Hubungan perawat-klien tidak sekedar hubungan mutualis. Travelbee (1971) menyebutkan hubungan ini sebagai ”a human to human relationship”. Kele- mahan yang ada pada perawat dan klien akan menjadi hilang ketika masing- masing pihak yang terlibat interaksi mencoba memahami kondisi masing- masing. Perawat menggunakan ketrampilan komunikasi interpersonalnya untuk mengembangkan hubungan dengan klien yang akan menghsilkan pe- mahaman tentang klien sebagai manusia yang utuh. Hubungan semacam ini bersifat terapeutik yang dapat meningkatkan iklim psikologis yang kondusif dan menfasilitasi perubahan dan perkembangan positif pada diri klien. Hu- bungan ini juga difokuskan pada tujuan utama untuk membantu memenuhi kebutuhan klien. Kreasi dari lingkungan yang terapeutik dapat memacu ke- mampuan perawat untuk memberikan kenyamanan fisik dan psikososial pada klien. Peran utama perawat adalah meyakinkan bahwa kebutuhan fisiologi pasien benar-benar terpenuhi. Misalnya perawat mengatur posisi pasien agar dapat bernafas dengan normal dan tidur dengan nyaman tanpa gangguan.
Tindakan keperawatan dilakukan kepada pasien perlu mempertimbangkan keinginan klien, sehingga hubungan yang terjadi benar-benar sebagai hu- bungan mutualis dan sebagai sarana agar kebutuhan-kebutuhan klien terpe- nuhi.
Komunikasi Terapeutik
151 150
Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi, na- mun harus dibangun secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang terapeutik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian tentang komunikasi terapeutik. Rogers berpendapat bahwa komunikasi tera- peutik bukan tentang apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagimana seseo- rang itu melakukan komunikasi dengan orang lain. Rogers mengidentifikasi tiga faktor dasar dalam mengembangkan hubungan yang saling membantu (Helping Relationship), yaitu: 1) pembantu harus benar-benar ikhlas dan me- mahami tentang dirinya, 2) pembantu harus menunjukkan rasa empati, dan 3) individu yang dibantu harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesu- atunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan. Dengan demikian ada tiga hal mendasar dalam mengembangan Helping Relationship, yaitu : Genuineness (Keikhlasan), empathy (empati), dan warmth (kehangatan)
Genuineness
Untuk membantu klien, perawat harus menyadari tentang nilai, sikap, dan pe- rasaan yang dimilki klien. Apa yang pikirkan dan dirasakan perawat tentang individu dan dengan siapa dia berinteraksi perlu selalu dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal. Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dipunyai klien sehing- ga mampu belajar untuk mengkomunikasikannya secara tepat. Perawat tidak akan menolak segala bentuk perasaan negatif yang dipunyai klien, bahkan ia akan berusaha berinteraksi dengan klien, hasilnya, perawat akan mampu mengeluarkan segala perasaan yang dimiliki dengan cara yang tepat, bukan dengan cara menyalahkan atau menghukum klien. Tidak selalu untuk melaku- kan keikhlasan. Untuk menjadi lebih percaya diri tentang perasaan dan nilai- nilai yang dimiliki membutuhkan pengembangan diri yang dapat dipertim- bangkan untuk dilakukan setiap saat, sehingga sekali perawat mampu untuk menyatakan apa yang dia inginkan untuk membantu memulihkan kondisi
Komunikasi Terapeutik
153 152
pasien dengan cara yang tidak mengancam, pada saat itu pula kapasitas yang dimilki untuk mencapai hubungan yang salaing menguntungkan akan me- ningkat secara bermakna.
Empathy
Empati merupakan perasaan, ”pemahaman“ dan ”penerimaan” perawat terha- dap perasaan yang dialami klien, dan kemampuan merasakan ”dunia pribadi pasien”. Empati emrupakan sesuatu yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (obyektif) yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati berbeda dengan simpati. Simpati merupakan kecenderunga berfikir atau merasakan apa yang sedang dilakukan atau dirasakanoleh klien. Karenanya simpati lebih bersifat subyektif dengan melihat ”dunia orang lain” untuk mencegah pres- pektif yang lebih jelas dari semua sisi yang ada tentang isu-isu ysng dialami seseorang.
Empati cenderung bergantung pada seamaan pengalaman diantara orang yang telibatdalam komunikasi. Perawat akan lebih mudah mengatasi nyeri klien, jika perawat mempunyai pengalaman yang sama tentang nyeri. Hal ini sulit dilaksanakan kecuali bila ada kesamaan dan keseragaman pengalaman atau situasi yang relevan, meskipun terkadang perawat sulit untuk berperilaku empati pada semua situasi. Namun demikian, empati bisa dikatakan sebagai kunci sukses dalam berkomunikasi dan ikut memberikan dukungan tentang apa yang sedang dirasakan klien.
Sebagai perawat empatik, perawat harus berusaha keras untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang dipirkan dan dialami klien. Pada kodisi seperti ini, empatidapat di ekspresikan melalui berbagai cara yang dapat dipakai keti- ka dibutuhkan, mengatakan sesuatu tentang apa yang difikirkan perawat ten- tang klien, dan memperlihatkan kesadaran tentang apa yang saat ini sedang dialami klien. Empati membolehkan perawat untuk berpartisipasi sejenak terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi klien. Perawat yang berempati dengan orang lain dapat menghindarkan penilaian berdasarkan kata hati (im-
Komunikasi Terapeutik
153 152
pulsive judgement) tentang seseorang dan pada umumnya dengan empati dia akan menjadi lebih sensitif dan ikhlas.
Warmth
Hubungan yang saling membantu (Helping Relationship) dilakukan untuk memberikan kesempatan klien mengeluarkan ”unek-unek” (perasaan dan ni- lai-nilai) secara bebas. Dengan kehangatan, perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya dalam bentuk perbuat- an tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi. Suasana yang hangat, permisif, dan tanpa adanya ancaman menunjukkan adanya rasa penerimaan perawat terhadap klien.
Sehingga klien dapat mengekpresikan perasaanya secara lebih bebas dan mendalam. Kondisi ini akan membuat perawat mempunyai keempatan lebih luas untuk mengetahui kebutuhan klein. Kehangatan juga dapat dikomuni- kasikan secara nonverbal. Penampilan yang tenang, suara yang meyakinkan, dan pegangan tangan yang halus menunjukkan rasa belas kasihan atau kasih sayang perawat kepada klien.