• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DALAM KONTEKS

Dalam dokumen DI MASA PANDEMI COVID-19 (Halaman 197-200)

PRAKTIK JUAL BELI MELALUI E-COMMERCE TERHADAP SYARAT KESEPAKATAN PERJANJIAN

Muthia Wulandari

Universitas Lampung, Email: [email protected]

A. Pendahuluan

Manusiai adalahi makhluki Tuhani yangi kompleks dan multii- dimensi27. Di antara idimensi-dimensi yang dimiliki adalah memiliki dimensi sosial yakni yang dicirikan dengan adanya interaksi yang menjadi kebutuhan antar individu28. Kesadaran bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang butuh untuk berinteraksi satu sama lain sudah dimulai sejak lama, bahkan ilmuwan pra-rennaissance seperti Ibnu Khaldun telah mengemukakan proposisi ini29. Interaksi dipicu oleh kebutuhan yang bersifat ekonomis, biologis, emosional dan lain-lain yang mengikat individu30. Bentuk-bentuk dari interaksi tersebut bermacam-macam dari yang bersifat komersil seperti perdagangan sampai yang bersifat sosial seperti gotong-royong.

Dalam hal bentuk interaksi yang dipengaruhi kebutuhan ekonomi, maka salah satu bentuk interaksi yang sering ditemui adalah jual beli atau perdagangan.

Juali belii merupakani terminologi yangi terdirii darii duaiikata iyang imasing-imasing imemiliki artiiiyang berbedai. Katai juali menunjukkani bahwai adanyai perbuataniimenjual, sedangkani kata

27 Said Agil Husain Al-Munawir, Fikh Hubungan Antar Agama. Cet. II. Jakarta: Ciputat Press, 1993, hlm. 77.

28Ibid.

29 Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, hlm. 63.

30 Said Agil Husain Al-Munawir, Op.Cit., hlm. 87.

belii adalahiiadanya perbuataniimembeli31. iJual beli merupakani perjanjiani yangi diaturi dalami Buku III iKitab iUndang-iUndang Hukumi Perdatai (iKUH iPerdata), mulai iPasal 1457 isampai idengan iPasal 1540. Oleh karena ijual beli merupakan juga perjanjian, maka perbuatan hukum jual beli tunduk pada hukum perikatan32. Menurut Salim H.S., Perjanjian memiliki makna isebagai ikeseluruhan idari kaidahi-kaidahi hukum iyang imengatur ihubungan hukumi antarai duai pihakiiatau ilebih iberdasarkan ikata isepakat iuntuk imenimbulkan iakibat hukum33. Sedangkan imenurut iSudikno iMertokusumo, iperjanjian iadalah ihubungan ihukum iantara idua ipihak iatau ilebih bedasarkan katai sepakatiiuntuk imenimbulkan iakibat ihukum idua ipihak iitu isepakat iuntuk imenentukan peraturani ataui kaidahi haki dani kewajibani mengikati merekai untuki ditaatii dani dijalankan34.

Definisi ijual-ibeli idalam iPasal 1457 KUH iPerdata iadalah isuatu iperjanjian idengan imana ipihak iyang satui menikatkan dirinyai untuki menyerahkani suatui bendai dan ipihak ilain imembayar iharga iyang itelah dijanjikani. Sedangkan idalam iPasal 1458 KUH iPerdata diaitur bahwa ijual beli iitu idianggap telah iterjadi antara ikedua ibelah ipihak, iseketika isetelahnya iorang- iorang iini imencapai isepakat itentang ikebendaan tersebuti dani harganyai meskipuni kebendaani itu ibelum idiserahkan, imaupun iharganya ibelum idibayar. Sehinggai jelas bahwa ciri dari perjanjian jual beli adalah adanya kesepakatan mengenai kebendaan yang menjadi objek jual beli dan harganya.

Pada masa Pandemi iCovid-19 ini salahi satui strategii Pemerintahi dalam imenekan ipenyebaran iCovid-19 adalah dengan imenetapkan ikebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Mulai ada perubahan dalam aktifitas jual beli, hal tersebut karena dinilai saat ini lebih baik membatasi diri untuk keluar rumah dan melakukan aktifitas hanya dari rumah saja. Kemudahan dan keamanan pembayaran dalam e-commerce mampu meningkatkan

31 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 1994, hlm. 33.

32 Ratnai Arthaiiwindari, iHukum iPerjanjian,iYogyakarta: Graha Ilmu, 2014, hlm. 4.

33 Salimi H.S., Perkembangani Hukumi Kontraki Innominaati diiiIndonesia, Cet.1, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hlm. 3.

34 Sudikon Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1985, hlm. 6.

belii adalahiiadanya perbuataniimembeli31. iJual beli merupakani perjanjiani yangi diaturi dalami Buku III iKitab iUndang-iUndang Hukumi Perdatai (iKUH iPerdata), mulai iPasal 1457 isampai idengan iPasal 1540. Oleh karena ijual beli merupakan juga perjanjian, maka perbuatan hukum jual beli tunduk pada hukum perikatan32. Menurut Salim H.S., Perjanjian memiliki makna isebagai ikeseluruhan idari kaidahi-kaidahi hukum iyang imengatur ihubungan hukumi antarai duai pihakiiatau ilebih iberdasarkan ikata isepakat iuntuk imenimbulkan iakibat hukum33. Sedangkan imenurut iSudikno iMertokusumo, iperjanjian iadalah ihubungan ihukum iantara idua ipihak iatau ilebih bedasarkan katai sepakatiiuntuk imenimbulkan iakibat ihukum idua ipihak iitu isepakat iuntuk imenentukan peraturani ataui kaidahi haki dani kewajibani mengikati merekai untuki ditaatii dani dijalankan34.

Definisi ijual-ibeli idalam iPasal 1457 KUH iPerdata iadalah isuatu iperjanjian idengan imana ipihak iyang satui menikatkan dirinyai untuki menyerahkani suatui bendai dan ipihak ilain imembayar iharga iyang itelah dijanjikani. Sedangkan idalam iPasal 1458 KUH iPerdata diaitur bahwa ijual beli iitu idianggap telah iterjadi antara ikedua ibelah ipihak, iseketika isetelahnya iorang- iorang iini imencapai isepakat itentang ikebendaan tersebuti dani harganyai meskipuni kebendaani itu ibelum idiserahkan, imaupun iharganya ibelum idibayar. Sehinggai jelas bahwa ciri dari perjanjian jual beli adalah adanya kesepakatan mengenai kebendaan yang menjadi objek jual beli dan harganya.

Pada masa Pandemi iCovid-19 ini salahi satui strategii Pemerintahi dalam imenekan ipenyebaran iCovid-19 adalah dengan imenetapkan ikebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Mulai ada perubahan dalam aktifitas jual beli, hal tersebut karena dinilai saat ini lebih baik membatasi diri untuk keluar rumah dan melakukan aktifitas hanya dari rumah saja. Kemudahan dan keamanan pembayaran dalam e-commerce mampu meningkatkan

31 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 1994, hlm. 33.

32 Ratnai Arthaiiwindari, iHukum iPerjanjian,iYogyakarta: Graha Ilmu, 2014, hlm. 4.

33 Salimi H.S., Perkembangani Hukumi Kontraki Innominaati diiiIndonesia, Cet.1, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hlm. 3.

34 Sudikon Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1985, hlm. 6.

konsumen Indonesia dalam melakukan jual beli secara online.

Dikutip dari CNN Indonesia, jual beli online meningkati hampiri duai kalii lipatiidi itengah ipandemi Covid-19. Jumlahnyai melonjaki darii 80 juta itransaksi ipada tahun 2019 menjadii 140 juta transaksii sampaiiiAgustus 202035.

E-commerce adalah jual beli yang mempunyai karakteristik melintasi batas negara, serta transaksi dengan menggunakan media internet36 serta tidak bertemunya penjual dan pembeli37. Tidak seperti jual beli konvensional, jual beli pada e-commerce ini dilakukan tanpa pertemuan seperti pepatah “membeli kucing di dalam karung” (Die Katze im Sack kaufen)38. Tidak bertemunya antara pihak penjual dengan pembeli ini lah yang kemudian menjadi pertanyaan apakah dapat dikatakan secara ontologis telah terjadi kesepakatan para pihak mengenai barang dan harganya sesuai dengan Pasal 1458 KUH Perdata? Kemudian apa perbedaaannya dengan kesepakatan pada jual beli konvensional? Tulisan ini akan membahas kedua hal tersebut dalam konteks perubahan sosial yang terjadi di masyarakat utamanya perubahan paradigma mengenai kesepakatan dalam transaksi elektronik e-commerce dibandingkan dengan jual beli konvensional.

Penulisan ini menggunakani metode iyuridis-inormatif yakni imenggunakan idata isekunder semata untuk menggali permasalahan dalam penelitian dan mencari pemecahan masalahnya39. Dalam konteks penulisan ini maka data sekunder yang digunakan adalah berupa literatur yang terkait dengan perubahan sosial dan seputar e-commerce, serta peraturani perundangi- undangani terkait. Jenis ipenelitian iyang idigunakan idalam tulisan ini adalah preskriptif yakni mencari solusi atas permasalahan penelitian yang diangkat dalam tulisan.

35https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201021193353-92-561232/transaksi-e-commerce-naik- nyaris-dua-kali-lipat-saat-pandemi

36 Setia Putra, “Perlindungani Hukumi Terhadapi Konsumeni Dalami Transaksii Juali-Belii Melalui E- Commerce”, Jurnal Ilmu Hukum Volume 4 Nomor 2, Februari-Juli 2014, hlm. 287.

37 Dimas Febrian, et.al., “Perlindungan Hukum Transaksi E-Commerce”, Jurnal Private Law, Ed. 07., Januari-Juni 2015, hlm. 73.

38 G. Drosdowski, (2008), dalam: Senja Borgin, “Maknai Leksikoni Katzei Dalami Peribahasai dani Ungkapani Bahasa Jermani: Analisis iLinguakulturologi”, Jurnal SORA Volume 4, Nomor 1, Mei 2019, hlm. 11.

39Bambang iSunggono, Metode iPenelitian iHukum, Jakarta: iRajawali iPress, 2006, hlm. 75.

Dalam dokumen DI MASA PANDEMI COVID-19 (Halaman 197-200)