40 bahasa di dunia, seperti bahasa-bahasa di Eropa (Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Portugis, Spanyol, dsb.) dan bahasa di Asia (Arab, Ibrani, Jepang, Korea, Mandarin, Turki, Indonesia, dsb.), dan bahkan bahkan bahasa Esperanto menggunakan kerangka ini sebagai dasar pemelajaran, pengajaran, dan ujian (Council of Europe Portal 2017).
Kerangka acuan tersebut membagi tingkat kebahasaan dalam enam jenjang, yakni A1 (Breakthrough/Introductif ou découverte), A2 (Waystage/Intermédiaire ou de survie), B1 (Threshold/Niveau seuil), B2 (Vantage/Avancé ou indépendant), C1 (Effective Operational Proficiency/Autonome), dan C2 (Mastery/Maîtrise). Dari enam jenjang tersebut, terdapat tiga jenjang utama, yakni tingkat A (Basic User/Utilisateur élémentaire), tingkat B (Independent User/Utilisateur indépendant), dan tingkat C (Proficient User/Utilisateur expérimenté) (Conseil de l’Europe 2001:25; Council of Europe 2001:23).
Penelitian ini menyediakan sumber data buku ajar dengan tingkat A1 dan A2 bahasa Inggris (Headway/HW dari Universitas Oxford), Prancis (Version Originale/VO dari Maison de Langues), dan Indonesia (BIPA Sahabatku Indonesia dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 2016). Penelitian ini diharapkan dapat membantu penyusunan kamus dengan rincian tematik kosakata tingkat A1-A2 dalam buku ajar Bahasa Inggris, Prancis, dan Indonesia. Selanjutnya, salah satu unsur terpenting dalam pembuatan kamus menurut Atkins (1992) adalah tujuannya. Tujuan penyusuan kamus tematik dalam penelitian ini adalah memberikan layanan kemudahan bagi pemelajar pemula.
Terkait penelitian kamus tematik, saat ini jumlahnya sangat terbatas, terlebih dalam pembuatan kamus tematik dwibahasa yang menyangkut ranah pendidikan. Satu penelitian terkait kamus tematik ditulis oleh Ghalekhani dan Khaksar (2015) yang membahas tematik dan etimologi nama genera air dan burung dalam ajaran Budha Iran.
80 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia
Inggris (McCutcheon 2010) dan beberapa kamus dwibahasa bergambar dalam berbagai Bahasa, seperti Jepang (Kindersley 2011), Prancis (Kindersley 2005) (Oliver 2007), Arab (Kindersley 2009), dll. merupakan sedikit dari beberapa contoh pembuatan kamus tematik.
Stark (2011) memaparkan bahwa kamus tematik dwibahasa merupakan sebuah istilah lebih tinggi untuk merujuk pada dua jenis kamus dwibahasa yang disusun secara tematik untuk pendengar bahasa asing, yaitu (1) kamus pelajar tematik dwibahasa (BLTD) misalnya The Cambridge Word Routes (CWR) series, dan (2) tesaurus dwibahasa misalnya Cambridge French- English Thesaurus (CFET). Lebih Lanjut, Stark (2011) menjelaskan bahwa alasan utama untuk memilih tatanan tematik untuk kamus pembelajar dalam kamus tematik dwibahasa adalah pengelompokkan leksem semantik dan topik yang banyak manfaatnya, yang mungkin dilakukan dalam teks semasiologis yang disusun secara alfabet.
Hal terpenting dalam pembuatan kamus tematik dwibahasa adalah skema klasifikasi temanya. Stark (2011) mengemukakan bahwa skema klasifikasi subjek dari thesaurus dwibahasa, disusun dalam hierarki seperti 'pohon natal', sejumlah kecil tema umum (part titles) berada di tingkat atas, misalnya: "Makanan dan Minuman", terbagi dalam beberapa kategori (subheading), misal: Buah dan kelembaban, dan subkategori (topic categories), misalnya buah sitrus (Stark 2011). Dalam beberapa kasus, setiap kamus tematik memiliki tema umum tersendiri seperti yang disesuaikan dengan konteks, seperti dalam contoh di Tabel 1.
No Rusia Inggris Kosakata tematik
dalam COCA 1 Air Trevel Animals and insects Animals
2 Animals Architecture Body
3 Art and Architecture Art Clothing
4 Astronomy Clothing and
Fashion Colors
5 Biology Electronics Emotions
6 Bird and Insect Environment Family Tabel 1. Contoh Perbandingan Tematik Terawal Berbagai Kamus
Terdapat tiga hal yang menjadi alasan utama pembuatan kamus tematik dwibahasa, (1) pembuatan kamus tematik dwibahasa merupakan sebuah inovasi yang membangkitkan dunia leksikografi (2) penelitian dan ketertarikan mengenai membuatan kamus tematik dwibahasa masih sangat terbatas, (3) kamus tematik dwibahasa berpotensi untuk dikembangkan (Stark 2011).
2.2. CEFR/CECR
CEFR/CECR merupakan sebuah kerangka acuan kebahasaan dengan 6 tingkat. CEFR/CECR dimaksudkan untuk memfasilitasi kerjasama antara lembaga pendidikan di berbagai negara untuk memberikan dasar yang kuat untuk saling pengakuan kualifikasi bahasa dan CEFR/CECR juga digunakan untuk membantu peserta didik, guru, pemangku kurikulum, dan administrator pendidikan untuk menempatkan dan mengkoordinasikan upaya mereka (Little 2006: 168). Penggunaan CEFR/CECR dalam framework bahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis ini mendasari pembuatan kamus tematik tidak hanya dwibahasa, namun tribahasa yang nantinya dapat memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya.
Dalam kerangka CEFR/CECR, tidak ada deskriptor yang disertakan untuk topik, namun topik dapat dirujuk dalam deskriptor untuk berbagai kategori. Tiga kategori yang dianggap paling relevan dalam kerangka CEFR/CECR adalah: (1) menggambarkan dan menceritakan (description et narration/describing & narrating), (2) pertukaran informasi (échange d’informations /information exchange), dan (3) situasi (étendue:
situations/range) (Conseil de l’Europe 2001: 159-150; Council of Europe 2001: 224). Bagan mengenai skala deskriptif deskriptor dapat dilihat dalam Tabel 2.
a. Menggambarkan dan Menceritakan (Description et Narration / Describing & Narrating)
No. Tematik A1
1 Tempat mereka tinggal/Lieu de vie/ where they live
No. Tematik A2
1 Orang, penampilan/Les gens, apparence/people, appearance 2 Latar belakang, pekerjaan/Formation, métier/background, job 3 Tempat & Kondisi lingkungan/Lieux et conditions de vie/places &
living conditions
4 Objek, kepemilikan/Objets personnels/objects, possessions 5 Hewan Piaraan/animaux familiers/pets
6 Acara & kegiatan/Événements et activités events & activities 7 Suka atau tidak suka/Ce qui plaît ou ne plaît pas/likes or dislikes 8 Rencana, susunan acara/Projets, organisation/plans or
arrangements
9 Kebiasaan, adat/Habitudes, coutumes habits or routines
10 Pengalaman prbadi/Expérience personnelle/personal experience
82 Prosiding Seminar Leksikografi Indonesia
b. Pertukaran Informasi (Échange D’informations/Information Exchange)
No. Tematik A1
1 Diri & liyan/Soi et Les autres/Them-Selves&Others 2 Rumah/Maison/Home
3 Waktu/Temps/Time
No. Tematik A2
1 Rutinitas Langsung/Simple, Prévisible, Direct/Simple, Routine, Direct
2 Pekerjaan dan Waktu Luang/Limité Sur Travail Et Loisirs/Limited, Work & Free Time
3 Arah dan Instruksi/Directives Et Instructions Simples /Simple Directions & Instructions
4 Masa Lalu, Rutinitas/Habitudes De Loisir/Pastimes, Habits, Routines
5 Aktivitas Lampau/Activités Passées/Past Activities c. Situasi (Étendue: Situations/Range)
No. Tematik A2
1 Kebutuhan komunikasi dasar/Besoins communicatifs élémentaires/basic common needs
2 Kesintasan sederhana dan terkira/Survie simple et prévisible/simple or predictable survival
3 Kebutuhan langsung: keterangan diri, keseharian, permintaan keterangan/Besoins concrets simples: information sur soi, le quotidien, demande d’info/simple concrete needs: pers. details, daily routines, info requests
4 Transaksi sehari-hari rutin/Transactions quotidiennes courantes/routine, everyday transactions
5 Situasi dan topik familiar/Situations et sujets familiers/familiar situations & topics
6 Situasi keseharian pada konteks terkira/Situations quotidiennes au contenu prévisible/everyday situations with predictable content
Tabel 2. Skala Deskriptif Deskriptor