• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAERAH

C. Pangan

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tabel 2.86

Data Kekerasan Terhadap Anak (PPT Semai “RWC3” Rembang) No. Tahun Jumlah

Kasus

Jenis Kasus

Fisik Seksual Psikolog Penelantaran

1 2016 15 6 9 0 0

2 2017 16 8 9 2 2

3 2018 15 3 11 0 1

4 2019 11 4 7 0 0

5 2020* 14 4 10 0 0

Sumber : DinsosPPKB Kabupaten Rembang, Tahun 2020

*sampai November

Kemudian mengenai capaian pemenuhan hak anak berdasarkan kategori tingkat pratama dan tingkat madya di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.87

Capaian Kinerja Kabupaten Layak Anak Kabupaten Rembang

Tahun Perolehan

2016 Tingkat Madya

2017 Tingkat Madya

2018 Tingkat Madya

2019 Tingkat Nindya

2020 Tingkat Nindya

Sumber : Dinsos PPKB,2020

Berdasarkan tabel tersebut, Kabupaten Rembang berhasil mempertahankan kategori mengenai capaian pemenuhan hak anak Tingkat Nindya pada tahun 2020.

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kedaulatan pangan diartikan sebagai konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal. Sedangkan ketahanan pangan merupakan ketersediaan pangan dan kemampuan untuk mengaksesnya. Sistem ketahanan pangan meliputi tiga subsistem, yaitu: 1) Ketersediaan pangan dengan sumber utama penyediaan dari produksi dalam negeri dan cadangan pangan; 2) Keterjangkauan pangan oleh seluruh masyarakat, baik secara fisik maupun ekonomi; dan 3) Pemanfaatan pangan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan gizi termasuk pengembangan keamanan pangan.

Dengan mengacu pada sistem ketahanan pangan tersebut, penyelenggaraan pangan ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, terjangkau, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat.

Ketersediaan energi dan protein per kapita menunjukkan seberapa besar ketersediaan energi dan protein pada tingkat rumah tangga. Semakin tinggi ketersediaan energi dan protein perkapita menunjukkan bahwa daya beli masyarakat terhadap bahan pangan semakin baik. Ketersediaan energi di Kabupaten Rembang tergolong baik, dengan ketersediaan energi per kapita menunjukkan capaian yang cukup baik yakni 5.794 kkal/kap/hari pada tahun 2019. Capaian ketersediaan energi per kapita telah sesuai dengan standar ketersediaan energi yaitu 2.200 kkal.

Jumlah ketersediaan yang melebihi standar ini menunjukkan tidak terdapat kerawanan pangan di Kabupaten Rembang karena kebutuhan bahan pangan terpenuhi dan masyarakat memiliki daya beli masyarakat terhadap pangan.

Ketersediaan energi dan protein ini didorong dengan produksi bahan pangan utama yakni berupa padi yang mengalami surplus. Penguatan cadangan pangan juga menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari dari capaian di atas 100 ton/hari, telah melebihi standar yang ditetapkan pemerintah untuk kabupaten/kota.

Berkaitan dengan konsumsi pangan dan keamanan pangan dapat diketahui dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH Kabupaten Rembang belum mencapai angka ideal sebab mengalami perubahan di setiap tahunnya. Pada tahun 2013 berada pada skor 86,7 kemudian meningkat pada tahun 2014 menjadi 86,8. Namun, kembali mengalami penurunan di tahun 2016. Pada tahun 2017 skor PPH Kabupaten Rembang kembali mengalami kenaikan menjadi 87,58 kemudian turun lagi di tahun 2018 menjadi 86,8 dan pada tahun 2019 naik menjadi 87,9. Pada tahun 2020 skor PPH mengalami penurunan kembali menjadi 87,0. Penurunan ini disebabkan beberapa hal seperti pendapatan masyarakat yang menurun akibat daya beli yang rendah sebagai dampakl pandemi Covid-19. Hal ini masih menjadikan pekerjaan rumah sebab angka tersebut masih dibawah target nasional berdasarkan Rencana

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Strategis Kementerian Pertanian (Renstra Kementan) yaitu 92,5. Nilai PPH yang masih di bawah standar tersebut masih menandakan kurang seimbangnya konsumsi dari berbagai kelompok pangan.

Tingkat konsumsi energi Kabupaten Rembang pada Tahun 2019 mencapai 2.155,2 kkal/kapita/hari, dan konsumsi protein 66,6 gram/kapita/hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai konsumsi energi dan protein sudah melampaui rekomendasi konsumsi energi 2.150 kkal/kapita/hari dan rekomendasi konsumsi protein 57 gram/kapita/hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi energi dan protein rata-rata penduduk sudah sangat baik. Secara rinci perkembangan urusan ketahanan pangan di Kabupaten Rembang tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.88

Perkembangan Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Rembang Tahun 2016-2020

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Skor Pola Pangan Harapan (persen) 85,4 87,58 86,8 87,9 87 2 Ketersediaan energi per kapita

(kkal/kapita/hari) 5.044 6.515 5.044 5.794 55.741

3 Ketersediaan informasi pasokan harga

& akses pangandaerah (persen) 100 100 100 100 100 4 Stabilitas harga dan pasokan pangan

(persen) 100 100 100 100 100

5 Pengawasan dan pembinaan

keamanan pangan (persen) 100 100 100 100 100

6 Penanganan daerah rawan pangan

(persen) 100 100 100 100 100

7 persen peningkatan kelas

penyuluh/tahun (persen) 10 10 15,78 7,5 2,08

8 Jml diklat formal/non formalyg diikuti

penyuluh/th 15 15 16 16 1

9 Jml Pos Penyuluhan desa/th

(Posluhdes) 42 55 55 98 98

10 persen peningkatan kelas kelompok

tani (persen) 17 9,09 10 12,78 8,14

Sumber: Dintanpan Kabupaten Rembang Tahun 2020 D. Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan. Di bawah ini merupakan data realisasi kinerja urusan pertanahan Kabupaten Rembang.

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tabel 2.89

Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan Tahun 2016-2020

Sumber : DPKP Tahun 2020

Kewenangan pemerintah kabupaten dalam urusan pertanahan antara lain seperti penyelesaian sengketa tanah garapan, penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, penyelesaian masalah tanah kosong, pemberian izin lokasi, penetapan tanah ulayat, serta mempunyai kewenangan dalam perencanaan penggunaan tanah.

Tabel 2.90

Jumlah Penanganan Persengketaan Tanah Tahun 2016-2020 No Tahun Jumlah Persengkataan/

Permasalahan Tanah Terselesaikan Belum Terselesaikan

1 2016 15 10 5

2 2017 11 7 4

3 2018 12 9 3

4 2019 19 15 4

5 2020 14 9 5

Sumber: DPKP, 2020

Berdasarkan data di atas, terjadi penurunan jumlah persengketaan tanah sebanyak lima kasus dari tahun 2019 ke tahun 2020. Kebijakan daerah dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan diarahkan dalam upaya fasilitasi pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum, pengendalian fungsi dan peruntukan tanah, serta fasilitasi dan sinkronisasi program-program pemerintah di bidang pertanahan.

Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembangunan embung, pembangunan sarana prasarana permukiman, pasar hewan, dan reaktifasi kereta api komuter. Kemudian diperlukan identifikasi terkait lahan-lahan yang merupakan aset PT. KAI sekaligus fasilitasi untuk pengadaan lahan baru untuk mewujudkan program reaktifasi kereta api di Kabupaten Rembang.