• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Dalam dokumen Strategi Pengajaran dan Pembelajaran (Halaman 78-82)

BAB VII MODEL PEMBELAJARAN

C. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasar masalah yang dalam bahasa Inggris disebut Problem Based Instruction (disingkat PBI) merupakan model pembelajaran yang efektif untuk proses berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran yang efektif untuk proses berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini tidak untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Menurut Arends yang dikutip Tenwey Gerson Ratumanan (2000: 119) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan otentif dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri karakteristik PBI adalah:

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Selain pengorganisasian pelajaran di sekitar prinsip atau keterampilan-keterampilan akademik tertentu, belajar berdasarkan masalah mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan permasalahan, yang keduanya sangat diper-lukan siswa. Guru menunjukan situasi kehidupan nyata yang jawabannya tidak sederhana dan siswa berlembo menyelesaikannya. Menurut Gallagher dan Stephen (Slavin, 1997), tugas-tugas sekolah seringkali lemah dalam konteks, sehingga tidak bermakna bagi kebanyakan siswa, karena siswa tidak dapat menghubungkan tugas-tugas tersebut dengan apa yang mereka lalui.

2. Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain (Interdisciplinary Focus) Walaupun PBI ditujukan pada suatu bidang ilmu tertentu (sains, matematika, penelitian sosial). Namun dalam pemecahan masalah-masalah aktual, siswa dapat diarahkan dalam penyelidikan diberbagai bidang ilmu. Sebagai contoh masalah polusi yang meningkat di perairan sakitar Tanjung Perak Surabaya, atau di telu Ambon, berkaitan dengan beberapa pelajaran dan merupakan aplikasi dari biologi, ekonomi, sosiologi, turis, dan pemerintahan.

3. Penyelidikan Otentik (Authentic Investigation)

PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan- penyelidikan otentik untuk mencari pemecahan nyata dari suatu permasalahan. Siswa menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis dan meramalkan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melaksanakan eksperimen jika diperlukan, membuat inferensi dan menyimpulkan. Metode penyelidikan khusus yang digunakan, tentu saja bergantung pada sifat-sifat masalah yang diselidiki.

4. Menghasilkan hasil Karya dan memamerkannya ( production of artifacts and exhibits)

PBI mengajak siswa mengkonstruksikan hasil-hasil dalam bentuk hasil karya dan memamerkannya, yang menjelaskan atau menggambarkan penyelesaian mereka. Setiap kelompok menyajikan hasil karyanya di depan kelas, selanjutnya kelompok lain memberikan tanggapan atau kritikan. Dalam hal ini guru mengarahkan dan memberi petunjuk kepada siswa agar aktivitas siswa lebih terarah.

5. Kolaborasi (Collaboration)

Seperti halnya dengan model pembelajaran kooperatif, PBI juga menghendaki adanya kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok kecil. Kerja sama menimbulkan motivasi untuk mendukung peliputan dalam tugas-tugas kompleks dan

meningkatkan inkuiri dan dialog pengembangan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

PBI sebenarnya didesain bukan untuk membantu guru menyampaikan sejumlah informasi (materi pelajaran) kepada siswa. Untuk menyampaikan informasi dapat digunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dan metode ceramah. Tujuan utama pengembangan PBI adalah untuk membantu siswa mengembangkan proses berpikirnya, belajar secara dewasa melalui pengalaman yang menjadikan siswa mandiri. Menurut Arends (1991) ada 3 (tiga) tujuan utama dari PBI, yakni:

a. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam kemampuan memecahkan masalah

b. Mendewasakan siswa melalui peniruan c. Membuat siswa lebih mandiri

Arend (1997) mengemukakan ada 5 (Lima) langkah utama dalam penggunaan PBI. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1:

Syntax for Problem Based Instruction

No Langkah Perilaku Guru

1 Orientasi siswa pada

masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan hal- hal penting yang dianggap perlu dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan pemecahan masalah 2 Mengoprasikan siswa dalam

belajar Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah

3 Memberi bantuan dalam penyelidikan secara mandiri atau bersama kelompok

Mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah.

4 Mengembangkan dan

menyediakan alat-alat Membantu siswa dalam perencanaan dan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti diktat, video, model dan membantu mereka untuk bekerjasama

5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk merefleksikan pada

Penggunaan model PBI dalam pembelajaran membutuhkan persiapan yang baik. Menurut Arends (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tugas perencanaan (planning task) pembelajaran dengan menggunakan PBI adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan (decide on objectives)

Penetapan khusus pada PBI merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan. Sebelumnya dijelaskan bagaimana PBI dirancang untuk membantu pencapaian tujuan dalam meningkatkan keterampilan intelektual dan penyelidikan pemahaman dan menolong siswa menjadi mandiri. Beberapa pelajaran yang disampaikan menggunakan PBI dapat ditujukan pada pencapaian seluruh tujuan secara simultan.

2. Merancang situasi permasalahan secara tepat (design appropriate problem situations)

PBI didasarkan pada pernyataan (premise) berupa teka teki dan permasalahan yang belum jelas yang dapat meningkatkan keingintahuan dan selajutnya digunakan dalam inkuiri.

Perumusan masalah yang tepat dengan menyesuaikan fasilitas yang tersedia merupakan salah satu tugas penting bagi guru.

Beberapa pengembang PBI yakin bahwa siswa akan memiliki keterbukaan dalam mendefinisikan masalah yang akan diselidiki, sebab proses ini akan membantu pengembangan penguasaan masalah (Krajcik, 1994). Hal lain dapat mengarahkan siswa terhadap bantuan memperbaiki penguasaan masalah yang disesuaikan dengan bahan dan peralatan yang ada. Situasi permasalahan yang baik sedikitnya memiliki 5 (lima) kriteria utama, yakni:

a. Harus otentik (authentic), artinya bahwa masalah harus sesuai dengan pengalaman dunia nyata siswa dari pada dengan prinsip-prinsip disiplin akademik tertentu.

b. Masalah seharusnya bersifat misteri (mystery) atau teka teki (puzzlement). Masalah tersebut sebaiknya memberikan tantangan dan tidak hanya mempunyai jawaban sederhana,

serta memerlukan (mempunyai) solusi alternatif yang masing-masing memiliki kelabihan dan kekurangan. Dalam hal ini tentu saja memerlukan dialog dan perdebatan.

c. Masalah harus bermakna (meaningfull) bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual mereka.

d. Masalah yang disajikan guru harus cukup luas sehingga memungkinkan mencapai tujuan pembelajaran untuk membuat pelajaran sesuai (feasible) dengan waktu, ruang, dan sumber belajar yag tersedia.

e. Masalah yang disajikan harus bermanfaat atau menguntungkan (benefit) bagi usaha kelompok.

3. Mengorganisasikan sumber belajar serta merencanakan alat dan bahan (organize resources and plan logistics) PBI mendorong siswa bekerja dengan menggunakan berbagai bahan dan alat, sebagian dapat dilakukan di ruang kelas, perpustakaan, laboratorium komputer dan juga dapat dilakukan di luar sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, guru bertanggung jawab mengoraganisasikan sumber-sumber belajar (resources), merencanakan dan mempersiapkan (menyediakan) alat dan bahan (logistik). Ini akan memungkinkan siswa untuk bekerja dan belajar secara optimal dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam dokumen Strategi Pengajaran dan Pembelajaran (Halaman 78-82)

Dokumen terkait