• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKLUS REFLEKSI MENURUT KOLB’S DAN GIBBS 1. Menurut Gibbs

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 77-81)

REFLEKSI

D. SIKLUS REFLEKSI MENURUT KOLB’S DAN GIBBS 1. Menurut Gibbs

Salah satu siklus refleksi yang paling umum digunakan adalah model peneliti pendidikan Graham Bibss, yang mengembangkan gagasan tentang siklus refleksi untuk mendorong peserta didik untuk secara sistematis berfisikir tentang fase yang berbeda dari suatu aktivitas atau pengalaman (Heyer 2015). Modelnya bersifat preskriptif dan biasanya berfokus pada peristiwa tunggal. Gibbs menganggap proses refleksi sebagai pola siklus perilaku yang memungkinkan reflektor untuk fokus pada tiga aspek tertentu dari suatu situasi, yaitu deskripsi dan perasaan, evaluasi analisis, dan bagaimana seseorang akan berindak jika peristiwa itu terjadi lagi.

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

77 Proses ini sejalan dengan stategi pengajaran dan pembelajaran Andragosi pada program pendidikan tinggi kebidanan, yang memungkinkan para mahasiswa bidan untuk memperdalam pengetahuan uang sudah ada dan meningkatkan pemahaman dan berkorelasi guna untuk mengembangkan keterampilan klinis para bidan (Walsh, 2014). Contoh dari hal ini seperti kita seorang mahasiswi mempertimbangkan pengalam pribadinya saat melahirkan, sembari dia mengembangkan pengetahuan dan pemahaman. Dengan melakukan ini, para bidan dimampukan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, yang terkadang sebagai ibu saja mungkin belum sepenuhnya disadari.

Andragosi diturunkan oleh pendidik humanis Malcoln knowles (1990) dan termasuk kedalam pendagogi humanistik, yang berpusat pada pembelajaran seumur hidup, motivasi diri, dan aktualisasi diri dimana siswa memiliki keinginan untuk belakar memenuhi potensi mereka sendiri (Rogers, 20020). Knowles mengidentifikasi empat tema berikut yang menyusun kompoten utama andragogi.

1. Konsep diri – siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri dan lebih lebih terlibat dalam perencanaan dan evalusini terhadap tujuan dan sasaran mereka sendiri.

2. Pengalaman – orang dewasa memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan sebagai sumber untuk mengarahkan pembelajaran mereka.

3. Orientasi ke pembelajaran – orang dewasa mrnghubungkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih fokus pada masalah dan semakin termotivasi.

4. Kemauan untuk belajar – seorang pembelajar desa cenderung sukarela disertai dengan motivasi dan kemampuan belajar . (Knowles, 1990).

Model Gibbs (1988) adalah proses langkah demi langkah yang mendorong pengguna untuk mempertimbangkan bagaimana suatu peristiwa membuat mereka merasa. Ini penting ketika mempertimbangkan kesadaran diri dan kecerdasan emosional, dan seringkali dapat terlewatkan tanpa adanya petunjuk. Memikirkan tentang bagaimana suatu peristiwa membuat Anda merasa dapat menjadi tantangan dan dapat dengan mudah diabaikan demi berfokus pada evaluasi dan analisis situasi.

Pada tahap evaluasi model Gibbs (1988), reflektor mengeksplorasi isu-isu utama yang terkait dengan situasi dan menentukan aspek mana yang memerlukan analisis tambahan.

Tahap analisis mendorong reflektor untuk mencari dan membaca literatur untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka untuk memahami situasi, sampai pada kesimpulan dan, pada akhirnya, mencapai tahap rencana tindakan untuk merumuskan pembelajaran baru.

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

78 Model Gibbs (1988) paling sering digunakan secara retrospektif (refleksi tindakan);

namun, ini dapat digunakan ketika merefleksikan peristiwa yang diantisipasi (refleksi sebelum tindakan) dan mempertimbangkan bagaimana mendekati situasi tertentu. Beberapa orang mungkin merasa bahwa model Gibbs (1988) tidak perlu rumit. Model Borton (1970) memiliki tiga langkah (Gambar 1), mudah digunakan dan mudah diingat. Namun, berbeda dengan model Gibbs (1988), pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak secara otomatis mengingatkan kita untuk mempertimbangkan emosi kita. Pertanyaan kedua: 'Jadi apa?' membutuhkan perhatian pada individu, persepsi dan perasaan mereka, tetapi mungkin mengakibatkan mengabaikan wawasan penting. Tiga pertanyaan Borton (1970) memungkinkan tingkat fleksibilitas dan mencakup refleksi sebelum, di dalam dan di atas tindakan.

2.

Menurut Kollb

David Kolb (1984) merupakan tokoh dalam peningkatan praktek experiential learning.

Dia mendefinisikan belajar sebagai “The process whereby knowledge is created through transformation of experience”

Atau sebuah proses yang mana pengetahuan tersebut dikreasikan melalui transformasi pengalaman. Bagi kolb, belajar bukan sekedar penerimaan transmisi materi pelajaran, melainkan interaksi antara materi pelajran dengan pengalamn yang saling mentransformasi satu sama lain. Tugas pendidikan tidak hanya sekedar transmisi atau menanamkan idebaru, melainkan juga memodifikasi ide – ide lama yang dapat menghasilkan cara baru.

Kolb mendasarkan model experiential learning pada problem solving model versi Lewin yang secara luas digunakan dalam organisasi perkembangan (Cummings and worley, 1997). Kolb membuktikan bahwa model tersebut mirip dengan karya Dewey dan Piaget.

Kolb menawarkan 4 tahap dalam experiential learning cycle.

Concrete experience – keterlibatan penuh dalam pengalaman – pengalaman baru di sini dan sekarang ini (here and now).

Observations and reflection – refleksi dan observasi pada pengalaman – pengalaman pembelajar dari banyak perspektif.

Formation of abstract concept and generalization – mengkreasi konsep – konsep yang mengintegrasikan observasi – observasi para pembelajar kedalam teori – teori logis (logically sound theories).

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

79

Testing implementations of new concepts in new situation – menggunakan teori – teori ini untuk membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah (prblem solving).

Kolb menganjurkan bahwa 4 cara diatas dikombinaksikan untuk membentuk 4 gaya belajar (learning style) yang berbeda. Model kolb memberi kontribusi besar bagi literatur experiential learning melalui: a) menyediakan basis teoritis bagi penelitian experiential learning, b) menyediakan model praktis bagi praktek experiential learning. Keempat tahap model kolb merupakan framework yang tidak ternilai harganya dalam mendesain pengalaman – pengalaman belajar orang dewasa. Pada lever mikro, program – program maupun kelas dapat disusun dengan memasukkan seluruh komponen model kolb’; sedangkan pada level mikro, komponen – komponen tersebut dapat dimasukkan sebagai unit – unit atau jam pelajaran ( lessons). Tabel berikut ini memberikan contoh – contoh strategi belajar yang

bisa jadi bermanfaat pada tiap

levelnya.

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

80 Pendekatan experiential learning memiliki dua manfaat, yaitu menarik pengalama pembelajaran dewasa sebagai dasar pijakan serta menigkatkan kemungkinan perubahan performa setelah training (pelatihan). Keliatannya bahwa banyak dominan pembelajaran orang dewasa yang akan mendabatkan kedua manfaat tersebut.

E. ANALISA KRITIS TERHADAP KEJADIAN (CRITICAL INCIDENT

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 77-81)