• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meteri Pendidikan yang Penting Bagi Anak

BAB IV POLA ASUH DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

A. Islam dan Pola Asuh Orangtua Dalam Keluarga

3. Meteri Pendidikan yang Penting Bagi Anak

selalu menyayangi para hamba-Nya. Terlebih lagi para bayi lemah yang membutuhkan kasih-sayang dan penjagaan tersebut.

3. Meteri Pendidikan yang Penting Bagi Anak

 Mendiktekannya

 Selanjutnya, setiap saat dapat saja berdoa dengan

do‟aberikut ini:

“Ya Robb kami

anugrahkanlah kami isteri- isteri kami danketurunan kami sebagai penyenang hati (kami) danjadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ” (Q.S. Al-

furqan:74)

 Biasakan untuk meberikan motivasi terhadap perbuatan baik anak, bahwa anak disayang Allah Swt, dia adalah anak shalih seperti halnya (Sahabat-sahabat Rasul Saw dan generasi salaf (pendahulu), figurkan salah seorang di antara mereka atau kepada Rasulullah Saw besertaisteri-isteri

mereka/sesuaikan dengan jenis kelamin, keilmuan anak dan karakter mereka.

 Hindari sedapat mungkin kebiasaan larangan „jangan‟.

Sebab hal itu akan

mematikan kretivitas anak.

Jika melihat/menemukan prilaku anak yang

membahayakan, alihkan kepada objek lain tanpa harus mematahkan semangat anak karena

ketidaktahuannya bahwa hal

suasana bahagia pada diri anak.

 Bimbinglah anak kearah yang orangtua kehendaki dengan cara mengikutkan kegiatan/program yang telah ditentukan dan yakinkan bahwa anak kita dapat melaksanakannya.

 Berilah pujian jika dia berhasil melakukan sesuatu

 Dan berilah kesempatan yang luas untuk terus mencoba sesuatu kegiatan yang dia belum berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Membaca Al- Quran

dantafsirnya, membacahadisdan maknanya,

sertasibukdengantu gas-tugasibadah.

KalimatTauhid

 Dalam menyampaika nmateri pembelajran,

pendidik (orang tuadan guru) memilih metode atau cara yang sesuai dengan sifat materi, jenis materi, dan tujuan pembelajaran.

 Metode yang terbaik adalah yang mempu mendorong dan menciptkan anak untuk ikhlas dan gembira

melakukan kegiata nbelajar.

 Ada 40 lebih cara

pembelajran, namun yang lebih akrab adalah: metode syafawi (murid

memperhatikan bibir guru, kemudian menirukan) seperti pada waktu belajar

membaca, berdo‟a, praktek tajwid, membacasyair, dsb.

Kepercayaan dan keyakinan anak akan terus bertambah kokoh sejalan dengan seringnya dalil-dalil al- qur‟an yang didengarnya.

Ditambah lagi cahaya- cahaya ibadah dan amalan- amalan yang dikerjakannya.

Rasulullah Saw sejak pertama kali mendapatkan risalah, beliau berangkat menemui Ali bin AbiThalib yang ketika itu usia nya belum genap sepuluh tahun

Mencintai Allah Swt memohon pertolongan-Nya, merasa diawasi Oleh- Nya serta

 Buatlah pertemuan khusus untuk keluarga. Bacakan sirah rasul dan para sahabat Saw. Agar anak-anak

Inilah cara menyelesaikan dan meringankan persoalan- persoalan anak, baik yang berkaitan dengan kejiwaan, social maupun masalah

qodho dan qodar Rasulullah Saw dan para sahabat Rasulullah Saw adalah tentara-tentara gagah berani, sehingga karena mereka itulah yang menjadi sebab kita mendapat

hidayah. Mereka mendapat kemenangan disebabkan keimanan, perjuangan, dan pengalaman terhadap Al- quran dan Al-sunnah, disampingakhlaqmereka yang tinggi.

 Mendidik anak-anak untuk berani berjihad dan beramal ma‟ruf nahi mungkar. Dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah Swt. Tidak gentar kepada orang-orang kafir, orang-orang yahudi, dan orang-orang zalim lainnya/yang mendustakan dien, maupun kepada orang- orang yang sukaberangan- angan, apalagi kepada orang- orang yang sesat.

Menanamkan kecintaan kepada Nabi Saw

 Diawali dengan

memberikan hafalan, lalu pemahaman, kemudian kepercayaan, keyakinan dan pembenaran

 Biasakanlah anak untuk hadir dan ikut shalat pada saat orangtua shalat serta pahamkan kalau mendengar adzan, segera wudhu dan tunaikan shalat.

Rasulullah Saw. Bersabda :

Dengan mengajarkan masalah ini, maka

lengkaplah cintanya kepada Allah Swt danNabi-Nya.

Anas berkata, “Aku

mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar karena aku berharap kelakakan dapat bersama dengan mereka disebabkan kecintaan ku kepada mereka ”

“Perintahkanlah anak-anak mu mengerjakan shalat apabila mereka sudah berumur 7 tahun, dan pukullah mereka kalau mereka meninggalkannya apabila usia mereka sudah sampai 10 tahun”

(HR. Ahmad)

 Mendiktekannya

 Selanjutnya, setiap saat dapat saja berdoa dengan do‟a berikut ini:

“Ya Robb kami

anugrahkanlah kami isteri- isteri kami danketurunan kami sebagai penyenang hati (kami) danjadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ” (Q.S. Al-

furqan:74)

 Biasakan untuk meberikan motivasi terhadap perbuatan baik anak, bahwa ada disayang Allah Swt, dia adalah anak shalih sepertihalnya (Sahabat- sahabat Rasul Saw dan generasi salaf (pendahulu),

antara mereka atau kepada Rasulullah Saw besertaisteri- isteri mereka/sesuaikan dengan jenis kelamin, keilmuan anak dan karakter mereka.

 Hindari sedapat mungkin kebiasaan larangan „jangan‟.

Sebab hal itu aka

nmematikan kretivitas anak.

Jika melihat/menemukan prilaku anak yang

membahayakan, alihkan kepada objek lain tanpa harus mematahkan semangat anak karena

ketidaktahuannya bahwa hal itu berbahaya. Buatlah suasana bahagia pada diri anak.

 Bimbinglah anak kearah yang orangtua kehendaki dengan cara mengikutkan kegiatan/program yang telah ditentukan dan yakinkan bahwa anak kita dapat melaksanakannya.

 Berilah pujian jika dia berhasil melakukan sesuatu

 Dan berilah kesempatan yang luas untuk terus mencoba sesuatu kegiatan yang dia belum berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Mengajarkan Al-

qur‟an kepadaanak  Dalam menyampaikan materi pembelajran, pendidik (orang tuadan guru) memilih metode atau cara yang sesuai dengan sifat materi, jenis materi, dan tujuan pembelajaran.

 Metode yang terbaik adalah

Ibnu Abbas ra berkata,

“Tanyakan kepadaku tentang surah An-Nisa, karena Sesungguhnya aku telah membacanya ketika aku masih kecil”. (HR.

Hakim)

menciptkan anak untuk ikhlas dan gembira

melakukan kegiatan belajar.

 Ada 40 lebih cara

pembelajran, namun yang lebih akrab adalah: metode syafawi (murid

memperhatikan bibir guru, kemudian menirukan) sepertip ada waktu belajar membaca, berdo‟a, praktek tajwid, membaca syair, dsb.

“Ajarilah anak-anak kalian mengenai tiga hal: kecintaan kepada Nabi kalian,

mencintai keluarga beliau dan membaca al-qur‟an.

Karena sesungguhnya para pembawa al-qur‟an itu dibawah berada naungan singgasana Allah Swt padahari yang tidak ada naungan kecuali naungan- Nya bersama para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya (HR. Thabrani atau Ibnu Najar)

Menanamkan aqidah yang kuat dan kerelaan berkorban

 Buatlah pertemuan khusus untuk keluarga. Bacakan sirah rasul dan para sahabat Saw. Agar anak-anak mengetahui bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat Rasulullah Saw adalah tentara-tentara gagah berani, sehingga karena mereka itulah yang menjadi sebab kita mendapat

hidayah. Mereka

mendapatkemenangandiseba bkankeimanan, perjuangan, danpengalamanterhadap al- quran dan al-sunnah, disampingakhlaqmereka yang tinggi.

 Mendidikanak-anak untuk berani berjihad dan beramal ma‟ruf nahi mungkar. Dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah Swt. Tidak gentar kepada orang-orang kafir, orang-orang yahudi, dan orang-orang

zalimlainnya/yang

mendustakan Dien, maupun

Aqidah adalah fondasi dari seluruh alam perbuatan.

Mempertahankan aqidah memerlukan pengorbanan dalam menghadapi ujian, agar tetap teguh sampai akhir hayat.

suka berangan-angan, apalagi kepada orang-orang yang sesat.

b. Pendidikan Ibadah

Pembinaan Ibadah merupakan penyempurnaan dari pembinaan aqidah.juga merupakan cerminan dari aqidah. Ketika anak telah memenuhi panggilan Rabbnya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, berarti dia telah menyambut kecenderungan fithrah yang ada di dalam jiwanya (jalan taqwa), sehingga dia akan dapat menyiraminya.

Masa kanak-kanak adalah.masa persiapan, latihan, dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan kewajiban setelah baligh. Sehingga kelak pelaksanaan kewajiban terasa mudah, ringan, dan mempunyai kesiapan yang matang untuk menyelami kehidupan dengan penuh keyakinan.

Ibadah memberikan pengaruh yang mengagumkan, yakni:

1. Membuat anak selalu merasa berhubungan dengan Allah

2. Meredam gejolak kejiwaan dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga jiwa akan lurus.

3. Hatinya akan senantiasa tenang (seperti ketika dia membaca atau mendengarkan Al-Qur'an, melaksanakan shalat atau mendengarkan adzan, termasuk adzan Maghrib saat berbuka puasa).

4. Menambah kekuatan dan gairah aktivitasnya.

Upaya-upaya yang dapat kita lakukan kepada anak dalam pendidikan ibadah ini misalnya:

a) Mengajarkan anak tentang shalat.

b) Sebaiknya ikut bersama orang tua melaksanakan shalat. Orang tua dengan sabar membimbing dan tidak menuntut terlalu banyak. Kecuali jika anak sudah berumur sepuluh tahun, maka perintah shalat sudah tidak ada toleransi lagi.

c) Di bulan Ramadhan, latihlah dia puasa, bertahap, tidak langsung puasa satu hari penuh.

d) Ajari juga kepada anak untuk senantiasa memberishodaqah atau mengeluarkan zakat. Semoga anak-anakmenjadi terbiasa dengan amalan-amalan ibadah tersebut.

c. Pendidikan Kemasyarakatan.

Tujuan dari pendidikan kemasyarakatan bagi anak adalah agar: Anak dapat bergaul dan berperan positif dalam lingkungan masyarakatnya, baik berhubungan dengan orang dewasa maupun teman-teman sebaya. Peran yang dimaksud:

1. Berperilaku positif/karimah.

2. Terhindar dari sifat memikirkan diri sendiri dan rasa malu yang tidak pada tempatnya.

hubungan kemasyarakatan yang harmonis sepanjang ajaran Islam.

Jenis-jenis kegiatan yang dapat membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan yakni:

a) Mengajakanak menghadiri „majelis‟ orang dewasa.

Tujuan untuk mengetahui kekurangan dan kebutuhan –kebutuhan anak b) Menyuruh anak melaksanakan tugas rumah

Rasullah pernah meminta kepada Anas bin Malik untuk melayani keperluan beliau. Sehingga dia dapat mengenal masalah-masalah kehidupan yang belum pernah dia ketahui dan anak akan bangga dengan pengalaman baru yang telah dia dapatkan.

c) Membinasakan anak mengucapakan salam

Sunnah salam dapat menimbulkan rasa sayang dan keakraban sesame orang islam dengan segala umur, mengajarkan cara memulai membuka pembicaraan dengan orang lain.

Rasullah dan shahabat-shahabat memberikan beberapa cara yang lembut dalam menanamkan sunnah salam ini dalam jiwa anak. Anas pernah melewati sekumpulan anak kecil, lalu memberi salam kepada mereka .sesudah itu Ibnu Abbas berkata, "Adalah Rasulullah melakukan hal yang demikian itu."

Anak dianjurkan salam kepada kedua orang tuanya orang dewasa, juga ketika akan masuk rumah.

d) Menjeguk anak yang sakit

anatara lain:

a) Dapat menumbuhkan ikatan-ikatan sosial yang kuat dan membiasakan kepada anak untuk saling membantu sesama muslin.

b) Akan mengurangi rasa sakit yang sedang dideritanya.

c) Jika disertai nasehat; akan membantunya untuk sembuh.

d) Mendapat pahala yang besar dan ridha dari Allah.

e) Memilihkan teman yang baik.

f) Menghadiri acara atau perayaan yang disyari'atkan.

Di sini anak-anak dapat saling mengenal, dapat menyaksikan orang-orang dewasa maupun anak-anak, mendengarkan percakapan penuh cinta., sehingga jiwa mereka, berseri dan gembira. Perasaan mereka tergerak,mengembang dan hubungan kemasyarakatan mereka menjadi harmonis berdasar syari'at Islam.

g) Bermalam di rumah famili yang shalih.

Bersilaturrahim dengan kerabat yang shalih akan memberikan pelajaran yang baik. Anak-anak akan belajar berinteraksi dengan kerabatnya dan dapat mengambil pelajaran, pemahaman, ibadah, dan keshalihan.

d. Pendidikan Akhlaq.

Djatmika, (1996:26) Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab (قلاهخ), bentuk jamak dari khuluq (كناخ) yang berarti budi pekerti. Sinonimnya

"kebiasaan".Moral, berasal dari bahasa latin, mores, yang berarti kebiasaan.

Masa kanak-kanak adalah masa membutuhkan bimbingan dan perhatian. Dia akan tumbuh menurut apa yang dibiasakan kepadanya ketika kecil. Jiwa polosnya akan menerima bentuk perangai apa pun yang dipahatkan kepadanya.

Selanjutnya.pahatan itu terns meluas sedikit demi sedikit hingga akhirnya meliputi seluruh jiwa dan rnenjadi tabiat.

Upaya pendidikan akhlaq harus memperhatikan dasar-dasarnya.

1. Dasar adab dan sopan santun.

Rasulullah menjelaskan kepada orang tua bahwa hadiah terbesar bagi anak adalah adab.Dan warisan yang termahal baginya adalah adab yang baik.Ini adalah bagian termulia dari hak anak. Abdullah bin Umar menyampaikan: "Didiklah anakmu dengan adab, karena >esungguhnya engkau bertanggung jawab atas apa yang engkau didikkan dan apa yang engkau ajarkan. Sedangkan dia bertanggung jawab mengenai kebaktian dan kepatuhaniya kepadamu."

Adab-adab yang dimaksud adalah:

a) Adab kepada orang tua.

b) Adab berbicara dengan orang tua

c) Adab memandang orang tua

d) Adab terhadap orang alim

f) Adab persaudaraan,

g) Adab bertetangga,

h) Adab meminta izin,

i) Adab makan dan adab-adab lainnya 2. Kejujuran.

Kejujuran adalah perilaku yang terpenting di antara dasar akhlak Islam.

Rasulullah memberikan peringatan yang keras kepada kedua orang tua untuk selalu membiasakan kejujuran di dalam setiap perbuatannya, karena perbuatan bohong atau dusta yang dilakukan oleh orang tua tentu akan ditiru oleh anak. Jika semua manusia memiliki kejujuran, maka sebenarnya segala urusannya menjadi mudah.

3. Menjaga rahasia.

Rasulullah mencontohkan dalam memberikan perhatian terhadap perkembangan anak agar dia mampu menjaga rahasia, karena hal itu akan membawa kebaikan bagi anak itu sendiri, bagi keluarga atau untuk keutuhan masyarakat.

4. Amanah.

Kita menjumpai bagaimana kisah Khalifah Umar yang menguji penggembala kambing untuk menjual kambing milik majikan penggembala. Umar, berkata,

"Katakan pada majikanmu bahwa kambing itu tersesat atau dimakan srigala." Maka sang anak menjawabi' Bagaimana dengan Allah “sesungguhnya Allahselalu

5. Lapang dada dan tidak mendengki.

Lapang dada dan jauh dari dengki mewujudkan keseimbangan jiwa, akan membimbing kepada cinta kebaikan. Juga memberikan jalan bagi kebaikan pada jiwa menuju puncaknya, dan akan disukai manusia.

Anak yang selalu dibiasakan , untuk pemaaf akan memiliki hati dan pikiran yang jernih serta badan yang sehat, memiliki banyak teman dan perkembangan fisik dan mentalnya juga akan baik.

6. Pendidikan Perasaan (Emphatik).

Pendidikan perasaan kepada anak hendaknya dilakukan secara seimbangsehingga dia menjadi anak yanglurus. Sikap perhatian yang berlebihan kepada- anak menjadikan dia begitu manja dan tidak mandiri.Sebaliknya kurang perhatian menyebabkan anak menjadi manusia yang keras terhadap orang yang ada di sekelilingnya.

Orang tua memiliki peran yang besar dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak. Orang tua merupakan acuan untuk menikmati hangatnya kasih sayang dan perasaan berupa sikap, emphatic (memahami dan menyelami keadaan orang dan berupaya berperan aktif beramal shalih bagi orang lain).

Ada beberapa jenis pendidikan yang perlu diperhatikan oleh setiap orang tua mengenai pendidikan kasih sayang ini, yakni:

Kecupan dan ciuman mempunyai peranan yang sangat efektif dalam' menggerakkan perasaan dankejiwaan anak. Juga mempunyai peran, yang besar dalam menenangkan gelombang emosinya. Nabi mengecup Hasan bin Ali, (cucu beliau), lalu A'raq bin Habs berkata: "Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun aku tidak pernah mengecup salah satu pun dari mereka.

b. Bermain dan bercanda dengan anak.

Rasulullah bercanda dengan Hasan dan Husain Hukum bercanda di sini.adalah boleh, tentu dalam batas tidak membuat anak kelelahan. Rasulullah sedang shalat, tiba-tiba Husain datang dan naik ke atas punggung beliau di saat beliau sedang sujud. Beliaupun akhirnya memanjangkan sujud, sehingga para Sahabat mengira telah terjadi sesuatu.Hadis ini menunjukkan kedekatan orang tua, bermain, dan bercanda,dengan anak adalah dibolehkan.

c. Memberi hadiah kepada anak.

Pemberian hadiah sebaiknya dilakukan karena anak telah melakukan sebuah prestasi atau perbuatan terpuji. Seperti menghafal ayat atau anak telah melakukan perbuatan yang baik, maka anak akan berfikir positif.

Dengan hadiah anak menjadi termotivasi untuk meningkatkan prestasinya dan akan timbul rasa cinta dalam diri anak, karena orang tua begitu memperhatikannya. Orang tua yang pelit, sebenarnya telah menyianyiakan kesempatan untuk meningkatkan dan menumbuhkan potensi anak.

kelembutan. Rasulullah pernah membelai Abdullah bin Ja'far tiga kali dengan tangan beliau sambil memanjatkan do'a tiga kali.

d. Menyambut anak dengan baik.

Saat pulang biasanya orang tua akan disambut oleh anak-anak mereka.

Apabila dapat memberikan sambutan pertamanya dengan baik, maka anak pun akan mudah diajak bicara dan mau mengungkapkan isi hatinya, bercerita tentang kejadian yang barn saja dilakukannya. Orang tua dituntut untuk menjadi pendengar yang baik.

Rasulullah biasa melakukan hal ini ketika beliau kembali dari sebuah perjalanan, beliau langsung menemui anak-anak dari Ahlul Bait (keluarga) beliau.

e. Menanyakan keadaan anak.

Hendaknya kita berlaku lemah lembut ketika menasihati mereka dan jangan menuding ketika mereka berbuat salah.Kalau mereka melawan, jangan hadapi dengan kekerasan.Dan jangan diajak berbicara sampai 3 hari, jangan lebih dari itu.

f. Perhatian khusus kepada anak perempuan.

Rasulullah memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki anak perempuan, bahkan dalam banyak hal menjaga anak perempuan lebih sulit.

Islam tidak melebihkan anak laki-laki dari anak perempuan: Bahkan menyetarakan dalam hal mencintai, memberi nafkah, memberi hadiah, mendidik,

g. Pendidikan jasmani.

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan otot dan tulang serta pertumbuhan jasmani seutuhnya.Setelah periode ini, tubuh sulit untuk berkembang lagi atau ditingkatkan kepada yang lebih baik.Bermain dan olahraga dapat membantu perkembangan jasmani anak, terutania permainan yang mendidik.

Pendidikan yang dianjurkan oleh Nabi adalah:

1. Belajar berenang, memanah (menembak), dan naik kuda, Perlombaan olahraga antar anak, Perlombaan olahraga dapat menimbulkan kecerdiaan dan menumbuhkan motivasi dan perhatian dari anak. Dia belajar menghargai aturan main dan melihat kemampuan orang lain.

2. Permainan orang dewasa bersama anak-anak.

3. Bermain bersama anak-anak sebaya.

B. Pengaruh Pola Asuh Terhadap Pembentkan Akhlak Anak