BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN
5.4. Organisasi Perusahaan Jasa Konsultan
Dalam rangka mendukung pelaksanaan PPK dibentuk Tim Koordinasi sebagai Tim pembina di berbagai tingkatan yaitu:
a. Di tingkat pusat tim koordinasi terdiri dari Bappenas.
Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum dan instansi terkait lainnya;
b. Di tingkat Provinsi tim koordinasi Tingkat I yang ditetapkan oleh Gubernur selaku Kepala Daerah Tingkat I terdiri dari Bappeda Tingkat I, Kantor PMD Tingkat I, Biro penyusunan Program dan biro Keuangan Setwilda Tingkat I, Dinas Pekerjaan Umum Tingkat I, Kanwil DJA/KTUA dan instansi terkait lainnya;
c. Di tingkat Kabupaten tim koordinasi ditetapkan oleh Bupati terdiri dari Bappeda Tingkat II Kantor PMD Tingkat II, Biro penyusunan Program dan Biro Keuangan Setwilda Tingkat II, Dinas Pekerjaan Umum Tingkat II, KPKN dan instansi terkait lainnya;
d. Di tingkat Kecamatan ditunjuk Kepala Seksi PMD atau staf kecamatan lainnya sebagai Penanggung jawab Operasional kegiatan (PJOK) dan staf kecamatan lainnya sebagai Bendahara/Penanggungjawab Administrasi Keuangan (PJAK) yang ditetapkan oleh Bupati atas usulan kecamatan;
e. Di tingkat kecamatan dibentuk Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dengan struktur yang terdiri dari Ketua, Bendahara dan Sekretaris yang dipilih dari unsur masyarakat melalui Forum UDKP dan ditetapkan oleh camat.
f. Untuk membantu kegiatan pengelolaan pelaksanaan PPK, maka ditempatkan konsultan pendamping yaitu :
- Konsultan Manajemen tingkat Pusat (KM-Pus) di Tingkat Pusat. Konsultan ini bertugas membantu Tim Koordinasi Program Pengembangan Kecamatan (PPK)-KDP pusat dalam perencanaan, pemrograman, pelaksanaan monitoring dan pelaporan;
- Konsultan Manajemen tingkat Provinsi (KM-Prov) di daerah terdiri dari Konsultan Manajemen tingkat provinsi yang dikenal dengan KM-Provinsi dan Konsultan
Manajemen di tingkat kabupaten yang dikenal dengan KM- Kabupaten;
- Bertugas memberikan bantuan manajemen dan teknis pelaksanaan proyek di daerah mulai persiapan, perencanaan teknis, pelaksanaan pemantauan dan pelaporan proyek di Provinsi Daerah Tingkat I, Kabupaten Daerah Tingkat II, Kecamatan dan Desa.
g. Untuk membantu perencanaan dan pelaksanaan agar hasil kegiatan bermutu baik, maka ditempatkan konsultan pendamping yaitu :
- Di setiap Kecamatan disediakan 2 orang Fasilitator Kecamatan;
- Di setiap Kecamatan ditempatkan 1 orang pendamping lokal;
- Di setiap desa peserta PPK terdapat 2 orang Fasilitator Desa (Seorang laki-laki dan seorang perempuan) yang dipilih masyarakat desa.
h. Jumlah Konsultan Pendamping atau Fasilitator Kecamatan (FK) yang dilayani berikut tugas dan tanggungjawab masing-masing :
1. Tahun anggaran 1998/1999 (Tahun I) jumlah konsultan pendamping (FK) sebanyak 15 (lima belas) orang yang terbesar di 4 (empat) Kabupaten dan 15 (lima belas) Kecamatan.
No Kabupaten Lokasi Tugas/
Kecamatan
Nama Konsultan Pendamping 1 Donggala 1. Dolo
2. Banawa 3. Marawola 4. Tomini
Drs. Djafar Amin Yuliana, S.Pd Drs. Amilin Bulongo Drs. Muhdar Salufo
Jumlah 4
No Kabupaten Lokasi Tugas/
Kecamatan
Nama Konsultan Pendamping 2 Poso 1. Una-una
2. Pamona Selatan
Ir. Nurlan Labalo Sasmudin, SE 3. Petasia
4. Bungku Utara
Drs. Farid Marud Ir. Samsodin
Jumlah 4
3 Banggai 1. Buko 2. Totikum 3. Bulagi 4. Tinangkung
Drs. Tauhid Laem Amirullah Bukusu Ir. Sivardus Rangg Drs. Muh Azhar
Jumlah 4
4 Buol Toli- toli
1. Baolon 2. Dondo 3. Bokat
Nurhaeni, SE Dra. Tahira Tahir Drs.Laode Maulana
Jumlah 3
Total 12
Sumber : PPK Tahun 1998, data diolah
2. Tahun anggaran 1999/2000 (Tahun II) jumlah konsultan pendamping (FK) sebanyak 34 orang yang tersebar di 7 Kabupaten dan 25 Kecamatan. Jumlah kecamatan lama 15 dan jumlah kecamatan yang baru 10 kecamatan.
Pada tahun kedua ini terjadi pemekaran wilayah kabupaten di Provinsi Sulteng yaitu Kabupaten Morowali hasil pemekaran dari Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai Kepulauan hasil pemekaran dari Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol hasil pemekaran dari Kabupaten Buol Toli-toli. Pada tahun yang sama juga terjadi pemekaran Kabupaten Banggai menjadi Kabupaten Banggai Kepulauan pada Tahun II juga terjadi penambahan konsultan pendamping (FK) baru menjadi 13 orang.
No Kabupaten Lokasi Tugas/Kecamatan Nama Konsultan Pendamping (FK)
1 Donggala 1. Dolo Drs. Djafar Amin
Dra. Maryam
2. Banawa Yuliana, SP. d
Dra. Hanipang 3. Marawola Drs. Amilin Bulongo
Sumami Dalango, SE 4. Tomini Drs. Muhdar Salufo
5. Ampibabo Husen Ahmad, SE
6. Balaesang Drs. Salim Husen
7. Sindue Fachmi B, S. Sos
Jumlah 10
2 Poso 1. Una-una Drs. I Made Suparta
Ir. Darmin
2. Tojo Drs. Samsi Jahudin
3. Pamona Selatan Samsudin, SE Dra. Siti Khasana W 4. Poso Pesisir Suratno Winter, SH
Jumlah 6
3 Morowali 1. Petasia Drs. Farid Maruf Drs. Syahrir M 2. Bungku Utara Ir. Samsodin
Drs. Rusman
Jumlah 4
4 Banggai 1. Lamala Drs. I Wayan Suparta
2. Bunta Drs. Mohammad Daud
Sub Total 2
5 Bankep 1. Buko Drs. Tauhid Laema
Sumber : PPK Tahun 1998, data diolah 5.4.2. Perencanaan
a. Penyiapan Masyarakat
Kegiatan penyiapan masyarakat ditujukan untuk memberdayakan masyarakat melalui pemberian informasi, penyiapan kemampuan kelembagaan dan keterampilan masyarakat di tingkat desa. Kegiatan penyiapan masyarakat dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan dan sosialisasi
tentang mekanisme dan cara pelaksanaan PPK kepada masyarakat yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kasi PMD dengan bantuan Fasilitator Kecamatan dan fasilitator desa.
b. Penyusunan Usulan Kegiatan
- Usulan kegiatan disusun oleh masyarakat melalui wadah LKMD dan disampaikan kepada forum UDKP. Selanjutnya UDKP membahas, menilai dan memutuskan usulan yang layak untuk dibiayai melalui PPK;
- Usulan kegiatan yang melibatkan kelompok yang berasal lebih dari satu desa harus dimusyawarahkan terlebih dahulu antar desa terkait, sebelum dibahas dalam forum UDKP.
c. Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaksanaan
- Pelaksanaan kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat dalam wadah LKMD dengan dibantu oleh Tenaga Teknis Desa. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PPK adalah sebagai berikut:
• Pencarian dana;
• Pengadaan Tenaga kerja;
• Pengadaan bahan dan alat;
• Rapat evaluasi tim pengelola kegiatan;
• Musyawarah desa untuk pertanggungjawaban pengelolaan dana dan kegiatan;
• Sertifikasi;
• Revisi kegiatan.
- Pengendalian kegiatan masyarakat di tingkat desa dilakukan oleh LKMD, sedangkan pengendalian kegiatan yang menyangkut antar desa dilakukan oleh UDKP.
- Pembinaan pengelolaan kegiatan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan masing-masing mulai dari tingkat pusat sampai tingkat desa.
d. Kegiatan Pasca Pelaksanaan Program
- Untuk dapat mengembalikan dana pinjaman kegiatan usaha produktif, kelompok masyarakat wajib menyusun rencana pengembalian pinjaman dan perguliran serta pengembangan kegiatan usaha selanjutnya. Perguliran kepada masyarakat lain dikoordinasikan oleh UPK di tingkat kecamatan.
- Untuk melestarikan prasarana yang telah dibangun, kelompok masyarakat harus menyusun Lembaga Pengelola, penetapan iuran pemakaian, program pemeliharaan dan pengembangan.
e. Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi
- Jenis kegiatan pemantauan dalam PPK meliputi:
• Pemantauan partisipatif oleh masyarakat;
• Pemantauan internal;
• Pemantauan oleh konsultan dan fasilitator;
• Pemantauan oleh pemerintah yang berwenang;
• Pemantauan eksternal.
- Pemantauan yang dilakukan secara Independen oleh organisasi atau pihak lain;
- Pelaporan dalam rangka pengendalian JPK dilaksanakan secara periodik dan berjenjang;
- Penyusunan laporan dilakukan melalui dua jalur yaitu, jalur struktural dan jalur fungsional;
- Format dan tahapan penyusunan sistem pemantauan, pelaporan dan evaluasi akan ditentukan kemudian dalam petunjuk pelaporan tersendiri.
f. Pengawasan
- Kegiatan pengawasan dilakukan secara periodik terhadap tugas aparat kecamatan dalam melakukan koordinasi pelaksanaan dan memberdayakan masyarakat desa serta administrasi penyaluran dana kepada masyarakat desa;
- Pelaksanaan kegiatan khususnya di tingkat kecamatan adalah aparat Itwilda;
- Pelaksanaan kegiatan di tingkat desa dilaksanakan oleh masyarakat sendiri.