• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konten pendidikan multikultural yang terdapat dalam materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.2.2 Konten pendidikan multikultural yang terdapat dalam materi

sangat terkait dengan budaya lokal. Mengenal sembahyang dalam agama Hindu membantu siswa memahami bagaimana kepercayaan agama memengaruhi cara hidup dan budaya masyarakat Bali.

Integrasi materi ini dapat menginspirasi siswa untuk berpartisipasi dalam pertunjukan seni terkait dengan sembahyang Hindu, seperti tarian atau musik. Ini akan memungkinkan mereka untuk menghargai seni dan budaya Bali secara lebih mendalam. Siswa dapat diarahkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang sembahyang Hindu, mengunjungi kuil-kuil Hindu setempat, atau berbicara dengan praktisi Hindu untuk memahami lebih jauh tentang agama ini. Integrasi materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan pemahaman tentang sembahyang dalam agama Hindu adalah langkah penting dalam mendukung pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar. Ini membantu siswa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang agama dan budaya setempat, serta mengembangkan sikap toleransi, penghargaan terhadap keberagaman, dan nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan mereka.

4.2.2 Konten pendidikan multikultural yang terdapat dalam materi

Potensi yang terdapat dalam materi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sangatlah signifikan dalam pengintegrasian konten pendidikan multikultural, terutama dalam aspek keberagaman atau diversity.

Aspek diversity ini dapat diintegrasikan melalui materi mata pelajaran maupun iklim sekolah agar terciptanya suasana lingkungan sekolah yang dapat dilihat pada siswa di lingkungan kelas maupun di lingkungan sosial unik melalui perbedaanya yang berbeda dengan siswa lainya, terdapat perbedaan dalam gaya belajar, perbedaan minat belajar, perbedaan tingkat intelegensi yang mengakibatkan kemampuan siswa yang satu sama yang lain berbeda-beda. Untuk itu guru sudah seharusnya mengenal, memahami, dan mempunyai cara yang tepat dalam pembelajaran untuk mengakomudasi siswa yang diverse learners. Bentuk materi sekolah dalam pengintegrasian konten diversity di sekolah SD N 1 Sumerta ini dapat dilihat dalam gaya belajar setiap siswa yang berbeda. Hal ini dijelaskan oleh siswa kelas III I Komang Wira Adipramana dalam wawancaranya sebagai berikut

“ kalau saya belajar pada saat dapat mata pelajaran Agama Hindu di kelas itu agama lainnya biasanya di luar atau mereka membaca buku di perpustakaan ataupun mereka belajar agama islam di runganan khusus kadang kalau mereka di kelas itu suasana kelas jadi ribut dan saya tidak tenang dalam belajar”

(Wawancara tanggal 29 Juli 2023). Terdapat pula gaya belajar yang berbeda dijelaskan oleh Made Gigih Pradita Putra “saya sukanya kalau belajar itu pas ibu gurunya memberi materi dalam bentuk nyanyian kayak lagu materi tentang Tri Murti itu bisa buat saya cepat mengerti” (Wawancara tanggal 29 Juli 2023).

Berdasarkan kedua informan siswa dalam wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa setiap siswa memiliki perbedaan gaya belajar di dalam kelas maupun di luar kelas serta kemampuan menangkap materi yang berbeda yaitu terdapat siswa yang tidak bisa mendengarkan keributan itu salah satu contohnya. Jadi konten diversity yang diintegrasikan di luar maupun di dalam kelas sekolah dilihat melalui gaya belajar setiap siswa yang berbeda.

Bentuk materi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam pengintegrasian konten pendidikan multikultural dalam menumbuhkan keadaan sekolah yang baik juga terlihat pada keberagaman agama yang dimiliki setiap warga sekolah yang ada di dalam kelas ataupun di luar kelas. Tingginya tingkat toleransi antar agama dan saling menghormati setiap warga sekolah menciptakan kondisi sekolah yang aman dan nyaman. Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Sekolah Komang Suyasa pada tanggal 19 Mei 2023 tentang keberagaman agama yang dimiliki warga sekolah dinyatakan bahwa :

Di SD N 1 Sumerta terdapat siswa yang beragam selain Agama Hindu ada juga yang agamanya Kristen, Islam, Budha, dan Katolik. Meskipun di SD N 1 Sumerta memiliki siswa siswi yang beragam namun tetap terjalin harmonis karena di sekolah setiap pembelajaran terutama pada saat pembelajaran Agama Hindu dan lainya kita selalu ajarkan toleransi kepada peserta didik (Wawancara, 9 Mei 2023).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, di sekolah SD N 1 Sumerta ini terdapat siswa yang beragam yang berasal dai berbagai suku, ras, agama yang berbeda dan juga yang memiliki keragaman sosial yang berbeda tidak menjadi penghalang terciptanya interaksi serta hubungan yang positif antar siswa, guru, dan seluruh staf sekolah. Dengan dilandasi sikap toleransi yang tinggi, saling menghormati, saling menghargai dalam kehidupan tanpa membeda-

bedakan suku, ras, dan agama, maka kehidupan akan damai di tengah perbedaannya. Tinggi tingkat toleransi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar IV.III

Warga sekolah melakukan persembahyangan hari suci Purnama di halaman sekolah

(Sumber : Hasil Observasi, Tanggal 18 Mei 2023)

Gambar di atas menunjukkan bahwa tradisi dan rutinitas siswa setiap pagi dapat dilihat pada persembahyangan yang dilakukan warga sekolah pada hari suci purnama (pada waktu-waktu tertentu) dan setiap hari sebelum memulai kegiatan agar terciptakan suasana sekolah yang damai dan segala kegiatan dapat dilancarkan. Rutinitas siswa setiap pagi dapat dilihat juga pada sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas siswa wajib untuk melakukan Puja Tri Sandhya bersama. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong, S.Ag pada tanggal 8 Juni 2023 tentang kegiatan siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dinyatakan bahwa :

Rutinitas yang wajib dilaksanakan oleh seluruh siswa SD N 1 Sumerta itu meksanakan kegiatan Puja Tri Sandya di dalam kelas bersama-sama setiap sebelum jam mata pelajaran dimulai. Melaksanakan Puja Tri Sandya sebelum jam pembelajaran dilakukan agar peserta didik memiliki sikap religius yang kuat di dalam diri (Wawancara, 8 Juni 2023).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kegiatan rutinitas yang selalu dijalankan oleh seluruh warga sekolah SD N 1 Sumerta adalah diwajibkan sebelum jam mata pembelajaran pertama dimulai siswa melakukan Puja Tri Sandya di dalam kelas agar siswa memiliki sikap religius yang kuat dan cakap. Kegiatan tradisi yang dilaksanakan di sekolah SD N 1 Sumerta ada kegiatan sosial seperti membersihkan halaman sekolah setiap hari Jumat yang dinamakan kegiatan jumat bersih program kegiatan jumat bersih di sekolah dan pelaksananya sebelum masuk awal pembelajaran untuk dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab, sebab menjaga lingkungan sekolah tetap bersih merupakan hal sangat penting dan ini merupakan tanggung jawab semua warga sekolah tentu saja dengan lingkungan kondisi sekolah yang bersih membuat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah efektif dan menyenangkan.

Gotong royong merupakan suatu kegiatan sosial yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan dalam membangun lingkungan sekolah SD N 1 Sumerta Denpasar yang bersih, nyaman dan damai.

Secara konseptual, gotong royong dapat diartikan sebagai suatu model kerjasama yang disepakati bersama. Dalam perspektif sosioal budaya nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa pamrih (mengharap balasan) untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Banyak kegiatan yang dilakukan secara bergotong royong seperti kerja bakti kebersihan, serta kegiatan keagamaan dan masih banyak lagi lainnya. Walaupun warga SD N 1 Sumerta berbeda keyakinan, tetapi kebersamaan antara Hindu, Islam, Budha,

dan Kristentetap terjalin dengan baik dalam kegiatan gotong royong. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yang berprofesi sebagai guru kelas III Bapak I Made Ryan Anditha Febbriana tentang kegiatan gotong royong diseputaran warga lingkungan sekolah yaitu sebagai berikut.

Dalam kegiatan gotong royong di SD N 1 Sumerta antara yang beragama Hindu, Islam, Budha dan Kristen tetap terjalin dengan baik Kegiatan gotong royong di sekolah dilaksanakan secara rutin setiap han Jumat yang dinamakan dengan Jumat bersih yang dilakukan sebelum ma pembelajaran jam pertama. Kegiatan Jumat bersih ini dilakukan secara bersama-sama oleh semua warga sekolah dan penuh rasa tanggung jawab dan (Wawancara Tanggal 29 Juli 2022).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan agama di SD N 1 Sumerta tidak menjadi jurang pemisah antara agama Hindu, Islam, Budha dan Kristen dalam berinteraksi guna membangun rasa kebersamaan dan saling membantu pada saat kegiatan gotong royong yang rutin dilaksanakan setiap hari Jumat, dengan melaksanakan kerja bakti di lingkungan sekolah, sehingga hubungan antara agama Hindu, Islam, Budha dan Kristen tetap rukun, aman dan harmonis. SD N 1 Sumerta dalam memberikan kesempatan dan tempat untuk melaksanakan persembahyangan yang dianut oleh siswa, sekolah tidak hanya memberikan kesempatan umat Hindu saja yang melakukan persembahyangan tetapi juga pada umat lainnya dapat melakukannya ditempat ibadahnya masing-masing.

Selain itu potensi aspek diversity ini terdapat juga dalam materi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang membawa pesan kuat tentang menghargai dan merayakan keberagaman budaya, agama, dan tradisi, sementara Budi Pekerti mengajarkan nilai-nilai moral yang universal yang relevan dalam konteks multikultural. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama

Hindu Anak Agung Raka Gedong, S.Ag pada tanggal 29 Juli 2023 tentang potensi yang terdapat dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dinyatakan bahwa :

Ibu sebagai guru yang mengajar Agama Hindu disini dapat ibu katakan bahwa salah satu potensinya yaitu dapat membentuk sikap, perilaku dan pemikiran yang lebih komperhensif pada peserta didik dalam memandang keberagaman, sehingga mampu menumbuhkan toleransi baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan di SD N 1 Sumerta ini ibu bisa katakan sudah baik dalam menanamkan nilai-nilai religius dan multikultural.

Apalagi kalau dikaitkan dengan keseluruhan materi Agama Hindu terutama yang ada di

kelas III sangatlah cocok dan berkesinambungan seperti nilai toleransi, nilai demokratis, nilai humanis, nilai inklusif atau terbuka, dan yang terakhir nilai cinta tanah air ada di dalam meteri-meteri Agama Hindu. Di sini penanaman dari masing-masing konten pendidikan multikultural tersebut yang diberikan itu lewat pembiasaan-pembiasaan yang baik dilingkungan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan nilai-nilai sosial siswa (Wawancara, 29 Juli 2023)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru di SD N 1 Sumerta materi pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti salah satu potensinya yaitu dapat membentuk sikap, perilaku dan pemikiran yang lebih komperhensif pada peserta didik dalam memandang keberagaman. Salah satu potensi yang terdapat dalam Pendidikan Agama Hindu adalah ajarannya tentang pluralitas dan toleransi. Hinduisme mengajarkan bahwa setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih jalan spiritual yang sesuai dengan keyakinannya. Hal ini membantu siswa memahami bahwa keberagaman agama dan budaya adalah sesuatu yang alami dan perlu dihormati. Melalui pemahaman materi ini, siswa menjadi terbuka pikiran dan lebih menerima perbedaan, serta belajar untuk hidup harmonis dalam masyarakat yang multikultural. Selain itu, ajaran Hindu juga mengandung nilai-nilai universal seperti cinta kasih, keadilan, dan kebersamaan.

Materi Pendidikan Agama Hindu memberikan pemahaman tentang pentingnya mengembangkan hubungan sosial yang adil, saling peduli, dan bekerja sama dalam masyarakat. Konsep-konsep ini relevan dalam konteks multikultural, di mana menghormati hak asasi manusia, menolak diskriminasi, dan mempromosikan keadilan menjadi landasan penting dalam membangun masyarakat yang inklusif.

Unsur-unsur keragaman (diversity) adalah segmen penting dari kenyataan manusia yang mencerminkan varietas, perbedaan, dan kompleksitas dalam berbagai aspek kehidupan. Keragaman merangkum spektrum luas elemen yang membedakan individu, kelompok, atau lingkungan satu sama lain, dan mengakui keberagaman ini menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berdaya saing. Berikut adalah gambaran mengenai beberapa unsur keragaman yang ada yaitu 1) Keragaman Budaya dan Tradisi, dari melodinya yang indah hingga aroma dapur yang menggugah selera, keragaman budaya menggambarkan warisan unik dari masyarakat di seluruh dunia. Bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan kebiasaan makan adalah jendela untuk menjelajahi kekayaan warisan budaya yang beraneka ragam. 2) Keragaman Etnis dan Ras, sulit yang berbeda dan fitur wajah yang memikat menciptakan spektrum ras dan etnis yang luas. Keragaman ini mencerminkan sejarah, migrasi, dan penyatuannya yang unik. 3) Keragaman Jenis Kelamin dan Identitas Gender, spektrum gender yang kaya mencakup identitas yang berbeda dari laki-laki, perempuan, dan beragam identitas gender lainnya. Ini mewakili perjuangan dan pencarian jati diri yang sangat penting. 4) Keragaman Generasi, dari kebijaksanaan yang diperoleh dari tahun-tahun panjang

hingga pandangan segar dari generasi muda, keragaman generasi membawa perspektif yang berbeda dalam memahami dunia di sekitar kita. 5) Keragaman Agama dan Spiritualitas kepercayaan dan praktik agama yang berbeda melengkapi lanskap spiritualitas manusia. Ini mencakup keyakinan tentang makna hidup, etika, dan hubungan dengan yang lebih tinggi. 6) Keragaman Kemampuan dan Bakat, keunikan setiap individu tercermin dalam keterampilan, bakat, dan minat yang beragam. Seni, ilmu pengetahuan, olahraga, dan berbagai keahlian lainnya menjadi katalisator perkembangan manusia. 7) Keragaman Pendidikan dan Latar Belakang Akademis, singkat pendidikan dan pengalaman belajar yang berbeda menghasilkan pandangan beragam tentang dunia. Perspektif ini membentuk cara kita melihat tantangan dan peluang. 8) Keragaman Lingkungan Sosial-Ekonomi, perbedaan dalam status ekonomi dan sosial membentuk cara individu berinteraksi dengan masyarakat dan kesempatan yang mereka miliki. 9) Keragaman Lingkungan, dari hutan hujan lebat hingga padang pasir yang tandus, lingkungan alam yang beragam menciptakan rumah bagi beragam makhluk hidup dan ekosistem yang rapuh. 10) Keragaman Bahasa, dari melodi lembut hingga ritme yang kuat, keragaman bahasa menciptakan jaringan komunikasi yang tak ternilai harganya di seluruh dunia. Unsur-unsur keragaman ini saling berhubungan dan membentuk jaringan yang rumit dari kehidupan manusia. Mengakui dan merayakan keragaman membantu kita memahami perbedaan, membangun kedekatan, dan menciptakan dunia yang lebih inklusif dan harmonis.

Dalam materi pembelajaran Agama Hindu dalam Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar jika dilihat dari sudut pandang konten multikulturalsebagai berikut :

1. Daiwi Sampad dan Asuri Sampad

Dalam ajaran Hindu, terdapat konsep tentang dua tipe budi pekerti atau perilaku, yaitu Daiwi Sampad dan Asuri Sampad. Kedua konsep ini mencerminkan dua dimensi etika yang berbeda dalam kehidupan manusia.

Pada konten pembelajaran Daiwi Sampad dan Asuri Sampad, unsur keragaman (diversity) dapat diintegrasikan dengan cara yang berarti, untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas dan variasi karakter manusia. Daiwi Sampad merujuk pada perilaku atau budi pekerti yang berasal dari sifat ilahi atau rohaniah. Ini mencakup sifat-sifat positif dan etis yang membantu seseorang tumbuh secara spiritual dan mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Beberapa contoh sifat dalam Daiwi Sampad adalah kasih sayang, ketulusan, belas kasih, rendah hati, dan kebijaksanaan. Konten keragaman dapat ditempatkan dalam pembelajaran Daiwi Sampad dengan cara berikut:

a. Keragaman dalam Penerapan Nilai-Nilai Spiritual

Siswa dapat belajar bagaimana nilai-nilai seperti kasih sayang dan belas kasih diterapkan dalam berbagai tradisi dan agama di seluruh dunia. Ini membantu mereka menghargai beragam cara orang berinteraksi dengan nilai-nilai rohaniah.

b. Keragaman dalam Tokoh Teladan

Konsep Daiwi Sampad mencakup cerita tentang tokoh-tokoh teladan dari berbagai mitologi dan ajaran agama Hindu. Siswa dapat

membandingkan dan menganalisis karakteristik dan tindakan pahlawan dari berbagai latar belakang budaya dan sejarah.

Asuri Sampad adalah perilaku atau budi pekerti yang bersifat asuri atau setan. Ini mencakup sifat-sifat negatif dan tidak etis yang menghambat perkembangan spiritual dan menciptakan penderitaan dalam kehidupan.

Beberapa contoh sifat dalam Asuri Sampad adalah keserakahan, kebencian, kesombongan, dan kedengkian. Konten keragaman dapat ditempatkan dalam pembelajaran Asuri Sampad dengan cara berikut:

a. Keragaman dalam Perilaku Negatif

Siswa dapat memahami bagaimana perilaku negatif seperti keserakahan dan kebencian dapat muncul dalam berbagai konteks dan budaya. Ini membantu mereka menyadari bahwa perilaku negatif tidak terbatas pada satu kelompok atau komunitas tertentu.

b. Keragaman dalam Mitos atau Cerita yang Menyajikan Karakter Negatif

Konsep Asuri Sampad juga melibatkan cerita dan mitos yang menggambarkan karakter yang berpola perilaku asuri. Siswa dapat memahami bagaimana karakter-karakter ini muncul dalam berbagai mitologi dan tradisi budaya.

Integrasi konten keragaman dalam pembelajaran Daiwi Sampad dan Asuri Sampad membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman tentang beragam sifat manusia, dan bagaimana tindakan dan nilai-nilai etika dapat berbeda dalam berbagai konteks budaya dan sosial. Ini juga membantu

siswa menghargai dan memahami keragaman dalam pandangan dan perilaku manusia serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling pengertian.

2. Tokoh-Tokoh Utama Dalam Mahābhārata

Materi pembelajaran tentang tokoh-tokoh utama dalam Mahābhārata adalah kesempatan yang baik untuk mengintegrasikan unsur keragaman (diversity) karena epik ini menghadirkan berbagai karakter yang berasal dari berbagai latar belakang dan kepribadian yang berbeda. Mahābhārata merupakan salah satu epik terbesar dalam sastra Hindu yang berisi kisah perjuangan, konflik, dan nilai-nilai etika yang kompleks. Berikut adalah deskripsi tentang letak konten keragaman pada materi pembelajaran tentang tokoh-tokoh utama dalam Mahābhārata:

1. Keragaman Etnis dan Sosial, dalam Mahābhārata, tokoh-tokoh utama berasal dari berbagai suku dan kasta sosial. Mereka mewakili keragaman etnis dan sosial yang ada dalam masyarakat kuno India.

Konten pembelajaran dapat menyoroti perbedaan sosial dan etnis ini dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi dinamika antar karakter dalam epik ini.

2. Keragaman Karakteristik dan Sifat, Mahābhārata menghadirkan berbagai karakteristik dan sifat yang beragam pada tokoh-tokohnya.

Misalnya, Yudhisthira dikenal karena kesetiaan dan kejujurannya, sedangkan Duryodhana memiliki sifat ambisius dan penuh kebencian. Integrasi konten keragaman dapat membantu siswa

memahami bahwa tidak ada satu karakter pun yang seragam dan setiap individu memiliki ciri khas dan sifat unik.

3. Keragaman Dalam Nilai-Nilai Etika, setiap tokoh dalam Mahābhārata mewakili nilai-nilai etika yang berbeda-beda. Beberapa karakter bertindak berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan keadilan, sementara yang lain mungkin cenderung ke arah kelakuan yang kurang baik. Konten pembelajaran dapat menyoroti keragaman dalam pandangan moral dan etika yang dimiliki oleh tokoh-tokoh utama dan bagaimana pilihan mereka mempengaruhi jalannya kisah.

4. Keragaman Latar Belakang Budaya dan Sosial, Mahābhārata mencakup berbagai kisah dan peristiwa yang terjadi di berbagai wilayah India, mencerminkan keragaman latar belakang budaya dan sosial dari karakter-karakternya. Integrasi konten keragaman dapat membantu siswa memahami keberagaman budaya dan lingkungan yang membentuk karakter tokoh-tokoh dalam epik ini.

5. Keragaman Perspektif, Mahābhārata seringkali menyajikan perspektif yang berbeda-beda mengenai situasi dan peristiwa tertentu. Beberapa karakter memiliki pandangan yang berbeda tentang suatu masalah, yang mencerminkan keragaman dalam cara manusia memandang dunia. Konten pembelajaran dapat menekankan pentingnya menghargai dan memahami perspektif yang berbeda dan membantu siswa memahami kompleksitas manusia.

Dengan mengintegrasikan konten keragaman pada materi pembelajaran tentang tokoh-tokoh utama dalam Mahābhārata, siswa dapat memperluas pemahaman mereka tentang keragaman manusia dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Ini juga membantu membangun kesadaran tentang inklusivitas dan pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan dalam pandangan dan perilaku manusia.

3. Mengenal Tari Keagamaan

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki potensi besar dalam mengintegrasikan konten pendidikan multikultural, terutama dalam aspek keberagaman (diversity) yang terkait dengan materi mengenal tari keagamaan. Di Bali, Hindu adalah agama mayoritas, dan ini menciptakan peluang unik untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya dan agama dalam konteks lokal. Pendidikan Agama Hindu memungkinkan siswa untuk memahami agama Hindu, yang merupakan aspek kunci dalam budaya Bali. Siswa dapat mempelajari nilai-nilai, keyakinan, dan praktik keagamaan Hindu, serta hubungannya dengan seni tari keagamaan.

Mengenal Tari Keagamaan Hindu: Tari keagamaan Hindu adalah bagian penting dalam ekspresi budaya Bali. Dalam pembelajaran mengenai tari ini, siswa dapat memahami peran tari dalam konteks agama Hindu, termasuk bagaimana tari digunakan dalam upacara keagamaan.

Integrasi materi Pendidikan Agama Hindu memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami satu agama secara lebih mendalam, sementara juga mengingatkan mereka akan keberagaman

agama di dunia. Hal ini penting untuk membantu siswa menghargai dan menghormati agama-agama lain. Materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan agama. Ini membantu siswa memahami bahwa perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan harus dihormati. Belajar tentang tari keagamaan Hindu memungkinkan siswa mengembangkan sikap keterbukaan terhadap seni, budaya, dan agama yang berbeda. Ini membantu mereka menjadi warga global yang lebih sadar.

Siswa dapat berpartisipasi dalam pertunjukan seni, termasuk tarian keagamaan Hindu. Ini menciptakan peluang kolaborasi antar-siswa yang mewakili berbagai latar belakang budaya, mempromosikan kerja sama tim, dan meningkatkan pemahaman mereka tentang seni. Siswa dapat diarahkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang tari keagamaan Hindu dan peranannya dalam budaya Bali. Ini dapat mengembangkan keterampilan penelitian mereka dan memungkinkan mereka untuk mendalami budaya setempat. Materi ini membantu siswa untuk lebih menghormati warisan budaya Bali yang berhubungan dengan agama Hindu dan seni tari keagamaan. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan konten pendidikan multikultural dengan fokus pada aspek keberagaman yang terdapat dalam materi mengenal tari