• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model SMCR (Model Berlo)

BAB 2

3. Model SMCR (Model Berlo)

Model komunikasi ini di cetuskan oleh Berlo (1960), bahwa dalam ko- munikasi minimal harus terdapat empat (4) komponen, yaitu Sourse (S), Message (M), Channel (C), dan Receiver (R)

a. Source

Sumber dalam proses komunikasi adalah siapa yang mempunyai in- formasi/berita, bagaimana kredibilitas dan kompetensi dari sumber tersebut. Dalam aplikasi komunikasi keperawatan, sumber informasi sangatlah penting. Sumber disini sebagai rujukan terhadap tindak- an pelayanan yang akan diterapkan oleh perawat, sehingga perlu memperhatikan tentang beberapa hal dari sumber tersebut, antara lain: pengetahuan, sikap, ketrampilan, sistem sosial yang berlaku, budaya yang dianut dan lain-lain.

b. Message

Model Komunikasi

45 44

Pesan yang terkandung dalam proses komunikasi juga harus diper- hatikan:

- apakah pesan tersebut urgen untuk disampaikan?

- apakah pesan tersebut bersifat personal atau umum?

- apakah pesan tersebut mampu untuk dilaksanakan atau tidak?

- apakah pesan tersebut disampaikan dengan jelas dan pastikan pesan dapat diterima dengan benar?

- Pada kondisi bagaimana pesan tersebut disampaikan?

- Kepada siapa pesan tersebut perlu disampaikan?

- Dengan cara bagaimana pesan disampaikan?

c. Channel

Media yang digunakan untuk menyampaikan atau menerima pesan juga sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan keberhasilan ko- munikasi. Media dapat mempengaruhi persepsi. Persepsi yang salah akan mempengaruhi makna dari pesan yang disampaikan. Sebagai contoh ketika perawat mengauskultasi suara nafas pasien sesak. Pe- rawat tidak menemukan suara ronchi karena stetoskop yang diguna- kan menutup maka perawat tida akan membuat perncanaan yang berorientasi pada penyebab sesak karena adanya skret yang me- ngumpul tapi mungkin perawat hanya terfokus pada penenganan sesak saja sehingga dia memberikan oksigen. Kondisi ini terjadi ka- rena saluran komunikasi (komunikasi tindakan) yang dilakukan pe- rawat dengan klien gagal karena channel (media) yang digunakan untuk mendengar tidak jalan, sehingga perawat tidak mendapat- kan informasi yang semestinya diperoleh melalui stetoskop. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dan besarnya pengaruh saluran/

media yang digunakan dalam proses komunikasi baik komunikasi verbal ataupun non verbal.

d. Receiver

Untuk dapat memperoleh hasil komunikasi yang efektif, pesan yang diterima oleh komunikan/penerima pesan (receiver) tentunya harus

Model Komunikasi

45 44

sesuai dengan pesan yang dimaksud oleh pembawa atau sumber pesan itu sendiri. Hal ini menuntut bahwa sang penerima pesan juga harus mempunyai pengetahuan, sikap, ketrampilan, sistem sosial dan budaya yang tidak jauh beda dengan yang dimiliki oleh sumber atau pembawa pesan (source)

SOURCE MESSAGE CHANNEL RECEIVER - Ketrampilan

berkomunikasi - Sikap

- Pengetahuan - Sistem sosial - budaya

Element Struktur

Isi Treatment

Kode

Penglihatan Pendengaran

Sentuhan Senyuman Merasakan

- Ketrampilan berkomunikasi - Sikap

- Pengetahuan - Sistem sosial - budaya Gambar 2.3:

SMCR Model (Sumber: Peter Guy & Laurel L, 1985) 4. Model Leary (1950)

Model ini menerangkan bahwa komunikasi merupakan proses transaksi- onal dan multidimensi, dimana aspek relationship dan interaksi antar in- dividu sangat mempengaruhi pelaksanaan komunikasi. Antara individu satu dengan individu yang lain sangat mempengarhi dan dipengaruhi, Respon seseorang dipengaruhi oleh bagaimana orang tersebut diperla- kukan

Dalam model ini terdapat 2 dimensi yaitu:

1. Dominance – Submission

Pada dimensi ini, bila ada pihak yang kuat atau menguasai, maka di- sisi lain ada pihak yang lemah atau dikuasai. Proses komunikasi pada dimensi ini umum terjadi pada komunikasi satu arah, misalnya an- tara bos dengan pembantu, antara pimpinan dan karyawan, terka- dang antara petugas kesehatan atau perawat dengan klien. Tenaga kesehatan menganggap dirinya berkuasa dan klien dianggap pihak yang lemah sehingga harus patuh apa yang dikatakannya. Proses

Model Komunikasi

47 46

seperti ini seharus tidak terjadi karena antara perawat dengan klien mestinya ada komunikasi yang aktif dan timbal balik, tidak otoriter 2. Love – Hate

Dimensi ini menganggap bahwa bila ada pihak yang dicintai, dipi- hak lain ada juga yang dibenci. Komunikasi tidak ahnya berlangsung diantara orang yang saling mencintai saja, namun dengan orang yang tidak disuakipun juga perlu dengan komunikasi.

Konteks komunikasi antara yang di cintai dengan yang benci tentu- nya sangat berbeda, komunikasi dengan yang dicintai mungkin se- mua dilakukan dengan penuh menyenangkan dan saling menjaga untuk tidak menyakiti. Namun bila komunikasi tersebut dilakukan dengan orang yang tidak disukai atau dibenci, maka kedua belah pihak akan saling menjatuhkan, mencerca dan menyakiti.

Model ini tentunya tidak tepat bila diaplikasikan oleh tenaga kese- hatan, khususnya perawat. Sebagai tenaga kesehatan yang selalu berhubungan dengan klien, perawat dituntut untuk selalu menun- jukkan sikap yang bersahabat, menenangkan, ramah dan simpatik, walaupun terkadang harus berhadapan dengan klien yang rewel dan sombong sekalipun. Jiwa besar perawat dituntut demi mem- bantu memulihkan kesehatan klien.

Gambar 2.4 : Leary’s Model (Sumber: Peter Guy & Laurel L, 1985) 5. Model Keyakinan Kesehatan

Model komunikasi yang dicetuskan oleh Rosenstock (1966) ini menekan- kan pada persepsi klien sebagai upaya pencegahan penyakit. Persepsi klien menjadi faktor utama dalam menjaga atau meningkatkan derajat kesehatannya. Model ini dipengaruhi oleh teori sosial –psikologikal, di- mana inti dari teori tersebut adalah bagaiman individu “mencari sehat”

Model Komunikasi

47 46

dan “menjahui sakit” hal ini tentunya sangat tergantung dari sejauhmana pengetahuan atau persepsi sehat bagi klien dan bagaimana lingkungan sosial klien. Model ini digunakan untuk memprediksi mengenai perila- ku seseorang apakah merasakan adanya ancaman atau manfaat dalam mempertahankan kesehatannya. Komunikasi sangat diperlukan untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk memperta- hankan kesehatannya. Elemen utama (mayor) dari model ini sebagaima- na yang disampaikan Becker & Maiman (1975) adalah :

1. Persepsi individu terhadap tingkat keparahan suatu penyakit.

2. Persepsi individu terhadap manfaat dan barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan penyakit

3. Petunjuk yang tersedia untuk menstimulasi individu dalam melaksa- nakan tindakan pencegahan penyakit

Kelebihan dari model ini pertama penerapan komunikasi lebih luas, ke- dua Dapat merubah persepsi dan keyakinan klien sehingga perilaku se- hat klien dapat ditingkatkan. Sedangkan kelemahannya adalah masih banyak yang abstrak dan bersifat konseptual.

Gambar 2.5

Model Kepercayaan Kesehatan dalam melaksanakan tindakan pencegahan (Sumber: Peter Guy & Laurel L, 1985)

Model Komunikasi

49 48