• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka dan Metode Penelitian

Dalam dokumen '$1 3(0(/$-$5$1 .('8$ (Halaman 160-169)

Fallianda 1 Homsatun Nafiah 2 Universitas Airlangga

II. Kerangka dan Metode Penelitian

Gambar 1. Skema Penelitian

Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1, penelitian ini diawali dengan mengumpulkan beberapa bahan penelitian, yaitu mencari beberapa referensi yang dapat dijadikan sebagai daftar pustaka dan perangkat lunak (software) Python 3.4.2 untuk Windows 7 yang dapat di-download melalui link : https://www.python.org/downloads/windows/. Kemudian file perangkat lunak (software) Python 3.4.2 di-install di laptop yang nantinya untuk alat penelitian.

Tahapan selanjutnya adalah membuat file perangane_awak.csv yang didalamnya terdapat tembung bahasa jawa (ngoko, krama madya, dan krama inggil) dan bahasa indonesia. Kemudian membuat file program perangane_awak.py yang digunakan untuk membaca file perangane_awak.csv.

Tahap terakhir yaitu menguji file program perangane_awak.py dengan menekan tombol F5 pada IDLE (Python 3.4 GUI - 32 bit).

III. Analisis Penelitian

3.1 Pembuatan File perangane_awak.csv

Setelah pengumpulan bahan penelitian seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1, maka penulis mulai membuat file perangane_awak.csv menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft Office Excel. File perangane_awak.csv didalamya terdapat tembung bahasa jawa (ngoko, krama madya, dan krama inggil) dan bahasa indonesia, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 1 di bawah ini.

Ngoko Krama Madya Krama Inggil Bahasa Indonesia

alis alis imba alis

ati manah penggalih hati

awak badan salira tubuh

balung balung tosan tulang

bangkekan bangkekan pamekan pergelangan

tangan

bathuk bathuk palarapan dahi

bokong bokong bocong pantat

brengos brengos gumbala, rawis kumis

cangkem cangkem tutuk mulut

cengel cengel griwa cengel

dhadha dhadha jaja dada

dhengkul dhengkul jengku lutut

dlamakan dlamakan samparan telapak

driji driji racikan jari

154 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia

embun-embunan embun-embunan pasundhulan ubun-ubun

endhas sirah mustaka kepala

epek-epek epek-epek tapak asta telapak tangan

geger geger pengkeran punggung

gelung gelung uker sanggul

getih rah rah darah

githok githok julukan tengkuk

gulu gulu jangga leher

idep idep ibing bulu mata

idu idu kecoh ludah

iga iga unusan tulang iga

ilat ilat lidhah lidah

irung irung grana hidung

janggut janggut kethekan, sadhegan dagu

kempol kempol wengkelan paha

kringet kringet riwe keringat

kuku kuku kenaka kuku

kuping kuping talingan telinga

lambe lambe lathi bibir

luh luh waspa air mata

mata mripat paningal, soca mata

pipi pipi pangarasan pipi

pundhak pundhak pamidhangan bahu

pupu pupu wentis paha

rai rai pasuryan wajah

rambut rambut rikma, rema rambut

riyak riyak jlagra dahak

sirah sirah mustaka kepala

sikil suku ampeyan/sampeyan kaki

susu susu prembayun payudara

suwara swanten swanten suara

tangan tangan asta tangan

umbel umbel gadhing ingus

untu untu waja gigi

uyuh toyan turas kencing

weteng weteng padharan perut

wudel wudel tuntunan pusar

Tabel 1. Perangane Awak (Anonim. 2013 dan Raharjo, 2008)

3.2. Pembuatan File perangane_awak.py

Tahapan selanjutnya adalah membuat file perangane_awak.py seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2. File perangane_awak.py ditulis dengan menggunakan IDLE (Python 3.4 GUI - 32 bit).

Gambar 2. Perangane_awak.py

Baris kode program # Nama file: perangane_awak.py menunjukkan keterangan dan tidak diakses pada saat program dijalankan, karena diawal tanda #. Selanjutnya, kode program import csv artinya menggunakan modul csv, karena program ini akan digunakan untuk membaca file bertipe csv, yaitu file perangane_awak.csv.

Kode program selanjutnya, yaitu :

with open('perangane_awak.csv', 'r') as file_csv:

file = csv.reader(file_csv)

menunjukkan file perangane_awak.csv dibuka terlebih dahulu dengan fungsi open('perangane_awak.csv', 'r') sebagai variable file_csv. Lalu variable file_csv yang telah memanggil file perangane_awak.csv dibaca dengan metode file = csv.reader(file_csv).

Selanjutnya menampilkan data yang telah dibaca dalam bentuk daftar (list) dengan menggunakan kode program :

for data in file:

print(data)

3.3. Running File Program perangane_awak.py

Kode program yang telah ditulis menggunakan IDLE (Python 3.4 GUI - 32 bit) dan disimpan dalam file perangane_awak.py, kemudian dijalankan dengan menekan tombol F5 untuk menguji apakah kode program sudah benar atau masih salah. Hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3 di bawah ini.

156 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia

Hasil output menampilkan daftar (list) yang dibagi menjadi empat kolom, yaitu ngoko, krama madya, krama inggil, dan bahasa Indonesia.

Gambar 3. Output dari perangane_awak.py

IV. Simpulan

Akhirnya kamus tembung bahasa jawa yang terdiri dari ngoko, krama madya, dan krama inggil berbasis teknologi informasi dapat diselesaikan dengan menggunakan Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing, NLP) dengan bahasa pemrograman Python.

Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Kamus Jawa Lengkap. Diakses melalui link website https://kamusjawaid.wordpress.com/2013/06/18/kamus-jawa-lengkap/

pada tanggal 25 Juli 2017.

Anonim. 2017. Python. Diakses melalui link website https://www.python.org/ pada tanggal 20 Juli 2017

Bird, S., Klein, E., and Loper, E. 2009. Natural Language Processing with Python. O’Reilly Media, Inc.

Raharjo, S. H. 2008. Kawruh Basa Jawa Pepak. Widya Karya, Semarang.

158 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia

MENINJAU ULANG KAMUS UNGKAPAN BAHASA INDONESIA (1997): UPAYA MEREKAM DAN MENGEMAS

EKSPRESI MASYARAKAT DALAM KARYA LEKSIKOGRAFIS

(KAMUS UNGKAPAN BAHASA INDONESIA (1997) REVISITED:

AN ATTEMPT TO PRESERVE AND PRESENT SOCIAL EXPRESSION IN A LEXICOGRAPHIC WORK)

Totok Suhardijanto

Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

[email protected] Nuradji

Redaksi Bahasa Harian KOMPAS [email protected]

Abstrak

Kebutuhan akan kamus ungkapan bagi pemelajar bahasa Indonesia, baik sebagai penutur jati maupun penutur non-jati, merupakan keniscayaan. Oleh sebab itu, makalah ini akan membentangkan proses dan upaya kami dalam merevisi karya leksikografis kami bersama dengan Maman S. Mahayana yang berjudul Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997) yang akan diterbitkan ulang dengan memperhatikan berbagai hal, termasuk di dalamnya sebagai kamus yang ditujukan kepada pemelajar bahasa Indonesia. Dalam terminologi leksikografis, Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (1997) (selanjutnya disebut KUBI 1997) mengandungi tipe leksikal yang biasa disebut dengan ungkapan multikata (multiword expression: MWE) yang dapat berupa frasa, idiom, atau bahkan kalimat (lihat Cowie 1988, Moon 1998, Dobrovol'skij & Piirainen 2005).

Menurut Masini (2005:145), MWE—yang juga disebut sebagai frasem (lihat Mel’čuk 1995)—merupakan “lexical units larger than a word that can bear both idiomatic and compositional meanings. (…) the term multi-word expression is used as a pre-theoretical label to include the range of phenomena that goes from collocations to fixed expressions.” Ketika disusun dahulu, KUBI 1997 belum menggunakan konsep dan tipe MWE sebagaimana disebutkan Moon (1998) sehingga ada beberapa konsep atau tipe leksikal yang tidak tercakup di dalamnya. KUBI 1997 disusun

160 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia

berdasarkan konsep yang dikembangkan di dalam Badudu dan kemudian dilanjutkan pada Chaer. Oleh sebab itu, makalah ini membahas upaya kami meninjau kembali entri di dalam KUBI 1997 yang menurut rencana akan kami terbitkan kembali dengan menerapkan konsep MWE. Dalam kertas kerja ini, kami paparkan kriteria pemilihan dan diskusi mengenai ungkapan multikata yang menjadi dasar penyusunan kembali KUBI 1997. Dalam penyusunan kembali KUBI 1997 ini, digunakan korpus Inwac di Sketch Engine dan korpus sastra Indonesia yang dikembangkan Program Studi Indonesia FIB Universitas Indonesia.

Kata kunci: ungkapan multikata, frasem, kamus ungkapan, leksikografi Abstract

The need for idiom dictionary for Indonesian language learners, whether as native speakers or non-native speakers, is a necessity. Therefore, this paper will describe our process and efforts in revising our lexicographic works together with Maman S. Mahayana which is Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997) which will be re- published with various matters, including as a dictionary which intended for Indonesian language learners. In the lexicographic terminology, Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (1997) (hereinafter referred to as KUBI 1997) contains a lexical type commonly referred to as multiword expression (MWE expression) which can be phrases, idioms, or even sentences (see Cowie 1988, Moon 1998, Dobrovol 'skij & Piirainen 2005). According to Masini (2005: 145), MWE—also referred to as the frasem (see Mel'čuk 1995)—is a "larger lexical unit than words that can contain idiomatic meanings and compositions. (...) multi-word terms expression is used as a pre-theoretical label to include the range of phenomena that occur from collocations to fixed expressions." When it was first compiled, KUBI 1997 has not used the concept and type of MWE as stated by Moon (1998) so there are some lexical concepts or types that are not covered. KUBI 1997 is based on the concept developed in Badudu and then continued on Chaer.

Therefore, this paper discusses our efforts to review the entries in KUBI 1997 which we plan to resubmit by applying the MWE concept. In this paper, we describe the selection criteria and discussion on the multiwords expression which is the basis of KUBI 1997. In this series of KUBI 1997, we used the Inwac corpus in Sketch Engine and Indonesian literary corpus developed by Department of Indonesian Studies, Faculty of Humanities, University of Indonesia.

Key words: multiword idioms, phrase, idioms dictionary, lexicography

I. Pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, dan tinjauan

Dalam dokumen '$1 3(0(/$-$5$1 .('8$ (Halaman 160-169)