• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PERSUASIFE PADA USIA REMAJA

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 130-134)

KOMUNIKASI PERSUASIVE DALAM KOMUNIKASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI

3. KOMUNIKASI PERSUASIFE PADA USIA REMAJA

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

129 Dewasa ini pemeliharaan kesehatan gigi semakin menjadi perhatian hal ini sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 menyatakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Bukan hanya pada dewasa tetapi upaya pemeliharan kesehatan pada anak-anak juga menjadi perhatian sesuai Permenkes No. 89 tahun 2015 tentang upaya kesehatan gigi dan mulut. Dalam usaha mempertahankan kesehatan gigi dan mulut pada anak fokus utama menggunakan pendekatan promotif tanpa mengesampingkan usaha kuratif dan rehabilitative hal tersebut sesuai dengan Permenkes No. 89 tahun 2015 pasal 9 ayat 2

Anak usia prasekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, pada masa ini anak mengalami masa keemasan banyak mengalami perubahan fisik dan mental (Wiyono, 2013). Salah satu cara pendidikan kesehatan yang efektif bagi anak adalah dengan menggunakan suatu media pembelajaran, karena anak usia 3-6 tahun berada dalam tahap bermain. Boneka tangan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. Penggunaan boneka tangan akan meningkatkan minat dan ketertarikan anak pada tahapan perkembangan bermain yang memiliki imjinasi dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmayanti, 2009 menunjukan adanya perubahan dan peningkatan pengetahuan saat melakukan pendidikan kesehatan mencuci tangan menggunakan boneka tangan.

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

130 A. Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Kesadaran Remaja Tentang Bahaya Merokok

Penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Kesadaran Remaja Tentang Bahaya Merokok”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi persuasif Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dalam meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok serta hambatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dalam meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif yang mencoba mendeskripsikan secara jelas mengenai strategi komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Kesadaran Remaja Tentang Bahaya Merokok

Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa (Darajat,1990: 23). Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anakanak baik bentuk badan maupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Merokok dapat menyebabkan dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Berbagai penyakit yang dipicu karena merokok mulai dari penyakit kepala sampai dengan penyakit di telapak kaki. Penyakit tersebut antara lain: penyakit jantung, kanker, penyakit saluran pernapasan, penigkatan tekanan darah, gangguan pembuluh darah, pengelihatan kabur, dan sebagainya, seperti pesan peringatan yang tertera pada bungkusan rokok (Suryaningrat,2007).

Komunikasi persuasif memiliki tujuan utama yaitu untuk mengubah sikap komunikan. Oleh karena itu, komunikasi persuasif dikatakan efektif jika mampu mengubah sikap bahkan memodifikasi perilaku komunikan atau audience (Burgon & Huffner, 2002:98). Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik maka efek dari proses komunikasi tersebut

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

131 memungkinkan munculnya stimulus negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi.

Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikan untuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator. Peran imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sebagaimana diharapakan dari padanya.

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dalam mengantisipasi banyaknya perokok dikalangan remaja adalah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan juga puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh, selain itu Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh juga membuat sebuah program Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang sekarang sudah menjadi salah satu perwal Kota Banda Aceh, sehingga dengan adanya perwal ini menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mengantisipasi banyaknya perokok dikalangan remaja. 2. Faktor penghambat yang dialami oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh adalah masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), dan juga masih ada beberapa tempat umum yang belum menerapkan area bebas asap rokok sepeti Mall.

4. KOMUNIKASI PERSUASIFE PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS A. Upaya peningkatan komunikasi bidan epektif berdasarkan analisis

komunikasi persuasive k4 bidan pada ibu hamil layanan anc ki, k2, Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat salah satunya ditandai dengan tinggi atau rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan SDKI Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, selanjutnya turun menjadi 307 per

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

132 100.000 kelahiran hidup tahun 2002 dan pada tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2012 naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2013)

Bidan sebagai tenaga profesional mempunyai standar pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diiginkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan kebidanan, maka diperlukan status pelayanan kebidanan meliputi 25 standar yang dikelompokkan

Pesan yang disampaikan bidan pada ibu hamil layanan ANC pada K1,K2,K3, terhadap isi pesan rerata keseluruhan ada pesan dari bidan berupa ajakan untuk periksa kehamilan ulang pada trimester berikutnya dengan intensitas pesan (diatas target 80%). Pesan pentingnya periksa kehamilan berikutnya, pesan untuk tempat periksa kehamilan berikutnya selain di Polindes. dan pesan untuk segera periksa kehamilan jika sewaktu ada masalah dengan kehamilannya dengan rerata intensitas pesan (dibawah target 80%). Terhadap gaya pesan bidan disampaikan dengan mudah dimengerti dan mudah diingat dan daya tarik pesan disampaikan dengan enak didengar dan ada humor dengan rerata intensitas pesan ( dibawah target 80%). Penyampaian pesan bidan, terhadap cara dan daya tarik pada penyampaian pesan bidan pada ibu hamil layanan ANC pada K1, K2, K3 hampir keseluruhan dengan rerata intensitas penyampaian pesan ( dibawah target 80%).Penggunaan saluran pesan bidan pada layanan ANC pada K1, K2 ,K3, terhadap penyampaian pesan melalui tatap muka rerata keseluruhan (diatas target 80%). Sedangkan penggunaan saluran pesan melalui tulisan atau gambar rata-rata (dibawah target 80%).

Respon ibu hamil pada pesan bidan layanan ANC pada K1, K2, K3, keseluruhan ada respon perhatian dari ibu hamil (diatas target 80%). Hampir keseluruhan ada respon ketertarikan (diatas target 80%). Sedangkan untuk respon: pengertian, pemahaman, memperoleh pesan yang sesuai dengan harapan, menerima, mengingat, bisa melaksanakan dan bersedia melaksanakan pesan (dibawah target 80%). Ada tiga isu strategis yang terdiri dari 12 sub isu strategis dari hasil

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES MI

133 penelitian, dan ada dua upaya perbaikan komunikasi persuasif bidan pada layanan ANC yang bisa dilakukan yaitu melalui on the job training dan off the job training

Dalam dokumen KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTIK KEBIDANAN (Halaman 130-134)