BAB III. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
3.11 Penanganannya Discrepancy Golongan Darah ABO
Sebelum melangkah lebih jauh untuk menyelesaikan perbedaan hasil antara cell grouping dan serum grouping, sebaiknya terlebih dahulu singkirkan penyebab discrepancy yang umum terutama yang bersumber dari kesalahan teknis. Langkah-langkah yang bisa membantu untuk mengatasi discrepancy antara lain:
a. jika kemungkinan penyebabnya adalah kesalahan pengambilan sampel atau identifikasi pasien, minta sampel baru, lakukan pemeriksaan ulang. Bila discrepancy tidak dijumpai lagi, hasil pemeriksaan golongan darah dapat dilaporkan,
b. jika discrepancy tetap ditemukan, lakukan pencucian sel dengan salin 3-4 kali dan lakukan pemeriksaan ulang. Bila discrepancy tidak dijumpai lagi, hasil pemeriksaan golongan darah dapat dilaporkan,
c. jika discrepancy tetap ditemukan, lakukan penelusuran terhadap informasi pasien meliputi: umur, diagnosis, pemberian obat- obatan, riwayat transfusi dan riwayat kehamilan,
d. evaluasi hasil pemeriksaan yang didapat kemudian bedakan apakah discrepancy terjadi pada cell grouping atau serum grouping atau cell grouping dan serum grouping dengan melihat dejarat reaktivitasnya (Harmening et al, 2012; Mehdi, 2013).
Berikut adalah salah satu contoh algoritme penanganan kasus discrepancy golongan darah.
ABO Discrepacy (Cell grouping dan serum grouping tidak sesuai)
Jika kemungkinan ada kesalahan sampel dan identifikasi pasien
Minta sampel baru
Lakukan pemeriksaan ulang Cuci sel darah merah pasien dengan
salin dan ulangi pemeriksaan
Jika discrepancy tidak ada
Hasil pemeriksaan golongan darah ABO
dapat dilaporkan Discrepancy tetap ada
Jika discrepancy tidak ada
Hasil pemeriksaan golongan darah ABO dapat dilaporkan
Lakukan penelusuran informasi pasien (umur, diagnosis, pemberian obat-obatan, riwayat transfusi dan riwayat kehamilan)
Bedakan apakah discrepancy terjadi pada serum grouping atau cell grouping atau
keduanya dengan melihat derajat reaktifitasnya
Misal: Masalah ada di serum pasien
(reaksi lemah pada serum grouping) Misal: Masalah ada di eritrosit pasien
(reaksi lemah pada cell grouping) Misal: Masalah ada baik di serum maupun di eritrosit pasien (reaksi lemah pada cell dan serum grouping) Anti-A 4+, anti-B 4+,
sel A1 2+, sel B 2+
Anti-A 2+ mf, anti-B 0, sel A1 0, sel B 4+
Anti-A 1+, anti-B 1+, sel A1 1+, sel B 2+
Kemungkinan golongan darah AB dengan kemungkinan penyebab discrepancy cold reacting antibody (misal: anti-M, anti-P1), cold reacting autoantibody (misal: anti-I, anti-H, anti- IH), passively acquired antibody (plasma exchange, mismatched platelet), adanya Rouleaux.
Kemungkinan golongan darah A dengan kemungkinan penyebab discrepancy transfusi dengan golongan darah yang berbeda (misal: transfusi golongan O pada pasien golongan A), transplatasi sumsum tulang atau stem cell, perdarahan feto- maternal, adanya subgroup A3.
Kemungkinan golongan darah O dengan kemungkinan penyebab discrepancy cold autoantibody, cold autoantibody dan alloantibody, transplatasi sumsum tulang atau stem cell, passively acquired antibody.
Resolusi:
1. Antibodi skrining 2. pemeriksaan autokontrol 3. salin replacement pada
rouleaux formation.
Resolusi:
1. Direct antiglobulin test 2. pemeriksaan autokontrol
Resolusi:
1. Cuci eritrosit pasien dengan salin hangat dan periksa ulang 2. Direct antiglobulin test dan
pemeriksaan autokontrol 3. Antibodi skrining
Gambar 3.12 Algoritme penanganan kasus discrepancy golongan darah (Harmening et al, 2012).
Pasien Anti-A Anti-B Sel A1 Sel B
Sel O
Auto kontrol
Kemungkinan penyebab Resolusi
1 0 0 0 0 0 0 Golongan darah O
a. pada bayi baru lahir atau orang tua,
b. pasien dengan hypogamaglobulinemia atau agammaglobulinemia c. konsumsi obat
immunosupresan
a. Cek umur dan diagnosis pasien serta kadar immunoglobulin jika memungkinkan
b. inkubasi serum pasien dengan reagen sel darah merah pada suhu ruang selama 30 menit, c. jika tidak dijumpai adanya reaksi,
inkubasi campuran tersebut masing- masing pada dua kondisi yaitu suhu 4
oC dan suhu 37 oC selama 15 menit d. autokontrol dan reaksi serum pasien dengan suspensi sel O harus selalu disertakan saat pemeriksaan
2 4+ 0 1+ 4+ 0 0 Subgrup A, kemungkinan golongan
darah A2
a. Reaksikan sel pasien dengan anti-A1 lectin
b. Periksa ulang serum grouping dengan tambahan suspensi sel A1, A2 dan sel O
c. Pemeriksaan autokontrol tetap dilakukan
3 4+ 4+ 2+ 2+ 2+ 2+ a. Rouleaux (pasien multipel
myeloma, pasien dengan rasio albumin dan globulin terbalik atau pasien dengan pemberian plasma expanders) b.Cold autoantibody
(kemungkinan golongan darah AB dengan auto anti-I)
a. Cuci eritrosit pasien dengan salin atau lakukan teknik salin replacement
b. Lakukan inkubasi pada suhu 37 oC.
4 4+ 4+ 1+ 0 0 0 Subgrup AB (kemungkinan
golongan darah A2B dengan anti- A1
Gunakan anti-A lectin, lakukan serum grouping ulang dengan penambahan sel A1, A2 dan O
5 4+ 0 0 4+ 3+ 0 Golongan darah A1 dengan
kemungkinan adanya anti-H
Konfirmasi golongan darah A1 dengan anti-A1 lectin, tambahkan pemeriksaan dengan suspensi sel A2, O, A1 dan Oh
jika tersedia
6 0 0 4+ 4+ 4+ 0 Oh Bombay Periksa dengan anti-H lectin, tambahkan
pemeriksaan dengan suspensi sel Oh jika tersedia, rujuk ke laboratorium rujukan untuk konfirmasi
7 0 0 2+ 4+ 0 0 Subgrup A, kemungkinan Ax
dengan anti-A1
Lakukan saliva studies atau absorption/elution
8 4+ 2+ 0 4+ 0 0 Golongan darah A dengan acquired
B antigen
a. Telusuri riwayat pasien apakah ada masalah di saluran cerna bagian bawah atau mengalami septikemia b. Lakukan pengasamkan reagen anti-
B sehingga pH mencapai 6,0 dengan menambahkan 1-2 tetes larutan HCL ke dalam 1 mL anti-B. serum yang diasamkan akan beraglutinasi hanya dengan “true B antigen” dan tidak beraglutinasi dengan “acquired B antigen”
9 4+ 4+ 2+ 0 2+ 0 Golongan darah AB dengan
alloantibody
Lakukan pemeriksaan skrining dan identifikasi antibodi
Lakukan pemeriksaan serum grouping pada suhu 37 oC.
10 0 4+ 4+ 1+ 1+ 1+ Golongan darah B dengan cold
autoantibody
Lakukan prewarmed testing atau enzyme-treat red blood cells dan autoabsorption
Tabel 3.4 Contoh ABO discrepancy antara cell grouping dan serum grouping (Harmening et al, 2012; Mehdi, 2013).
Untuk membedakan bentukan rouleaux dan aglutinasi dapat dilakukan dengan pencucian sel dengan salin atau melakukan salin replacement technic. Pada aglutiasi penambahan salin tidak menyebabkan sel terpisah sedangkan pada rouleaux formation sel akan terpisah. Pada kasus Whartons’s jelly yang juga menyebabkan pembentukan rouleaux, sel harus dicuci minimal 8 kali (Harmening et al, 2012; Mehdi, 2013).
Berikut adalah gambar sel darah merah untuk membedakan rouleaux formation dan agglutination.
Gambar 3.13 Rouleaux dan aglutination (Harmening et al, 2012).
3.12 Contoh Kasus Terkait Pemeriksaan Golongan Darah ABO