HAK ASASI MANUSIA DI ERA PANDEMI COVID-19
1. Hak Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia
Hak kesehatan adalah hak asasi manusia yang melekat pada seseorang sejak lahir dan bukan karena diberikan oleh negara atau individu lain sehingga hak ini tidak boleh diambil oleh siapapun.
Pengertian dari hak atas kesehatan tersebut yakni pemerintah wajib mewujudkan situasi yang mempermudah setiap orang untuk hidup sehat. Hal ini juga memiliki arti bahwa pemerintah wajib memfasilitasi sarana layanan kesehatan yang terjangkau serta mencukupi bagi seluruh rakyat.
Selain hak atas kesehatan, hak asasi manusia lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
melindungi masyarakat dari Covid-19 agar kegiatan ekonomi dan sosial tetap dapat berjalan. Namun kekebalan kelompok ini hanya bisa terwujud jika jangkauan vaksinasi merata serta tinggi pada semua daerah. Hal ini dikarenakan usaha untuk mencegah lewat distribusi vaksinasi akan jauh lebih hemat dibandingkan dengan usaha untuk mengobati jika ditinjau berdasarkan perspektif ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah pemberian vaksin Covid-19 oleh pemerintah merupakan bagian dari pemenuhan Hak Asasi Manusia di bidang kesehatan?
Apakah sanksi yang diberikan kepada seseorang yang memenuhi persyaratan untuk di vaksin tetapi menolak, merupakan pelanggaran atas Hak Asasi Manusia?
Paper ini menggunakan metode pendekatan hukum normatif (legal research) yang dilakukan dengan menggunakan bahan hukum primer yang mengikat secara umum berupa peraturan perundang- undangan kemudian menggunakan bahan hukum skunder yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer diperoleh dari referensi hukum dan non hukum berupa hasil-hasil penelitian, literatur hukum yang mendukung permasalahan.
B. Pembahasan
1. Hak Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia
Hak kesehatan adalah hak asasi manusia yang melekat pada seseorang sejak lahir dan bukan karena diberikan oleh negara atau individu lain sehingga hak ini tidak boleh diambil oleh siapapun.
Pengertian dari hak atas kesehatan tersebut yakni pemerintah wajib mewujudkan situasi yang mempermudah setiap orang untuk hidup sehat. Hal ini juga memiliki arti bahwa pemerintah wajib memfasilitasi sarana layanan kesehatan yang terjangkau serta mencukupi bagi seluruh rakyat.
Selain hak atas kesehatan, hak asasi manusia lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dan persamaan di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun. 63
Sedangkan terkait hak asasi manusia dalam kesehatan diatur dalam UU tentang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 4 yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak atas kesehatan, ketentuan ini menggarisbawahi bahwa semua orang, masyarakat serta keluarga memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas kesehatannya serta negara memiliki tanggung jawab untuk menyusun aturan agar hak hidup sehat warga negaranya baik yang kaya maupun miskin dan tidak mampu dapat terpenuhi. 64
Muatan HAM bidang kesehatan terdapat pula pada revisi kedua UUD 1945 BAB X a Pasal 28 H yaitu seluruh individu memiliki hak hidup sejahtera lahir dan batin, memiliki tempat tinggal dan lingkungan hidup yang sehat dan layak serta berhak mendapatkan layanan kesehatan, dengan demikian kesehatan bukan lagi hanya berkaitan dengan nasib dan ketetapan Tuhan serta hanya menjadi urusan pribadi orang per orang, kesehatan sudah termasuk dalam hak hukum (legal rights) yang dipenuhi, dilindungi, dihormati, serta dijamin oleh negara. Hak akan kesehatan sah dijadikan sebagai hak hukum positif, yang wajib dilindungi oleh pemerintah serta pemerintah harus mealukan pemenuhan akan hak kesehatan warga negara lewat upaya-upaya yang nyata.65
Bukan hanya di Indonesia, dunia internasional melalui Konstitusi World Health Organization (WHO) 1946 juga telah menegaskan bahwa “mendapatkan derajat kesehatan semaksimal mungkin merupakan hak asasi milik semua orang” (One of every human being's basic rights is to enjoy the highest possible level of health). Menurut pernyataan tersebut, hak atas kesehatan termasuk ke dalam “fundamental right” atau "hak dasar". Keberadaan hak atas kesehatan sebagai hak dasar lalu dinyatakan kembali melalui
63 Undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
64 Undang-undang no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
65 Fheriyal Sri Isriawaty, “Tanggung Jawab Negara dalam Pemenuhan Hak atas kesehatan Masyarakat berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, Jurnal Ilmu Hukum Legal iVol. 3, iNo. 2 (2015): 1- 9
pernyataan umum dari Komite Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya akan hak atas kesehatan yang menjelaskan bahwa “Health is a basic human right that must be practiced in order to assert other human rights.” Pernyataan umum dari Komite Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, itu telah menegaskan penempatan hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia yang bersifat mendasar serta wajib diutamakan guna mendukung pelaksanaan hak asasi manusia yang lain.
Sudahi sepantasnya hak iatas kesehatan dilaksanakan serta dihormatii oleh negarai sebagaii bagian dari hak fundamental (mendasar).66 Tugas negara untuk menyediakan perlindungan akan hak atas kesehatan yang wajib didapatkan oleh semua masyarakat sesuai dengan pernyataan dari WHO yakni negara khususnya pemerintah memiliki kewajiaban atas kesehatan seluruh warga negaranya. WHO menyatakan, “Governments have a duty to their citizens' welfare, which can only be met by implementing proper health and social policies.”
Sebagai pemegang tugas pemenuhan hak asasi manusia, negara mempunyai kewajiban untuk mentaati 2 unsur penting yaitu aspek kebebasan (freedom) dan keberhakan (entitlements). Kewajiban tersebut dapat dilaksanakan dengan cara seperti mengadakan penyediaan instrumen serta fasilitas kesehatan dengan optimal, pemberian pelayanan kesehatan yang tidak deskriminatif, mengevaluasi undang-undang/ kebijakan serta rancangan tindakan tertentu untuk merealisasikan atas hak kesehatan.67
Dalam deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Tahun 1948 (Indonesia ikut menyetujuinya) serta UUD 1945 Pada Pasal 28 H, menyatakan bahwa kesehatan sebagai hak fundamental setiap orang serta seluruh rakyat. Karenanya, dalam upaya memenuhi hak fundamental masyarakat Indonesia akan kesehatan, pemerintah wajib bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan akses untuk seluruh masyarakat sebagai wujud layanan kesehatan yang optimal
66 Rico Mardiansyah, “Dinamika Politik Hukum dalam Pemenuhan Hak atas Kesehatan di Indonesia”.
Jurnal VeJ Vol. 4, No. 1, (2018): 227- 251 DOI : https://doi.org/10.25123/vej.2918
67 LBHM, Buku Saku “Hak Atas Kesehatan” 2019
pernyataan umum dari Komite Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya akan hak atas kesehatan yang menjelaskan bahwa “Health is a basic human right that must be practiced in order to assert other human rights.” Pernyataan umum dari Komite Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, itu telah menegaskan penempatan hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia yang bersifat mendasar serta wajib diutamakan guna mendukung pelaksanaan hak asasi manusia yang lain.
Sudahi sepantasnya hak iatas kesehatan dilaksanakan serta dihormatii oleh negarai sebagaii bagian dari hak fundamental (mendasar).66 Tugas negara untuk menyediakan perlindungan akan hak atas kesehatan yang wajib didapatkan oleh semua masyarakat sesuai dengan pernyataan dari WHO yakni negara khususnya pemerintah memiliki kewajiaban atas kesehatan seluruh warga negaranya. WHO menyatakan, “Governments have a duty to their citizens' welfare, which can only be met by implementing proper health and social policies.”
Sebagai pemegang tugas pemenuhan hak asasi manusia, negara mempunyai kewajiban untuk mentaati 2 unsur penting yaitu aspek kebebasan (freedom) dan keberhakan (entitlements). Kewajiban tersebut dapat dilaksanakan dengan cara seperti mengadakan penyediaan instrumen serta fasilitas kesehatan dengan optimal, pemberian pelayanan kesehatan yang tidak deskriminatif, mengevaluasi undang-undang/ kebijakan serta rancangan tindakan tertentu untuk merealisasikan atas hak kesehatan.67
Dalam deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Tahun 1948 (Indonesia ikut menyetujuinya) serta UUD 1945 Pada Pasal 28 H, menyatakan bahwa kesehatan sebagai hak fundamental setiap orang serta seluruh rakyat. Karenanya, dalam upaya memenuhi hak fundamental masyarakat Indonesia akan kesehatan, pemerintah wajib bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan akses untuk seluruh masyarakat sebagai wujud layanan kesehatan yang optimal
66 Rico Mardiansyah, “Dinamika Politik Hukum dalam Pemenuhan Hak atas Kesehatan di Indonesia”.
Jurnal VeJ Vol. 4, No. 1, (2018): 227- 251 DOI : https://doi.org/10.25123/vej.2918
67 LBHM, Buku Saku “Hak Atas Kesehatan” 2019
dan layak. Hal ini merupakan usaha untuk memenuhi (to fulfil), melindungi (to protect), serta menghormati (to respect) tanggung jawab negara dalam menerapkan kebijakan- kebijakan HAM ipada haki atas ikesehatan yang wajib memenuhii ketentuan sebagai berikut : 1) kualitas ipelayanan, 2) penerimaaan, 3) aksesibilitas, serta 4) ketersediaan atas pelayanan kesehatan.68 Kemudian mengenai hal tanggung jawab negara untuk menyelenggarakan hak atas kesehatan dilaksanakan dengan wujud peraturan ipemerintah dengan prinsipi : 1) memenuhi ihak iatas ikesehatan, 2) melindungii hak iatas ikesehatan, dan 3) menghormati ihak iatas ikesehatan.
Dasar utama bahwa perlindungan HAM adalah tanggung jawab pemerintah yakni prinsip demokrasi bahwa sesungguhnya pemerintah dianugerahi kuasa untuk menjaga hak-hak warga negara. Sebagai konsep negara modern, konsep negara kesejahteraan (walfare state) sudah menganugerahi kekuasan yang lebih luas bagi pemerintah dalam mengambil tindakan. Kekuasaan tersebut pada hakekatnya adalah untuk mengoptimalkan pencapaian akan hak asasi manusia. Tidak hanya menjaga agar individu tidak dilanggar maupun melanggar haknya, pemerintah harus mengusahakan terpenuhinya hak-hak tersebut. Pun dalam hal hak atas kesehatan, adalah tanggung jawab pemerintah untuk menyelenggarakannya.69
2. Upaya Pemerintah dalam Memenuhi Hak Asasi Manusia akan