See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344882886
Strategi Belajar Mengajar
Book · September 2020
CITATIONS
60
READS
8,367
4 authors, including:
Suharti Suharti
PGRI University of Adi Buana 21PUBLICATIONS 67CITATIONS
SEE PROFILE
Strategi
Belajar Mengajar
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) ta- hun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/
atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se- bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/
atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penja- ra paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Strategi
Belajar Mengajar
Suharti, S.Pd., M.Si., M.Pd Dr. Sumardi, M.Kes Moh. Hanafi, S.Pd., M.Pd
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Suharti, S.Pd., M.Si., M.Pd
Dr. Sumardi, M.Kes Moh. Hanafi, S.Pd., M.Pd
Copyright@2020 Desain Sampul
Bichiz DAZ Editor Tika Lestari Penata Letak Dhiky Wandana
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Ketentuan Pidana Pasal 112–119
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014Tentang Hak Cipta.
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
Tanpa izin tertulis dari penerbit Diterbitkan dan dicetak pertama kali oleh
CV. Jakad Media Publishing
Graha Indah E-11 Gayung Kebonsari Surabaya (031) 8293033, 081230444797, 081234408577
https://jakad.id/ [email protected] Anggota IKAPI
No. 222/JTI/2019 Perpustakaan Nasional RI.
Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-623-6551-07-3
x + 116 hlm.; 15,5x23 cm
KATA PENGANTAR
Semangat PAGI !
Puji syukur kami munajatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku ajar perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar” ini dapat direalisasikan.
Buku ini dibuat berdasarkan kebutuhan mahasiswa dalam menem- puh mata kuliah Strategi Belajar Mengajar serta tidak menutup kemun- gkinan bagi guru dan tempat bimbingan belajar yang ada di Indonesia.
Buku ini sangat membantu mahasiswa, guru dalam berinovasi proses belajar mengajar.
Penulisan buku ini, tentu masih banyak kekurangan dalam hal sitematika tulisan, maupun subtasi. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila buku ini belum sesuai dengan harapan pembaca. Penulis tidak menutup pintu untuk menerima saran serta kritik membangun untuk perbaikan penulisan di masa mendatang.
Penulis mengucapkan banyak berterima kasih kepada Rektor Uni- versitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dekan FKIP Adi Buana Surabaya, Dr. Muhammad Muhyi, M.Pd. Kaprodi PKO UNIPA Surabaya dan teman–teman sejawat Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Univer- sitas PGRI Adi Buana Surabaya yang sudah membantu dan mendukung dalam penulisan ini,
Semoga dengan adanya buku ini, mampu menjadikan referensi bagi mahasiswa, guru, maupun pembaca umum dalam memahami Strategi Belajar Mengajar. Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
Surabaya, November 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I : TINJAUAN UMUM ... 3
BAB II : INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR ... 9
A. Dasar–dasar Pengertian ... 9
B. Alat Interaksi Belajar Mengajar... 11
C. Model Interaksi Belajar Mengajar ... 11
D. Peranan Guru dalam IBM ... 15
E. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ... 16
F. Motivasi Belajar ... 19
G. Komponen Keterampilan Mengajar ... 19
BAB III : METODE/PEMBELAJARAN ... 29
A. Dasar Pengertian ... 29
B. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran ... 29
C. Macam-macam Metode Pembelajaran ... 30
BAB IV : MEDIA PEMBELAJARAN ... 43
A. Dasar Pengertian ... 43
B. Latar Belakang Timbungnya Media Pembelajaran ... 43
C. Kegunaan Media Pembelajaran ... 43
D. Fungsi Media Pembelajaran ... 44
E. Prinsip Umum Penggunaan Media Pembelajaran ... 44
F. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 44
BAB V : PENGELOLAAN KELAS ... 49
A. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas ... 49
B. Dimensi Pengelolaan Kelas ... 50
C. Prosedur Pengelolaan Kelas ... 50
D. Rancangan Prosedur Kelas ... 51
BAB VI : PENDEKATAN PEMBELAJARAN ... 55
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ... 55
B. Klasifikasi Pendekatan Pembelajaran ... 55
C. Jenis–jenis Pendekatan Pembelajaran ... 57
BAB VII : MODEL PEMBELAJARAN ... 63
A. Model Pembelajaran Konstruktivisme ... 63
B. Model Pembelajaran Kontekstual... 64
C. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 65
D. Model Pembelajaran Kooperatif ... 69
E. Model Pembelajaran Langsung ... 73
F. Model Pembelajaran Savi ... 76
G. Quantum Learning Model ... 80
BAB VIII : BELAJAR TUNTAS ... 87
A. Pengertian ... 87
B. Rumus Belajar Tuntas ... 88
C. Ciri–ciri Belajar Tuntas ... 90
BAB IX : PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN ... 93
A. Pembelajaran Remedial ... 93
B. Pembelajaran Pengayaan ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 103
INDEKS ... 105
BIODATA PENULIS ... 113
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Syntax for Problem Based Instruction ... 67 Tabel 2 Langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif ... 70 Tabel 3 Sintak Model Pembelajaran Langsung ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Satu Arah ... 11
Gambar 2 Model Dua Arah Umpan Balik ... 12
Gambar 3 Model Dua Arah Timbal Balik ... 13
Gambar 4 Model Interaksi Memusat ... 13
Gambar 5 Model Multi Arah ... 14
Gambar 6 Model Satu Arah ... 15
Gambar 7 Model Dua Arah ... 15
Gambar 8 Model Tiga Arah ... 15
Gambar 9 Model Multi Arah ... 15
Gambar 10 Pola Pembelajaran CBSA ... 17
Tinjauan Umum
BAB I
TINJAUAN UMUM
Guru dalam menjalankan tugas dan perannya harus memiliki banyak wawasan seperti wawasan design instruksional berkenaan dengan langkah-langkah umum dalam merencanakan, juga tidak kala pentingnya wawasan guru memahami dan mampu melaksanakan bermacam-macam strategi belajar mengajar secara rasional dan memberi manfaat yang optimal.
Kegiatan pembelajaran baik pengertian maupun urutan secara hierarki sebagai berikut. Untuk awalnya dikenang:
1. Pendekatan pembelajaran adalah kerangka berpikir awal dalam meninjau masalah pembelajaran untuk dianggap paling menjamin keberhasilan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Model pembelajaran adalah representasi suatu fenomena pembelajaran baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur dalam fenomena pembelajaran tersebut.
3. Strategi pembelajaran adalah pola dan urutan umum perbuatan guru dan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
4. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru bersama siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Teknik pembelajaran yaitu seni yang dilakukan guru bersama siswa dalam proses belajar mengajar secara khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dapat diberikan contoh misalnya pada awalnya pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah pendekatan keterampilan.
Proses sesuai dengan pengertiannya yaitu si peserta didik (siswa).
Akan memperoleh sesuatu dari proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran siswa tadi maka langkah selanjutnya ditentukan model
model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran lainnya.
Setelah ditentukan model pembelajaran, maka ditentukan strateginya menyangkut interaksi belajar mengajarnya metode pembelajaran termasuk teknik pembelajarannya juga medianya dan pengelolaan kelasnya.
Istilah strategi yang asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu strategus mempunyai arti “seni seorang jendral dalam memenangkan perang” (berasal dari ilmu militer). Istilah strategi kemudian digunakan pada dunia sipil seperti strategi pembangunan nasional, strategi pendidikan, dan khususnya strategi belajar mengajar.
Di dalam konteks belajar mengajar strategi mempunyai arti pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Strategi belajar mengajar mempunyai klarifikasi yang didasarkan pada:
1. Pengaturan guru dan siswa, di mana pengaturan guru dimaksudkan pengaturan pembelajaran apakah diberikan oleh seorang guru atau seorang tim. Selanjutnya dibedakan apakah hubungan guru siswa terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media (media cetak maupun media visual) sedang dari segi siswa dapat dibedakan apakah pembelajaran dilakukan secara klasikal (kelompok besar, kelompok kecil 5-7 siswa) atau secara perorangan.
2. Struktur peristiwa belajar mengajar, apakah bersifat tertutup atau terbuka.
3. Peranan guru-siswa di dalam mengolah pesan, apakah dalam proses belajar mengajar siswa tinggal menerima pesan yang telah siap diperoleh oleh gurunya (bersifat ekspositorik) atau siswa diikutkan berlibat pengolahan pesan (bersifat heuristik, atau hipotetik).
4. Proses pengolahan pesan, apakah prosesnya bersifat deduktif atau induktif.
5. Tujuan belajar, apakah akan dicapai sebagian ataukah keseluruhan dari 5 macam kemampuan 5 hasil belajar yaitu:
a. Keterampilan intelektual b. Strategi kognitif
c. Informasi verbal d. Keterampilan motorik e. Sikap dan nilai
Berdasarkan klasifikasi strategi belajar mengajar di atas, guru haruslah mampu memilih strategi yang tepat, yang sebenarnya di dalam strategi belajar terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1. Komponen interaksi belajar mengajar (I.B.M) 2. Komponen metode pembelajaran
3. Komponen media pembelajaran 4. Komponen pengelolaan kelas 5. Komponen pembelajaran remedial
Uraian: masing-masing komponen tersebut dicantumkan pada masing- masing bab dalam buku ini.
Interaksi
Belajar Mengajar
BAB II
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
A. Dasar-dasar Pengertian
Interaksi belajar mengajar yang di singkat IBM bila dilakukan terminologi kosakata sebagai berikut:
1. Interaksi berasal dari kata inter dan aksi, di mana inter berarti saling/antar sedang aksi mempunyai arti kegiatan. Jadi bila kedua kata tersebut digabung menjadi interaksi, mempunyai arti dan makna saling adanya kegiatan antara satu pihak dengan pihak lain. Atas dasar pengertian ini berarti adanya saling kegiatan yang dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih.
2. Belajar mempunyai pengertian proses perubahan tingkah laku atau pertumbuhan pribadi anak didik dalam situasi yang bermotivasi.
Perubahan tingkah laku atau pertumbuhan pribadi anak didik menyangkut perubahan:
a. Perubahan kognitif (pengetahuan) b. Perubahan afektif (sikap)
c. Perubahan psikomotor (keterampilan)
Jadi seorang anak didik dalam belajar, berarti anak didik tersebut mengalami perubahan pengetahuan, di mana dahulunya belum tahu sesuatu pengetahuan, menjadi tahu ataupun dahulunya setengah tahu, setelah belajar menjadi lebih tahu mengenai sesuatu pengetahuan.
Di samping itu anak tadi juga mengalami perubahan sikapnya, dalam arti semakin terbentuk sikap yang sesuai dengan kalsifikasi profesinya. Akhirnya dalam belajar, anak didik mengalami perubahan psikomotor, dalam arti semakin terampil sesuai dengan tuntutan keahlian profesinya. Dinyatakan belajar
benar–benar situasi dan keadaannya mendukung terhadap berlangsungnya proses belajar (keadaan kondusif).
3. Mengajar, pengertiannya bisa dilihat dari berbagai segi:
a. Dari segi mencapai tujuan, mengajar merupakan kegiatan dalam mencapai tujuan kognitif, efektif dan psikomotor.
b. Dari segi komponen proses belajar mengajar, maka mengajar sebagai:
1) Pembangkitan motivasi 2) Pengarahan persepsi 3) Pemancingan respon 4) Pemberian reward (hadiah)
c. Dari segi kubu-kubu teori belajar mengajar, maka merupakan:
1) Behavior modification (pembentukan tingkah laku).
2) Restructuring kognitif maksudnya penyusunan kembali pengetahuan yang telah diperoleh
3) Modelling/identification, maksudnya membentuk kepri- badian anak didik.
4. Dari segi kegiatan yang luas, maka mengajar sebagian materi pelajaran, pemberian ceramah, pendemonstrasian alat peraga, pelaksanaan evaluasi, pengawasan tata tertib/sekolah, pengawasan kesehatan mental siswa, dan lain-lain kegiatan.
Dari dasar-dasar pengertian setiap kosakata tersebut, maka dapat disimpulkan pengertian Interaksi Belajar Mengajar adalah prose terjadinya saling melakukan kegiatan antara guru dengan anak didik (siswa) di dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya dalam setiap proses interaksi belajar mengajar (interaksi edukatif) harus memenuhi syarat paling sedikit:
1. Ada tujuan yang akan dicapai.
2. Ada bahan/media yang menjadi isi interaksi.
3. Ada pelajar (anak didik, siswa) yang aktif mengalami.
4. Ada guru yang melakukan
5. Ada metode yang digunakan untuk mencapai tujuan 6. Ada situasi yang memungkinkan terjadi interaksi 7. Ada penilaian terhadap hasil interaksi tersebut B. Alat Interaksi Belajar Mengajar
Terdapat beberapa alat interaksi dalam proses belajar mengajar yang hal ini dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) golongan yaitu:
1. Pengalaman riel yaitu segenap media di dalam dunia kehidupan sehari-hari. Pengalam riel ini dapat menghasilkan pengertian yang sangat teliti dan mendalam dari suatu peristiwa, kejadian atau fenomena kehidupan.
2. Pengalaman buatan yaitu segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman riel. Hal ini dilakukan berhubung pengalaman riel itu kadang- kadang sulit untuk dapat dilihat dan didekati oleh siswa, berhubung peristiwanya sudah terjadi sekian tahun yang lalu.
Karenanya digunakan pengalaman buatan melalui alat bantu (media pengajaran) yang khusus dibuatkan/diciptakan guna mendekatkan siswa pada pengalaman riel, baik dalam arti waktu, ruang, situasi maupun dalam hal-hal lainnya.
3. Pengalaman verbal, di mana bahasa adalah alat utama, baik lisan maupun tulis.
C. Model Interaksi Belajar Mengajar
Berdasarkan asas komunikasi, maka interaksi proses belajar mengajar mempunyai model interaksi sebagai berikut:
1. Model satu arah, dengan ilustrasi gambar sebagai berikut:
Guru Siswa
Gambar 1 Model Satu Arah
Dalam mode interaksi belajar yang satu arah ini, menunjukkan siswa hanya menerima materi sebanyak- banyaknya dari guru tanpa ada kesempatan bagi siswa untuk bertanya. Guru berusaha menciptakan kemampuan siswa agar sama dengan gurunya, sehingga siswa diberi materi sebanyak- banyaknya. Dengan demikian tidak ada waktu/kesempatan untuk bertanya bagi siswa, terlebih untuk berdiskusi. Model interaksi belajar mengajar tersebut kurang manusiawi, dalam arti tidak memperhatikan kemampuan siswa, minat dan bakat.
Model yang demikian ini sama halnya yang disebut dengan pola pembelajaran yang menekankan pada kepentingan guru (Teacher instruction centered) yang bersifat ekspositorik.
2. Model dua arah, yang dibedakan:
a. Interaksi umpan balik dengan ilustrasi gambar seperti pada gambar 2
Gambar 2
Model Dua Arah Umpan Balik
Dalam model interaksi belajar mengajar ini, siswa diberi kesempatan bertanya terhadap apa yang belum dimengerti yang berkaitan dengan materi yang diberikan guru. Di sini sudah semakin baik interaksinya antara guru dengan siswa, yaitu sudah memperhatikan kepentingan siswa (ada tanya jawab).
b. Interaksi timbal balik, dengan ilustrasi pada gambar 3
Gambar 3
Model Dua Arah Timbal Balik
Pada interaksi model interaksi belajar mengajar yang timbal balik intensitas pemahaman suatu topik pembahasan lebih tinggi dari pada model interaksi yang umpan balik, dalam arti masing-masing pihak (guru dan siswa) memiliki kesempatan untuk berfikir, berimprovisasi/berpresepsi terhadap suatu topik yang dibicarakan, sampai pada titik kesimpulan bersama.
Dari proses model interaksi belajar mengajar timbal balik akhirnya sampai pada model yang memusat, di mana masing-masing guru dan siswa mencapai titik pemahaman/
kepuasan yang sama atas kesimpulan yang diperoleh. Bila di gambar seperti terlihat pada gambar 4.
Gambar 4
Model Interaksi Memusat
3. Model multi arah (ditinjau dari yang terlihat berinteraksi) seperti tampak pada gambar 5
Gambar 5 Model Multi Arah
Model gambar 5 memperlihatkan adanya interaksi belajar mengajar yang melibatkan semua siswa yang masing-masing tidak hanya bisa berinteraksi antar siswa itu sendiri, tetapi mereka juga bisa berinteraksi dengan gurunya. Model interaksi belajar mengajar ini dalam prakteknya berapa pola pembelajaran dengan menggunakan metoda diskusi. Model ini merupakan pola pembelajaran yang berCBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang merupakan pola pembelajaran yang dewasa ini digalakkan.
Sebetulnya model interaksi sebagaimana yang ditunjukkan gambar 5 merupakan kulminasi dari model interaksi satu arah dan dua arah. Untuk bisa dilihat proses perkembangannya dari semula ke arah multi arah, bisa dilihat dari gambar: 6, gambar:
8, dan terakhir gambar: 9 sama dengan gambar 5 di atas, hanya perlu diingat bahwa model multi arah di atas utamanya dilihat dari segi yang terlibat, meskipun juga mempertimbangkan tingkat pemahaman yang lebih meningkat bagi siswa terhadap suatu materi pelajaran.
D. Peranan Guru dalam IBM
Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan interaksi belajar mengajar. Peranan guru yang dimaksud bisa berlaku sebagai:
1. Motivator yaitu guru memberi dorongan kepada siswa untuk selalu giat dan memperhatikan belajar
2. Informatory, yaitu guru sebagai pemberi informasi
3. Organisatorm maksudnya guru sebagai pengatur dan penyusun kegiatan akademik, silabus dan sebagainya
4. Indisiator, guru sebagai pencipta suasana belajar yang mencetuskan ide-ide.
5. Katalisator, guru memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar siswa (sebagai tali penghubung)
6. Konduktor, maksudnya guru pengarah/penuntun untuk tercapainya keserasian proses belajar mengajar dengan tujuan pengajaran.
7. Fasilitator, maksudnya guru dapat memberikan pelayanan yang baik.
8. Evaluator, maksudnya guru melakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar sekaligus hasil belajar siswa.
Sedang kedudukan guru dalam interaksi belajar mengajar, mengaku sebagai pengajar, pemimpin dan pengganti orang tua.
E. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
1. Pengertian: CBSA adalah proses kegiatan belajar mengajar di mana anak didik (siswa) terutama mengalami keterlibatan intelektual emosional, di samping keterlibatan fisik di dalam proses belajar mengajar.
2. Latar belakang:
a. Berhubung pola pembelajaran yang lama itu pola pembelajaran yang memusatkan pada kepentingan guru (Teacher Instruction Centered) kurang manusiawi dan mengalami kegagalan.
b. Berhubung adanya pemikiran untuk menciptakan pola pembelajaran yang sifatnya manusiawi/heuristic yang menekankan pada kepentingan siswa (student instruction centered) berhubung lebih demi demokratis. Timbullah CBSA.
c. Makin kompleks kehidupan masyarakat, diperlukan peningkatan proses berfikir yang dialami para siswa, sehingga dituntut siswa makin aktif berfikir dan berinisiatif.
3. Rambu-Rambu CBSA
Terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan perihal ciri-ciri/rambu-rambu CBSA sebagai berikut:
a. Menurut MC Keachie mengemukakan 7 dimensi tentang kadar CBSA yaitu:
1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan belajar mengajar
2) Tekanan pada aspek afektif dalam pengajaran
3) Partisipasi siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama yang berbentuk interaksi antar siswa 4) Penerimaan pengajar/guru terhadap perbuatan dan kon- tribusi siswa yang kurang relevan, atau sama sekali salah 5) Kekohesifan kelas sebagai kelompok, maksudnya kelas
betul-betul mempunyai minat yang sama, tujuan yang sama, dan sebagainya
6) Kebebasan atau kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan sekolah
7) Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang ada hubungannya ataupun tidak dengan pelajaran.
b. Menurut Yamamoto, mengemukakan: meninjau CBSA dari segi intensi dari kedua pihak (Guru dan Siswa) terlibat di dalam proses belajar mengajar, yang prosesnya mengandung dua arah secara optimal.
c. Menurut Ausabel: mengemukakan CBSA dari dua dimensi yaitu:
1) Kebermaknaan bahan dalam proses belajar mengajar 2) Medus (corak) kegiatan belajar mengajar
Pola pembelajaran yang bercorak CBSA bila digambarkan secara ilustrasi seperti tampak dalam gambar: 10
Juga bila di gambar secara ilustrasi dari proses sebelum pola pembelajaran bercorak CBSA, sampai pada pola pembelajaran ber-CBSA, tampak dari gambar: 6, gambar: 7, gambar: 8 sampai gambar: 9.
4. Prinsip-prinsip Pola Pembelajaran CBSA
Ada beberapa prinsip CBSA yang dapat dilihat dari beberapa dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi yang dilihat dari siswa, akan tampak:
1) Siswa selalu ingin tahu, selalu terdorong, selalu mening- katkan perhatian/minat
2) Siswa berpartisipasi aktif
3) Siswa dapat memecahkan persoalan 4) Siswa terlibat segala inderanya
b. Dimensi dilihat dari guru, akan tampak mengenai:
1) Guru memberi dorongan terhadap siswa untuk berpar- tisipasi
2) Guru berperan sebagai motivator, inovator, fasilitator- konduktor dan lain-lain peranan sebagaimana yang telah disebutkan di muka
3) Guru mampu menggunakan berbagai strategi belajar mengajar dan multimedia
c. Dimensi dilihat dari program pembelajaran, akan tampak:
1) Program di mana dimungkinkan pengembangan konsep, ide-ide dan materi
2) Penyampaian konsep dimungkinkan yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan siswa dan masa depan 3) Program pembelajaran yang tidak kaku, tetapi fleksibel d. Dimensi dilihat dari situasi belajar mengajar, akan tampak:
1) Hubungan antara guru dengan siswa demikian intim dan hangat
2) Adanya kebebasan berinteraksi antara guru dengan siswa dan antara siswa itu sendiri
3) Adanya suasana yang demokrasi dan terbuka F. Motivasi Belajar
Pengertian motivasi secara umum yaitu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan.
Pengertian motivasi belajar yaitu alasan yang mendorong siswa untuk lebih meningkat kegairahan, perhatian dan proses berfikir, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Bentuk motivasi belajar terdiri:
1. Pemberian angka terhadap hasil belajar/kegiatan yang dialami siswa
2. Pemberitahuan tentang keberhasilan atau kegagalan yang dialami siswa
3. Pemberian hadiah tertentu
4. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat belajar
G. Komponen Keterampilan Mengajar
Seorang calon ataupun guru muda, sebaiknya melakukan latihan keterampilan mengajar, agar di dalam setting belajar mengajar benar-benar mempunyai kemampuan dan penampilan seorang guru yang baik. Sedang latihan keterampilan mengajar, terdiri beberapa komponen yaitu:
1. Variasi Stimulus
Pengertian variasi stimulus adalah usaha guru dalam proses belajar mengajar dapat menghilangkan kebosanan atau kejenuhan siswa, agar siswa selalu antusias dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Macam variasi stimulus yang dilakukan guru terdiri:
a. Gerak Guru (Teacher Movement)
Dalam hal ini guru dalam mengajar di depan kelas, gerak- nya bebas (tidak kaku) juga guru berjalan dari arah belakang kelas ke arah depan, dengan maksud mengontrol tingkah laku siswa. Guru jangan membiasakan menerangkan sambil menulis di papan (jadi menghadap ke papan tulis). Guru jangan terlalu mondar-mandir sambil menerangkan, tetapi juga guru jangan duduk saja. Tentang pandangan guru, diusahakan arah pandangan menjelajahi ke seluruh kelas.
b. Isyarat/sasmita guru (Teacher Gesture)
Dimaksudkan gerak atau perubahan tubuh maupun anggota badan, yang mengandung arti/maksud tertentu dalam hubungannya untuk menimbulkan perhatian, dorongan/rangsangan kepada siswa. Misal gerak tangan yang memberi tanda kebenaran, misal dengan tepuk tangan atau mengacungkan ibu jari, sehingga siswa merasa dihargai.
Contoh lain, anggukkan kepala yang dilakukan guru, sebagai tanda memberikan persetujuan kebenaran dari jawaban siswa, juga gerak alis mata, mengkerutkan kening dan lain- lain gerak yang dilakukan guru.
c. Suara guru (Teacher Voice)
Maksudnya suara guru dalam berbicara jangan mendatar dengan nada yang sama (monoton) melainkan dengan nada naik turun untuk dapat menarik siswa.
d. Kebisuan guru (Teacher Silent)
Dimaksudkan guru dalam berbicara, di tengah- tengahnya diselingi diam sebentar, kemudian dilanjutkan lagi. Hal ini untuk menarik perhatian siswa.
e. Gaya interaksi (Interaction Style) Gaya interaksi ini meliputi:
1) Pola guru dengan kelompok siswa misal dialog dengan seluruh kelas.
2) Pola guru sampai dengan siswa sebagai individu.
3) Pola siswa-siswa
f. Kontak pandang dan gerak (Eye Contact and Movement) Hal ini adanya kontak pandang dan gerak yang dilakukan guru secara spesifik dalam rangka controlling interaction terhadap siswa yang melakukan tingkah laku yang menyimpang.
g. Pemusatan perhatian siswa (Focusing)
Hal ini merupakan usaha guru untuk memusatkan perhatian siswa pada suatu persoalan atau pelajaran. Ada 2 (dua) macam focusing yaitu:
1) Verbal focusing, misal guru mengucapkan: coba kamu tenang, amati baik gambar ini, periksa diagram ini dengan seksama dan lain sebagainya.
2) Gestural focusing, misal guru menunjukkan sebuah gambar yang tergantung di depan kelas.
h. Pengalihan penggunaan indera (Switching Sensory Channels) dimaksudkan dalam kegiatan belajar mengajar, diusahakan agara terjadi pengaliham indera yang dialami siswa. Misal indera pendengaran beralih ke indera mata, indera peraba dan sebagainya.
2. Siasat Membuka Pelajaran (Set Induction)
Pengertian/maksud adalah usaha guru dalam setting belajar mengajar menciptakan pra kondisi, sehingga perhatian sikap mental siswa serta terlihat pada soal atau apa yang sedang dipelajari.
Pelaksanaan siasat membuka pelajaran, biasa dilakukan pada permulaan pelajaran, pengenalan konsep baru dan sebagainya.
Contoh pelaksanaan siasat membuka pelajaran seperti guru melakukan dialog dengan beberapa siswa, juga bisa dilakukan tanya jawab dan sebagainya.
3. Siasat Menutup Pelajaran (Set Closeure)
Pengertian/maksud adalah usaha atau kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan:
a. Merangkum atau membuat garis besar persoalan yang baru saja dipelajari.
b. Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pembicaraan/pelajaran, agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat serta kemampuannya pada masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar mengajar maupun kehidupannya.
c. Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari, sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami asensi bahan yang baru dipelajari.
Jenis set closeure ada 3 (tiga) macam yaitu:
a. Review, dalam hal bagian-bagian penting dari pelajaran baru, mereview urutan materi pelajaran yang baru saja disajikan, menyimpulkan hal-hal penting dari hasil diskusi para siswa.
b. Transfer, dimaksudkan meminta siswa untuk memperluas pengetahuan berdasarkan konsep/prinsip yang baru saja dipelajari. Demikian juag memberi peluang kepada siswa untuk mempraktekkan apa yang dipelajarinya.
c. Serendipity, yaitu penutupan pelajaran dengan menggu- nakan situasi atau kejadian yang timbul dalam proses belajar mengajar yang sebelumnya tidak/belum dihayati.
4. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Pengertian: keterampilan bertanya adalah keterampilan seorang guru dalam mengajukan pertanyaan lisan kepada siswa, saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam proses mengajar, bertanya itu memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dan dengan tehnik pelontaran yang tepat, akan:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan, sebab berfikiran sendiri sesungguhnya dalam bertanya.
d. Menuntun proses berfikir siswa, sehingga siswa dapat menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengemukakan pertanyaan:
a. Kejelasan dan kaitan. Maksudnya pertanyaan yang dikemu- kakan jelas maksudnya, serta ada kaitan antara pertanyaan yang satu dengan yang berikutnya. Juga jangan disisipi kata-kata sisipan yang mengganggu misal: em, ee, anu, dan sebagainya.
b. Kecepatan dan selang waktu, maksudnya guru dalam mengemukakan pertanyaan dari butir pertanyaan satu ke butir pertanyaan berikutnya, jangan terlalu cepat, melainkan ada selang waktu yang diberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, dan selanjutnya menjawab. Selang waktu tersebut sekitar 5 (lima) detik.
c. Pembagian dan penunjukkan
Guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa, yang ada di kelas itu, diusahakan distribusinya secara merata ke seluruh kelas. Dalam hal ini tidak berarti masing-masing siswa mesti mendapat pertanyaan dari gurunya, melainkan seolah-olah semua siswa itu akan mendapat pertanyaan.
Cara yang dilakukan guru misal:
1) Penunjukkan siswa yang akan diberi pertanyaan, dilakukan secara meloncat-loncat yaitu dari barisan di muka kemudian siswa di barisan tengah, lalu siswa di barisan belakang.
2) Bentuk dan jenis pertanyaan yang telah disampiakan kepada seorang siswa, bisa di berikan lagi kepada siswa yang lain.
3) Bentuk dan jenis pertanyaan yang telah disampaikan kepada seorang siswa, dan telah dijawab, maka guru bisa menunjuk siswa lain dengan menanyakan secara singkat betul atau tidak jawaban temannya tadi.
5. Tehnik Bertanya
Dalam merangka meningkatkan kualitas dan kuantitas jawab siswa, maka perlu guru menggunakan tehnik bertanya yang terdiri dari:
a. Teknik menunggu (memberi waktu yang cukup bagi siswa guna berpikir) hal ini memberi efek positif seperti:
1) Siswa dapat memberikan jawaban lengkap.
2) Jawaban siswa lebih analistis dan kreatif.
3) Siswa lebih yakin akan jawabannya.
4) Partisipasi siswa lebih meningkat.
b. Tehnik reinforcement yaitu teknik bertanya untuk mendorong partisipasi siswa, sehingga dapat menggunakan kembali pengetahuan yang diperolehnya.
c. Tehnik menuntun dan menggali
Tehnik menuntun maksudnya guru dalam bertanya kepada siswa sifatnya menuntun agar siswa akhirnya dapat menjawab.
6. Jenis Pertanyaan
a. Jenis pertanyaan dikelompokkan menjadi enam kategori:
1) Pertanyaan permintaan, adalah pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi, mengikuti apa yang dikehendaki guru.
2) Pertanyaan retrorika, adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban melainkan di jawab sendiri oleh gurunya, sebagai tehnik penyampaian informasi baru.
3) Pertanyaan pengarah, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada siswa dengan menunjuk secara tegas.
4) Pertanyaan pengarah kembali, yaitu pertanyaan yang dilontarkan kembali, berhubung siswa yang diberi pertanyaan terdahulu tidak bisa menjawab.
5) Pertanyaan menggalih yaitu pertanyaan sifatnya memperluas dari materi yang dipelajari.
6) Pertanyaan menuntun, yaitu pertanyaan yang sifatnya menuntun siswa sehingga siswa dapat menjawab.
b. Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom digolongkan:
1) Pertanyaan pengetahuan, yaitu pertanyaan yang bersifat hafalan dan menyebut kembali.
2) Pertanyaan pemahaman, yaitu pertanyaan menuntut siswa dalam menjawab mengorganisir informasi yang pernah diterima, dengan kata-kata sendiri (menginterpretasikan informasi melalui grafik, memperbandingkan dan sebagainya).
3) Pertanyaan penerapan, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban siswa yang menerapkan pengetahuan, teori, aturan dan sebagainya.
4) Pertanyaan analisis, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dengan cara:
a) Mengidentifikasi pokok masalah yang di tampilkan.
b) Mencari bukti-bukti yang menunjang suatu kesimpulan.
c) Menarik kesimpulan berdasar informasi yang ada.
5) Pertanyaan sintese adalah, pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Di sini siswa dituntut untuk membuat ramalan, memecahkan masalah berdasarkan informasinya, mencari komunikasi.
6) Pertanyaan evaluasi, yaitu pertanyaan yang menghendaki siswa dalam menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.
c. Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran, digolongkan:
1) Pertanyaan sempit, maksudnya pertanyaan dengan jawabannya tertutup, yang biasanya tersedia kunci jawabannya.
Pertanyaan ini dibedakan:
a) Pertanyaan sempit informasi langsung yaitu pertanyaan menuntut siswa menghafalkan informasi yang ada.
b) Pertanyaan sempit memusat yaitu pertanyaan menuntut siswa untuk mengembangkan ide-ide dengan cara menuntut melalui petunjuk tertentu.
2) Pertanyaan luas yaitu pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu. Pertanyaan ini dibedakan:
a) Pertanyaan luas terbuka yaitu pertanyaan di mana jawabannya menurut gaya dan cara siswa sendiri.
b) Pertanyaan luas menilai, yaitu pertanyaan yang menuntut jawabannya mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif.
3) Pertanyaan serbaneka yaitu pertanyaan yang tidak dapat dimasukkan dalam pembagian/penggolongan di muka.
Metode / Pembelajaran
BAB lll
METODE/PEMBELAJARAN
A. Dasar Pengertian
Metode pembelajaran terdiri dua kata yaitu: metode + pembelajaran. Pengertian metode secara umum adalah cara mengerjakan sesuatu, dalam bahasa inggrisnya “a way of doing someting”. Metode berbeda dengan istilah teknik, sebab kata teknik mengacu pada suatu seni mengerjakan sesuatu yang khusus “(the art of special someting)” misal seni dalam mengerjakan penggergajian kayu atau tripleka.
Pengertian pembelajaran adalah suatu proses terjadinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru bersama siswa dalam proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
B. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran
1. Suatu jenis metode pembelajaran keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan diperlukan kelengkapan/dukungan metode pembelajaran lainnya, agar penggunaan jenis metode yang pertama tersebut dapat mencapai hasil yang optimal serta efektif.
2. Sebagai konsekuensi dari prinsip butir pertama, berarti guru dalam menggunakan metode harus multi metode pembelajaran.
3. Guru dalam menggunakan metode pembelajaran selalu dapat menciptakan CBSA.
4. Guru dalam menggunakan pembelajaran harus mempertim- bangkan hal-hal yaitu:
a. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b. Materi pelajaran
c. Kemampuan guru d. Kemampuan siswa
e. Sarana seperti ruangan, biaya dan waktu C. Macam-macam Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah: adalah jenis metode di mana guru berpidato atau berbicara di depan sekolompok siswa. Metode ceramah digunakan pada saat:
a. Bila kelompok siswa terlalu besar jumlahnya b. Guru memberi informasi
c. Ketika orang orang yang belajar sudah mendapatkan motivasi jika akan menambahkan atau menekankan apa yang sudah dipelajari.
d. Jika akan menambahkan atau menekankan apa yang sudah dipelajari.
e. Jika siswa dapat memahami kata-kata yang digunakan.
Kebaikannya menghabiskan waktu dengan baik, tidak terlalu melibatkan banyak alat bantu, efektif untuk kelas yang besar, dapat digunakan sebagai penambah bahan yang sudah dibaca.
Kelemahan/kekurangan: mengahalngi respon dari orang yang belajar, membatasi daya ingat, hanya satu indera yang dipakai, guru tidak selalu dapat menilai reaksi siswa yang balajar, dan sebagainya.
2. Metode Tanya Jawab: adalah sejenis metode yang digunakan guru bersama siswa dengan melakukan tanya jawab. Metode digunakan apabila:
a. Meninjau pelajaran yang lalu
b. Menyelingi pembicaraan agar ada interaksi antar guru dengan siswa
c. Mengambil perhatian siswa
Kebaikan: situasi menjadi lebih aktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan yang belum jelas, mengetahui prbedaan pendapat antara guru dengan siswa, menghindari adanya verbalisme dan individualisme.
Keburukan/kelemahan: sesring timbul penyimpangan dari pokok permasalahan, bisa terjadi perdebatan beralih pada sentimen pribadi, tidak semua siswa berani mengajukan pendapatnya.
3. Metode Pemberian Tugas (Metode Resitasi): adalah sejenis metode di mana guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan baik dilakukan di laboratorium, di perpustakaan maupun di rumah.
Ada tiga tahap dalam penggunaan metode tugas ini yaitu:
a. Tahap pemberian tugas, dimana guru telah menyiapkan sesuatu hal untuk diberitahukan kepada siswa sebagain tugas yang harus di kerjakan.
b. Tahap pelaksanaan tugas yang dilakukan siswa
c. Tahap pelaporan pelaksanaan tugas oleh siswa jawaban siswa sebagai pertanggung jawaban siswa.
Jenis tugas yang dikerjakan siswa seperti: membuat sesuatu resume materi tertentu, menerjemahkan, membahas suatu topik, membuat makalah atau paper dan sebagainya.
Keuntungan: hasil tugas selalu diingat siswa, melatih siswa mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri Kelemahan: siswa bisa meniru hasil pekerjaan siswa lainnya, menyuruh orang lain untuk mengerjakan, tugas yang selalu diberikan dan sulit menjadi beban siswa sehingga menggangu ketenangan siswa, sulit untuk membedakan kemampuan individual.
4. Metode Diskusi Kelompok: adalah sejenis metode pembelajaran di mana dapat percakapan yang telah direncanakan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
Penggunaan metode diskusi kelompok ini pada saat:
a. Untuk membuat problema itu menarik
b. Saling menggunakan atau mengemukakan pendapat c. Untuk mengenal dan mengolah problem
d. Untuk menciptakan suasana yang informal
e. Untuk memperoleh pendapat dari orang tidak suka berbicara Keuntungan: saling mengemukakan pendapat, merupakan pendekatan yang demokratis, memperluas pandangan, menghayati kepemimpinan bersama-sama.
Kekurangan: tidak dapat di pakai pada kelompok besar, mudah terjerumus, membutuhkan poemimpin yang terampil, bisa dikuasai orang yang suka berbicara.
5. Metode Diskusi Formal: adalah metode pemecahan problem yang sistematis mencakup penyampaian problema, mengumpulkan data, mempertimbangkan pemecahan yang mungkin, memilih cara pemecahan yang terbaik.
6. Metode Panel: adalah metode pembelajaran di mana ada pembicaraan yang sudah direncanakan, di depan para siswa tentang sebuah topik, dengan dua atau panelis (lebih). Yang dipimpin seorang pemimpin. Penggunaan metode pembelajaran ini pada saat:
a. Diperlukan adanya beberapa panelis guna mengemukakan pendapat yang berbeda.
b. Jika pokok pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.
c. Jika dipandang lebih baik untuk mengajar siswa guna mendiskusi.
Keunggulan: membangkitkan pikiran, mengemukakan panda- ngan yang berbeda-beda, mendorong analisis, memanfaatkan panelis yang memiliki keahlian.
Kelemahan: mudah tersesat, bisa panelis berbicara terlalu banyak, tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian, cenderung menjadi serial pidato pendek, memecah pendengar ketika mereka setuju dengan panelis tertentu.
7. Metode Panel Forum: adalah panel yang disertai partisipasi pengunjung/siswa. Penggunaan metode panel forum, pada saat:
a. Jika ingin menggabungkan penyajian isi dengan pengunjung.
b. Jika anggota kelompok diharapkan memberikan reaksi pada diskusi itu.
c. Jika ada pendapat yang sulit dikuasai sehingga perlu dibahas sebelum diajukan secara terbuka.
d. Jika waktunya cukup.
Keunggulan/Kelebihan: memungkinkan setiap anggota ambil bagian, memungkinkan perputaran tanggung jawab, memungkinkan peserta menyatakan reaksinya, membuar peserta mendengar dengan penuh perhatian, ada hasilnya.
Kekurangan/Kelemahan: membutuhkan banyak waktu, mudah tersesat, mungkin terasa terputus-putus, mungkin terasa terputus-putus, mungkin peserta kurang dapat bertanya dengan baik, memungkinkan orang yang suka bicara memakai waktu yang banyak.
8. Metode Simposium: adalah serangkaian pidato pendek di depan peserta/pengunjung seorang pemimpin, di mana pidato- pidato itu mengemukakan aspek yang berbeda dari topik tertentu.
Penggunaan metoda simposium pada saat:
a. Untuk mengemukakan aspek yang bereda dari topik tertentu b. Jika kelompok itu besar
c. Jika tidak memerlukan reaksi pengunjung
Keunggulan/Kebaikan: dapat digunakan pada kelompok besar maupun kecil, dapat mengemukakan banyak informasi dalam waktu yang singkat, menyoroti hasil, pergantian pembicara menambah variasi sehingga lebih menarik.
Kekurangan/Kelemahan: kurang spontanitas dan kreativitas, kurang interaksi kelompok, agak terasa formal, sulit kontrol waktu, secara umum membatasi pendapat pembicara.
9. Metode Debat: adalah sebuah metode di mana pembicara dan pihak lain yang pro dan kontra menyampaikan pendapat mereka.
Penggunaan metoda debat pada saat:
a. Jika hasil pembicaraan perlu diasuh b. Untuk membangkitkan analisis
c. Untuk menyampaikan pendapat yang berbeda d. Jika kelompok itu besar
Keunggulan/Kebaikan: mempertajam hasil, menyajikan kedua segi permasalahan, membangkitkan analisis dari kelompok, menyampaikan fakta dari kedua sisi kelompok membangkitkan daya tarik, dapat digunakan pada kelompok besar.
Kekurangan/Kelemahan: keinginan untuk menang terlalu besar, bisa timbul kesan yang salah tentang orang yang debat, mungkin terlalu banyak emosi yang terlibat, membatasi partisipasi kelompok kecuali jika diikuti diskusi.
10. Metoda Brain Strorming (Sumbang Saran) adalah semacam cara pemecahan masalah di mana anggota mengusulkan dengan tepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada kritik evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.
Penggunaan metoda ini pada saat:
a. Untuk membangkitkan pemikiran yang kreatif b. Untuk merangsang partisipasi
c. Mencari kemungkinan pemecahan masalah d. Untuk membangkitkan pendapat-pendapat baru
Keunggulan/Kelebihan: membangkitkan pendapat baru, merangsang semua anggota untuk ambil bagian menghasilkan reaksi rantai dalam pendapat, dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil, tidak menyita banyak waktu.
Kekurangan/Kelemahan: mudah terlepas dari kontrol, mungkin sulit membuat anggota cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah satu pendapat diajukan.
11. Metode Kelompok Studi Kecil (BUZZ Group) adalah metode di mana kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dalam rangka membahas topik yang menjadi tugasnya, dan hasilnya diaporkan kepada kelompok besar.
Penggunaan metode ini pada saat:
a. Jika kelompok terlalu besar, sehingga tidak memungkinkan setiap orang berpartisipasi
b. Ketika pokok persoalan diolah dari beberapa segi c. Jika waktu terbatas
Keunggulan/Kelebihan: memungkinkan pengumpulan pendapat, menghemat waktu, mendorong peserta berpartispasi, menciptakan suasana yang menyenangkan.
Kukurangan/Kelemahan: mungkin terjadi kelompoknyang terdiri dari orang-orang yang tidak tahu persoalannya, laporan mungkin tidak tersusun dengan baik, mungkin terjadi klii-klik.
12. Metode Case Study: adalah metode di mana siswa menganalisis masalah. Permasalahan merupakan bagian dari hidup yang perlu di diagnosa dan dipecahkan/diobati, disampaikan secara lisan, maupun tertulis, juga secara dramatis atau dengan film.
Penggunaan metode case study pada saat:
a. Terdapat masalah yag dihubungkan dengan situasi hidup b. Diadakan analisis suatu masalah, untuk di pecahkan
c. Jika anggota tidak mampu untuk role play d. Untuk membantu anggota memahami masalah
Keunggulan/Kelebihan: dapat dilakukan berbagai cara seperti lisan, tertulis, difilmkan, dan sebagainya, menciptakan suasana untuk pertukaran pendapat, menganalisis masalah yang menyangkut kehidupan.
Kekurangan/Kelemahan: masalah yang dianalisis tidak selalu sama pentingnya bagi anggota, memerlukan anggota, memerlukan banyak waktu untuk pembahasan yang mendalam, membutuhkan pemimpin yang terampil.
13. Metode Latiahn Siap (Drill): adalah suatu metode di mana guru menciptakan ketangkasan dan keterampilan kepada siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Penggunaan metode ini pada saat:
a. Untuk membentuk kecakapan motoris seperti menulis, melafal, menggunakan alat-alat, atletik dan sebagainya.
b. Untuk membentuk kecakapan mental, seperti dalam perkalian, jumahkan dan sebagainya
c. Menciptakan asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf- huruf dalam ejaan, penggunaan simbol dalam membaca peta.
Keunggulan/kebaikan: menciptakan kecakapan motoris, menciptakan kecakapan mental, menciptakan asosiasi yang dibuat.
Kekurangan/kelemahan: menghambat bakat dam inisiatif siswa, membentuk kebiasaan yang kaku, menimbulkan verbalisme.
14. Metode Role Play: adalah metode pemeranan sebuah situasi dalam hidup manusia, yang dilakukan dua orang atau lebih, sebagai bahan analisis pokok. Penggunaan metode role play pada saat:
a. Jika peserta mengetahui lebih banyak tentang pandangan yang berlawanan
b. Membantu peserta memahami dan menghayati suatu masalah
c. Jika ingin membentuk sikap d. Diperlukan pemecahan masalah
Keunggulan/Kebaikan: membantu siswa menyelami masalah, membantu siswa menganalisis situasi, menambah rasa percaya diri pada peserta, dapat digunakan pada kelompok besar dan kecil.
Kekurangan/Kelemahan: mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya, sulit mencari siswa yang dijadikan peran, terbatas pada batas situasi saja, ada kesulitan dalam menerangkan.
15. Metode Simulasi: adalah metode di mana siswa melakukan sesuatu seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar siswa tersebut dapat mempelajari sesuatu yang lebih mendalam tentang bagaimana siswa itu merasa dan berbuat sesuatu.
Bentuk pelaksanaan seperti peer teaching, socio drama, psiko drama, simulasi game, dan role playing.
Keunggulan/Kebaikan: dapat mengembangkan kreatifitas siswa, mengurangi hal-hal yang ferbalitas atau abstrak, memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya, menimbulkan interaksi antar siswa, menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.
Kekurangan/Kelemahan: sering timbul kesan seperti permainan saja, membutuhkan biaya dan waktu yang banyak, efektivitas dalam memajukan belajar belum dijamin oleh riset, diragukan hasilnya sering tidak disertai elemen yang penting.
16. Metode Inquiry: adalah metode yang meberikan kesempatan kepada siwa untuk menyelidiki dan mencari secara logis, kritis,
Penggunaan metode ini pada saat:
a. Guru mendorong siswa berfikir aktif
b. Guru menjaga berkembangnya suasana belajar bebas c. Bahan pelajaran yang bebas. (open edit)
Keunggulan/Kebaikan: meningkatkan potensi intelektual, mencapai nilai intrinsik pelajaran, memperoleh alat bantu mengingat yang efektif.
Kekurangan/Kekurangan: kurang memperhatikan domain afektif, memerlukan kemampuan guru maumpun siswa agar dapat berlangsunya metode inquiry.
17. Metode Discovery (Penemuan): adalah metode belajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan men- coba sendiri.
Keunggulan/Kelebihan: membantu siswa untuk megembang- kan proses kognitif, siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga hasil belajar besifat tahan lama, memberikan motivasi belajar lebih giat bagi siswa, menambah kepercayaan pada diri siswa, menciptakan CBSA.
Kekurangan/Kelemahan: memerlukan kesiapan dan kematangan mental dalam diri siswa, kurang dapat dilaksanakan pada kelas besar.
18. Metode Problem Solving: merupakan metode pembelajaran di mana siswa melakukan pemecahan siswa secara ilmiah.
Keunggulan/Kebaikan: mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sendiri, mengembangkan kemam- puan berfikir siswa, siswa benar-benar diproses menghayati permasalahan, dikembangkan sikap ingin tahu dan cara berfikir obyektif, kritis dan analistis.
Kekurangan/Kelemahan; memerlukan kesiapan dan kematangan mental pada diri siswa.
19. Metode Studi Proyek: adalah sejenis metode yang memberikan tugas kepada siswa guna merencanakan dan membuat suatu proyek terutama yang berkaitan dengan kurikulum atau pelajaran.
20. Metode Karya Wisata: adalah metode pembelajaran di mana guru mengajak siswa pergi mengunjungi tempat atau obyek tertentu, dalam rangka menjelaskan dan menguraikan serta membahas suatu topik tertentu yang mendapat dalam mata pelajaran tertentu maupun berbagai bidang study. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
a. Dilakukan pengamatan lokasi terlebih dahulu
b. Kaitan kegiatan karya wisata dengan tujuan pembelajran yang dicapai
c. Dipersiapkan segalanya termasuk pertimbangan waktu dan biaya
Media Pembelajaran
BAB IV
MEDIA PEMBELAJARAN
A. Dasar Pengertian
Media pembelajaran adalah segala alat bantu yang dilaksanakan/
digunakan guru bersama siswa dalam proses belajar mengajar guna memperlancar keberhasilan belajar.
Media pembelaaran lebih luas dari alat peraga, di dalam media pembelajaran terdapat alat peraga yang merupakan bagian media pembelajaran.
B. Latar Belakang Timbulnya Media Pembelajaran 1. Kemajuan dunia teknologi
2. Timbulnya pola pembelajaran yang menciptakan CBSA
3. Adanya anggapan bahwa proses belajar mengajar bila satu indera saja yang terlibat (indera pendengaran) maka kemampuan siswa dalam menyerap materi pelejaran tingkatnya rendah.
C. Kegunaan Media Pembelajaran
1. Dapat membantu kemudahan belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru.
2. Konsep/tema pembelajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk konrit
3. Pembelajaran tidak membosankan tidak monoton 4. Segala indera dapat terlibat dalam prosesnya 5. Lebih menarik, memberikan variasi belajar
6. Membantu mendekatkan dunia teori/konsep dengan realitanya
D. Fungsi Media Pembelajaran
1. Untuk kemudahan, keberhasilan, kemantaban hasil belajar mengajar
2. Kejelasan dan peragaan bahan pelajaran 3. Membina belajar kearah CBSA
4. Stimulus untuk internalisasi atau personalisasi E. Prinsip Umum Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran tidak dapat menggantikan kedudukan guru secara 100%, dengan penggunaan media harus dirancang dan mem- punyai tujuan yang jelas (tidak hanya asal sebagai pengisi waktu).
Di samping prinsip-prinsip di atas sebaiknya guru juga menghayati hal-hal yang menjadi masalah tentang media pembelajaran.
F. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran 1. Tujuan instruksional yang ingin dicapai 2. Tingkat usia dan kematangan diri anak 3. Kemampuan baca dari anak
4. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran 5. Latar belakang pengetahuan/pengalaman siswa G. Jenis Ragam Media Pembelajaran
1. Secara umum
a. AVA (Audio Visual Aid = alat dengar dan pandang) b. Media kegiatan
2. Dari sifat media pembelajaran a. Media sederhana
b. Media lensa c. Media elektronik 3. Dari segi sumber
a. Lingkungan alam b. Lembaga
c. Kegiatan kehidupan
d. Museum/laboratorium e. Media masa
f. Pengalaman guru dengan siswa g. Tokoh-tokoh
4. Penjenisan dari kriteria lain a. Buku bacaan
b. Bahan AVA
c. Kegiatan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok atau bersama guru
d. Bahan kemasyarakatan
Jenis–jenis media pembelajaran atas dasar yang sering digunakan beserta karakteristiknya
1. Media grafis
a. Media gambar foto
Media ini konkrit lebih realistis dibanding dengan media verbal
b. Sketsa
Gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok saja tanpa detail.
c. Diagram
Gambar yang berupa garis dan simbol yang konvensional d. Chart
Gambar dan garis untuk mendaftar sejumlah informasi e. Grafik
Suatu gambar yang menggunakan titik-titik garis gambar untuk menyampaikan informasi statistik yang saling berhubungan
f. Kartun
Suatu gambar interpretative yang menggunakan simbolis.
g. Poster
2. Media Audio a. Radio
b. Alat perekam pita/kaset c. Laboratorium bahasa 3. Media proyeksi diam
a. Media slide
Menampilkan gambar/visual serta narasi dapat yang dapat dikombinasi dengan media audio
b. Media OHP
Alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang berbentuk sheet yang transparansi diletakkan pada sumber cahaya yang gambarnya diproyeksikan lewat atas kepala ke layar yang terletak di belakang operatornya
c. Film strip
4. Media proyeksi gerak a. Film
b. Televisi
c. TVST (televise siaran terbatas) d. Alat perekam pita video
Pengelolaan Ke;las
BAB V
PENGELOLAAN KELAS
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan sisa mencapai tujuan. Kegiatan mengelola kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana atau kondisi kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Berikut adalah beberapa definisi tentang pengelolaan kelas:
1. Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa
2. Pengelolaan kelas ialah seperangkat guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa
3. Pengelolaan kelas ialah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar
A. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas
Untuk menangani masalah dalam kelas guru harus mampu menangani, memahami dan memilih yang paling tepat untuk menangani masalah yang ada di kelas.
Ada 4 jenis penyimpang perilaku dalam masalah yang universal:
1. Menarik perhatian orang lain 2. Mencari kekuasaan
3. Menuntut balas
4. Memperlihatkan ketidakmampuan
Sedangkan pada masalah kelompok yaitu kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru kegiatan anggota kelompok lainya.
B. Dimensi Pengelolaan Kelas
Ada 2 dimensi dalam pengelolaan kelas yaitu dimensi preventif dan dimensi kuratif. Dimensi preventif yaitu tindakan pencegahan yang ditujukan untuk mengurangi atau menghindari terjadinya masalah pengelolaan kelas yang bersifat perorangan maupun kelompok sedangkan dimensi kuratif yaitu guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan siswa secepat dan setepat mungkin.
C. Prosedur Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan serta mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, maka prosedur kelas dapat diartikan sebagai langkah langkah kegiatan yang dilaksanakan bagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut agar supaya proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Prosedur pengeloalaan dimensi preventif, langkah langkahnya sebagai berikut:
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru 2. Peningkatan kesadaran siswa sebagai siswa 3. Sikap polos dan tulus dari guru
4. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan 5. Membuat kontak sosial
Prosedur pengelolaan dimensi kuratif, langkah langkahnya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi siswa yang mendapatkan kesulitan untuk menerima dan mengikuti kontrak sosial atau konsekuensi dari pelanggaran yang dibuatnya
2. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontak dengan siswa semacam itu
3. Menetapkan waktu pertemuan atas dasar pertemuan atau persetujuan guru dan siswa yang bersangkutan
4. Menjelaskan maksud dan manfaat dari pertemuan tersebut 5. Tunjukkan kepada siswa bahwa guru juga bukan orang yang
sempurna dan tidak bebas dari kekurangan.
6. Guru harus berusaa membawa murid kepada peraturan tata tertib yang ada di sekolah
7. Guru mengajak siswa berdiskusi terhadap masalah yang dihadapi
8. Melakukan kegiatan tindak lanjut D. Rancangan Prosedur Kelas
Rancangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rational untuk mencapai tujuan tertentu jadi rancangan prosedur pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis. Berdasarkan pemikiran yang rational untuk menciptakan serta mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal yang dapat mendukung proses belajar mengajar. Pengertian tersebut diterapkan pula pada rancangan prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan, maupun rancangan prosedur pengelolaan kela dimensi penyembuhan. Jalur preventif dan jalur kuratif diarahkan pada tujuan yang diharapkan yaitu terciptanya kondisi serta mempertahankan kondisi optimal yang mendukung terlaksanakannya proses belajar mengajar.
Langkah langkahnya:
1. Identifikasi masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas 2. Analisa masalah
3. Penilaian alternatif pemecahan 4. Monitoring pelaksanaan
5. Balikan (feedback) pelaksanaan alternatif pemecahan masalah
Kesimpulannya, bagaimanapun lengkap serta baiknya suatu rancangan prosedur kelas, maka akhirnya sangat tergantung pada kualitas pribadi guru. Guru dengan kehangatan dan kemampuannya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan para siswa sagat mempengaruhi iklim dan suasana belajar mengajar di dalam kelas
Pendekatan Pembelajaran
BAB VI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Terlebih dahulu diartikan apa pendekatan itu? pendekatan adalah suatu kerangka pemikiran yang masak dalam rangka memiliki langkah tepat untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Berkaitan dengan pembelajaran maka pengertian pendekatan pembelajaran adalah suatu kerangka pemikiran yang masak dalam menentukan langkah-langkah tepat untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan cara belajar mengajar guna mencapai pembelajaran.
B. Klasifikasi Pendekatan Pembelajaran
Dalam klasifikasi yang besar dapat digolongkan 2 (dua) pendekatan pembejaran yaitu:
1. Pendekatan ekspositorik yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada peranan guru, sedangkan para siswa beresiko pasif.
2. Pendekatan inquiry yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan siswa aktif dalam mencari dan menentukan sendiri apa yang dipelajari (berorientasi pada siswa).
Di antara kedua pendekatan tersebut, salah satunya adalah pendekatan keterampilan proses (PKP) yang merupakan syarat dalam melaksanakan kurikulum 1984 di Indonesia. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. PKP merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan
tinggi dalam diri individu siswa.
Kemampuan-kemampuan tersebut antara lain berbentuk:
1. Kemampuan mengidentifikasi 2. Kemampuan mengklasifikasi
3. Kemampuan menghitung, mengukur, mengamati 4. Kemampuan mencari hubungan
5. Kemampuan menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan
6. Kemampuan mengkomunikasi dan mengekspresikan diri ke dalam suatu bangsa.
Unsur kemampuan dalam keterampilan:
1. Kemampuan olah pikir (psikis) 2. Kemampuan oleh perbuatan (fisik)
Keterampilan proses maupun keaktifan fisik mencakup:
1. Segi fisik, dalam bentuk gerak, perbuatan.
2. Segi psikis (mental) yang ditunjukan dalam olah psikis dan sikap yang mendukung kegiatan belajar.
Azas Pelaksaan PKP:
1. Motivasi 2. Potensi siswa
3. Suasana kelas pengelolaan kelas 4. Tutwuri handayani
Ciri-ciri PKP:
1. Mengajukan indikator
a. Bertanya apa, Bagaimana
b. Bertanya untuk meminta penjelasan 2. Mengambil Indikator:
a. Mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai b. Menggunakan sebanyak mungkin indera
3. Menafsirkan/pengamatan indikator:
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b. Menghubungkan pengamatan-pengamatan yang terpisah.
4. Meramalkan
Indikator: dengan menggunakan pola-pola mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. Mengatur alat/bahan
Indikator: menggunakan alat/bahan dan untuk memperoleh pengalaman langsung.
C. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan informasi, pendekatan pembelajaran memberi dorongan internal siswa untuk memahami dunia dengan meng- gali dan mengorganisasikan data, memecahkan masalah dan mampu mengungkapkan. Termasuk pendekatan pembelajaran ini adalah:
a. Pendekatan pembelajaran berpikir induktif
b. Pendekatan pembelajaran inkuiry, memberi tekanan melatih siswa dalam penelitian.
c. Pendekatan pembelajaran konsep
Konsep: abstraksi sekelompok benda atau fenomena/
stimuli yang memiiki persamaan karakteristik, ada konsep konkrit seperti meja, kursi, gunung dan sebagainya. Ada pula konsep abstrak seperti demokrasi termasuk grasi dan sebagainya.
Pembentukan konsep adalah prose kosagarisasi dalam atribut (tanda). Pencapaian konsep adalah proses kosagarisasi di antara satu konsep dengan konsep lainnya. Tujuan pendekatan pencapaian konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif dan analisis konsep, di samping meningkatkan intelektuan dalam mengolah informasi. Langkahnya penyajian data, membandingkan dan mengelompokkan, menentukan label membuat definisi konsep tersebut mencari contoh dan mendiskusikan.
d. Pendekatan pengembangan kognitif atau intelektual : - >
pendekatan ini bertujuan membantu peran menyesuaikan proses pembelajaran terhadap kematangan siswa dan meran- cang cara-cara meningkatkan kecepatan perkembangan kognitif siswa terutama kemampuan berargumentasi.
e. Pendekatan peranan awal -> dengan tujuan mengembangkan efisiensi kemampuan mengolah informasi agar siswa mamu memahami informasi agar bermakna bagi dirinya.
f. Pendekatan memori -> meningkatkan kemampuan mengin- tai dalam diri siswa.
2. Pendekatan personal: tujuannya mengembangkan kepribadian siswa dengan siswa agar mengorganisasikan pengalaman pribadinya.
Termasuk dalam pendekatan ini seperti:
a. Pendekatan pembelajaran tanpa arah, dalam anti guru sebagai konselor dan menitikberatkan persahabatan dengan siswa.
b. Pendekatan latihan kesadaran, yang berisikan rangkaian kegiatan lokakarya, untuk mendorong timbulnya refleksi hubungan antar individu, citra, eksperientasi dan keterampilan diri.
c. Pendekatan sinektiks dimaksudkan pendekatan dalam membantu siswa mampu merancang (tulis menulis) tentang suatu topik dan akhirnya dapat melaksakan prosedur.
d. Pendekatan pertemuan kelas adalah pendekatan yang mem- beri kesempatan pada siswa mengadakan pertemuan (rapat) guna membicarakan/membangun sistem sosial guru mam- pu mengelola suasana pembelajaran dan mampu mengor- ganisasikan siswa agar bertanggungjawab atas situasi kelas.
3. Pendekatan interaksi sosial, dengan tujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan kelompok sosialnya.
Termasuk dalam pendekatan ini seperti pendekatan investigasi kelompok pendekatan, latihan laboratorium, pendekatan penelitian guru prodensi mengembangkan kemampuan berpikir menurut logika hukum dalam memecahkan masalah sosial.
4. Pendekatan sistem perilaku dengan tujuan untuk mengubah perilaku nyata yang nampak dalam hubungannya dengan tugas-tugas yang dijalankan. Termasuk pendekatan ini agar pendekatan belajar lantas, pendekatan belajar kontrol diri, pendekatan latihan ketrampilan dan pengembangan konsep.