BAB IX PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN
B. Pembelajaran Pengayaan
B. Pembelajaran Pengayaan
f. Memberikan para siswa kesempatan untuk menyatakan keyakinan-keyakinannya sendiri, atau tafsiran-tafsiran mereka, mengenai soal-soal yang berhubungan dengan membuat air mancur pokok bahasa atau satuan pelajaran.
g. Mengajarkan teka-teki, memainkan permainan-permainan atau menikmati humor yang berhubungan dengan satuan pelajaran atau pokok bahasa.
h. Memberikan siswa kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai aspek dari masalah-masalah yang dipecahkan atau misteri-mesteri yang belum dipecahkan berkenanan dengan pokok bahasan atau satuan pelajaran.
4. Bentuk Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pengayaan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan satuan pelajaran/pokok bahasan. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kegiatan berupa apa saja misalnya membaca buku-buku, mengarang, diskusi, kliping, menggambar dan sebagainya akan tetapi maslahnya masih berada atau sama dengan satuan pelajaran atau pokok bahasan yang bersangkutan.
Contoh:
Pokok bahasan yang sedang dipelajari itu mengenal bejana berhubungan, maka kegiatan pengayaanya berjudul air mancur. Dengan topik itu maka kegiatan yang diberikan dapat bermacam-macam, misalanya antara lain:
1) Membaca buku keterampilan tentang cara membuat air mancur
2) Membuat karangan tentang air mancur yang dapat memancarkan air mancur dengan baik dan yang tidak dapat memancarkan air mancur dengan baik yang tidak dapat memancarkan air dengan baik
3) Mengadakan diskusi (tiga/empat/siswa) tentang bagai- mana membuat air mancur dengan menggambarkan letak air mancur, saluran dan tingginya, selanjutnya melakukan percobaan, dan sebagainya.
b. Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan satuan pelajaran atau pokok bahasan yang sedang dipelajari.
Mungkin sekali suatu satuan pelajaran atau pokok bahasan bersifat sangat sempit, sehingga guru mengalami kesulitan untuk menciptakan kegiatan pengayaan yang sesuai dengan satuan pelajaran atau pokok bahasan yang bersangkutan. Sehubungan dengan keadaan yang demikian itu maka guru dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dapat memberikan kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan satuan pokok bahasan yang bersangkutan, akan tetapi masih berada dalam ruang lingkup bidang studi/mata pelajaran yang sama.
Contoh:
2) Mengenai pelajaran sejarah tentang pokok bahasan Perang Diponegoro, maka dapat diberikan kegiatan pengayaan antara lain misalnya:
a) Membuat buku tentang kehidupan tokoh-tokoh dalam sejarah.
b) Membuat karangan tentang tokoh-tokoh dalam sejarah.
c) Membuat kliping mengenai artikel atau gambar- gambar yang berhubungan dengan sejarah.
d) Mengadakan diskusi atau kegiatan lain yang bersangkutan dengan sejarah.
3) Dapat memberikan kegiatan pengayaan yang lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan satuan pelajaran/
pokok bahasan yang bersangkutan dan juga tidak dalam bidang studi atau mata pelajaran yang sama.
Contoh:
4) Siswa yang sudah dapat mengerjakan dengan baik mengenai satuan pelajaran neraca lajur (dalam tata buku), maka dapat diberikan kegiatan pengayaan antara lain misalnya:
a) Membuat karangan tentang transmigrasi, atau keluarga berencana, dan sebagainya.
b) Membaca buku-buku ilmu pengetahuan.
c) Menggambarkan reklame tentang hasil produksi.
d) Mengadakan diskusi masalah gelandangan atau kenakalan remaja atau kegiatan-kegiatan lainnya.
5. Unsur-unsur yang Perlu Diperhatikan
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan program pengayaan yaitu:
a. Unsur waktu
b. Unsur anak menyangkut minat siswa dan kematangan siswa c. Unsur psikologis
d. Unsur edukasi
e. Unsur kondisi dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, Bandung, Yrama Widya
Hamiyah Nur, 2014, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, Jakarta, Prestasi pustaka
Sudjana, 2014, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo
………., 2010, Media Pengajaran, Bandung, Sinar Baru Algensindo
………., dkk, 1988, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Sinar Baru Algensindo
Soetomo, 1993, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya, Usaha Nasional
Zaini Hisyam, dkk, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Djamarah, Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rhineka Cipta Sardiman, 2010, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja
grafindo Persada
Andayani, dkk, 2014, Pemantapan Kemampuan Mengajar, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka
Hamzah, 2014, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta, Bumi Aksara
INDEKS
A
abstraksi 57 AMBAK 81 antusias 19 Appling 64 asosiasi 36
Audio Visual Aid 44 auditori 77
authentic 68
Authentic Investigation 66
“a way of doing someting 29
B
Behavior modification 10
Belajar 7, 9, 10, 11, 14, 16, 19, 64, 65, 76, 77, 79, 81, 82, 85, 87, 88, 90, 93, 103 Belajar tuntas 87
berimprovisasi 13 berpresepsi 13 biologi 66 BUZZ Group 35
C
CBSA 16, 17, 18, 29, 38, 43, 44, 90 Chart 45
Collaboration 66 Continous-progress 91 continuous-evaluation 91 controlling 21
Cooperating 64
Criterion Referenced Evaluation 91
D
decide on objectives 68 deduktif 4
demokrasi 19, 57 design appropriate 68 Diagram 45
dimensi kuratif 50
direct instruction 67 discovery 64
Drill 36
E
efektif 3, 10, 29, 30, 38, 49, 50, 65, 81, 83 ekonomi 66, 87, 89
Ekonomis 75 eksperientasi 58 eksperimen 37, 66, 67 ekspositorik 4, 12, 55 Evaluator 16
Experiencing 64
Eye Contact and Movement 21
F
fasilitator 18 feasible 69 feedback 51 Film strip 46 Focusing 21
Fungsi akselerasi 96 Fungsi korektif 96
G
Gaya auditorial 81 Gaya interaksi 20 Gaya kinetik 82 Gaya visual 81 Gerak Guru 20 Gestural focusing 21 Grafik 45
H
heuristic 16 hierarki 3 hipotesis 66 hipotetik 4
I
IBM 9, 15 Indikator 56, 57 Indisiator 15 induktif 4, 57
informasi 15, 22, 25, 26, 30, 34, 45, 57, 58, 63, 65, 66, 67, 70, 71, 74, 77, 81 Informasi verbal 5
Informatory 15 inovator 18
instruksional 3, 44, 87, 90 instrumen 98
Intake 88 Intelektual 77 interaction 21 Interaction Style 20
Interaksi 7, 9, 10, 11, 12, 13, 103 Interaksi Belajar Mengajar 10, 11, 103 interaksi model 13
Interaksi timbal balik 13 invention 64
J
Jigsaw 71
K
Kartun 45 Katalisator 15 Kebisuan guru 20 kecakapan motoris 36 Kekohesifan 17
Keterampilan intelektual 4 Keterampilan motorik 5 klasikal 4
kognitif 4, 9, 10, 26, 38, 58, 90 konduktor 18
konsekuensi 29, 50 konselor 58 konstruktivis 4, 63 kulminasi 14
L
Learning disabilities 94 Learning disfungtion 94 Learning disorder 94
M
mastery learning 87 meaningfull 69
Media pembelajaran 43, 44 Media slide 46
Medus 17 melafal 36
Mengajar 7, 10, 11, 19, 103 Mengkonsolidasikan 22 Mengorganisasikan 22, 69, 70 Menyelingi 30
Merangkum 22
Metoda Brain Strorming 34
metode 4, 5, 11, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 67, 80, 90, 91, 93, 95, 97 Metode Case Study 35
Metode ceramah 30 Metode Debat 34 Metode Discovery 38 Metode Diskusi Formal 32 Metode Diskusi Kelompok 32 Metode Inquiry 37
Metode Karya Wisata 39
Metode Kelompok Studi Kecil 35 Metode Latiahn Siap 36
Metode Panel 32, 33 Metode Panel Forum 33 Metode Problem Solving 38 Metode Role Play 36 Metode Simposium 33 Metode Simulasi 37 Metode Studi Proyek 39 Metode Tanya Jawab 30 model interaksi 11, 12, 13, 14 Modelling/identification 10 model multi arah 14
Model pembelajaran konstruktivis 63 Monitoring 51
monoton 20, 43
motivasi 10, 19, 30, 38, 66, 70, 81 Motivator 15
N
narasi 46
Norm referenced evaluation 91
O
operatornya 46 Organisatorm 15
organize resources 69 otentik 66, 68
P
panelis 32, 33 peer teaching 37 Pemancingan respon 10
pembelajaran 3, 4, 5, 10, 12, 14, 16, 17, 18, 29, 30, 32, 38, 39, 43, 44, 45, 55, 57, 58, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 75, 77, 78, 79, 80, 87, 93, 94, 95, 96, 97, pembelajaran kontekstual 3, 6498
Pembelajaran kooperatif 69 Pembelajaran pengayaan 98
pendekatan 3, 32, 55, 57, 58, 59, 64, 65, 71, 77, 97 Pendekatan ekspositorik 55
Pendekatan inquiry 55 Pengalaman buatan 11 Pengalaman riel 11 Pengalaman verbal 11 Pengelolaan kelas 49, 50 persepsi 10
Pertanyaan analisis 25 Pertanyaan evaluasi 26 Pertanyaan luas 26
Pertanyaan luas menilai 26 Pertanyaan luas terbuka 26 Pertanyaan menggalih 25 Pertanyaan pemahaman 25 Pertanyaan penerapan 25 Pertanyaan pengarah 25 Pertanyaan pengetahuan 25 Pertanyaan retrorika 25 Pertanyaan sempit 26
Pertanyaan sempit informasi 26 Pertanyaan sempit memusat 26 Pertanyaan serbaneka 26 Pertanyaan sintese 26 Perubahan afektif 9 Perubahan kognitif 9 perubahan psikomotor 9 Peta pikiran 83
PKP 55, 56 plan logistics 69
pola pembelajaran 12, 14, 16, 18, 43
Presentasi 74, 76, 79
Problem Based Instruction 65, 67 problem situations 68
production of artifacts and exhibits 66 prosedur 50, 51, 52, 58
prose kosagarisasi 57 psiko drama 37 psikomotor 9, 10 puzzlement 68
Q
Questioning Skills 22
R
Rancangan 51 REACT 64 Reguler 82, 95 Relating 64
remedial 5, 93, 95, 96, 97 resources 69
respon 10, 30, 37, 94 Restructuring kognitif 10 Retensi 73
Review 22 reward 10 role play 36
S
sasmita guru 20 Scanning 82 sensitivitas 90 Serendipity 22 Set Closeure 22 Set Induction 21 simulasi game 37 simultan 68
sistematis 32, 51, 73, 90, 91 SKBM 89
Sketsa 45 Skimming 82 Slow learner 94 socio drama 37 Somatis 77 sosiologi 66
strategi 3, 4, 5, 18, 63, 69, 75
Strategi kognitif 4
Student Centered Instruction 63 student instruction centered 16 Suara guru 20
sugesti positif 79
Switching Sensory Channels 21
T
Taksonomi Bloom 25 Teacher Gesture 20
Teacher instruction centered 12 Teacher Movement 20
Teacher Voice 20 Tehnik menuntun 24 Tehnik reinforcement 24 Teknik menunggu 24 terminologi 9
the art of special someting 29
Tipe student team achievement division 71 Transfer 22
Transferring 65 TVST 46
U
Underachiever 94 universal 49
V
variasi stimulus 19, 20 Verbal focusing 21 verbalisme 31, 36 Visual 44, 77
W
Wap speed 82
BIODATA PENULIS
Dr. Suharti, S.Pd., M.Si., M.Pd, lahir di Jember, 12 Juni 1974. Pendidikan S1 di Universitas Negeri Surabaya tahun 2002 pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
& Rekreasi. S2 di UNITOMO Surabaya tahun 2010 Jurusan Administrasi Publik, S2 Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Surabaya tahun 2012, S3 Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Surabaya tahun 2016.
Bidang Keahlian yang ditekuni adalah Pendidikan Jasmani. Sampai saat ini aktif mengajar di prodi S1 dan S2 Pendidikan Jasmani di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, dan sebagai Juri/Wasit Olahraga Kebugaran dan Olahraga Tradisional.
Moh. Hanafi lahir 17 April 1987 di Sampang – Madura, awal karir menjadi atlet sepak takraw pada tahun 2001 kejurda pelajar, dimulai dari level junior/pelajar hingga ke level senior seperti PON 2004 Palembang & PON 2008 di Kaltim. Lulus S1 Pendidikan Olahraga fakultas ilmu keolahragaan tahun 2009 di Universitas Negeri Surabaya setahun kemudian melanjutkan studi ke jenjang S2 di prodi Pendidikan olahraga pasca sarjana Universitas Negeri Surabaya. Karir di kepelatihan dimulai tahun 2008 sebagai pelatih Sepak takraw PUSLATCAB Kota Surabaya sampai 2016, Pelatih PPLM (Mahasiswa) Jawa Timur hingga menangani Sepak takraw Kalimantan Selatan di PON Jawa Barat 2016. 2018 menjadi pelatih kepala di Bangka Tengah (BABEL) dalam acara PORPROV 2018. Pada tahun 2019 sebagai tenaga ahli di KONI Jatim sebagai pendamping cabor untk persiapan PON 2020 di PAPUA. Status pekerjaan sebagai
Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Selain itu dosen UNIPA Surabaya ini adalah pelatih fisik lulusan Australian Strength Conditioning Association level 1 (satu)