ini menyampaikam arti bahwa manusia di satu sisi setara dengan dunia di luar dirinya (fana), dan di lain sisi menunjukkan bahwa manusia bisa menaklukkan dunia di sekitarnya, termasuk dirinya sebagai tubuh (baqa’). Dalam mengembangkan kekuatan raga harus diperkuat dengan pengetahuan serta latihan panca indera.
Sedangkan untuk mengembangkan kekuatan pikiran dapat diasah dngan kegiatan berpikir serta bernalar. Sementara dalam menumbuhkan kekuatan yang diasah dengan perbuatan batin yaitu beribadah kepada Allah SWT.
f. Materi Sistem Gerak Manusia
Sistem gerak manusia dipelajari di kelas XI semester ganjil.
Berdasarkan kemendikbud, materi sistem gerak manusia didasarkan pada kompetensi dasar (KD) serta kompetensi inti (KI) sesuai dengan kurikulum 2013.
1. Pengertian Sistem Gerak Manusia
Gerak dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki makluk hidup yang merupakan bentuk tanggapan terhadap rangsangan dari lingkugannya. Manusia dapat melakukan berbagai gerakan karena adanya rangka dan otot dalam tubuh. Rangka tersusun dari tulang-tulang. Tulang merupakan alat gerak pasif, sedangkan otot sebagai alat gerak aktif. Selain sebagai alat gerak,
rangka juga berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, melindungi organ yang penting, menegakkan tubuh dan tempat melekatnya otot (Pearce, 2008: 43).
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam sebagaimana firman Allah berikut:
اَنْوَسَكَف اامََٰظِع َةَغْضُمْلٱ اَنْقَلَخَف اةَغْضُم َةَقَلَعْلٱ اَنْقَلَخَف اةَقَلَع َةَفْطُّنلٱ اَنْقَلَخ َّمُث َرَخاَء ااقْلَخ ُهََٰنْأَشنَأ َّمُث اامْحَل َمََٰظِعْلٱ (َنيِقِلََٰخْلٱ ُنَسْحَأ ُهَّللٱ َكَراَبَتَ ف ٓ
14 )
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami sudah menciptakan seseorang dari sari (turunan) tanah liat. Kemudian Di jadikan sari mani (penyimpanan) di tempat yang kokoh (kandungan).
Lalu mani itu menjadi segumpal darah. Dan darah itu menggumpal sebagai gumpalan daging, lalu daging itu menggumpal menjadi tulang-tulang, tulang-tulang itu tertutup daging, lalu Kami jadikan dia (bentuk) makhluk lain, dan dialah Pencipta yang paling baik. Maha Suci Allah”. (Q.S Al-Mukminun: 14) (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan)
2. Fungsi Rangka Tulang
Bentuk tubuh atau morfologi manusia merupakan bentuk yang sangat ideal di bumi, manusia dengan posisi kepala dibagian atas, perut dibagian tengah, dan kaki yang indah dibagian bawah, coba bayangkan jika posisi bagian-bagian tubuh tersebut dibolak- balik, pasti akan terjadi kejanggalan dan ketidaknyamanan dari setiap diri kita. Untuk itu hal yang paling tepat dilakukan adalah senantiasa bersyukur serta menjaga semaksimal mungkin amanah tubuh yang diberikan kepada kita. Salah satu bentuk syukur atas nikmat bentuk tubuh yang sempurna, seimbang, serta tertata rapi, adalah selalu berusaha mengkaji bagaimana Allah menata
sedemikian rupa rangka tubuh pada manusia yang terbungkus atas daging serta otot, dengan harapan pengetahuan tentang kekuasaan- Nya semakin bertambah.
Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang yang menyusun tubuh manusia. Fungsi rangka antara lain memberi bentuk tubuh, menyongkong berdiri tegaknya tubuh, tempat melekatnya otot atau daging, melindungi alat-alat tubuh yang lunak, melakukan fungsi gerak, tempat pembentukan sel-sel darah, dan tempat penyimpanan mineral dan lemak. Rangka manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang membentuk sendi (artikulasi). Berdasarkan letaknya, tulang penyusun rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah sumbu tubuh. Rangka aksial dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Tulang Kepala, terdiri atas tulang tempurung dan tulang Muka. Tulang kepala berfungsi sebagai pelindung otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.
2) Tulang Belakang merupakan penopang tubuh utama.
Terdiri atas tulang leher, tulang punggung, tulang pinggang, tulang kelangkan, dan tulang ekor
3) Tulang Dada dan Tulang Rusuk, tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai, bagian badan, dan taju pedang.
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk yaitu 7 pasang rusuk sejati 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh. Rangka apendikular dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Gelang bahu, Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masing-masing gelang bahu terdiri atas tulang selangka dan tulang belikat.
2) Tulang anggota gerak atas, Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri. Masing-masing terdiri atas; tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan, tulang jari tangan.
3) Gelang panggul, Gelang panggul terdiri atas tulang pinggul di kanan dan kiri. Gelang panggul sangat stabil dan berfungsi menahan berat tubuh.
4) Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan kiri. Masing-masing terdiri dati tulang paha, tulang tempurung, tulang kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, dan tulang jari kaki.
3. Proses Pembentukan Tulang
Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan yang berasal dari jaringan mesenkim. Sesudah kartilago terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Sel-sel osteoblas terbentuk secara konsentris yaitu dari dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah dan serabut saraf yang membentuk sistem havers.
Selanjutnya terjadi pengisian kapur dan fosfor sehingga matriks tulang menjadi keras. Pengerasan tulang disebut osifikasi. Osifikasi adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi tulang selama perkembangan.
4. Jenis-jenis Tulang
Tulang tubuh manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu tulang rawan dan tulang keras. Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
5. Hubungan Antar Tulang
Hubungan antar tulang di dalam tubuh disebut artikulasi.
Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Persendian merupakan komponen gerak yang menghubungkan tulang penyusun rangka manusia. Berdasarkan
keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
6. Otot
Dalam tubuh ini tulang sebagai alat gerak manusia telah di bungkus oleh otot. Dalam tubuh manusia tulang dan otot memiliki peranan penting yaitu menggerakkan tubuh manusia. Oleh sebab itu, otot disebut alat gerak aktif. Berdasarkan jenis, otot di bagi menjadi 3 yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
7. Sifat kerja otot
Otot merupakan alat gerak aktif, karena otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Kontraksi otot ini menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat bergerak. Selain itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka. Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang memiliki 4 karakteristik yaitu: Kontraktibilitas, Ekstensibilita, Elastisitas, dan Irritabilitas
Otot terdiri atas benang-benang atau serabut otot. Saat dilihat di bawah mikroskop serabut otot terlihat bergaris-garis. Otot bekerja dengan cara berkontraksi. Jika mendapat rangasangan maka otot akan berkontraksi. Kontraksi otot ditandai dengan otot jadi memendek, menegang, dan menggembung pada bagian tengahnya.
Kontraksi otot menyebab tulang tertarik, sehingga terjadi gerakan.
Bila otot tidak bekerja maka otot akan berelaksasi yaitu mengendur