• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dalam dokumen Batasan Pelindungan Hak Cipta (Halaman 32-50)

Dr. Ns. Komang Ayu Henny Achjar, M.Kep., SpKom Poltekkes Kemenkes Denpasar

Pendahuluan

Pola hidup sehat sangat dianjurkan karena dapat mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular (PTM).

Tindakan pencegahan jauh lebih baik daripada harus mengobati. Saat ini, Indonesia berada pada kondisi terjadi pergeseran pola penyakit yaitu dari penyakit akibat lingkungan yang buruk dan adanya penyakit infeksi menuju pergeseran adanya penyakit pembuluh darah, kardiovaskuler dan penyakit tidak menular lainnya, gangguan kejiwaan seperti psikosa, neurosa dan bunuh diri. Indonesia berada pada kondisi perubahan demografi dan epidemiologi, kondisi rentan bencana, perubahan iklin dan sosial ekonomi serta antisipasi adanya pandemi di masa depan, sangat berpengaruh pada sistem dan derajat kesehatan nasional, sehingga diperlukan transformasi sistem kesehatan. Potensi dan permasalahan yang ada di Indonesia diakibatkan karena sumber daya manusia (SDM) yang masih inadekuat, rendahnya kualitas dan kapasitas pelayanan, ketidaktersediaan obat dan alat kesehatan serta terkait dengan permasalahan anggaran dan pelaporan, juga pelayanan yang ada masih fokus pada pelayanan kesehatan perorangan dibandingkan pelayanan kesehatan masyarakat (UKM).

20

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui program transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024, yang terdidi dari 6 pilar utama transformasi antara lain : Transformasi layanan primer, Transformasi layanan rujukan. Transformasi sistem ketahanan kesehatan, Transformasi sistem pembiayaan kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan dan Transformasi teknologi kesehatan. Pada transformasi layanan primer fokus utama pada penguatan upaya promotif dan preventif.

Program utama untuk penguatan preventif di layanan primer berupa Imunisasi rutin dari 11 menjadi 14 jenis vaksin yaitu BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR,Polio (OPV- IPV), TT/DT/td, JE, HPV,PCV, Rotavirus. Kanker Serviks merupakan satu satunya kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV).

Perluasan deteksi dini melalui skrining penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia seperti Hipotiroid kongenital, Thalasemia, Anemia dan kanker anak, Stroke, Serangan jantung, Hipertensi, Penyakit paru non-infeksi, Tuberkulosis, Kanker paru, Hepatitis, Diabetes Mellitus (DM), Kanker payudara, Kanker serviks. Peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri terstandar, Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari empat kali menjadi enam kali, termasuk dua kali USG dengan dokter pada trimester satu dan trimester ketiga kehamilan.

Sedangkan Edukasi kesehatan sebagai upaya promotif ditujukan pada program penguatan peran kader sebagai agen dan aktivis pemberdayaan kesehatan masyarakat di lingkungannya, penguatan kampanye dan gerakan terutama untuk program prioritas secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan organisasi massa lainnya serta penggunaan platform dan media edukasi terintegrasi untuk menjangkau masyarakat secara luas.

21

Transformasi sistem kesehatan 2021-2024 dijelaskan seperti gambar 2.1. berikut

Gambar 2.1 Transformasi sitem kesehatan 2021-2014 Pengertian Penyakit Tidak Menular (PTM)

Ada beberapa pengertian tentang Penyakit Tidak Menular (PTM), diantaranya:

1. Suatu penyakit yang tidak ditularkan dari individu ke individu yang lain.

2. Penyakit non infeksi yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang.

3. Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang lama.

4. Disebut juga dengan penyakit kronis (penyakit menahun) dan penyakit non infeksi.

5. Disebut juga dengan penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang terjadi akibat perubahan fungsi sel sel tubuh yang mempengaruhi organ, penyakit ini juga akibat perubahan usia.

22

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif dan kanker tertentu, dalam kesehatan masyarakat sebenarnya dapat digolongkan sebagai satu kelompok PTM utama yang mempunyai Faktor risiko sama (common underlying risk factor).

Adapun nama lain penyakit tidak menular (PTM) bervariasi, di antaranya:

1. Penyakit kronis yaitu penyakit yang menurunkan kondisi penderitanya secara bertahap dalam waktu yang lama atau menahun. Jenis penyakit ini umumnya mengindikasikan para pengidapnya menderita penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.

2. Penyakit non-infeksi, ialah penyakit yang disebabkan bakteri, virus, parasit, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Umumnya, jenis penyakit non-infeksi ditemukan pada sel dalam diri individu yang tumbuh secara tak normal.

3. Non communicable disease, yakni istilah lain dari penyakit tidak menular. Jenis penyakit ini disebabkan oleh infeksi dan tak dapat ditularkan ke orang lain.

4. Penyakit degeneratif, merupakan jenis penyakit yang muncul akibat perubahan fungsi sel-sel pada tubuh yang memengaruhi fungsi organ. Penyakit degeneratif juga dapat muncul akibat perubahan usia.

Jenis Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) dapat terjadi pada seseorang di berbagai usia dan agregat tumbuh kembang, serta dapat menimbulkan angka kematian tinggi tiap tahunnya. Terdapat beberapa jenis penyakit tidak menular antara lain:

23

1. Penyakit kardiovaskuler yang berkaitan dengan naiknya tekanan darah, gula darah, obesitas.

2. Penyakit kanker

3. Penyakit pernafasan kronis seperti asma, hipertensi, paru

4. Diabetes Mellitus

Jenis PTM tercantum dalam Klasifikasi Internasional Penyakit (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), dikelompokkan berdasarkan sistem dan organ tubuh meliputi:

1. Penyakit keganasan;

2. Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik;

3. Penyakit sistem saraf;

4. Penyakit sistem pernapasan;

5. Penyakit sistem sirkulasi;

6. Penyakit mata dan adnexa;

7. Penyakit telinga dan mastoid;

8. Penyakit kulit dan jaringan subkutanius;

9. Penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan penyambung;

10. Penyakit sistem genitourinaria;

11. Penyakit gangguan mental dan perilaku;

12. Penyakit kelainan darah dan gangguan pembentukan organ darah.

Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)

Faktor risiko penyakit tidak menular dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Faktor risiko yang tidak dapat dirubah/

dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin dan riwayat

24

keturunan/genetik 2) Faktor risiko yang dapat dirubah/dimodifikasi, faktor ini sangat terkait dengan perilaku diantaranya pola makan yang tidak seimbang, gaya hidup, kurang aktifitas fisik, stress, obesitas, merokok, mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi narkoba, terpapar radiasi atau agent kimiawi, dan sebagainya. Selain itu terdapat faktor risiko lingkungan yang turut mempengaruhi kejadian penyakit tidak menular yaitu sosial ekonomi, budaya, dan polusi.

Beberapa faktor risiko pemcu terjadinya penyakit tidak menular disebabkan oleh perilaku manusia. Faktor risiko perilaku yang dapat diubah meliputi:

1. Merokok

Berbagai risiko penyakit tidak menular yang akan muncul akibat perilaku merokok diantaranya tekanan darah tinggi, gangguan pada jantung, dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan.

2. Pola hidup tidak sehat dan kurang aktifitas fisik Pola hidup tak sehat seperti kurangnya aktifitas fisik, diet makanan yang tidak sehat, konsumsi minuman beralkohol dapat memicu seseorang menderita stroke, jantung koroner, diabetes, hipertensi, dan berbagai jenis penyakit lainnya.

3. Konsumsi minuman beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida yang berpotensi menumpuk di pembuluh darah, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada jantung. dapat meningkatkan kerusakan hati dan saluran pencernaan.

4. Lingkungan yang tidak sehat

Lingkungan yang tidak sehat dapat memicu penyakit tidak menular. Lingkungan dimaksud selain

25

lingkungan fisik, sosial ekonomi juga budaya. Stres menjadi penyebab tertinggi seseorang mengalami penyakit seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

Faktor pemicu terjadinya penyakit tidak menular (PTM) merupakan kondisi yang potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang, seperti:

1. Kebiasaan merokok 2. konsumsi alkohol

3. Pola hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik

4. Pola makan sembarangan, seperti konsumsi gula, garam dan lemak berlebih

5. Periksa kesehatan secara rutin

6. Mengubah gaya hidup sehat serta memahami konsep, penyebab dan cara pencegahannya,

7. Obesitas,

8. Hiperglikemia (tingginya kadar glukosa darah), hipertensi, hiperkolesterol,

9. Perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera

Beragam faktor dapat meningkatkan risiko PTM. Penyakit ini bisa muncul karena kombinasi faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup seseorang, seperti:

1. Memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa.

2. Pola makan tidak sehat, terutama kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

3. Malas bergerak atau kurang aktivitas.

4. Merokok atau menjadi perokok pasif

26 Pencegahan PTM

Pencegahan penyakit tidak menular (PTM) dapat dilakukan melalui kegiatan:

1. Promosi kesehatan,

Promosi kesehatan PTM ditujukan untuk mewujudkan PHBS dengan menciptakan dan mentradisikan perilaku CERDIK masyarakat, yaitu;

Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan

2. Deteksi dini faktor risiko,

Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini mungkin. Deteksi dini dilakukan terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara rutin melalui wawancara, pengukuran dan pemeriksaan

3. Perlindungan khusus.

Perlindungan khusus dilakukan untuk pencegahan penyakit dengan pemberian kekebalan/imunisasi.

hanya dapat dilakukan terhadap jenis PTM yang memungkinkan secara keilmuan di bidang kesehatan Pengendalian dilaksanakan melalui kegiatan penemuan dini kasus dan tata laksana dini. Penyelenggaraan Penanggulangan PTM diprioritaskan pada jenis PTM yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, dengan kriteria:

1. Tingginya angka kematian atau kecacatan;

2. Tingginya angka kesakitan atau tingginya beban biaya pengobatan;

3. Memiliki faktor risiko yang dapat diubah.

27

Adapun cara mencegah penyakit tidak menular diantaranya:

1. Hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih

Salah satu faktor penyebab penyakit tidak menular, yakni kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebih. Dengan menghindari kebiasaan tersebut, tubuh akan terbebas dari risiko munculnya penyakit tidak menular.

2. Batasi konsumsi gula, garam, lemak berlebih

Menurut Kementerian Kesehatan, konsumsi gula per hari untuk setiap individu, yakni 5 hingga 9 sendok teh atau setara 50 gram gula. Sementara menurut Healthline, kadar garam yang dibutuhkan tubuh yakni tidak kurang dari seperempat sendok teh per harinya. Sedangkan untuk kadar konsumsi lemak disarankan sebanyak 20 hingga 30 gram per hari.

3. Rutin melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik ringan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya PTM menurut Kementerian Kesehatan diantaranya jalan cepat di sekeliling rumah, naik turun tangga selama 10 hingga 15 menit sebanyak dua atau tiga kali dalam sehari, hingga lompat tali. Berbagai aktivitas fisik tersebut dapat memperlambat denyut nadi yang menyebabkan kinerja jantung menjadi lebih baik. Tak hanya itu, rutin melakukan aktivitas fisik dapat membakar lemak sehingga terhindar dari risiko obesitas.

4. Rajin mengonsumsi buah dan sayur

Melengkapi konsumsi harian dengan buah dan sayur mampu mencegah risiko terjangkit PTM. WHO merekomendasikan untuk mengkonsumsi 400 gram buah dan sayur per hari. Sementara itu, Kementerian

28

Kesehatan melalui Pedoman Gizi Seimbang, Undang- Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 merekomendasikan konsumsi 3-5 porsi sayur dan 2- 3 porsi buah per hari.

5. Cek kesehatan secara teratur

Hal yang tak kalah penting dilakukan untuk mencegah timbulnya PTM ialah mengecek kesehatan secara rutin. Umumnya pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu enam bulan.

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Perilaku ini mencakup antara lain:

1. Makanan dengan menu seimbang (appropriate diet).

Menu seimbang disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.

2. Olah raga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga.

3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit.

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba

5. Istirahat yang cukup. dengan meningkatkan kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu

29

istirahat berkurang. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

6. Mengendalikan stress. Stess akan terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.

Stress tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya penyesuaian diri kita dengan lingkungan.

Masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam Penanggulangan PTM. Peran serta masyarakat melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM). Melalui Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan di bawah pembinaan Puskesmas.

Pada umumnya, penyebab dari penyakit yang tidak menular adalah faktor genetik serta efek dari pola hidup yang kurang seimbang dan kurang sehat. Penyakit tidak menular saat ini masih dipersepsikan oleh masyarakat sebagai penyakit yang tak berbahaya ketimbang penyakit yang menular, inilah yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian selalu tinggi.

Jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) yang Sering Terjadi

Terdapat beberapa Jenis Penyakit tidak menular yang sering terjadi di masyarakat dan mempunyai risiko kematian yang tinggi, antara lain:

30 1. Penyakit kardiovaskular

Secara umum, penyakit kardiovaskular disebabkan oleh peradangan, penyumbatan, kerusakan, atau kelainan pada jantung, otot, maupun pembuluh darah di sekitarnya. Di Indonesia, kematian akibat penyakit ini paling banyak terjadi pada kelompok usia 75 tahun ke atas. Mayoritas kasusnya berawal dari kebiasaan merokok dan pola makan tidak sehat.

Beberapa jenis penyakit kardiovaskular yang sering terjadi seperti penyempitan atau pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak (aterosklerosis), Penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung (aritmia), cacat jantung bawaan, kerusakan katup jantung, peradangan lapisan dalam jantung (endokarditis).

2. Kanker

Kanker merupakan penyebab kematian terbanyak kedua di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkontrol, yang kemudian menyebar ke jaringan atau organ tubuh lainnya. Di Indonesia, kanker payudara menjadi jenis kanker dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi. Tingginya angka kematian disebabkan oleh keterlambatan dalam penanganan kanker. Penyakit ini bisa dideteksi dan ditangani sedini mungkin sebelum bertambah parah.

3. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran udara pada paru- paru. PPOK juga menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan merokok. Kemunculan penyakit ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas dan batuk berdahak yang berkepanjangan. Dua jenis PPOK yang

31

paling banyak terjadi yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Dalam beberapa kasus, pengidap PPOK berpeluang untuk terkena kedua jenis penyakit ini.

4. Penyakit ginjal

Ginjal memiliki fungsi penting bagi tubuh, terutama menyaring darah. Saat fungsinya terganggu, darah rentan terkontaminasi racun berbahaya. Risiko penyakit ini biasanya meningkat pada pengidap hipertensi dan diabetes. Jika tak segera mendapat penanganan, berisiko mengalami komplikasi seperti infeksi ginjal, batu ginjal, gagal ginjal, kista ginjal, dan kanker ginjal. Angka kematian akibat penyakit ginjal pun terbilang tinggi. Penyakit ini menempati posisi 10 sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia.

5. Diabetes Mellitus (DM)

Menurut data Riskesdas tahun 2018, Diabetes mellitus lmenjadi salah satu penyakit tidak menular dengan angka kematian tertinggi. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, dan gestasional. Dari ketiga jenis tersebut, diabetes mellitus tipe 2 merupakan DM tertinggi yang paling banyak terjadi di masyarakat. Diabetes meliitus merupakan penyakit yang perlu ditangani dengan serius. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti sakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Sampai saat ini penyakit DM masih dikatakan penyakit keturunan dan juga akibat gaya hidup tidak sehat.

6. Gangguan mental

Gangguan mental sering kali diabaikan pengidapnya.

Selain karena gejalanya yang kerap tidak disadari, penyakit yang tidak menular ini memiliki stigma

32

dalam masyarakat. Gangguan mental menjadi masalah kesehatan akibat keturunan, stress, depresi, saat ini kejadian gangguan mental cenderung meningkat akibat tekanan hidup dan faktor lingkungan lainnya. Angka kematian akibat gangguan mental terbilang tinggi antara lain bunuh diri akbiat depresi berkepanjangan.

7. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit akibat faktor genetika yang bisa memperbesar peluang seseorang dalam mengidap penyakit ini. Ketika tekanan darah meningkat, maka otomatis jantung harus kerja secara lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Hipertensi ada 2 jenis, yakni hipertensi esensial atau primer. Hipertensi sekunder biasanya dipicu oleh faktor sistem endokrin, jantung, arteri dan bahkan juga ginjal. Pencegahan hipertensi pada seseorang dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi, menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, menjaga berat badan ideal (turunkan berat badan apabila merasa obesitas), menjauhi minuman keras. terapi relaksasi, perbanyak olahraga, jauhi kafein, jauhi rokok (baik itu kegiatan merokok aktif maupun asapnya).

8. Rematik

Penyakit rematik merupakan penyakit persendian, seperti tangan, lutut dan juga bagian sendi lain. Yang ditandai adanya peradangan sendi di mana sendi sulit digerakkan, terasa panas, sekaligus membengkak dan kemerahan. Penyakit rematik yang paling umum terjadi dimasyarakat seperti osteoarthritis atau yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem daya

33

tahan tubuh penderita serta asam urat yang terjadi akibat dari adanya zat asam yang menumpuk pada sendi. Pencegahan dapat dilakukan antara lain terapi relaksasi, mengonsumsi banyak sayur dan buah, hindari makanan yang merupakan sumber dari lemak hewani, hindari obesitas dengan menjaga berat badan ideal, tidak melakukan kegiatan fisik secara berlebihan, berolahraga yang ringan dan aman dengan pemanasan sebelumnya, tidak mengenakan sepatu berhak tinggi, hindari kebiasaan terlalu lama di depan komputer maupun menonton TV.

9. Asma

Penyakit asma tidak menular, namun seseorang bisa saja terkena asma karena faktor debu, makanan/minuman dingin, stress, alergi makanan.

Penyakit kronis yang terjadi di saluran pernapasan seperti batuk, nyeri di bagian dada, sesak nafas mengi merupakan gejala dari asma. Pencegahan asma dapat dilakukan antara lain olahraga ringan secara rutin dan jauhi jenis olahraga berat, minum teh herbal beberapa waktu sekali, hindari asap rokok, makanan penyebab alergi, debu, dan juga alergen lainnya, hindari depresi dan stress serta hindari tempat dengan udara dingin.

Menurut WHO, penyakit tidak menular meliputi penyakit kardiovaskular (seperti penyakit jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti PPOK dan asma) dan Diabetes Mellitus. Unicef menambahkan, ada beberapa jenis penyakit tidak menular lain, seperti gangguan mental dan cidera.

Penyakit kardiovaskular adalah kondisi yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah, biasanya juga berhubungan dengan penumpukan timbunan lemak di dalam arteri dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Jenis Penyakit

34

Kardiovaskular antara lain p,enyakit jantung coroner, stroke, arterosklerosis, aritmia, cacat jantung bawaan, endocarditis, trombosis vena dalam.

35 Daftar Pustaka

Aikins., Ama,G., & Charles,A. (2016). “Introduction:

Addrressing the Choronic Non-communicable Disease Burden in Low-and-Middle-income Countries”.

London: CAB Publishing.

Darmawan, A. ( 2016) Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular. JMJ, Vol 4, No 2, Hal: 195 – 200.

Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019). Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (2019) Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Diakses Pada : http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-

p2ptm/latarbelakang /strategi-pencegahan-dan- pengendalian-ptm-diindonesia, tanggal 25 Agustus 2022.

Kementrian Kesehatan (2015). Peraturan Menteri Kesehatan R.I no 71 tahun 2015 tentang penanggulangan penyakit tidak menular.

Kementrian Kesehatan. Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular dan faktor risiki PTM, http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id

Sudayasa,P.I. et.al. (2020). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Desa Andepali Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe . Journal of Community Engagement in Health. Vol.3 No.1. Page.60-66. ISSN: 2620-3758 (print); 2620-3766 (online). http:jceh.org

Szklo, M., & Nieto, F. J. (2019). Epidemiology: Beyond the Basics. Jones & Bartlett Learning

World Health Organisation (WHO). (2020).Vector-borne diseases. https://www.who.int/news-room/fact- Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular 47 sheet/detai/ Vector-borne diseases 2020 (diakses tanggal 18 Juli 2021

36 Profil Penulis

Dr. Ns. Komang Ayu Henny Achjar, M.Kep., SpKom Penulis dilahirkan di Lumajang Jawa Timur pada 21 Maret. Ketertarikan penulis terhadap ilmu kesehatan dimulai saat menempuh pendidikan Magister (S2) Keperawatan di Universitas Indonesia Jakarta, lalu melanjutkan ke Spesialis (Sp) Keperawatan Komunitas di Universitas Indonesia Jakarta serta menempuh pendidikan Doktoral (S3) Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia Jakarta juga. Saat ini penulis bekerja sebagai dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Denpasar. Penulis pernah menjabat sebagai sekretaris Jurusan Keperawatan dan sekarang menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan. Penulis juga aktif dalam kegiatan ilmiah dan organisasi keprofesian yaitu Ketua Pembina Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) Provinsi Bali, asesor BKD Nasional, detaser pada program detasering, asesor ISO, reviewer penelitian nasional, reviewer pengabmas nasional, Chief Editor jurnal nasional terakreditasi, reviewer di beberapa jurnal nasional terakreditasi, pembicara webinar internasional

& nasional, dosen berprestasi tingkat nasional tahun 2021.

Sehari-harinya bekerja sebagai dosen pengampu mata kuliah keperawatan keluarga, keperawatan komunitas, health tourism.

Selain itu penulis juga aktif dalam menulis jurnal serta aktif menulis buku ajar dan book chapter seperti Aplikasi praktis asuhan keperawatan Keluarga, (penerbit CV Sagung Seto), Asuhan keperawatan komunitas (penerbit EGC). Penerbit UI Press Jakarta pada buku Model keperawatan wisatawan pantai melalui pembentukan pos kesehatan pantai (poskespan), modul kegawatdaruratan pencegahan & penanganan kasus di pantai, modul kader poskespan/ tim penyelamat pantai, Asuhan keperawatan kelompok khusus masyarakat pantai, modul bagi perawat poskespan, Buku kerja perawat di pos kesehatan pantai serta Buku kerja kader poskespan (tim penyelamat pantai). Siaga Hadapi Varian Omicron dan buku Dosen Berprestasi untuk Negeri (Penerbit Talenta Indonesia Mandiri), Buku Manajemen Bencana dan Kegawatdaruratan (Penerbit PT Global Eksekutif Tehnologi), Keperawatan Keluarga, keperawatan komunitas, keperawatan holistik, metode penelitian kualitatif serta falsafah teori keperawatan: penerbit PT Sonpedia Publishing Indonesia.

Email Penulis: [email protected]

Dalam dokumen Batasan Pelindungan Hak Cipta (Halaman 32-50)