• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Upaya pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu

4.4.2 Menyampaikan materi yang inklusif

Guru juga dapat mengundang tokoh-tokoh agama dan budaya setempat untuk memberikan wawasan dan perspektif yang berharga kepada siswa.

Berdasarkan urain tersebut dapat disimpulkan bahwa, penyusunan kurikulum yang memperhatikan pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam pengintegrasian konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar sangat penting untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang inklusif, beragam, dan menghargai perbedaan budaya dan agama. Kurikulum yang dirancang dengan baik akan memberikan siswa pemahaman yang mendalam tentang agama Hindu, nilai-nilai budi pekerti, dan keberagaman budaya yang ada di sekitar mereka, serta mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang multikultural.

tanggal 29 Juli 2023 bersama Kepala Sekolah SD N 1 Sumerta Denpasar Bapak I Komang Suyasa menerangkan bahwa:

Dalam pengembangannya kita juga lakukan dalam proses penyampaian materi, dimana guru pengajar, penting untuk menggunakan pendekatan yang memastikan bahwa semua siswa merasa diterima, terlibat, dan berkontribusi dalam pembelajaran (Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawnacara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan ke siswa guru harus menyesuaikan dengan komunikasi siswa agar dapat tersampaikan dengan baik. Dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Hindu, guru perlu menggunakan bahasa dan istilah yang dapat dipahami oleh semua siswa. Penting untuk menghindari penggunaan terminologi yang mungkin membingungkan atau eksklusif. Guru harus menjelaskan konsep-konsep agama Hindu dengan cara yang sederhana dan jelas, sehingga semua siswa dapat mengikuti dengan baik. Jika ada istilah atau konsep yang rumit, guru dapat memberikan contoh konkret atau menggunakan gambar dan media visual untuk membantu pemahaman siswa. Penting untuk memperhatikan keberagaman budaya dan agama siswa dalam menyusun materi pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan latar belakang siswa dan memilih contoh-contoh yang mencakup berbagai budaya dan agama. Misalnya, saat menjelaskan nilai-nilai budi pekerti, guru dapat menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Hal ini akan membantu siswa merasa terhubung dengan materi yang diajarkan dan memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya nilai-nilai budi pekerti dalam konteks kehidupan mereka.

Gambar IV.VIII

Poster Pendidikan Budaya & Karakter di SD N 1 Sumerta Sumber : Dokumentasi peneliti, 5 Juni 2023

Dalam menyampaikan materi, penting untuk mendorong partisipasi aktif semua siswa. Guru dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran, seperti diskusi kelompok, presentasi, permainan peran, atau kegiatan kolaboratif. Dengan memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berpartisipasi, guru dapat memastikan bahwa semua suara didengar dan pengalaman serta pengetahuan siswa yang beragam dihargai dan diintegrasikan dalam pembelajaran. Dalam mengintegrasikan konten pendidikan multikultural, guru perlu menggunakan berbagai sumber daya yang mencerminkan keberagaman budaya dan agama. Guru dapat menggunakan buku teks, bahan bacaan, video, dan sumber daya digital yang mencakup cerita, gambar, dan informasi tentang berbagai kelompok budaya dan agama. Dengan memperkenalkan siswa pada sumber daya yang beragam, guru dapat memperluas wawasan siswa tentang keberagaman dan memperkaya pengalaman pembelajaran mereka.

Guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang aman, inklusif, dan menghargai perbedaan. Guru dapat mengadopsi strategi seperti menghormati dan mendorong pendapat yang berbeda, menghindari stereotip dan prasangka, serta memfasilitasi dialog terbuka tentang keberagaman budaya dan agama. Melalui pembelajaran kolaboratif, siswa dapat belajar dari pengalaman dan perspektif satu sama lain, membangun pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman, dan memperkaya kualitas pembelajaran mereka. Penting untuk melibatkan orang tua dan komunitas dalam penyampaian materi yang inklusif. Guru dapat mengadakan pertemuan atau kegiatan yang melibatkan orang tua dan anggota komunitas untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan perspektif mereka tentang keberagaman budaya dan agama. Melibatkan orang tua dan komunitas akan memperkaya perspektif siswa dan memperkuat pengalaman pembelajaran mereka di dalam dan di luar kelas.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, menyampaikan materi yang inklusif dalam upaya pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan mengintegrasikan konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang siswa. Dalam prosesnya, penting untuk menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh semua siswa, memperhatikan keberagaman budaya dan agama dalam pemilihan konten, mendorong partisipasi aktif siswa, menggunakan berbagai sumber daya yang mencerminkan keberagaman, menciptakan lingkungan kelas yang inklusif,

melibatkan orang tua dan komunitas, serta memantau kemajuan individu siswa.

Dengan pendekatan ini, semua siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang inklusif, mendalam, dan membangun pemahaman yang baik tentang keberagaman budaya dan agama.

4.4.3 Pemanfaatan Teknologi

Teknologi Pemanfaatan teknologi dalam upaya pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan mengintegrasikan konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar memiliki peran yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperluas pemahaman siswa, dan menciptakan pengalaman belajar yang menarik. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2023 bersama Kepala Sekolah SD N 1 Sumerta Denpasar Bapak I Komang Suyasa menerangkan bahwa

“Kita juga memanfaatkan teknologi dalam pengembangannya, salah satunya dengan menggunakan media digital dalam penyampaian materinya.” (Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawnacara diatas dapat disimpulkan bahwa guru di SD N 1 Sumerta memanfaatkan teknologi dalam pengambangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam penyampaian materinya. Penggunaan media digital dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkaya pengalaman siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Guru dapat menggunakan video, presentasi multimedia, dan sumber daya digital lainnya untuk memperkenalkan konsep-konsep agama Hindu, nilai-

nilai budi pekerti, dan keberagaman budaya dan agama. Misalnya, guru dapat menunjukkan video yang memperlihatkan praktik ibadah atau perayaan agama Hindu, menggambarkan tradisi dan budaya Bali, atau membagikan presentasi tentang festival-festival agama yang berbeda. Dengan memanfaatkan teknologi ini, siswa dapat memvisualisasikan dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang materi yang diajarkan. Internet menjadi sumber informasi yang luas dan mudah diakses. Guru dapat memanfaatkan internet untuk mencari sumber daya terkini, artikel, dan situs web yang berkaitan dengan agama Hindu, nilai-nilai budi pekerti, dan keberagaman budaya dan agama. Dengan menyediakan tautan-tautan yang relevan kepada siswa, guru membantu mereka mengembangkan kemampuan penelitian mereka sendiri dan memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang topik yang sedang dipelajari. Ini juga dapat membantu siswa memperluas wawasan mereka tentang keberagaman budaya dan agama di Bali, Indonesia, dan di seluruh dunia.

Platform pembelajaran digital dapat digunakan untuk membuat interaksi yang lebih dinamis antara guru dan siswa. Misalnya, forum diskusi online atau ruang kelas virtual dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi, pertukaran ide, dan kolaborasi antara siswa. Dalam konteks pendidikan multikultural, platform ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi perspektif mereka, bertukar cerita tentang budaya dan agama mereka, serta memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman dalam lingkungan mereka. Selain itu, platform pembelajaran digital juga memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran secara fleksibel, baik di dalam maupun di luar kelas.penggunaan

aplikasi dan perangkat lunak pendidikan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Misalnya, ada aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang khusus untuk memperkenalkan konsep-konsep agama Hindu dan nilai-nilai budi pekerti kepada siswa dengan cara yang interaktif dan menarik. Aplikasi ini dapat berisi pertanyaan, teka-teki, atau permainan yang memungkinkan siswa untuk menguji pemahaman mereka secara aktif dan mendapatkan umpan balik langsung.

Dengan menggunakan teknologi ini, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat terlibat dalam proses belajar secara interaktif.

Teknologi dapat memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua. Misalnya, guru dapat menggunakan aplikasi pesan instan atau platform komunikasi online untuk berkomunikasi dengan orang tua dan memberikan informasi tentang perkembangan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Hal ini memungkinkan orang tua untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran anak mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang materi yang sedang dipelajari. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk mengadakan pertemuan orang tua secara virtual atau memberikan tautan untuk acara-acara yang berkaitan dengan keberagaman budaya dan agama di komunitas. Dalam menggunakan teknologi, penting untuk memastikan aksesibilitas bagi semua siswa. Guru perlu memastikan bahwa teknologi yang digunakan mudah diakses dan dapat digunakan oleh semua siswa tanpa hambatan. Hal ini dapat mencakup memastikan keberlanjutan dan ketersediaan akses internet, memberikan panduan atau bantuan teknis kepada

siswa yang membutuhkan, dan memastikan bahwa materi yang digunakan dalam teknologi dapat diakses oleh semua siswa tanpa diskriminasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemanfaatan teknologi dalam upaya pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan mengintegrasikan konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar dapat memberikan manfaat yang signifikan. Dengan menggunakan media digital, internet, platform pembelajaran, aplikasi, dan perangkat lunak pendidikan, guru dapat memperkaya pengalaman pembelajaran siswa, memfasilitasi interaksi yang dinamis, meningkatkan keterlibatan siswa, memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi, serta memperluas aksesibilitas bagi semua siswa. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Pendidikan Agama Hindu, nilai-nilai budi pekerti, dan keberagaman budaya dan agama, serta mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang semakin terhubung secara teknologi.

4.4.4 Kunjungan ke tempat Ibadah

Kunjungan ke tempat ibadah merupakan salah satu upaya penting dalam pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan mengintegrasikan konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar. Melalui kunjungan ini, siswa dapat memiliki pengalaman langsung yang mendalam tentang praktik ibadah, keberagaman budaya, dan toleransi agama. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2023 bersama Guru kelas III Bapak I Made Ryan Anditha Febbriana menerangkan bahwa:

Selain kita menggunakan bantuan media digital, kita juga terkadang melakukan kunjungan ke tempat ibadah, atau kita ikut serta dalam melakukan kegiatan kebudayaan. Di sekolah juga kita melaksankan kegiatan keagamaan dengan diisi tari-tarian Bali yang diikuti anak-anak.

(Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan bantuan media digital, guru juga terkadang melakukan kunjungan ke tempat ibadah, atau guru dan siswa ikut serta dalam melakukan kegiatan kebudayaan. Kunjungan ke tempat ibadah memungkinkan siswa untuk memahami praktik-praktik ibadah dalam agama Hindu secara langsung. Siswa dapat mengamati dan belajar tentang ritus, doa, mantra, dan aktivitas keagamaan lainnya yang dilakukan dalam tempat ibadah Hindu. Melalui pengalaman ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang agama Hindu dan nilai-nilai yang terkait dengan praktik ibadah tersebut. Mereka dapat melihat bagaimana praktik ibadah menghubungkan orang dengan spiritualitas, moralitas, dan hubungan dengan Tuhan. Kunjungan ke tempat ibadah juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempelajari tentang keberagaman budaya dalam agama Hindu. Bali memiliki beragam tradisi, upacara, dan kebiasaan yang berkaitan dengan agama Hindu. Siswa dapat melihat berbagai perayaan dan upacara agama Hindu yang diadakan di tempat ibadah, seperti perayaan Galungan, Kuningan, atau pemujaan di pura-pura yang berbeda. Melalui kunjungan ini, siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang warisan budaya Bali yang kaya dan memahami pentingnya melestarikan dan menghormati budaya tersebut.

Gambar IV. IX

Anak-anak di SD N 1 Sumerta Denpasar membuat penjor Sumber : Dokumentasi Kepala Sekolah, 5 juni 2023

Kunjungan ke tempat ibadah juga memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan komunitas keagamaan Hindu. Siswa dapat berkomunikasi dengan pemuka agama atau tokoh masyarakat setempat yang terkait dengan tempat ibadah.

Mereka dapat mengajukan pertanyaan, mendengarkan cerita, dan berdiskusi tentang praktik keagamaan, filosofi, dan nilai-nilai yang mendasari agama Hindu.

Interaksi ini memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan wawasan langsung tentang agama Hindu dari sumber yang dapat diandalkan dan mengembangkan sikap saling menghormati dan toleransi terhadap kepercayaan orang lain. Selain mempelajari agama Hindu, kunjungan ke tempat ibadah juga dapat memperkenalkan siswa pada agama dan kepercayaan lainnya yang ada di Bali dan Indonesia. Misalnya, siswa dapat mengunjungi masjid, gereja, atau vihara setempat untuk mempelajari praktik ibadah dan nilai-nilai yang terkait dengan agama tersebut. Dalam hal ini, kunjungan ke tempat ibadah menjadi peluang bagi siswa untuk memahami keberagaman agama dan budaya yang ada

dalam masyarakat mereka, memperkuat sikap toleransi, serta menghargai perbedaan dan persamaan di antara agama-agama tersebut.

Kunjungan ke tempat ibadah juga dapat memperkaya pengalaman siswa dengan memberikan perspektif praktis tentang pentingnya kebebasan beragama dan menghormati perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Siswa dapat melihat bagaimana tempat ibadah menjadi tempat pertemuan dan doa bagi umat beragama, tanpa memandang perbedaan budaya, etnis, atau latar belakang sosial.

Hal ini dapat membantu siswa memahami betapa pentingnya menghormati dan menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, serta memperkuat sikap inklusif dan toleransi dalam hubungan antarmanusia. Selain manfaat edukatif, kunjungan ke tempat ibadah juga dapat memberikan pengalaman yang inspiratif dan membekas bagi siswa. Melihat langsung praktik keagamaan, mendengarkan cerita, dan berinteraksi dengan komunitas keagamaan dapat membangkitkan rasa kekaguman, rasa hormat, dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai spiritual dalam kehidupan. Pengalaman ini juga dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan nilai-nilai dan etika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Dalam penyelenggaraan kunjungan ke tempat ibadah, perlu dilakukan persiapan yang matang, termasuk memastikan keselamatan siswa, meminta izin dari komunitas keagamaan setempat, dan menyiapkan materi pendukung yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, kunjungan ke tempat ibadah merupakan strategi yang penting dalam upaya pengembangan potensi mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dengan mengintegrasikan konten pendidikan multikultural di Kelas III SD Negeri 1 Sumerta Denpasar.

Melalui kunjungan ini, siswa dapat memperoleh pemahaman langsung tentang praktik ibadah, keberagaman budaya, dan toleransi agama. Mereka dapat belajar tentang agama Hindu dan nilai-nilai budi pekerti, serta memperkenalkan mereka pada agama dan kepercayaan lainnya yang ada di masyarakat mereka. Dengan pengalaman ini, siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang keberagaman budaya dan agama, memperkuat sikap toleransi, dan memperkaya pengalaman pembelajaran mereka.

Gambar IV. X

Anak-anak mengikuti kegiatan keagamaan Sumber : Dokumentasi peneliti, 2023