• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

DAERAH

G. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.

Kemampuan masyarakat yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi, seperti kemampuan untuk berusaha, mencari informasi, dan mengelola kegiatan. Perilaku masyarakat harus didorong agar mampu bekerjasama atau bergotong royong dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tantangan ke depan sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka desa memiliki kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Kewenangan desa tersebut meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul, adat istiadat desa, dan kewenangan lokal skala desa. Disahkannya undang-undang tersebut meneyebabkan sebagian kewenangan kabupaten akan diserahkan dan dilaksanakan oleh desa. Di bawah ini merupakan tabel perkembangan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa Kabupaten Rembang.

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tabel 2.97

Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Rembang Tahun 2016-2020

No Indikator Kondisi Saat Ini

2016 2017 2018 2019 2020

1 PKK aktif (Unit) 309 309 309 309 309

2 Posyandu aktif (unit) 1.225 1.225 1.233 1.235 1230

3 Persentase Posyandu Purnama Dan Mandiri (persen)

47,75 46,6 59,7 66,80 45,53/20,57

4 persen Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat yang telah diberdayakan (persen)

100 100 100 100 100

5 persen Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Aktif(persen)

100 100 100 100 100

6 persen swadaya masy thd program pemberdayaan masy (persen)

0,4 0,8 1,1 1,37 1,15

7 Pemeliharaan pasca program pemberdayaan masy (persen)

85 85 85 NA NA

8 persen kades yg telah mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan desa

100 100 100 17,42 33,45

9 Pembangunan kawasan pedesaan 1 1 2 3 Tidak ada

pembentukan kawasan

10 Badan kerjasama antar desa 13 13 19 19 19

Persentase desa yang membentuk BUMDes 13,58 27,17 39,37 51,56 39,7

12 Persentase BUMDesa yang didampingi 76,92 50 30,97 23,64 10,6

Sumber: BPMPKB Kabupaten Rembang 2020

Perkembangan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa dari tahun 2016-2020 mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu banyak. Jumlah Posyandu aktif pada tahun 2016-2017 yakni sebanyak 1.225 buah. Namun, pada tahun 2019 bertambah delapan Posyandu menjadi 1.235 Posyandu, tahun 2020 terdapat kurangnya Posyandu aktif dua unit menjadi 1.230. Di sisi lain, perkembangan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa pada indikator persentase Kepala Desa (Kades) yang telah mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan desa mengalami penurunan cukup signifikan, yakni dari 100 persen pada tahun 2018 menjadi 33,45 persen pada tahun 2020. Kondisi tersebut terjadi karena banyaknya calon Kades incumbent yang terpilih kembali pada pemilihan kepala desa sehingga pada tahun 2020 hanya terdapat 33,45 persen Kades yang mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan desa.

Pengembangan kawasan perdesaan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 diarahkan untuk menumbuhkan pusat pelayanan sosial dan ekonomi skala lingkungan yang diwujudkan dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Pusat Pelayanan Lingkungan

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Pusat pelayanan lingkungan tersebut meliputi PPL Desa Padaran, Rembang, PPL Desa Mojorembun, Kaliori, PPL Desa Landoh, Sulang, PPL Desa Sudo, Sulang, PPL Desa Krikilan, Sumber, PPL Desa Kedungasem, Sumber, PPL Desa Tlogotunggal, Sumber, PPL Desa Lambangan Wetan, Bulu, PPL Desa Kajar, Lasem, PPL Desa Tuyuhan, Pancur, PPL Desa Japerejo, Pamotan, PPL Desa Kepohagung, Pamotan, PPL Desa Sendangmulyo, Sluke, PPL Desa Tahunan, Sale, PPL Desa Tegaldowo, Gunem, PPL Desa Pandangan Wetan, Kragan, PPL Desa Sendangwaru, Kragan, PPL Desa Lodan Wetan, Sarang dan PPL Desa Gandrirejo, Sedan.

Dalam upaya pembangunan pedesaan, sebagai salah satu solusi penanggulangan kemiskinan, Kabupaten Rembang dipandang telah berhasil dalam memfasilitasi program pengembangan kawasan Pusat Pertumbuhan Terpadu Antar Desa (PPTAD).

Program ini telah berhasil mengembangkan Kawasan Wisata Batik Lasem yang didukung oleh Pertanian dan Peternakan. Pemerintah Kabupaten Rembang memiliki tiga pengembangan kawasan pedesaan yaitu Kawasan Pedesaan Alas Samudro Welo, Kawasan Simoturun, dan Kawasan Kanung Argosoko. Pengembangan kawasan tersebut membutuhkan keterpaduan pembangunan antar desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif dalam bentuk menggali potensi sumberdaya baik manusia maupun alam sehingga muncul suatu gerakan masyarakat di desa untuk membangun dan meningkatkan kemampuan, kemandirian serta kesejahteraan masyarakat.

Kawasan Alas Samudro Welo merupakan implementasi dari pengembangan kawasan pesisir, yang terdiri dari Desa Pasarbanggi, Desa Tritunggal dan Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang serta Desa Gedongmulyo, Desa Dasun dan Desa Tasiksono Kecamatan Lasem, mengembangkan kawasan pariwisata pantai yang didukung potensi kelautan, perikanan, konservasi mangrove dan potensi lainnya.

Kawasan Simoturun merupakan implementasi dari pengembangan kawasan wisata spiritual, yang terletak di Kecamatan Bulu. Kawasan ini merupakan gabungan dari beberapa desa yaitu Desa Lambangan Wetan, Desa Sumber Mulyo, Desa Karangasem, Desa Pasedan. Desa-desa tersebut telah bersepakat mengelola secara bersama dengan membentuk Bumdes bersama “kapalas”.

Kawasan Kanung Argosoko merupakan implementasi dari pengembangan kawasan wisata alam pegunungan Kecamatan Lasem dan Kecamatan Pancur.

Diantaranya adalah Desa Gowak, Desa Kajar, Desa Sendangcoyo, Desa Warugunung, Desa Criwik, Desa Banyuurip dan Desa Joho Gunung. Potensi yang dimiliki kawasan tersebut adalah keindahan pemandangan alam di pegunungan Lasem dan aneka

Kabupaten Rembang

Tahun 2021-2026

RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

ragam kebun buah. Selain mewujudkan upaya pembangunan pedesaan melalui Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dalam penanggulangan kemiskinan, pembangungan desa juga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian desa, mengingat urgensi keberadaan desa melalui pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM). Pengukuran Indeks Desa Membangun dilakukan sebagai upaya menerapkan pembangunan berkelanjutan tingkat desa dimana IDM merupakan alat ukur untuk menentukan status perkembangan desa.

Tabel 2.98

Indeks Desa Membangun Kab. Rembang Tahun 2016-2020 Indeks Desa

Membangun

Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

NA 0,605 0,636 0,634 0,677

Sumber: Bappeda Kabupaten Rembang

H. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana