• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Keterampilan Mengajar

Dalam dokumen Strategi Pengajaran dan Pembelajaran (Halaman 32-42)

BAB II INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

G. Komponen Keterampilan Mengajar

Seorang calon ataupun guru muda, sebaiknya melakukan latihan keterampilan mengajar, agar di dalam setting belajar mengajar benar-benar mempunyai kemampuan dan penampilan seorang guru yang baik. Sedang latihan keterampilan mengajar, terdiri beberapa komponen yaitu:

1. Variasi Stimulus

Pengertian variasi stimulus adalah usaha guru dalam proses belajar mengajar dapat menghilangkan kebosanan atau kejenuhan siswa, agar siswa selalu antusias dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Macam variasi stimulus yang dilakukan guru terdiri:

a. Gerak Guru (Teacher Movement)

Dalam hal ini guru dalam mengajar di depan kelas, gerak- nya bebas (tidak kaku) juga guru berjalan dari arah belakang kelas ke arah depan, dengan maksud mengontrol tingkah laku siswa. Guru jangan membiasakan menerangkan sambil menulis di papan (jadi menghadap ke papan tulis). Guru jangan terlalu mondar-mandir sambil menerangkan, tetapi juga guru jangan duduk saja. Tentang pandangan guru, diusahakan arah pandangan menjelajahi ke seluruh kelas.

b. Isyarat/sasmita guru (Teacher Gesture)

Dimaksudkan gerak atau perubahan tubuh maupun anggota badan, yang mengandung arti/maksud tertentu dalam hubungannya untuk menimbulkan perhatian, dorongan/rangsangan kepada siswa. Misal gerak tangan yang memberi tanda kebenaran, misal dengan tepuk tangan atau mengacungkan ibu jari, sehingga siswa merasa dihargai.

Contoh lain, anggukkan kepala yang dilakukan guru, sebagai tanda memberikan persetujuan kebenaran dari jawaban siswa, juga gerak alis mata, mengkerutkan kening dan lain- lain gerak yang dilakukan guru.

c. Suara guru (Teacher Voice)

Maksudnya suara guru dalam berbicara jangan mendatar dengan nada yang sama (monoton) melainkan dengan nada naik turun untuk dapat menarik siswa.

d. Kebisuan guru (Teacher Silent)

Dimaksudkan guru dalam berbicara, di tengah- tengahnya diselingi diam sebentar, kemudian dilanjutkan lagi. Hal ini untuk menarik perhatian siswa.

e. Gaya interaksi (Interaction Style) Gaya interaksi ini meliputi:

1) Pola guru dengan kelompok siswa misal dialog dengan seluruh kelas.

2) Pola guru sampai dengan siswa sebagai individu.

3) Pola siswa-siswa

f. Kontak pandang dan gerak (Eye Contact and Movement) Hal ini adanya kontak pandang dan gerak yang dilakukan guru secara spesifik dalam rangka controlling interaction terhadap siswa yang melakukan tingkah laku yang menyimpang.

g. Pemusatan perhatian siswa (Focusing)

Hal ini merupakan usaha guru untuk memusatkan perhatian siswa pada suatu persoalan atau pelajaran. Ada 2 (dua) macam focusing yaitu:

1) Verbal focusing, misal guru mengucapkan: coba kamu tenang, amati baik gambar ini, periksa diagram ini dengan seksama dan lain sebagainya.

2) Gestural focusing, misal guru menunjukkan sebuah gambar yang tergantung di depan kelas.

h. Pengalihan penggunaan indera (Switching Sensory Channels) dimaksudkan dalam kegiatan belajar mengajar, diusahakan agara terjadi pengaliham indera yang dialami siswa. Misal indera pendengaran beralih ke indera mata, indera peraba dan sebagainya.

2. Siasat Membuka Pelajaran (Set Induction)

Pengertian/maksud adalah usaha guru dalam setting belajar mengajar menciptakan pra kondisi, sehingga perhatian sikap mental siswa serta terlihat pada soal atau apa yang sedang dipelajari.

Pelaksanaan siasat membuka pelajaran, biasa dilakukan pada permulaan pelajaran, pengenalan konsep baru dan sebagainya.

Contoh pelaksanaan siasat membuka pelajaran seperti guru melakukan dialog dengan beberapa siswa, juga bisa dilakukan tanya jawab dan sebagainya.

3. Siasat Menutup Pelajaran (Set Closeure)

Pengertian/maksud adalah usaha atau kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan:

a. Merangkum atau membuat garis besar persoalan yang baru saja dipelajari.

b. Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pembicaraan/pelajaran, agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat serta kemampuannya pada masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar mengajar maupun kehidupannya.

c. Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari, sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami asensi bahan yang baru dipelajari.

Jenis set closeure ada 3 (tiga) macam yaitu:

a. Review, dalam hal bagian-bagian penting dari pelajaran baru, mereview urutan materi pelajaran yang baru saja disajikan, menyimpulkan hal-hal penting dari hasil diskusi para siswa.

b. Transfer, dimaksudkan meminta siswa untuk memperluas pengetahuan berdasarkan konsep/prinsip yang baru saja dipelajari. Demikian juag memberi peluang kepada siswa untuk mempraktekkan apa yang dipelajarinya.

c. Serendipity, yaitu penutupan pelajaran dengan menggu- nakan situasi atau kejadian yang timbul dalam proses belajar mengajar yang sebelumnya tidak/belum dihayati.

4. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)

Pengertian: keterampilan bertanya adalah keterampilan seorang guru dalam mengajukan pertanyaan lisan kepada siswa, saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Dalam proses mengajar, bertanya itu memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dan dengan tehnik pelontaran yang tepat, akan:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan.

c. Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan, sebab berfikiran sendiri sesungguhnya dalam bertanya.

d. Menuntun proses berfikir siswa, sehingga siswa dapat menentukan jawaban yang baik.

e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengemukakan pertanyaan:

a. Kejelasan dan kaitan. Maksudnya pertanyaan yang dikemu- kakan jelas maksudnya, serta ada kaitan antara pertanyaan yang satu dengan yang berikutnya. Juga jangan disisipi kata-kata sisipan yang mengganggu misal: em, ee, anu, dan sebagainya.

b. Kecepatan dan selang waktu, maksudnya guru dalam mengemukakan pertanyaan dari butir pertanyaan satu ke butir pertanyaan berikutnya, jangan terlalu cepat, melainkan ada selang waktu yang diberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, dan selanjutnya menjawab. Selang waktu tersebut sekitar 5 (lima) detik.

c. Pembagian dan penunjukkan

Guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa, yang ada di kelas itu, diusahakan distribusinya secara merata ke seluruh kelas. Dalam hal ini tidak berarti masing-masing siswa mesti mendapat pertanyaan dari gurunya, melainkan seolah-olah semua siswa itu akan mendapat pertanyaan.

Cara yang dilakukan guru misal:

1) Penunjukkan siswa yang akan diberi pertanyaan, dilakukan secara meloncat-loncat yaitu dari barisan di muka kemudian siswa di barisan tengah, lalu siswa di barisan belakang.

2) Bentuk dan jenis pertanyaan yang telah disampiakan kepada seorang siswa, bisa di berikan lagi kepada siswa yang lain.

3) Bentuk dan jenis pertanyaan yang telah disampaikan kepada seorang siswa, dan telah dijawab, maka guru bisa menunjuk siswa lain dengan menanyakan secara singkat betul atau tidak jawaban temannya tadi.

5. Tehnik Bertanya

Dalam merangka meningkatkan kualitas dan kuantitas jawab siswa, maka perlu guru menggunakan tehnik bertanya yang terdiri dari:

a. Teknik menunggu (memberi waktu yang cukup bagi siswa guna berpikir) hal ini memberi efek positif seperti:

1) Siswa dapat memberikan jawaban lengkap.

2) Jawaban siswa lebih analistis dan kreatif.

3) Siswa lebih yakin akan jawabannya.

4) Partisipasi siswa lebih meningkat.

b. Tehnik reinforcement yaitu teknik bertanya untuk mendorong partisipasi siswa, sehingga dapat menggunakan kembali pengetahuan yang diperolehnya.

c. Tehnik menuntun dan menggali

Tehnik menuntun maksudnya guru dalam bertanya kepada siswa sifatnya menuntun agar siswa akhirnya dapat menjawab.

6. Jenis Pertanyaan

a. Jenis pertanyaan dikelompokkan menjadi enam kategori:

1) Pertanyaan permintaan, adalah pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi, mengikuti apa yang dikehendaki guru.

2) Pertanyaan retrorika, adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban melainkan di jawab sendiri oleh gurunya, sebagai tehnik penyampaian informasi baru.

3) Pertanyaan pengarah, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dengan menunjuk secara tegas.

4) Pertanyaan pengarah kembali, yaitu pertanyaan yang dilontarkan kembali, berhubung siswa yang diberi pertanyaan terdahulu tidak bisa menjawab.

5) Pertanyaan menggalih yaitu pertanyaan sifatnya memperluas dari materi yang dipelajari.

6) Pertanyaan menuntun, yaitu pertanyaan yang sifatnya menuntun siswa sehingga siswa dapat menjawab.

b. Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom digolongkan:

1) Pertanyaan pengetahuan, yaitu pertanyaan yang bersifat hafalan dan menyebut kembali.

2) Pertanyaan pemahaman, yaitu pertanyaan menuntut siswa dalam menjawab mengorganisir informasi yang pernah diterima, dengan kata-kata sendiri (menginterpretasikan informasi melalui grafik, memperbandingkan dan sebagainya).

3) Pertanyaan penerapan, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban siswa yang menerapkan pengetahuan, teori, aturan dan sebagainya.

4) Pertanyaan analisis, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dengan cara:

a) Mengidentifikasi pokok masalah yang di tampilkan.

b) Mencari bukti-bukti yang menunjang suatu kesimpulan.

c) Menarik kesimpulan berdasar informasi yang ada.

5) Pertanyaan sintese adalah, pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Di sini siswa dituntut untuk membuat ramalan, memecahkan masalah berdasarkan informasinya, mencari komunikasi.

6) Pertanyaan evaluasi, yaitu pertanyaan yang menghendaki siswa dalam menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

c. Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran, digolongkan:

1) Pertanyaan sempit, maksudnya pertanyaan dengan jawabannya tertutup, yang biasanya tersedia kunci jawabannya.

Pertanyaan ini dibedakan:

a) Pertanyaan sempit informasi langsung yaitu pertanyaan menuntut siswa menghafalkan informasi yang ada.

b) Pertanyaan sempit memusat yaitu pertanyaan menuntut siswa untuk mengembangkan ide-ide dengan cara menuntut melalui petunjuk tertentu.

2) Pertanyaan luas yaitu pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu. Pertanyaan ini dibedakan:

a) Pertanyaan luas terbuka yaitu pertanyaan di mana jawabannya menurut gaya dan cara siswa sendiri.

b) Pertanyaan luas menilai, yaitu pertanyaan yang menuntut jawabannya mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif.

3) Pertanyaan serbaneka yaitu pertanyaan yang tidak dapat dimasukkan dalam pembagian/penggolongan di muka.

Metode / Pembelajaran

BAB lll

METODE/PEMBELAJARAN

A. Dasar Pengertian

Metode pembelajaran terdiri dua kata yaitu: metode + pembelajaran. Pengertian metode secara umum adalah cara mengerjakan sesuatu, dalam bahasa inggrisnya “a way of doing someting”. Metode berbeda dengan istilah teknik, sebab kata teknik mengacu pada suatu seni mengerjakan sesuatu yang khusus “(the art of special someting)” misal seni dalam mengerjakan penggergajian kayu atau tripleka.

Pengertian pembelajaran adalah suatu proses terjadinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru bersama siswa dalam proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran

1. Suatu jenis metode pembelajaran keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan diperlukan kelengkapan/dukungan metode pembelajaran lainnya, agar penggunaan jenis metode yang pertama tersebut dapat mencapai hasil yang optimal serta efektif.

2. Sebagai konsekuensi dari prinsip butir pertama, berarti guru dalam menggunakan metode harus multi metode pembelajaran.

3. Guru dalam menggunakan metode pembelajaran selalu dapat menciptakan CBSA.

4. Guru dalam menggunakan pembelajaran harus mempertim- bangkan hal-hal yaitu:

a. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b. Materi pelajaran

c. Kemampuan guru d. Kemampuan siswa

e. Sarana seperti ruangan, biaya dan waktu C. Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah: adalah jenis metode di mana guru berpidato atau berbicara di depan sekolompok siswa. Metode ceramah digunakan pada saat:

a. Bila kelompok siswa terlalu besar jumlahnya b. Guru memberi informasi

c. Ketika orang orang yang belajar sudah mendapatkan motivasi jika akan menambahkan atau menekankan apa yang sudah dipelajari.

d. Jika akan menambahkan atau menekankan apa yang sudah dipelajari.

e. Jika siswa dapat memahami kata-kata yang digunakan.

Kebaikannya menghabiskan waktu dengan baik, tidak terlalu melibatkan banyak alat bantu, efektif untuk kelas yang besar, dapat digunakan sebagai penambah bahan yang sudah dibaca.

Kelemahan/kekurangan: mengahalngi respon dari orang yang belajar, membatasi daya ingat, hanya satu indera yang dipakai, guru tidak selalu dapat menilai reaksi siswa yang balajar, dan sebagainya.

2. Metode Tanya Jawab: adalah sejenis metode yang digunakan guru bersama siswa dengan melakukan tanya jawab. Metode digunakan apabila:

a. Meninjau pelajaran yang lalu

b. Menyelingi pembicaraan agar ada interaksi antar guru dengan siswa

c. Mengambil perhatian siswa

Kebaikan: situasi menjadi lebih aktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan yang belum jelas, mengetahui prbedaan pendapat antara guru dengan siswa, menghindari adanya verbalisme dan individualisme.

Keburukan/kelemahan: sesring timbul penyimpangan dari pokok permasalahan, bisa terjadi perdebatan beralih pada sentimen pribadi, tidak semua siswa berani mengajukan pendapatnya.

3. Metode Pemberian Tugas (Metode Resitasi): adalah sejenis metode di mana guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan baik dilakukan di laboratorium, di perpustakaan maupun di rumah.

Ada tiga tahap dalam penggunaan metode tugas ini yaitu:

a. Tahap pemberian tugas, dimana guru telah menyiapkan sesuatu hal untuk diberitahukan kepada siswa sebagain tugas yang harus di kerjakan.

b. Tahap pelaksanaan tugas yang dilakukan siswa

c. Tahap pelaporan pelaksanaan tugas oleh siswa jawaban siswa sebagai pertanggung jawaban siswa.

Jenis tugas yang dikerjakan siswa seperti: membuat sesuatu resume materi tertentu, menerjemahkan, membahas suatu topik, membuat makalah atau paper dan sebagainya.

Keuntungan: hasil tugas selalu diingat siswa, melatih siswa mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri Kelemahan: siswa bisa meniru hasil pekerjaan siswa lainnya, menyuruh orang lain untuk mengerjakan, tugas yang selalu diberikan dan sulit menjadi beban siswa sehingga menggangu ketenangan siswa, sulit untuk membedakan kemampuan individual.

4. Metode Diskusi Kelompok: adalah sejenis metode pembelajaran di mana dapat percakapan yang telah direncanakan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu, dengan seorang pemimpin.

Penggunaan metode diskusi kelompok ini pada saat:

a. Untuk membuat problema itu menarik

b. Saling menggunakan atau mengemukakan pendapat c. Untuk mengenal dan mengolah problem

d. Untuk menciptakan suasana yang informal

e. Untuk memperoleh pendapat dari orang tidak suka berbicara Keuntungan: saling mengemukakan pendapat, merupakan pendekatan yang demokratis, memperluas pandangan, menghayati kepemimpinan bersama-sama.

Kekurangan: tidak dapat di pakai pada kelompok besar, mudah terjerumus, membutuhkan poemimpin yang terampil, bisa dikuasai orang yang suka berbicara.

5. Metode Diskusi Formal: adalah metode pemecahan problem yang sistematis mencakup penyampaian problema, mengumpulkan data, mempertimbangkan pemecahan yang mungkin, memilih cara pemecahan yang terbaik.

6. Metode Panel: adalah metode pembelajaran di mana ada pembicaraan yang sudah direncanakan, di depan para siswa tentang sebuah topik, dengan dua atau panelis (lebih). Yang dipimpin seorang pemimpin. Penggunaan metode pembelajaran ini pada saat:

a. Diperlukan adanya beberapa panelis guna mengemukakan pendapat yang berbeda.

b. Jika pokok pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.

c. Jika dipandang lebih baik untuk mengajar siswa guna mendiskusi.

Keunggulan: membangkitkan pikiran, mengemukakan panda- ngan yang berbeda-beda, mendorong analisis, memanfaatkan panelis yang memiliki keahlian.

Kelemahan: mudah tersesat, bisa panelis berbicara terlalu banyak, tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian, cenderung menjadi serial pidato pendek, memecah pendengar ketika mereka setuju dengan panelis tertentu.

7. Metode Panel Forum: adalah panel yang disertai partisipasi pengunjung/siswa. Penggunaan metode panel forum, pada saat:

a. Jika ingin menggabungkan penyajian isi dengan pengunjung.

b. Jika anggota kelompok diharapkan memberikan reaksi pada diskusi itu.

c. Jika ada pendapat yang sulit dikuasai sehingga perlu dibahas sebelum diajukan secara terbuka.

d. Jika waktunya cukup.

Keunggulan/Kelebihan: memungkinkan setiap anggota ambil bagian, memungkinkan perputaran tanggung jawab, memungkinkan peserta menyatakan reaksinya, membuar peserta mendengar dengan penuh perhatian, ada hasilnya.

Kekurangan/Kelemahan: membutuhkan banyak waktu, mudah tersesat, mungkin terasa terputus-putus, mungkin terasa terputus-putus, mungkin peserta kurang dapat bertanya dengan baik, memungkinkan orang yang suka bicara memakai waktu yang banyak.

8. Metode Simposium: adalah serangkaian pidato pendek di depan peserta/pengunjung seorang pemimpin, di mana pidato- pidato itu mengemukakan aspek yang berbeda dari topik tertentu.

Penggunaan metoda simposium pada saat:

a. Untuk mengemukakan aspek yang bereda dari topik tertentu b. Jika kelompok itu besar

c. Jika tidak memerlukan reaksi pengunjung

Keunggulan/Kebaikan: dapat digunakan pada kelompok besar maupun kecil, dapat mengemukakan banyak informasi dalam waktu yang singkat, menyoroti hasil, pergantian pembicara menambah variasi sehingga lebih menarik.

Kekurangan/Kelemahan: kurang spontanitas dan kreativitas, kurang interaksi kelompok, agak terasa formal, sulit kontrol waktu, secara umum membatasi pendapat pembicara.

9. Metode Debat: adalah sebuah metode di mana pembicara dan pihak lain yang pro dan kontra menyampaikan pendapat mereka.

Penggunaan metoda debat pada saat:

a. Jika hasil pembicaraan perlu diasuh b. Untuk membangkitkan analisis

c. Untuk menyampaikan pendapat yang berbeda d. Jika kelompok itu besar

Keunggulan/Kebaikan: mempertajam hasil, menyajikan kedua segi permasalahan, membangkitkan analisis dari kelompok, menyampaikan fakta dari kedua sisi kelompok membangkitkan daya tarik, dapat digunakan pada kelompok besar.

Kekurangan/Kelemahan: keinginan untuk menang terlalu besar, bisa timbul kesan yang salah tentang orang yang debat, mungkin terlalu banyak emosi yang terlibat, membatasi partisipasi kelompok kecuali jika diikuti diskusi.

10. Metoda Brain Strorming (Sumbang Saran) adalah semacam cara pemecahan masalah di mana anggota mengusulkan dengan tepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada kritik evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

Penggunaan metoda ini pada saat:

a. Untuk membangkitkan pemikiran yang kreatif b. Untuk merangsang partisipasi

c. Mencari kemungkinan pemecahan masalah d. Untuk membangkitkan pendapat-pendapat baru

Keunggulan/Kelebihan: membangkitkan pendapat baru, merangsang semua anggota untuk ambil bagian menghasilkan reaksi rantai dalam pendapat, dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil, tidak menyita banyak waktu.

Kekurangan/Kelemahan: mudah terlepas dari kontrol, mungkin sulit membuat anggota cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah satu pendapat diajukan.

11. Metode Kelompok Studi Kecil (BUZZ Group) adalah metode di mana kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dalam rangka membahas topik yang menjadi tugasnya, dan hasilnya diaporkan kepada kelompok besar.

Penggunaan metode ini pada saat:

a. Jika kelompok terlalu besar, sehingga tidak memungkinkan setiap orang berpartisipasi

b. Ketika pokok persoalan diolah dari beberapa segi c. Jika waktu terbatas

Keunggulan/Kelebihan: memungkinkan pengumpulan pendapat, menghemat waktu, mendorong peserta berpartispasi, menciptakan suasana yang menyenangkan.

Kukurangan/Kelemahan: mungkin terjadi kelompoknyang terdiri dari orang-orang yang tidak tahu persoalannya, laporan mungkin tidak tersusun dengan baik, mungkin terjadi klii-klik.

12. Metode Case Study: adalah metode di mana siswa menganalisis masalah. Permasalahan merupakan bagian dari hidup yang perlu di diagnosa dan dipecahkan/diobati, disampaikan secara lisan, maupun tertulis, juga secara dramatis atau dengan film.

Penggunaan metode case study pada saat:

a. Terdapat masalah yag dihubungkan dengan situasi hidup b. Diadakan analisis suatu masalah, untuk di pecahkan

c. Jika anggota tidak mampu untuk role play d. Untuk membantu anggota memahami masalah

Keunggulan/Kelebihan: dapat dilakukan berbagai cara seperti lisan, tertulis, difilmkan, dan sebagainya, menciptakan suasana untuk pertukaran pendapat, menganalisis masalah yang menyangkut kehidupan.

Kekurangan/Kelemahan: masalah yang dianalisis tidak selalu sama pentingnya bagi anggota, memerlukan anggota, memerlukan banyak waktu untuk pembahasan yang mendalam, membutuhkan pemimpin yang terampil.

13. Metode Latiahn Siap (Drill): adalah suatu metode di mana guru menciptakan ketangkasan dan keterampilan kepada siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Penggunaan metode ini pada saat:

a. Untuk membentuk kecakapan motoris seperti menulis, melafal, menggunakan alat-alat, atletik dan sebagainya.

b. Untuk membentuk kecakapan mental, seperti dalam perkalian, jumahkan dan sebagainya

c. Menciptakan asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf- huruf dalam ejaan, penggunaan simbol dalam membaca peta.

Keunggulan/kebaikan: menciptakan kecakapan motoris, menciptakan kecakapan mental, menciptakan asosiasi yang dibuat.

Kekurangan/kelemahan: menghambat bakat dam inisiatif siswa, membentuk kebiasaan yang kaku, menimbulkan verbalisme.

14. Metode Role Play: adalah metode pemeranan sebuah situasi dalam hidup manusia, yang dilakukan dua orang atau lebih, sebagai bahan analisis pokok. Penggunaan metode role play pada saat:

a. Jika peserta mengetahui lebih banyak tentang pandangan yang berlawanan

b. Membantu peserta memahami dan menghayati suatu masalah

c. Jika ingin membentuk sikap d. Diperlukan pemecahan masalah

Keunggulan/Kebaikan: membantu siswa menyelami masalah, membantu siswa menganalisis situasi, menambah rasa percaya diri pada peserta, dapat digunakan pada kelompok besar dan kecil.

Kekurangan/Kelemahan: mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya, sulit mencari siswa yang dijadikan peran, terbatas pada batas situasi saja, ada kesulitan dalam menerangkan.

15. Metode Simulasi: adalah metode di mana siswa melakukan sesuatu seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar siswa tersebut dapat mempelajari sesuatu yang lebih mendalam tentang bagaimana siswa itu merasa dan berbuat sesuatu.

Bentuk pelaksanaan seperti peer teaching, socio drama, psiko drama, simulasi game, dan role playing.

Keunggulan/Kebaikan: dapat mengembangkan kreatifitas siswa, mengurangi hal-hal yang ferbalitas atau abstrak, memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya, menimbulkan interaksi antar siswa, menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.

Kekurangan/Kelemahan: sering timbul kesan seperti permainan saja, membutuhkan biaya dan waktu yang banyak, efektivitas dalam memajukan belajar belum dijamin oleh riset, diragukan hasilnya sering tidak disertai elemen yang penting.

16. Metode Inquiry: adalah metode yang meberikan kesempatan kepada siwa untuk menyelidiki dan mencari secara logis, kritis,

Penggunaan metode ini pada saat:

a. Guru mendorong siswa berfikir aktif

b. Guru menjaga berkembangnya suasana belajar bebas c. Bahan pelajaran yang bebas. (open edit)

Keunggulan/Kebaikan: meningkatkan potensi intelektual, mencapai nilai intrinsik pelajaran, memperoleh alat bantu mengingat yang efektif.

Kekurangan/Kekurangan: kurang memperhatikan domain afektif, memerlukan kemampuan guru maumpun siswa agar dapat berlangsunya metode inquiry.

17. Metode Discovery (Penemuan): adalah metode belajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan men- coba sendiri.

Keunggulan/Kelebihan: membantu siswa untuk megembang- kan proses kognitif, siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga hasil belajar besifat tahan lama, memberikan motivasi belajar lebih giat bagi siswa, menambah kepercayaan pada diri siswa, menciptakan CBSA.

Kekurangan/Kelemahan: memerlukan kesiapan dan kematangan mental dalam diri siswa, kurang dapat dilaksanakan pada kelas besar.

18. Metode Problem Solving: merupakan metode pembelajaran di mana siswa melakukan pemecahan siswa secara ilmiah.

Keunggulan/Kebaikan: mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sendiri, mengembangkan kemam- puan berfikir siswa, siswa benar-benar diproses menghayati permasalahan, dikembangkan sikap ingin tahu dan cara berfikir obyektif, kritis dan analistis.

Kekurangan/Kelemahan; memerlukan kesiapan dan kematangan mental pada diri siswa.

Dalam dokumen Strategi Pengajaran dan Pembelajaran (Halaman 32-42)

Dokumen terkait