BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Kondisi Aset Penghidupan KMA Saga
5.2.1 Modal Manusia (Human Capital)
Modal manusia menunjukkan kemampuan seseorang dalam memperoleh akses yang lebih baik terhadap kondisi penghidupan mereka (Baiquni, 1996).
Modal manusia menjadi bagian penting dalam keberlanjutan penghidupan yang dirincikan berdasarkan kondisi tenaga kerja dalam unit rumah tangga. Kualitas manusia perlu terus ditingkatkan agar pengelolaan aset berdayaguna dan lestari keberlanjutannya. Modal manusia menunjukkan keterampilan, pengetahuan dan kesehatan yang bersinergi untuk melakukan strategi penghidupan demi mencapai tujuan dalam hidupnya (DFID, 1999). Kemampuan meningkat seiring dengan pendidikan dan pelatihan, pengetahuan meningkat karena memiliki akses informasi dan kemampuan bekerja meningkat karena sehat (Szava & Moran, 2007). Modal manusia dalam penelitian ini diukur berdasarkan 3 (tiga) variabel, yaitu keterampilan, pengetahuan, dan kesehatan (Fridayanti & Dharmawan, 2015).
Berdasarkan hasil data penelitian, nilai akumulasi modal manusia yang ditampilkan dalam tabel 5.1 menunjukkan nilai modal manusia yang dimiliki KMA Saga masuk dalam kategori sedang (2,08). Pengetahuan masyarakat memiliki nilai paling tinggi (2,47) diantara unsur penyusun modal manusia lainnya. Nilai angka ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup. Setelah itu disusul oleh variabel kesehatan masyarakat (2,23), dan variabel keterampilan masyarakat dengan nilai terendah (1,53). Hal ini menunjukkan bahwa KMA Saga beserta keluarganya cenderung tidak bermasalah dari segi kesehatan, namun sangat terbatas dari segi keterampilan individu di luar sektor pertanian.
85
Tabel 5. 1 Nilai Variabel Penyusun Modal Manusia pada KMA Saga Tahun 2022
VARIABEL NILAI SKALA KATEGORI
Keterampilan 1.53 Rendah
Pengetahuan 2.47 Tinggi
Kesehatan 2.23 Sedang
Total Nilai 6.23
Rata-rata 2.08 Sedang
Sumber: Olahan Data Primer (2022)
*Ket: Semakin tinggi nilai akumulasi tiap variabel menunjukkan semakin tinggi kepemilikan modal manusia rumah tangga KMA Saga
1. Keterampilan KMA Saga
Keterampilan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Keterampilan yang dimiliki menjadi salah satu faktor penentu bagi orang tersebut untuk menentukan jenis pekerjaannya.
Selain itu, keterampilan juga mendukung modal finansial dalam hal mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan dengan diversifikasi pekerjaannya.
Berikut indikator variabel keterampilan dalam modal manusia KMA Saga disajikan pada Tabel 5.2 sebagai berikut;
Tabel 5. 2 Indikator Variabel Keterampilan dalam Modal Manusia KMA Saga Indikator Intensitas KMA Saga (%)
Lama Bertani < 10 tahun 0
10-20 tahun 36
< 20 tahun 64 Keterampilan yang dimiliki selain Bertani Tidak 86
Sedikit 12
Ya 2
Penguasaan keterampilan (selain bertani) Tidak punya 88
Baik 12
Sangat baik 0
Keterampilan tersebut seluruhnya diperoleh dari pelatihan yang diadakan oleh pemerintah
Tidak punya 88
Sebagian 4
Ya 8
Sumber: Olahan Data Primer, 2022
86
Pengalaman Bertani merupakan modal dasar untuk meningkatkan produktivitas pertanian, semakin banyak pengalaman seorang petani akan memiliki modal yang kuat untuk dapat mengatasi kesulitan atau permasalahan dalam bertani.
Tabel 5. 3 Profil KMA Saga berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Bertani
Lama Bertani Tingkat Pendidikan Total
SD SMP SMA PT
< 10 tahun 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
10-20 tahun 32.0% 0.0% 4.0% 0.0% 36.0%
> 20 tahun 56.0% 4.0% 2.0% 2.0% 64.0%
Sumber: Olahan Data Primer, 2022
Profil masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dan pengalaman bertani di daerah penelitian disajikan dalam Tabel 5.3. Anggota KMA Saga yang berpendidikan SD dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun adalah yang paling tinggi persentasenya, yaitu 56%, kemudian disusul anggota KMA Saga yang memiliki pengalaman bertani antara 10-20 tahun dengan persentase 32 %. Dari profil masyarakat tersebut, tindakan strategi yang dilakukan KMA Saga didominasi oleh anggota yang sudah berpengalaman di bidang pertanian/perkebunan dengan tingkat pendidikan SD. Lamanya pengalaman dalam bertani/berkebun menyebabkan anggota KMA Saga lebih banyak mengandalkan pengalaman. Oleh karena itu, usaha tani oleh anggota KMA Saga saat ini masih berupa pertanian budaya atau budidaya tradisional.
Keterampilan diluar pertanian yang dimiliki oleh KMA Saga tergolong rendah karena hanya dimiliki oleh 14% dari anggota KMA Saga. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota KMA Saga, didapati keterampilan diluar pertanian yang dimiliki anggota KMA Saga adalah pengolahan kopi bubuk dan pembuatan souvenir dari kopi. Hal ini menunjukkan dari beberapa pelatihan terkait pemberdayaan masyarakat, pelatihan-pelatihan dan bantuan terkait pengelolaan kopi yang berpengaruh terhadap keterampilan anggota KMA Saga, dan masih berlanjut.
87 2. Pengetahuan KMA Saga
Pengetahuan merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan tindakan. Pengetahuan seseorang ditentukan oleh apa yang dipelajari dari bahan bacaan, lingkungan pergaulan, pekerjaan dan lain sebagainya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang akan berbanding lurus dengan kualitas taraf hidupnya secara tidak langsung.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan KMA Saga adalah cukup baik, Hal ini terlihat dari angka pengetahuan anggota KMA Saga yang menjadi aspek modal manusia dengan angka tertinggi dibandingkan aspek lainnya, yaitu 2,47. Sejarah panjang antara masyarakat dengan Taman Nasional berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat mengenai Taman Nasional Kelimutu. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Balai TNK membuat para anggota KMA Saga lebih sering mendapat penyuluhan dari berbagai pihak. Selain itu, akses terhadap dunia luar melalui gadget, dan akulturasi dari wisatawan atau pendatang yang berasal dari luar secara tidak langsung akan meningkatkan pengetahuan mereka.
3. Kesehatan KMA Saga
Kondisi kesehatan sebagai aspek dari variabel modal manusia pada penelitian ini diperinci menjadi kesehatan dari kepala keluarga, anggota keluarga, dan tindakan kesehatan. Kondisi kesehatan masyarakat dilihat dari sehat tidaknya masyarakat dan kepemilikan penyakit. Secara umum kondisi kesehatan rumah tangga anggota KMA Saga cukup baik. Dari 50 anggota KMA Saga sebanyak 23 orang (46%) menyatakan diri mereka sehat (Tabel 5.4).
Kondisi kesehatan ini merupakan modal penting dalam melakukan pekerjaan. Lingkungan fisik/tempat tinggal masyarakat akan mempengaruhi kesehatan masyarakat, udara pedesaan yang masih bersih, dan ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan mempengaruhi derajat kesehatan. Lingkungan KMA Saga yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu juga berpengaruh
88
terhadap udara pedesaan dan iklim di sekitar Desa Saga. Hal ini juga didukung dari pernyataan anggota KMA Saga melalui wawancara:
“...Tapi sekarang, kalau masyarakat yang kerja belum tentu hijau seperti ini. dengan ada Taman Nasional, kelihatan lebih segar…” – (Wawancara dengan Bapak BT)
Selain itu, kesehatan masyarakat juga didukung oleh keberadaan Puskesmas Desa Saga yang terletak di tengah Desa. Dengan adanya Puskesmas yang mudah untuk diakses oleh masyarakat, maka akan memudahkan masyarakat dalam mengambil tindakan saat mengalami gangguan kesehatan. Kondisi geografis dari Desa Saga juga berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih. Balai Taman Nasional Kelimutu sendiri terus melakukan program penyelamatan dan penataan areal mata air.
Tabel 5. 4 Indikator Variabel Kesehatan dalam Modal Manusia KMA Saga Indikator Intensitas Masyarakat
(%)
Riwayat penyakit Banyak 26
Ada 28
Tidak Ada 46
Anggota keluarga yang sedang mengalami gangguan kesehatan
Beberapa (>1)
6 Ada (1 orang) 62
Tidak Ada 32
Tindakan saat anggota keluarga mengalami gangguan kesehatan
Ke Apotek 20
Ke
Mantri/Dukun 38 Ke
puskesmas/RS 42 Sumber: Olahan Data Primer, 2022
89