• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiayaan

Dalam dokumen Program-Program Pemberdayaan Masyarakat (Halaman 132-152)

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN

6.6. Pembiayaan

 Pembersihan Lingkungan Pembersihan saluran air;

 Pembuatan lorong naru.

 Dana yang disalurkan untuk dinas kesehatan kabupaten/kota adalah dana untuk:

- Pemantapan SKPG;

- Sosialisasi;

- Pelatihan tenaga kesehatan;

- Pemantauan program;

- Pengembangan sistem informasi program JPS-BK.

 Dana yang disalurkan untuk kantor wilayah Depkes/dinas kesehatan provinsi adalah dana untuk:

- Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB);

- Sosialisasi;

- Pelatihan tenaga kesehatan;

- Penanganan keluhan masyarakat;

- Pengembangan sistem informasi program JPS-BK.

2. JPS-Bidang Pendidikan

 Dana beasiswa dan DBO untuk satu tahun disalurkan dalam, dua tahap, beasiswa enam bulan dan DBO 50 persen setiap tahap;

 Penyaluran dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia, melalui Sentral Girom A (SGA) Jakarta;

 SGA Jakarta menyalurkan dan ke Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) sesuai alokasi per kabupaten/kota;

 KPRK menyalurkan dana ke kantor pos terdekat sesuai alokasi perkecamatan.

3. JPS–Padat Karya

Dana program JPS–Padat Karya disalurkan kepada para pengelola dan pelaksana yaitu:

 Melalui Dinas PU diberikan kepada kontraktor kerjasama dengan lurah/kepala desa di tiap-tiap kelurahan desa;

 Dana yang telah disalurkan digunakan untuk upah para tenaga kerja yang terdaftar.

c) Penetapan alokasi dana 1. JPS- Bidang Kesehatan

 Alokasi dana puskesmas dan bidan desa untuk setiap kabupaten/kota

- Alokasi dana untuk puskesmas dan bidan desa untuk setiap kabupaten/kota ditentukan oleh pusat;

- Alokasi dana tersebut bersifat maksimal dan tetap.

 Alokasi dana per puskesmas dalam satu kabupaten/ kota - Penetapan alokasi dana puskesmas dilakukan oleh

Tim Koordinasi Kabupaten/kota (TKK);

- Penetapan alokasi dana tersebut didasarkan atas perhitungan sebagai berikut:

• Pelayanan Kesehatan Dasar.

Jumlah KK

miskin di wilayah X Alokasi dana Yankes Dasar kab/kota Kerja puskesmas

• Pelayanan Perbaikan Gizi

Jumlah KK miskin di

wilayah Kerja puskesmas X Alokasi dana Pelayanan Perbaikan gizi kab/kota Jumlah total KK di kab/kota

• Pemberantasan Penyakit Menular

Jumlah dana P2M di kab/kota Jumlah puskesmas

• Revitalisasi Posyandu

Jumlah Posyandu

di wilayah puskesmas X Alokasi dana revitalisasi Posyandu kab/kota Jumlah Posyandu di kab/kota

 Alokasi dana bidan desa dalam satu kabupaten/kota : - Penetapan alokasi dana per bidan dilakukan oleh Tim

Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK);

- Penetapan alokasi dana tersebut didasarkan atas perhitungan sebagai berikut:

Jumlah KK miskin di desa yang Menjadi tanggung jawab bidan X

xAlokasi dana Pelayanan kebidanan

dasar kab/kota Jumlah total KK miskin di kab/kota

- Dalam penetapan alokasi tersebut kepala dinas kesehatan kabupaten/kota perlu pula mempertim- bangkan kondisi geografis/transportasi di desa/

tempat bidan bertugas.

 Penetapan alokasi dana untuk puskesmas dan bidan desa dituangkan dalam SK Penetapan Dana JPS-BK oleh ketua TKK, dilakukan pada awal pelaksanaan program JPS-BK, dengan dilengkapi/dilampiri tabel/format yang memuat :

- Nama kecamatan;

- Nama puskesmas/bidan desa;

- Besarnya untuk satu tahun;

- Jumlah sasaran atau keluarga miskin yang menjadi tanggung jawab;

- Pentahapan penyaluran dana.

2. JPS–Bidang pendidikan

Pengalokasian jumlah siswa penerima beasiswa dan sekolah penerima DBO dilaksanakan dalam tiga langkah:

 Komite nasional di Jakarta menentukan jatah masing- masing kabupaten/kota. Penentuan jatah ini didasarkan pada jumlah siswa (untuk beasiswa) dan jumlah sekolah

(DBO), indeks kemiskinan di masing-masing kabupaten/kota;

 Kabupaten/kota menentukan jatah siswa penerima beasiswa dan individu sekolah penerima DBO;

 Komite sekolah menentukan siswa penerima beasiswa.

3. JPS–Padat Karya

Alokasi dana dari pusat (Departemen Sosial) untuk masing- masing kabupaten/kota (Dinas PU):

 Dinas PU menunjuk kontraktor untuk masing-masing kelurahan;

 Kelurahan menentukan jumlah tenaga kerja yang berhak menerima bantuan.

d) Pencairan dana 1. JPS-Bidang Kesehatan

 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat surat keputusan (SK) tentang penunjukkan Kepala Puskesmas dan Bidan Desa (BDD) sebagai penanggung jawab pelaksanaan program JPS-BK di wilayah kerjanya;

 Berdasarkan SK tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota mengajukan usulan kepada TKK untuk menerbitkan SK penetapan penerima dana JPS-BK.

Usulan tersebut dilampiri dengan nama petugas dan jumlah dana yang telah ditetapkan untuk masing-masing petugas. Jumlah dan dihitung sebagaimana dijelaskan dalam penetapan alokasi;

 Ketua TKK menerbitkan SK penetapan penerima dana JPS-BK dan SK tersebut disampaikan kepada kantor pos pemeriksa, dengan tembusan kepada para petugas yang telah ditetapkan dalam SK, Sekretariat JPS Bappenas dan

Sekretariat program JPS-BK Ditjen Binkesmas Depkes dan Tim koordinasi provinsi yang bersangkutan;

 Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) selanjutnya mentransfer dana yang telah diterima dari Sentral Girom A Jakarta (SGA-Jakarta), kepada Kantor Pos Bayar terdekat dengan lokasi puskesmas dan bidan desa penerima dana sesuai dengan besarnya alokasi yang tercantum dalam SK-TKK seperti dimaksud dalam butir 3;

 Penerima dana (Puskesmas dan BDD) mencairkan dana seluruhnya (sesuai tahapan penyaluran) seperti yang tercantum dalam SK-TKK yang diterimanya di Kantor Pos Bayar terdekat, dengan persyaratan :

• Memperlihatkan/menunjukkan tembusan SK penetapan dana dari TKK;

• Memperlihatkan/menunjukkan Kartu Bukti Diri (KTP/SIM);

• Mengisi dan menandatangani tanda terima dana yang telah sediakan oleh Kantor Pos Bayar.

 Puskesmas dan bidan di desa membuka dan memasukkan dana yang diterimanya dalam tabungan pada Kantor Pos Bayar atau Bank terdekat dengan tempat tugas pada tabungan khusus untuk JPS-BK dan tidak dicampur dengan dana lain. Bunga yang diperoleh dari tabungan dana JPS-BK harus dimanfaatkan lagi untuk kegiatan JPS-BK;

 Penarikan dana dari tabungan oleh puskesmas atau bidan di desa dapat dilakukan setiap saat sesuai keperluan pelaksanaan kegiatan program JPS-BK penyiapan uang tunai dalam jumlah banyak pada kas puskesmas atau di tangan BDD agar dihindari. Besarnya uang tunai yang

diperbolehkan pada kas puskesmas dan BDD ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat;

 Bila terjadi penggantian nama penerima dana atau nama pemegang rekening, maka puskesmas/BDD segera melaporkan ke TKK melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Selanjutnya TKK melakukan perbaikan/perubahan untuk diproses lebih lanjut.

Kemudian dibuat berita acara serah terima pengelolaan keuangan dari penerima dana yang lama kepada penggantinya.

2. JPS-Bidang Pendidikan

 Siswa atau Komite Sekolah mengambil dana beasiswa atau DBO sekaligus dari Kantor Pos sesuai jumlah dana yang disalurkan;

 Dana beasiswa dan DBO diambil di Kantor Pos yang ditunjuk dengan menandatangani kuitansi tanpa materai sebagai bukti penerimaan;

 Dana beasiswa diambil langsung oleh siswa penerima beasiswa dengan menunjukkan SK penerima beasiswa dan tanda pengenal. Jika siswa mengalami kesulitan di Kantor Pos, dana beasiswa dapat diambil secara kolektif oleh Komite Sekolah. Pengambilan langsung oleh siswa diutamakan;

 Pengambilan dana beasiswa oleh Komite Sekolah diatur sebagai berikut:

• Pengambilan dana beasiswa oleh Komite Sekolah dengan menggunakan surat kuasa kolektif tanpa materai;

• Surat kuasa kolektif diberikan oleh siswa penerima beasiswa kepada Komite Sekolah, diketahui minimal

oleh 2 orang anggota Komite Sekolah salah satunya ketua Komite Sekolah;

• Komite Sekolah dapat mewakili siswa beberapa sekolah untuk mengambil dana beasiswa dengan dilengkapi surat kuasa kolektif dari siswa masing- masing sekolah;

• Daftar penerima beasiswa yang sudah ditandatangani siswa harus dilampirkan pada surat kuasa kolektif.

 Pengambilan DBO dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan diketahui oleh ketua BP3 atau perwakilan orang tua/wali siswa. DBO harus disimpan dalam bentuk tabungan di Kantor Pos atau Bank Pemerintah atas nama sekolah;

 Rekening tabungan DBO dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo minimum bukan termasuk potongan penarikan tabungan harus dilakukan oleh minimal dua dari tiga penandatanganan rekening di atas;

 Rekening tabungan harus ditandatangani oleh 3 orang dari Komite Sekolah yaitu kepala sekolah, ketua BP3 atau perwakilan orang tua/wali murid dan salah seorang guru;

 Jika dana beasiswa dan DBO belum diambil oleh siswa suatu Komite Sekolah sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, maka Kantor Pos segera mengembalikan rekening Giro Pos Proyek Jaring Pengaman Sosial Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional No. A. 13. 785.

Bagi siswa atau sekolah yang tidak mengambil dana tahap I, masih diberikan kesempatan untuk mengambil

dana sekaligus pada penyaluran tahap II sampai batas waktu yang ditetapkan.

3. JPS-Padat Karya

Pencairan dana dapat dilaksanakan setelah pekerja melaksanakan pekerjaannya setiap hari (pada waktu/jam yang telah ditentukan) oleh kontraktor.

e) Penggunaan Dana 1. JPS-Bidang Kesehatan

 Dana program JPS-BK pada Tabungan Puskesmas

 Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Dana ini dapat dipergunakan untuk:

• Menunjang operasional Puskesmas dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan, seperti pelayanan di luar gedung dan pengadaan habis pakai;

• Penanganan kasus ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas risiko tinggi yang dirujuk oleh bidan di desa;

• Biaya transport rujukan kasus emergensi kebidanan dan kesehatan anak termasuk KEP dari puskesmas ke puskesmas perawatan atau rumah sakit Kabupaten/Kota beserta biaya transportasi petugas kesehatan;

• Pertolongan persalinan normal baik oleh bidan di desa maupun puskesmas. Khusus untuk biaya persalinan ditetapkan secara paket oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

 Dana Pelayanan Perbaikan Gizi Dana ini dipergunakan untuk:

• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan bagi ibu hamil dan ibu nifas yang menderita KEK, bayi dan anak umur 6-23 bulan ; dan

• PMT penyuluhan bagi anak umur 24-59 bulan yang dipadukan dengan kegiatan Revitalisasi Posyandu.

 Dana Pemberantasan Penyakit Menular

Dana ini dapat digunakan untuk meningkatkan cakupan imunisasi serta kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Sesuai masalah setempat, dengan memprioritaskan penyakit TB paru dan malaria.

 Dana Revitalisasi Posyandu

Dana ini digunakan sesuai dengan kebutuhan setempat yang antara lain untuk pemberdayaan tokoh masyarakat, pelatihan bagi kader, penambahan peralatan posyandu dan bantuan transport kader.

Bila terjadi kekurangan dalam salah satu jenis dana dan ada kelebihan dalam dana yang lain, puskesmas dapat melakukan realokasi sesuai keperluan.

 Dana Program JPS-BK pada tabungan bidan di desa Dana ini dipergunakan untuk membiayai kegiatan:

• Pelayanan antenatal;

• Pelayanan ibu nifas dengan neonatusnya;

• Penanganan pertama resiko tinggi obstetri-neonafal, dan

• Transportasi rujukan ibu hamil/ibu bersalin/ibu nifas ke puskesmas perawatan atau RS Kabupaten/Kota.

Dana program JPS-BK di puskesmas dan bidan desa tidak diperbolehkan memungut biaya dari apapun dari

kelompok sasaran. Apabila ditemukan pelanggaran, yang bersangkutan akan dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

2. JPS-Bidang Pendidikan

 Beasiswa dapat digunakan antara lain untuk :

• Iuran bulan sekolah;

• Pembelian perlengkapan sekolah (misalnya, buku dan alat tulis);

• Transportasi ke sekolah;

• Biaya hidup siswa sehari-hari.

 DBO dapat digunakan untuk :

• Membeli bahan-bahan penunjang pembelajaran, misalnya buku referensi, buku perpustakaan, dan alat peraga sederhana;

• Membeli bahan-bahan habis pakai, misalnya buku tulis, pensil, bahan praktikum;

• Membayar biaya perbaikan dan perawatan ringan;

• Mensubsidi biaya masuk sekolah siswa.

3. JPS-Padat Karya

Dana yang diperoleh masyarakat sebagai TK (dalam bentuk upah) dapat digunakan untuk memenuhi kebu- tuhan hidup sehari-hari.

f) Pengorganisasian 1. JPS-Bidang Kesehatan

Pengelolaan program JPS-BK memerlukan koordinasi lintas sektor di berbagai tingkatan administrasi.

 Tingkat Pusat

Dalam rangka pengelolaan program JPS-BK tingkat pusat, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas membentuk tim pengarah (Eselon I) dan tim teknis (Eselon II) yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil dari Departemen Keuangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Dalam Negeri dan diketahui oleh Pejabat Bappenas.

Dalam Pengelolaan Program JPS-BK di Departemen Kesehatan Menteri Kesehatan membentuk tim pengarah program JPS-BK yang anggotanya adalah eselon I dan eselon II terkait dan diketahui oleh Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan program, tim pengarah dibantu tim teknis (eselon II terkait) dan sekretariat program JPS- BK.

 Tingkat Provinsi

Di tingkat provinsi, Gubernur membentuk tim koordinasi provinsi (TKP) yang beranggotakan wakil-wakil dari Kanwil/Dinas Kesehatan, Kepala Kanwil BKKBN, Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, Sosial, Pemda dan diketuai oleh Ketua Bappeda Provinsi.

Tugas TKP adalah merumuskan kebijaksanaan setempat, melakukan pembinaan dan mengkoordinasikan pelaksanaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota serta pengawasan dan pengendalian pelaksanaan.

 Tingkat Kabupaten/Kota.

Di tingkat Kab/Kota, Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) yang beranggotakan antara lain wakil dari Dinas Kesehatan, Kepala Kantor BKKBN, Pendidikan, Agama, dan Sosial dan diketuai

oleh Ketua Bappeda Kabupaten/Kota, sesuai dengan surat edaran Dirjen Pembangunan Daerah Nomor 050.05/1368/Bangda, tanggal 2 Juli 1998 tentang pembentukan Tim Koordinasi Kabupaten.

Tugas TKK antara lain sebagai berikut:

• Merumuskan kebijaksanaan setempat;

• Menyusun dan menetapkan alokasi dana untuk Puskesmas dan Bidan di desa pada awal pelaksanaan program JPS-BK;

• Menyampaikan penetapan alokasi dana kepada Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) yang ditunjuk dengan tembusan kepada Puskesmas dan Bidan di desa, sekretariat JPS-BK di Departemen Kesehatan dan Tim Koordinasi Provinsi;

• Melaksanakan rapat koordinasi bulanan TKK dengan KPRK Kabupaten/Kota dan Kepala Puskesmas serta beberapa bidan yang dapat membawakan aspirasi BDD, setiap bulan;

• Membantu pelaksanaan kegiatan program JPS-BK setiap bulan ke sekretariat JPS Bappenas;

• Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan di tingkat Kab/Kota, Kecamatan dan Desa.

 Tingkat Kecamatan

TKK membentuk tim Koordinasi Kecamatan yang diketuai oleh Camat dan beranggotakan Kepala Puskesmas, Kepala Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan, Kepala KUA dan Lintas Sektor terkait lainnya semua Kepala Desa/Lurah di wilayah Kecamatan. Tim Koordinasi Kecamatan mempunyai tugas membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan

program di tingkat kecamatan dan desa, memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan program serta membantu dalam penanganan keluhan masyarakat.

2. JPS-Bidang Pendidikan

Organisasi pelaksana program Beasiswa dan DBO terdiri dari Komite Nasional, Komite Provinsi, Komite Kabupaten/Kota, Komite Kecamatan dan Komite Sekolah. Sekretariat Komite Provinsi, Komite Kabupaten/Kota, dan Komite Kecamatan bertempat di Kantor Depdikbud Kecamatan, Sekretariat bertempat di kantor Cabang Dinas P&K setempat.

Di setiap sekolah yang memperoleh beasiswa dan atau DBO dibentuk Komite Sekolah dengan SK Kepala Sekolah. Tembusan SK pembentukan Komite Sekolah disampaikan kepada Komite Kabupaten/Kota dan diumumkan pada papan pengumuman sekolah.

 Komposisi Komite Sekolah Komite Sekolah terdiri atas:

• Ketua: Kepala Sekolah

• Anggota : Ketua BP3, satu orang guru, Ketua Osis, Wakil dari Kantor Kelurahan/Desa, dan wakil dari orang tua siswa yang bukan pegawai negeri.

 Tugas utama Komite Sekolah.

Komite Sekolah mempunyai tugas-tugas utama:

• Membuka rekening tabungan DBO atas nama sekolah;

• Mengelola penggunaan DBO dan mencatat rencana dan pemanfaatannya dalam format;

• Melaporkan status keuangan DBO dan penggu- naannya setiap bulan;

• Menyeleksi siswa yang layak menerima beasiswa untuk kemudian ditetapkan melalui SK Komite Sekolah;

• Membatalkan beasiswa apabila terdapat siswa yang tidak lagi memenuhi persyaratan, dan membuatkan SK pengganti;

• Menjelaskan kepada seluruh siswa dan orang tua siswa tentang program beasiswa dan DBO;

• Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan;

• Menginformasikan penerimaan dana oleh siswa dan sekolah ke Komite Kabupaten/Kota.

g) Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan serta Penanganan dan Penyeleksian Keluhan

Pemantauan dan Evaluasi 1. JPS-Bidang Kesehatan

Tujuan pemantauan dan evaluasi adalah untuk memperoleh gambaran tentang kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan.

Kegiatan tersebut diarahkan pada:

• Ketetapan penentuan sasaran program;

• Kelancaran proses pencairan dana;

• Keterbukaan dalam proses penentuan sasaran dan penggunaan dana;

• Pencapaian keberhasilan program yang telah ditetapkan.

Kegiatan Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala di berbagai jenjang administrasi pemerintahan (pusat, provinsi, kab/kota dan kecamatan).

Di tingkat Kabupaten/Kota, pemantauan dan evaluasi

mengenai pelaksanaan kegiatan di tingkat Kecamatan dan Desa dikoordinasikan oleh TKK. Mekanisme pemantauan program JPS-BK dapat dilakukan antara lain:

• Pertemuan berkala dengan pelaksana pelayanan dan pihak terkait;

• Pengolahan dan analisis laporan;

• Observasi lapangan dan supervisi;

• Keluhan yang disampaikan oleh masyarakat.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi selain oleh aparat intern, juga dilaksanakan oleh tim ADB yang terdiri dari konsultan Internasional dan Lokal secara Independen. Selain itu, ada pula kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh masyarakat yaitu Perguruan Tinggi, LSM Lokal, Media Cetak dan Media Elektronik yang ada di setiap Kab/Kota dan Provinsi.

Dengan demikian, pelaksanaan program ini benar-benar diketahui oleh masyarakat baik dari segi manfaat maupun keterbukaannya. Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi/data JPS-BK yang diperlukan. Minimal JPS-BK meliputi kegiatan dan besarnya dana untuk pelaksanaan kegiatan.

Keberhasilan program secara keseluruhan dapat dinilai dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Semua anggota keluarga miskin sakit yang memerlukan pertolongan memperoleh pelayanan masyarakat;

• Ibu hamil dari keluarga miskin yang memperoleh pelayanan antenatal minimal 4 kali minimal sama dengan target nasional;

• Persalinan dari keluarga miskin yang ditolong oleh tenaga kesehatan/bidan, minimal sama dengan target nasional;

• Ibu nifas dan neonatusnya dari keluarga miskin yang memperoleh pelayanan ibu nifas minimal 3 kali, minimal sama dengan target nasional;

• Semua ibu hamil dan ibu bersalin/ibu nifas berisiko tinggi atau dengan komplikasi dari keluarga miskin memperoleh penanganan yang memadai termasuk rujukannya, minimal sama dengan target nasional;

• Semua ibu hamil dan ibu nifas penderita KEK pada keluarga miskin memperoleh pemberian makanan tambahan pemulihan;

• Menurunnya frekuensi terjadinya KLB/wabah penyakit menular;

• Semua bayi umur 6-11 bulan dan anak umur 12-23 bulan pada keluarga miskin memperoleh pemberian makanan tambahan-pemulihan (PMT Pemulihan) dan anak umur 24-59 bulan pada keluarga miskin memperoleh PMT pemulihan;

• Cakupan penemuan penderita TB paru lebih dari 70 persen, angka konversi dahak lebih besar dari 80 persen dan angka kesembuhannya lebih besar dari 85 persen;

• Meningkatnya persentase klinis malaria diperiksa, ketersediaan darahnya;

• Meningkatnya penderita positif malaria yang ditindaklanjuti;

• Tercapainya UCI desa minimal 90 persen;

• Terbentuk dan berfungsinya Tim SKPG di seluruh Kabupaten/Kota;

• Terbentuk dan berfungsinya Bapel JPKM di seluruh Kabupaten/Kota;

• Meningkatnya jumlah Posyandu.

2. JPS-Bidang Pendidikan

Program beasiswa dan DBO mempunyai jumlah sasaran yang besar di seluruh Indonesia. Agar program ini berjalan lancar, maka pemantauan dan evaluasi perlu dilakukan secara efektif dan terpadu.

Pemantauan dan evaluasi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program beasiswa dan DBO, baik yang bersifat terencana maupun yang insidentil. Berdasarkan input dan proses yang ada di dalam program, tujuan umum pemantauan dan evaluasi adalah untuk meyakinkan bahwa beasiswa dan DBO diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat. Sedangkan, tujuan khusus pemantauan dan evaluasi adalah untuk memantau dan mengevaluasi komponen utama di dalam program beasiswa dan DBO berikut ini:

• Alokasi dan seleksi siswa penerima beasiswa dan sekolah penerima DBO;

• Sosialisasi dan kampanye program;

• Penyaluran dan penyerapan dana beasiswa dan DBO;

• Penerimaan dan penggunaan dana beasiswa DBO;

• Pelayanan dan penanganan pengaduan;

• Administrasi Keuangan;

• Fungsi dan kinerja komite-komite.

Pelaporan

1. JPS-Bidang Kesehatan

Laporan bulanan TKK tentang pelaksanaan program disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atas

dasar masukan/laporan dari Puskesmas dan bidan di desa. Laporan tersebut oleh TKK disampaikan kepada Sekretariat Program JPS-BK di Departemen Kesehatan, Bupati/Walikota, Gubernur, Kanwil Depkes dan Dinkes Provinsi setiap bulan.

2. JPS-Bidang Pendidikan

Komite sekolah melaporkan hal-hal berikut:

• SK penerima beasiswa di sekolah yang bersangkutan, dikirimkan ke Komite Kabupaten/ Kota dengan tembusan ke Kantor Pos Bayar terdekat dan Komite Kecamatan;

• Status keuangan DBO dan penggunaannya dalam format DBO dikirimkan ke Komite Kabupaten/ Kota disertai bukti pendukung;

• Jika pengambilan beasiswa dilakukan dengan menggunakan surat kuasa, Komite Sekolah melaporkan penerimaan beasiswa oleh siswa dalam format ke Komite Kabupaten/Kota disertai bukti pendukung.

Penanganan dan Penyelesaian Keluhan 1. JPS-Bidang Kesehatan

Keluhan dalam pelaksanaan program JPS-BK dapat berasal baik dari masyarakat yang menerima pelayanan, maupun dari petugas kesehatan di unit pelayanan.

• Organisasi Penyelesaian Keluhan

Untuk penyelesaian keluhan JPS-BK dibentuk suatu forum penyelesaian keluhan pada setiap tingkatan wilayah, mulai dari desa, kecamatan, dan kabupaten/kota

• Pengumpulan, Penerimaan dan Pencatatan Keluhan

Keluhan terhadap pelaksanaan dan pelayanan JPS-BK dapat dikumpulkan secara pasif maupun aktif, yang mencakup seluruh data/informasi penting yang berkaitan dengan keluhan untuk penyelesaian lebih lanjut.

• Penyampaian keluhan ke tingkat pusat dialamatkan kepada sekretariat program

JPS-BK Ditjen pembinaan kesehatan masyarakat melalui:

→ Telepon : (021) 52964477, 52960479, 52960480

→ Fax : (021) 52960478

→ E-Mail : [email protected] 2. JPS-Bidang Pendidikan

Masyarakat umum diharapkan untuk melaporkan segala bentuk hambatan dan penyimpangan terhadap pelaksanaan program beasiswa dan DBO kepada bagian pelayanan dan penanganan pengaduan/ keluhan.

 Pelayanan dan penanganan pengaduan bertujuan untuk :

- Menerima dan menangani segala bentuk kritik, penyimpangan dan penyelewengan terhadap program beasiswa dan DBO;

- Melakukan tindakan perbaikan dan merekomendasikan sanksi.

 Mekanisme Penanganan/Penyelesaian Keluhan - Pada tingkat sekolah, pengaduan diselesaikan

maksimal lima hari, jika tidak selesai akan dilimpahkan ke komite atasnya;

- Pada tingkat kabupaten/kota penanganan pengaduan diselesaikan maksimal enam hari, jika tidak selesai akan dilimpahkan ke komite atasnya;

Dalam dokumen Program-Program Pemberdayaan Masyarakat (Halaman 132-152)

Dokumen terkait