A. Pengertian Client centered theraphy
Istilah client centered sukar diganti dengan istilah bahasa indonesia yang singkat dan mengena, biasanya dapat dideskripsikan dengan mengatakan: corak konseling yang
menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. Awalnya corak konseling ini disebut konseling nondirektif. Hal ini untuk membedakannya dari corak konseling yang mengandung banyak pengarahan dan kontrol terhadap proses konseling di pihak konselor, seperti dalam Konseling Klinikal dan Psikoanalisis.
B.
Sejarah Client Centered TherapyCarl Ransom Rogers adalah tokoh dari pendekatan client centerd therapy. beliau lahir pada tanggal 8 januari 1902 di Oak Park Illinios, Chicago, dan meninggal dunia pada tanggal 4 februari 1987 karena serangan jantung. Rogers adalah seorang empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, beliau percaya pentingnya pengamatan subyektif.
Rogers adalah tokoh utama dari pendekatan client centered therapy. Menurut beliau, pemecahan masalah berpusat pada konseli atau klien, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
C.
Konsep Dasar client centered theraphyKonsep dasar dari client centered adalah bahwa individu memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi diri yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme.
Pendekatan client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian, dan hakekat kecemasan.
Client Centered Therapy didasari oleh suatu teori kepribadian yang disebut self theory dari Carl R. Rogers. Teori tersebut menjelaskan bahwa kepribadian manusia itu terdiri atas 3 unsur, yaitu :
1. Organisme
Organisme itu merupakan keseluruhan dan kesatuan individu dan mempunyai sifat-sifat tertentu.
2. Lapangan fenomenal
Merupakan keseluruhan pengalaman individu yang sifatnya sadar atau tidak sadar.
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI
86 3. Self
Merupakan bagian yang berdiferensial dari lapangan fenomenal yang terdiri atas pola- pola pengamatan yang sadar serta nilai-nilai dari sebagai subjek dan objek.
D.
Asumsi Perilaku Bermasalah pada client centered therapyDalam pendekatan client centered therapy terdapat beberapa asumsi mendasar yang biasanya muncul dalam proses konseling. Beberapa asumsi dasar tersebut terapi client centered adalah sebagai berikut:
1. Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur, mengarahkan, mengendalikan dirinya sendiri apabila diberikan kondisi tertentu yang mendukung.
2. Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam kehidup yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan
3. Individu memiliki potensi yang mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
E.
Tujuan Konseling client centered therapySeperti halnya pendekatan-pendekatan konseling lain, client centerd therapy juga memili tujan konseling. Beberapa tujuan konseling dengan pendekatan client centered adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal hambatan pertumbuhannya
2. Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayan yang lebih besar kepada dirinya, keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya
3. Menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling, dnegan menggunakan hubungan konsleing untuk self-exploration, menjadi sadar akan hambatan ke pertumbuhan
4. Konseli cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, dan lebih sedia untuk meningkatkan diri.
F.
Peran Konselor dalam pendekatan client centered therapyKemampuan konselor membangun hubungan interpersonal dalam proses konseling
merupakan elemen kunci keberhasilan konseling, disini konselor mempertahankan 3 kondisi
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI
87 inti yang menghadirkan iklim kondusif untuk mendorong terjadinya perubahan terapeutik dan perkembangan konseling, meliputi :
1. Sikap yang selaras dan keaslian (congruence or genuineness). Konselor menampilkan diri yang sebenarnya, asli, terintegrasi dan otentik. Konselor juga selaras menampilkan antara perasaan dan pikirang yang ada didalam dirinya dengan perasaan, pandangan dan tingkah laku yang diekspresikan.
2. Penerimaan tanpa syarat adalah konselor dapat berkomunikasi dengan konseling secara mendalam dan jujur sebagai pribadi,konselor tidak melakukan penilaian dan penghakiman terhadap perasaan,pikiran dan tingkah laku berdasarkan setandar norma tertentu.
3. Pemahan yang empatik dan akurat kemampuan konselor untuk memahami permasalah konseling ,melihat sudut konseling,peka terhadap perasaan-perasaan
konseling,sehingga konselor mengetahui bagaimana konseling merasakan kperasaannya.
G.
Deskripsi Proses Konseling pada pendekatan client centered therapyProses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan cara pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :
1. Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
2. Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, memaksimalkan, dan menopang eksplorasi diri.
3. Melalui penerimaan terhadap kllien, konselor membantu untuk menyatakan,
meangkaji, dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
4. Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
5. Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
H.
Teknik Konseling Client centered therapyClient Centered menempatkan tanggung jawab tidak pada konselor, tetapi pada klien. Ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki client centered adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan klien secara aktif 2. Merefleksikan perasaan klien 3. Menjelaskannya
Teknik-teknik konselingnya adalah sebagai berikut :
Acceptance (penerimaan)
Respect (rasa hormat)
Understanding (mengerti/memahami)
Reassurance (menentramkan hati/meyakinkan)
Encouragement (dorongan)
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI
88
Limited quetioning (pertanyaan terbatas)
Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)
I.
konseling dengan empati dan sentuhanKomunikasi nonverbal dalam koseling yaitu proses komunikasi yg tidak menggunakan kata2 dalam menyampaikan pesan berupa gerak isyarat, bahas tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol2, cara berbicara, notasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, gaya berbicara.
Tanda perilaku non vebal dalam konseling:
Senyumlah,untuk menyatakan sikap menerima,misalnya pada saaat menyambut kedatangan konseli.
Cara duduk, yaitu untuk menyatakan sikap rileks dan sikap mau memperhatikan, misalnya membungkukan ke depan,duduk agak bersandar
Anggukan kepala, untuk menyatakan penerimaan,pengertian,juga menyertai kata-kata yang bertujuan menguatkan dan menduung.
Gerakan-gerakan lengan dan tangan,untuk memperkuat apa yang diungkapkan secara verbal
Berdiam diri, untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa, mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, konselor bisa berdiam diri sebentar.
Mimik (ekspresi wajah, roman muka, air muka, raut muka), yaitu untuk menunjang, mendukung dan menyertai reaksi- reaksi verbal. Misalnya mengerutkan kening,
mengangkat alis, senyum
Kontak mata, untuk menunjang atau mendukung tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar. Cara menatap muka klien harus wajar. Kontak mata juga berfungsi sebagai sarana pengamatan terhadap perasaan yang dialami.
Nada suara. Variasi nada suara dan kecepatan bicara untuk menyesuaikan diri dengan ungkapan perasaan konseli. Misalnya konselor berbicara lebih lemah lembut, lambat, lebih cepat, nada suara lebih tinggi atau lebih rendah.
Sentuhan, untuk menunjang tanggapan verbal dan menyatakan sikap dasar. Kontak fisik antara konselor dan klien secara potensial bisa membahayakan. Disarankan konselor mengendalikan diri dalam menggunakan sentuhan sebagai tanda perhatian dan
keprihatinan.
contoh dalam pelayanan kebidanan
Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta mempersilahkan duduk (jabat tangan)
Memperkenalkan diri kepada pasien
Menanyakan alasan kunjungan klien
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI
89
Menjelaskan tujuan konseling & mengatakan bidan akan menjaga kerahasiaan klien
Isi konseling mudah dipahami
Cara penyampaian dan bahasa yang digunakan
Tidak menyela pembicaraan klien
Alur isi Penjelasan disajikan dengan alur yang baik, tidak meloncat- loncat
Pengenalan masalah yang disajikan teridentifikasi dengan jelas
Faktor Resiko dari masalah teridentifikasi secara komprehensif
Pengenalan intervensi masalah yang dipilih dapat dijelaskan dengan baik
Saran yang rasional