• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Interpersonal

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 143-147)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

A. Komunikasi Interpersonal

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah penyampian pesan dari sesorang kepada orang laain bersifat dau arahsecara verbal atau nonverbal , misalnya antara bidan klien. Salah satu bentuk komunikasi interpersonal adalah komunikasi kelompok yang menyangkut komunikasi seseorang dengan beberapa orang lainnya. Yang disebut kelompok kecil adalah kelompok yang terdiri dari tiga sampai sepuluh orang. Anggota menyadari keberadaan anggota lainnya, mereka memiliki minat yang sama dan bekeraja bersama untuk suatu tujuan. Misalnya antara bidan dan kelompok dukkun bayi / kelompok ibu hamil yang memfokuskan pembicaraan pada komunikasi interpersonal.

Konseling adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal yang khusus, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada orang lain dalam membuat suatu keputisan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien yang meliputi fakta- fakta harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.

Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara .Suatuwawancara belum tentu merupakan suatu konseling. Proses konseling terdiri dari empat unsur kegiatan :

1. Pembinaan hubungan baik ( rapport)

2. Penggalian informasi ( identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri dan sebagainya ) dan pemberian informasi ( sesuai kebutuhan )

3. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan 4. Menindaklanjuti pertemuan.

Jalanya proses konseling sangat bergantung pada alur percakapan konselor klien dengan segala faktor yang memengaruhi komunikasi interpersonal belum tentu merupakan suatu konseling, tetapi suatu konseling selalu merupakan komunikasi interpersonal.Konseling

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

143 bukan suatu percakapan santai atau percakapan sehari –hari anatara orang dengan orng lainnya.

Bidan disebut konselor, yaitu orang yang memberi bantuan dalam suatu proses konseling, sedangkan orang yang dibantu disebut klien. Iistilah klien lebih banyak dipakai daripada istilah pasien untuk memeberikan gambaran bahwa yang datang kepada bidan bukan orang yang sakit tetapi orang yang sehat. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami.

b. Proses Komunikasi Interpersonal

Proses komunikasi interpersonal adalah sutau proses dua arah dalam lingkaran interajtif saling bertukar pesan secara verbal dan nonverbal ( arus pesan ). Kedua pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan yang baru, dengan kata lain komunikasi interpersonal adalah proses tatap muka penyampaian antara dua atau lebih informasi dan saling pengertian.

Model komunikasi interpersonal memfokuskan pada diri individu masing- masing dan pesan yang saling dipertukarkan . Tidak ada satu pun dari unsur yang ada berdiri sendiri . Arti dari kata – kata yang diucapkan dapat luas interprestasi atau artinya . Perubahan interprestasi terjadi karena penaruh karakteristik dan tujuan dari masing – masing individu, kontek budaya, penempatan pernyataan dalam pertukaran tingkah laku verbal dan nonverbal dari komunikasi interpersonal menyangkut pula bagaimana keduanya berinteraksi bersama . Ini berarti penempatan pertanyaan didalam pertukaran tingkah laku nonverbal mempunyai arti tertentu .Sebagai contoh, seorang bidan atau dokter mengkomunikasikan adanya sikap tergesa- gesa dan kurang sabar ketika ia menyela pembicaraan seseorang.

Dalam bidang kesehatan, terdapat hubungan komunikasi interpesonal yang efektif dengan peningkatan kesehatan. Bagaimana cara bidan melakukan komunikasi berpengaruh pada hasil seperti kepuasan atau kedatangan kembali klien,klien akan mematuhi aturan pemakaian / pengobatan dari hal ini akan meningkatkan kesehatanya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

1. Faktor individu : Orientasi kultural keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi . Orientasi ini merupakan gabungan dari ;

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

144 a. Faktor fisik ; kepekaan panca – indra (kemapuan untuk melihat mendengar ),

usia, jender ( jenis kelamin ) b. Sudut pandang atau nilai – nilai

c. Faktor sosial :Sejarah keluarga dan relasi , jaringan sosial , peran dalam masyarakat, satus sosial peran sosial.

d. Bahasa.

2. Faktor – faktor yang berkaitan dengan interaksi a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi b. Sikap terhadap interaksi

c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain ( seperti kehangatan , perhatian, dukungan )

3. Faktor situasi percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan , situasi percakapan kesehatan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dan pelangar lalulintas.

4. Kompetensi dalam melakukan percakapan. Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukan perilaku kompeten dari kedua pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :

a. Kegagalan menyampaikan informasi penting b. Perpindhan topik bicara yang tidak lancar c. Salah pengertian

Pemahaman diri konselor terdapat proses komunikasi interpersonal atau konseling dipengaruhi oleh pengenalan diri , prngrtahuan , sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh konselor . Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek dalam dirinya yaitu aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek efektif ( perasaan , sifat, dan sikap ) .Pengetahuan menunjukan aspek kognitif , keterampilan mencerminkan aspek psikomotor , dan sikap menecrminkan aspek efektif.

Perilaku bidan dalam melakukan tugas sebagai komunikator maupun konselor, di pengaruhi tiga aspek tersebut diatas. Keberhasilanya sebagai bidan bergantungan pada pengetahuan , keterampilan , dan sikap yang dimiliki ketiga aspek ini pada kenyataanya

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

145 selalu berinteraksi menjadi satu . Pengetahuan, keterampilan , dan sikap yang haruus di miliki seseorang bidan sebagai seseorang konselor antara lain sebagai berikut :

1. Pengetahuan ( kognitif ) :

a. Pengetahuan tentang kesehatan

b. Pengetahuan tentang ilmu kebidanan dan kandungan

c. Pengetahuan tentang masalah yang berhubungan dengan persalinan dan pasca persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaannya.

d. Pengetahuan dan keyakinan tentang adat istiadat, norma tertentu.

e. Pengetahuan tentang alat / metode kontrasepsi . f. Pengetahuan tentang hubungan antara manusia

g. Pengetahuan tentang komunikasi interpersonal dan konseling h. Pengetahuan tentang psikologi

2. Keterampilan ( psikomotor ) :

a. Terampil dalam membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan.

b. Terampil dalam menggunakan alat pemeriksaan tubuh pasien.

c. Teramip dalam melakukan komunikasi interpersonal dan konseling

d. Terampil dalam menggunakan alat bantu visual untuk memabntu pemberian informasi kepada klien.

e. Terampil dalam mengatasi situasi genting yang dihadapi klien.

f. Terampil dalam membantu klien dalam membuat keputusan dll.

3. Sikap ( afetktif ) :

a. Motivasi yang tinggi untuk menolong orang lain b. Bersikap ramah , sopan dan santun

c. Menerima klien apa adanya d. Empati terhadap klien e. Memabntu dengan tulus

f. Terbuka terhadap pendapat orang lain dll.

Menurut Rogers , agar konseling efektif ada tiga kulitas diri ( sikap ) yang perlu dimiliki oleh seorang konselor ;

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

146 a. (Emphaty / empati) ; Memandanf dengan kerangka pikiran klien , berusahan

memahami dan berpikir bersama klien.

b. (Authenticity / otentik atau congruence / kongruen atau genuineness) : Konselor tahu persaan dirinya sendiri, memahami dirinya sendiri, yang dialami dan dirasakan selaras,tidak berpura –pura .

c. (Unconditional positive regard atau acceptance) : menerima klien apa adanya , tanpa syarat, menghormati dan menghargai.

Pemahaman diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapahkan diri kita.

Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku , apa kelebihanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku, dsb.

Alasan lain pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis dan sosiologis dari kliennya.

Bidan perlu memahami bagaimana mengahadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus mengathui bagaimana dirinya sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang dialami klien. Misalnya, tidak sesuai dengan nilai- nilai yang dianut bidan , bidan tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya.

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 143-147)