• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Berbasis Projek

Dalam dokumen Strategi pembelajaran inovatif (Halaman 190-198)

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Projek

Berasal dari istilah dalam bahasa Inggris project based learning disingkat PjBL. Menurut Buck Institute for Education (BIE, 1999), PjBL adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik. Jadi, PjBL merupakan pembelajaran inovatif yang

106 Rahmah Johar.dkk., Strategi Belajar Mengajar: Untuk Menjadi Guru yang Profesional. (Aceh : Syiah Kuala University Press, 2016), hlm. 131.

170

berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dan siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya.

PjBL sebagai model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek adalah suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri107. Tujuannya yaitu agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

PjBL berfokus pada konsep-konsep dan prinsip- prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkat maha peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugastugas bermakna lainnya, memberi peluang maha peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya maha peserta didik bernilai, dan realistik108.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka PjBL merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan paham pembelajaran konstruktivis yang menuntut peserta didik menyusun sendiri

107 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 100.

108 Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, A Project Based Approach to Enterprenurial Leadership Education. Journal Technovation Vol XX. 2004. Hlm.82

171

pengetahuannya109. Konstruktivisme adalah teori belajar yang mendapat dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa maha peserta didik membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri110.

b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Projek

Buck Institute for Education (1999) menyebutkan bahwa project based learning memiliki karakteristik, yaitu:

1) Peserta didik sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja

2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya

3) Peserta didik sebagai perancang proses untuk mencapai hasil

4) Peserta didik bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan

5) Melakukan evaluasi secara kontinu

6) Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,

7) hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya; dan 8) Kelas memiliki atmosfer yang member toleransi

kesalahan dan perubahan.111

109 Doppelt, Y. Implementation and Assesment of Project Based Learning in Flexible Anvirenment. Instructional Journal of Technology and Design Education Vol.3. 2003. Hlm. 115.

110 Pelham A.M. dan Wilson, D.T. A Longitudinal Study of The Impact of.

Market Structure, Firm Structure, Strategy, and Market Orientation Culture. 2000.

111 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual….hlm.45-46

172

Selain itu PjBL memiliki karakteristik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya, yaitu:

Pertama, isi.

Isi pada profect based learning difokuskan pada ide- ide siswa, yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang pengalaman siswa sehari-hari. Misalnya, pada mata pelajaran fisika pada materi energi masalah nyata yang diangkat haruslah difokuskan pada pengalaman siswa sehari, seperti panas matahari, minyak bumi, dan angin.

Kedua, kondisi.

Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar.

Sehingga dalam belajar materi energi siswa mencari sumber informag, secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku, jurnal, maupun intenet.

Ketiga, Aktivitas.

Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan meme cahkan masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. Pada materi energi, siswa dituntut untuk aktif menggunakan kecakapan untuk memecahkan masalah dan berbagai tujuan belajar yang ingin dicapai. Seperti bagaimana upaya mencari energi alternatif dalam rangka hemat energi yang berasal dari BBM. Dilihat dari kegiatan pembelajaran dalam silabus, materi energi sangat menekankan aktivitas siswa.

173 Keempat, hasil.

Hasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajat dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk meggunakan kognitif strategi pemecahan masalah. Juga termasuk kecakapan tertentu, disposisi, sikap, dan kepercayaan yang dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model pengajaran yang lain.

Selain karakteristik tersebut, secara teoretis dan konseptual, PjBL didukung oleh teori aktivitas yang menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (1) tujuan yang ingin dicapai; (2) subjek yang berada dalam konteks; (3) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan; (4) alat-alat; dan (5) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif menerimé transfer pengetahuan dari guru112.

Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa

112 Made Wena. Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer

174

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek Suatu proyek harus bisa ditangani dengan sistematis sehingga membantu para peserta didik untuk merasakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah pembelajaran dalam PjBL sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educationd Foundation terdiri dari113:

1) Dimulai dengan pertanyaan yang esensial.

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata da! dimulai dengan suatu investigasi mendalam.

Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide peserta didik mengenai tem aproyek yang akan diangkat.

2) Perencanaan aturan pengerjaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3) Membuat jadwal aktivitas.

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan

113 The George Lucas Educational Foundation. Instructional Module Project.

Based Learning. (Research. Edutopia online. 2005), hlm. 112.

175

proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

4) Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik.

Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5) Penilaian hasil kerja peserta didik.

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Evaluasi pengalaman belajar peserta didik.

Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Skema 7. Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

176

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek

Anatta menyebutkan beberapa kelebihan dari Project-based learning di antaranya114 :

1) Meningkatkan motivasi, siswa tekun dan berusaha dalam mencapai proyek. Proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum yang lain.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem yang kompleks.

3) Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek, siswa dapat mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi,

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila di implementasikan secara baik maka siswa akan belajar dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Meski demikian, berdasarkan pengalamam yang ditemukan di lapangan, project-based learning memiliki beberapa kekurangan di antaranya:

1) Kondisi kelas sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek, karena adanya kebebasan pada siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan

114 Susanti.. Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.78

177

untuk itu diperlukannya kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik.

2) Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup, masih saja memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal.115

5. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Dalam dokumen Strategi pembelajaran inovatif (Halaman 190-198)