• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERBAIKAN LINGKUNGAN DAN KONSELING GENETIK

Dalam dokumen Batasan Pelindungan Hak Cipta (Halaman 158-180)

DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Drs. apt. Rahmat Santoso, M.Si., MH.Kes Universitas Bhakti Kencana Bandung

Pendahuluan

Usaha-usaha yang di lakukan oleh individu-individu, masyarakat, atau negara untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah gangguan masyarakat yang di sebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia di sebut sanitasi lingkungan atau Environmental Sanitation.

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Tujuan kesehatan lingkungan yang pertama ialah untuk melakukan koreksi, memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari bahaya penyakit.

146

Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah- masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya, tapi harus dilihat dari segi- segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah ‘sehat sakit’

atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L.

Blum menggambarkan secara ringkas.

Keempat faktor tersebut (lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, heriditas (keturunan) di samping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Salah satu faktor berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser di bawah optimal.

Perbaikan lingkungan kesehatan memiliki peran integral dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet kita, dan memastikan kesejahteraan semua manusia. Di bawah ini terdapat beberapa peran penting perbaikan lingkungan kesehatan dalam mendukung pencapaian SDGs:

1. Mengurangi Polusi Udara: Polusi udara dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, termasuk penyakit pernapasan, kanker, dan gangguan kardiovaskular. Melalui upaya untuk mengurangi emisi polutan udara dari berbagai sumber, seperti kendaraan dan industri, kita dapat

147

meningkatkan kualitas udara dan secara langsung mendukung SDGs.

2. Akses ke Air Bersih dan Sanitasi: Salah satu SDGs (Nomor 6) adalah memastikan akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Ini adalah kunci penting dalam mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

3. Konservasi Ekosistem: Melestarikan ekosistem yang sehat, seperti hutan dan lahan basah, memiliki dampak besar pada keanekaragaman hayati dan juga menyediakan sumber daya alam yang mendukung kehidupan manusia. Ekosistem yang terjaga dengan baik berperan dalam menyokong ketersediaan makanan, air bersih, dan melindungi dari bencana alam.

4. Pertanian Berkelanjutan: Mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti pertanian organik dan pengurangan penggunaan pestisida, adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan makanan berkualitas, yang berkontribusi positif pada kesehatan manusia.

5. Pengelolaan Limbah: Mengelola limbah secara bijaksana dan mendaur ulang bahan-bahan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat dari potensi bahaya zat kimia berbahaya.

6. Pencegahan Perubahan Iklim: Perubahan iklim memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, termasuk peningkatan suhu ekstrem, penyebaran penyakit menular, dan perubahan pola penyakit vektor seperti malaria. Upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang efektif berperan penting dalam mendukung SDGs.

148

7. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara lingkungan dan kesehatan dapat menggerakkan tindakan yang lebih baik dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan individu serta mendukung pencapaian SDGs secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, perbaikan lingkungan kesehatan tidak hanya merupakan tujuan pada dirinya sendiri, tetapi juga merupakan fondasi utama yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.

Kesehatan manusia dan kesehatan planet kita memiliki keterkaitan yang kuat, dan langkah-langkah yang mendukung keduanya akan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua manusia.

SDGs, atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, adalah sekelompok 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan-tujuan ini dirancang untuk mengatasi berbagai masalah global, termasuk yang terkait dengan lingkungan. Dalam konteks upaya perbaikan lingkungan, beberapa SDGs yang sangat relevan meliputi:

1. SDGs 6: Akses Terhadap Air Bersih dan Sanitasi:

Fokusnya adalah memastikan semua orang memiliki akses yang memadai ke air bersih dan sanitasi yang baik. Ini mencakup melindungi sumber daya air, praktik pengelolaan air yang berkelanjutan, dan peningkatan kualitas air.

2. SDGs 7: Energi Bersih dan Terjangkau: SDG ini bertujuan untuk memastikan akses yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan terhadap energi yang bersih dan ramah lingkungan. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengadopsi energi terbarukan menjadi bagian integral dari SDG ini.

149

3. SDGs 11: Kota dan Permukiman Berkelanjutan:

Tujuan ini menekankan pembangunan kota dan permukiman yang berkelanjutan, termasuk infrastruktur yang ramah lingkungan, sistem transportasi umum yang efisien, dan pengelolaan limbah yang lebih baik.

4. SDGs 12: Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan: SDG ini mendorong pengurangan limbah, efisiensi penggunaan sumber daya, dan penggunaan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan dalam proses produksi dan konsumsi barang dan jasa.

5. SDGs 13: Tindakan Terhadap Perubahan Iklim:

Fokusnya adalah mengambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan pendidikan tentang perubahan iklim.

6. SDGs 14: Kehidupan di Bawah Air (Life Below Water):

SDG ini menitikberatkan pada perlindungan ekosistem laut dan perairan, serta pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Dalam konteks perbaikan lingkungan, pencapaian SDGs ini menjadi kunci utama dalam membentuk dunia yang lebih berkelanjutan, yang akan memberikan manfaat bagi lingkungan alam, kesejahteraan manusia, dan generasi yang akan datang. Dengan mengintegrasikan tindakan- tindakan yang mendukung SDGs ini ke dalam kebijakan dan praktik sehari-hari, kita dapat bergerak menuju perbaikan signifikan dalam keadaan lingkungan global.

Ekosistem lingkungan kesehatan adalah kerangka kerja yang menghubungkan kesehatan manusia dengan berbagai aspek lingkungan di sekitarnya. Ini mengakui bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan

150

manusia melibatkan lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan perilaku individu. Berikut adalah beberapa elemen utama dalam konsep ekosistem lingkungan kesehatan:

1. Lingkungan Fisik: Ini mencakup semua aspek lingkungan fisik yang mempengaruhi kesehatan manusia, seperti kualitas udara yang dihirup, air yang dikonsumsi, kualitas tanah, dan eksposur terhadap polusi udara dan air. Kondisi lingkungan fisik yang baik sangat penting untuk mencegah penyakit dan masalah kesehatan.

2. Sosial dan Ekonomi: Faktor-faktor sosial seperti pendidikan, ketidaksetaraan sosial, dukungan sosial, dan stabilitas ekonomi memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat. Ketidaksetaraan ekonomi, misalnya, dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam akses ke layanan kesehatan.

3. Budaya dan Perilaku: Norma-norma budaya, nilai- nilai, dan perilaku individu memainkan peran penting dalam kesehatan. Perilaku seperti pola makan, aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol dapat memengaruhi risiko penyakit.

4. Layanan Kesehatan: Akses dan kualitas layanan kesehatan sangat penting dalam ekosistem lingkungan kesehatan. Ini mencakup akses ke perawatan medis, pengobatan, dan upaya pencegahan penyakit.

5. Lingkungan Kerja: Lingkungan tempat kerja juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Faktor- faktor seperti keamanan kerja, eksposur terhadap bahan berbahaya, dan tingkat stres di tempat kerja dapat memainkan peran dalam kesejahteraan karyawan.

151

6. Faktor-Biologis: Faktor-faktor genetik dan biologis individu juga merupakan bagian dari ekosistem lingkungan kesehatan. Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit tertentu.

7. Lingkungan Binaan: Tempat tinggal, komunitas, dan akses ke fasilitas umum juga berperan dalam kesehatan. Faktor-faktor seperti kepadatan populasi, keamanan, dan lingkungan fisik komunitas dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Pendekatan ekosistem lingkungan kesehatan memahami bahwa kesehatan manusia dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara semua elemen ini. Hal ini membantu dalam merencanakan kebijakan kesehatan yang lebih efektif, mendorong gaya hidup sehat, dan melindungi lingkungan secara holistik.

Ekosistem genetik dalam pengendalian penyakit merujuk pada peran variasi genetik dalam populasi organisme, seperti manusia, hewan, atau tanaman, yang dapat mempengaruhi cara penyakit menular atau tidak menular tersebar dan seberapa parah dampaknya. Dalam konteks ini, variasi genetik dalam organisme yang berinteraksi dengan patogen (seperti manusia, hewan, atau tanaman) dapat memiliki dampak pada berbagai faktor dalam dinamika penyakit, termasuk resistensi terhadap patogen, tingkat penularan, dan efektivitas upaya vaksinasi atau pengobatan.

Penelitian Genom: Penelitian genom manusia telah membantu mengidentifikasi polimorfisme genetik yang terkait dengan penyakit tidak menular tertentu.

Pengetahuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pengendalian yang lebih spesifik berdasarkan profil genetik individu.

152

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang ekosistem genetik ini, peneliti dapat mengembangkan pendekatan yang lebih personal dalam pengendalian penyakit tidak menular. Ini termasuk mengidentifikasi individu yang memiliki risiko tinggi berdasarkan profil genetik mereka dan merancang intervensi yang sesuai, seperti memberikan rekomendasi gaya hidup yang disesuaikan atau melakukan pengujian genetik untuk mendeteksi penyakit pada tahap dini. Namun, walaupun peran genetika sangat signifikan, perlu diakui bahwa pengendalian penyakit tidak menular seringkali memerlukan pendekatan yang holistik yang memasukkan faktor-faktor lain seperti pola makan yang sehat, aktivitas fisik, dan manajemen stres.

Ekosistem genetik dalam pengendalian penyakit tidak menular mengacu pada keragaman genetik yang ada dalam populasi manusia yang dapat memengaruhi risiko, perkembangan, dan penyebaran penyakit tidak menular/

Non Communicable Diseases (NCDs). Penyakit tidak menular mencakup berbagai kondisi seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan penyakit pernapasan kronis. Dalam konteks ini, ekosistem genetik memiliki peran penting dalam pengendalian NCDs melalui faktor- faktor berikut:

1. Polimorfisme Genetik: Individu-individu memiliki variasi genetik yang signifikan dalam populasi.

Beberapa polimorfisme genetik dapat meningkatkan atau mengurangi risiko terkena NCDs. Misalnya, terdapat polimorfisme genetik yang terkait dengan kerentanan terhadap diabetes tipe 2, seperti varian genetik yang memengaruhi sensitivitas terhadap insulin.

2. Faktor Genetik dalam Respons terhadap Perawatan:

Genetika juga berperan dalam cara individu merespons perawatan medis dan pengobatan NCDs.

153

Beberapa individu mungkin lebih responsif terhadap jenis pengobatan tertentu berdasarkan profil genetik mereka. Oleh karena itu, pendekatan perawatan yang dipersonalisasi secara genetik dapat menjadi lebih efektif.

3. Pengembangan Terapi Genetik: Pemahaman tentang ekosistem genetik dapat membantu dalam pengembangan terapi gen genetik yang bertujuan untuk mengubah atau memperbaiki gen yang terkait dengan NCDs. Terapi gen tersebut saat ini menjadi fokus penelitian untuk mengobati beberapa penyakit genetik dan mungkin juga dapat diterapkan pada NCDs.

4. Pendekatan Pemantauan dan Pencegahan yang Lebih Tepat: Dengan pemahaman tentang genetika individu, praktisi medis dapat merancang pendekatan pemantauan dan pencegahan yang lebih spesifik untuk individu yang berisiko tinggi terkena NCDs. Ini melibatkan penilaian risiko berdasarkan profil genetik dan memberikan rekomendasi perilaku dan gaya hidup yang disesuaikan.

5. Penelitian Genomik dan Epidemiologi Genetik:

Penelitian dalam genomika dan epidemiologi genetik membantu mengidentifikasi hubungan antara polimorfisme genetik tertentu dan risiko NCDs. Hal ini dapat membantu dalam merancang strategi pencegahan yang lebih efektif serta terapi yang disesuaikan dengan individu.

Dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular, pendekatan yang melibatkan berbagai faktor, termasuk genetik, perilaku, lingkungan, dan sosial, sangatlah penting. Ini akan membantu dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan NCDs secara lebih personal dan presisi.

154

Meskipun genetika memainkan peran penting, penting juga untuk diingat bahwa pendekatan yang holistik melibatkan banyak faktor lain seperti pola makan sehat, aktivitas fisik, dan manajemen stres.

Konseling Genetik: Dalam beberapa kasus, pengetahuan tentang faktor genetik individu dapat digunakan untuk memberikan konseling genetik kepada individu yang lebih rentan terhadap penyakit tertentu. Ini dapat melibatkan saran tentang tindakan pencegahan yang lebih ketat atau perawatan medis yang lebih intensif.

Genomik adalah studi tentang genom, yang merupakan seluruh informasi genetik yang terdapat dalam sel atau organisme. Dalam konteks pengendalian penyakit, genomik memiliki peran penting dalam beberapa aspek, termasuk pemahaman lebih mendalam tentang penyakit, diagnosis, pengembangan obat, dan perawatan yang lebih personal.

Berikut adalah beberapa cara genomik digunakan dalam pengendalian penyakit:

1. Pemahaman Penyakit: Genomik membantu ilmuwan dan peneliti memahami lebih baik penyebab penyakit.

Dengan menganalisis genom individu yang terkena penyakit, mereka dapat mengidentifikasi variasi genetik yang mungkin berkontribusi pada risiko terkena penyakit tertentu. Ini membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.

2. Diagnosa Genetik: Genomik juga digunakan dalam diagnosis penyakit genetik. Dengan menganalisis genom individu, dokter dapat mengidentifikasi mutasi atau varian genetik yang bertanggung jawab atas penyakit genetik tertentu. Ini memungkinkan pemberian perawatan yang lebih spesifik.

155

Perawatan yang Lebih Personal: Proteomik memungkinkan perawatan yang lebih personal. Dokter dapat merancang perawatan yang disesuaikan dengan profil protein pasien, yang memungkinkan hasil yang lebih baik dan mengurangi efek samping.

Penerapan proteomik dalam pengendalian penyakit telah membuka peluang baru dalam upaya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Namun, juga penting untuk mempertimbangkan isu etika dan privasi yang terkait dengan penggunaan informasi protein individu.

Penggunaan peta proteomik telah menjadi alat penting dalam ilmu kedokteran dan epidemiologi molekuler.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang profil protein penyakit, kita dapat mengembangkan strategi pengendalian penyakit yang lebih efektif, termasuk diagnosa yang lebih baik, pengobatan yang lebih terarah, dan pencegahan melalui vaksinasi yang lebih efektif.

Pengembangan Terapi Berbasis Protein: Proteomik memungkinkan pengembangan terapi yang lebih khusus yang menargetkan protein atau jalur protein tertentu yang terlibat dalam penyakit. Ini dapat mengurangi efek samping yang tidak diinginkan.

Pemahaman Variabilitas Genetik: Transkriptomik juga dapat membantu kita memahami bagaimana variasi genetik memengaruhi ekspresi gen secara individual, yang dapat berdampak pada risiko penyakit atau respons terhadap terapi.

Penggunaan transkriptomik dalam pengendalian penyakit merupakan contoh nyata bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan kontribusi penting dalam pemahaman, deteksi, dan pengobatan penyakit. Dengan lebih memahami bagaimana gen diekspresikan dalam penyakit, kita dapat

156

mengembangkan strategi pengendalian penyakit yang lebih efektif dan terarah.

Transkriptomik adalah studi tentang ekspresi gen dalam sel atau organisme pada tingkat RNA. Dalam konteks pengendalian penyakit, transkriptomik dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pemahaman lebih mendalam tentang mekanisme penyakit, identifikasi biomarker penyakit, pengembangan terapi yang lebih baik, dan pemantauan respons terhadap pengobatan.

Berikut adalah beberapa cara transkriptomik dapat digunakan dalam pengendalian penyakit:

Identifikasi Biomarker Penyakit: Dengan membandingkan pola ekspresi gen antara kelompok pasien yang sehat dan yang sakit, peneliti dapat mengidentifikasi biomarker genetik yang berhubungan dengan penyakit tertentu. Biomarker ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit lebih awal, memantau perkembangan penyakit, dan menilai respons terhadap pengobatan.

Bioinformatika telah memainkan peran penting dalam pengendalian penyakit. Ini menggabungkan ilmu biologi dengan teknologi informasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data biologis. Di bawah ini adalah beberapa cara kemajuan dalam bioinformatika telah membantu dalam pengendalian penyakit:

Pemahaman Genetika Penyakit: Bioinformatika memungkinkan para peneliti untuk menganalisis genom manusia dan organisme lain dengan detail. Ini membantu dalam mengidentifikasi varian genetik yang terkait dengan penyakit tertentu. Dengan pemahaman ini, diagnosis menjadi lebih akurat dan terapi yang disesuaikan dengan individu dapat dikembangkan.

157

Terapi yang Disesuaikan dengan Genom: Bioinformatika memungkinkan dokter untuk merancang terapi yang disesuaikan dengan genom pasien. Ini dikenal sebagai pengobatan berbasis genomik, di mana pengobatan dipilih berdasarkan profil genetik individu pasien untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping.

Pemantauan Kesehatan Lingkungan: Bioinformatika dapat digunakan untuk menganalisis data lingkungan dan kesehatan manusia untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang berkontribusi pada penyebaran penyakit tertentu.

Penggunaan bioinformatika dalam pengendalian penyakit terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan pemahaman kita tentang ilmu biologi. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan kita dalam mendeteksi, mencegah, dan mengobati berbagai penyakit, termasuk yang paling menantang sekalipun.

Bioinformatika memegang peran sentral dalam pengendalian penyakit, dan kemajuan dalam bidang ini telah memberikan sumbangan besar dalam pemahaman, pemantauan, dan pengendalian berbagai penyakit. Di bawah ini adalah beberapa perkembangan signifikan dalam bioinformatika yang relevan untuk pengendalian penyakit:

1. Analisis Genom: Bioinformatika telah memungkinkan analisis genomik yang mendalam, memungkinkan identifikasi gen penyebab penyakit, mutasi genetik, dan faktor risiko genetik. Informasi ini berguna untuk pengembangan tes diagnostik, penelitian obat, dan pemahaman yang lebih baik tentang faktor risiko genetik.

2. Bioinformatika Metagenomik: Bidang metagenomika dalam bioinformatika memungkinkan analisis komunitas mikroba dalam berbagai lingkungan,

158

termasuk dalam tubuh manusia. Hal ini penting dalam pemahaman peran mikroba dalam kesehatan dan penyakit serta membantu dalam pengembangan probiotik, pengobatan mikroba, dan pemahaman gangguan keseimbangan mikroba dalam tubuh manusia.

3. Analisis Struktur Protein: Bioinformatika juga digunakan untuk memahami struktur dan fungsi protein, yang penting dalam pengembangan obat karena obat sering berinteraksi dengan protein tertentu dalam tubuh. Analisis ini membantu dalam merancang obat-obatan yang lebih efektif.

4. Pemantauan Penyakit: Bioinformatika digunakan dalam pemantauan penyakit, dengan analisis genomik yang membantu melacak penyebaran penyakit, mengidentifikasi varian patogen yang berpotensi berbahaya, dan memahami resistensi terhadap obat. Data ini berguna untuk merancang strategi pengendalian yang lebih efektif.

5. Personalisasi Pengobatan: Bioinformatika mendukung pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan individu (precision medicine) dengan menganalisis data genomik individu, memungkinkan pengobatan yang lebih efektif dengan efek samping yang minimal.

6. Penggunaan bioinformatika dalam pengendalian penyakit terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman tentang aspek genomik penyakit. Ini membantu dalam pengembangan strategi yang lebih cerdas dan efektif dalam mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit.

7. Analisis Filogenetik: Bioinformatika digunakan untuk membangun pohon filogenetik yang memetakan hubungan genetik antara organisme penyakit. Hal ini

159

membantu dalam penelitian evolusi patogen, yang pada gilirannya dapat membantu dalam pengembangan vaksin dan strategi pengendalian lainnya.

8. Analisis Variasi Genetik: Studi tentang variasi genetik dalam populasi manusia dan patogen dapat membantu dalam pemahaman risiko penyakit.

Bioinformatika digunakan untuk menganalisis data genomik yang besar dan mengidentifikasi variasi yang berkaitan dengan penyakit tertentu.

9. Vaksinologi Komputasional: Bioinformatika memungkinkan perancangan vaksin yang lebih efisien dan akurat dengan menganalisis protein target dan mengidentifikasi epitop yang penting untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.

10. Identifikasi Obat: Bioinformatika digunakan dalam penelitian obat untuk mengidentifikasi senyawa- senyawa yang berpotensi sebagai obat-obatan pengendalian penyakit. Analisis struktur protein dan interaksi protein-ligand menjadi lebih efektif.

11. Pengembangan Platform Diagnostik: Bioinformatika digunakan dalam pengembangan platform diagnostik yang lebih canggih, seperti tes PCR berbasis gen atau tes serologi berdasarkan analisis bioinformatika data.

12. Kesehatan Masyarakat Berbasis Data: Data dari berbagai sumber, termasuk data genomik, data kesehatan masyarakat, dan data lingkungan, digunakan bersama-sama dengan alat bioinformatika untuk memahami penyebab penyakit dan merancang strategi pengendalian yang lebih baik.

Dengan terus berkembangnya teknologi dan kemajuan dalam bioinformatika, kita dapat mengharapkan bahwa peran bioinformatika dalam pengendalian penyakit akan

160

terus tumbuh dan membantu mengatasi tantangan kesehatan global.

Kesimpulan

Kesehatan Lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai macam penyakit. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.

1. Informasi Genomik memberi kita wawasan untuk memandu gen target obat

2. Dengan memprioritaskan gen yang paling potensial kita dapat menemukan kandidat gen target obat penyakit

3. Drug Repurforming yaitu menggunakan obat lama untuk indikasi baru

4. Studi kami memberikan wawasan baru tentang bagaimana variasi genom dapat diimplementasikan secara klinis (Genomic Variants Driven Drug Repurposing)

5. Teknologi bioinformatika memiliki potensi besar dalam membangun dan menemukan hubungan eksplisit dan implisit antara pengobatan herbal dan biomedis modern.

Arah Masa Depan Kesehatan Genetik

Studi fungsional (In Vitro dan In Vivo) terhadap gen risiko tersebut dan gen yang ditargetkan oleh obat tersebut

161

masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan peran gen target obat.

Gambar 9.1 Analisis Primer, Analisis Sekunder, Analisis Tersier Terkait Genomik

162

Gambar 9.2 Integrasi Data untuk Pengobatan Individu

Gambar 9.3 Perbandingan Data Cloud dan In-House dengan Omics dan Clinical Data

163

Gambar 9.4 Analisis yang Menggunakan Genetika Manusia untuk Menargetkan Obat yang Diprioritaskan

Gambar 9.5 Penggunaan Big Data (Analisis Primer, Analisis Sekunder, Analisis Tersier dalam Pengobatan Individual)

164 Daftar Pustaka

Bappenas. 2015. Tujuan SDGs. www.bappenas.go.id.

Diakses 15 Januari 2022.

Hikmawan, T.I., (2023). Analisis Tersier Bioinformatika untuk Mendukung Precision Medicine (Peluang &

Tantangan), Forum Bioinformatics Institut Pertanian Bogor.

Irham, L.M., (2023). Mempercepat Penggunaan Ulang Obat dengan Pendekatan Berbasis Genomik dan Bioinformatika, Summer Course Universitas Ahmad Dahlan.

Ikhtiar, M & Andayanie, E., (2018). Pengantar Kesehatan Lingkungan. CV. Social Politic Genius.

Iskandar, Abdul Halim. 2020. SDGs Desa: Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dalam dokumen Batasan Pelindungan Hak Cipta (Halaman 158-180)