• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap materi mata pelajaran Pendidikan Agama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.2.3 Persepsi guru terhadap materi mata pelajaran Pendidikan Agama

multicultural

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang sangat relevan dalam konteks pendidikan multikultural. Pelajaran ini memberikan siswa wawasan yang mendalam tentang keyakinan agama Hindu, nilai-nilai etika, dan moral dalam budaya Hindu, sambil menghubungkannya dengan nilai-nilai universal yang berlaku untuk semua agama dan budaya. Dalam kaitannya dengan konten pendidikan multikultural, pelajaran ini memiliki beberapa aspek penting yang mencerminkan nilai-nilai toleransi, penghormatan, dan penghargaan terhadap keberagaman dalam masyarakat. Materi Pendidikan Agama Hindu membuka pintu ke dalam pemahaman tentang kepercayaan, ritus, dan filosofi agama Hindu, memberikan siswa kesempatan untuk menghargai dan menghormati pluralisme agama. Siswa juga diajarkan tentang keberagaman praktik keagamaan dan keyakinan, memahami bahwa setiap agama memiliki pandangan dan norma yang berbeda dan bahwa semua pandangan itu memiliki hak yang sama untuk diakui dan dihormati.

Gambar IV.IV

Dokumentasi Proses Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi pekerti Sumber : Dokumentasi peneliti, 5 Juni 2023

Di SD N 1 Sumerta juga menerapkan mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai konten pendidilkan multikultural, sebagai guru pengajar seharusnya guru di SD N 1 Sumerta pasti memiliki persepsi tersendiri mengenai hal ini, peneliti telah melakukan wawancara mengenai persepsi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai konten pendidilkan multikultural. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong tanggal 29 Juli 2023 tentang potensi yang terdapat dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam aspek demokrasi budaya dinyatakan bahwa :

Saya mengetahui jika materi pendidikan Agama Hindu yang saya ajarkan tentunya sangat erat dengan konten pendidikan multikultural, dengan materi yang saya ajarkan di kelas III seperti contohnya materi tokoh-tokoh dalam Mahabratha yang mengajarkan berbagai perbedaan seperti perbedaan kebudayaan, keyakinan dan yang lainnya. Pada materi-materi yang lain juga seperti itu, saya juga sangat setuju jika pendidikan multikultural diajarkan sejak dini agar nanti anak” dapat mengetahui banyak perbedaan yang harus dia toleransi. Akan tetapi ada beberapa kendala juga yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya (Wawancara, 29 Juni 2023).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Guru pengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SD N 1 Sumerta sudah memahami kaitan materi pelajaran terhadap konten multikultural, selain itu guru juga setuju ajaran multikultural dajarkan sejak dini agar anak-anak dapat

mengetahui banyak perbedaan dan belajar toleransi. Akan tetapi dalam merealisasikan hal tersebut mengalamin beberapa kendala yang menyebabkan terhambat dalam merealisasikannya.

Dalam pengembangannya memerlukan ide-ide yang unik dalam merealisasikan hal ini, selain kurikulum guru seharusnya juga mengembangkan konten pendidikan multikultural melalui pateri pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong tanggal 29 Juli 2023 dinyatakan bahwa :

Dalam pengembangan konten pendidikan multikultural saya secara pribadi tidak terlalui berfokus dalam pengembangan kontennya, saya hanya mengikuti materi dari kurikulum yang telah disediakan, biasanya saya hanya memberikan penambahan-penambahan sedikit penalaran kepada anak-anak mengenai berbagai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari (Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa guru pengajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti tidak berfokus dalam pengemabngan konten multikultural dalam pengajarannya, beliau hanya mengikuti acuan dari kurikulum yang telah ditentukan, beliau hanya meberikan sedikit penamhan dengan memberikan conton terkait konten multikulturan dalam sehari-hari, agar anak-anak mengerti dengan perbedaan. Pengintegrasian konten multikultural ke dalam materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti tentunya akan menjadi hal yang bagus dalam pengembangan sikap anak-anak, Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong tanggal 29 Juli 2023 tentang potensi yang terdapat dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam aspek demokrasi budaya dinyatakan bahwa :

Dalam Pengintegrasian konten multikultural ke dalam materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti saya sangat setuju jka hal tersebut dilaksanakan, menurut saya sangat penting mengajarkan kepada anak-anak mengenai berbagai perbedaan sejak dini, agar nantinya ketika mereka tumbuh dewasa tidak kaget dengan perbedaan dan meningkatkan toleransi antar sesama, dimana jika hal tersebut terlaksana tentunya akan meningkatkan kesejahteraan hidup di negara kita (Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru pengajar mata pelajaran pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SD N 1 Sumerta setuju dengan pengintegrasian konten multikultural ke dalam materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, menurut beliau bahwa dengan adanya pengintegrasian ini dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai berbagai perbedaan yang ada dan meningkatkan rasa toleransi kedepannya. Mata pelajaran ini seharusnya menjadi peluang besar dalam pendidikan multikultural. Berdasarkan hasil wawancara bersama bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong tanggal 29 Juli 2023 dinyatakan bahwa :

Menurut saya mata pelajaran pendidikan Agama Hindu menjadi salah satu peluang jalur masuk dalam memberikan pendidikan multikultural, dikarenakan pelajaran pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki banyak materi yang dapat diintegrasikan dengan pendidikan multikultural, dimana jika dapat diintegrasikan akan lebih mudah memberikan penjelasan kepada anak-anak (Wawancara, 29 Juli 2023) Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pengintegrasian konten multikultural dengan mata pelajaran pendidikan Agama Hindu memiliki peluang yang bagus, dikarenakan berdasarkan pernyataan beliau bahwa materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sangat erat dengan pendidikan multikultural dan dapat mempermudah dalam menjelaskan ke peserta didik. Akan tetapi dalam pengintegrasiannya mengalami

beberapa hambatan yang mempersulit pengintegrasian konten multikultural, Berdasarkan hasil wawancara bersama guru Agama Hindu Anak Agung Raka Gedong tanggal 29 Juli 2023 dinyatakan bahwa :

Dalam pelaksanannya pasti akan mengalami beberapa kendala, yang saya prediksi dan alami ada beberapa hambatan yang akan dihadapi yaitu yang pertama seperti kurikulum yang terbatas, karen dalam pengajaran kita sudah diberikan waktu dan materi yang akan dijelaskan kepada anak-anak, jadi tidak leluasa dalam pengintegrasian konten multikultural, selain itu keberagaman yang begitu banyaknya yang membuat saya harus banyak belajar lagi, dan juga sikap orang tua yang menghambat, yang terkadang terdapat beberapa kasus, orang tua yang fanatik dengan beberapa kepercayaan tertentu yang tidak mengijinkan anaknya belajar atau mengetahui kepercayaan lain (Wawancara, 29 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pengintegrasian pendidikan multikultural pada mata pelajaran pendidikan Agama Hindu dan Budi pekerti mengalami beberapa kendala seperti keterbatasan kurikulum, dikarenakan sudah ada materi dan ketentuan waktu pada kurikulum yang diberikan, kemudian keterbatasan pengetahuan guru dalam keberagaman, dan sikap orang tua yang fanatik dengan beberapa keberyaan tertentu. Hal tersebut tentunya harus dicarikan solusi demi pendidikan multikultural pada peserta didik di SD N 1 Sumerta.

4.3 Kendala-kendala dalam pengembangan materi mata pelajaran