BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.3 Pengaruh Problematic Internet Use Terhadap
tertentu yang mengakibatkan bahaya baik secara permanen maupun sementara.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat responden yang masuk dalam kategori skor problematic internet yang sangat tinggi dan sangat rendah pada mahasiswa. Seseorang yang masuk dalam kategori skor problematic internet use yang sangat tinggi menunjukkan bahwa, seseorang tersebut cenderung menggunakan internet untuk memperbaiki suasana hatinya dan menggunakan internet tanpa dapat mengontrol waktu dalam menggunakan internet yang dapat menimbulkan dampak negatif. Individu dalam penggunaan internet secara berlebihan yang akan memberikan berbagai dampak-dampak buruk bagi individu dalam beragam bidang termasuk dalam bidang akademik dan sosial (Caplan, 2010).
Selain hal tersebut, terdapat juga beberapa responden yang masuk dalam kategori skor problematic inetrenet use sangat rendah.
Seseorang dengan masuk dalam kategori skor problematic inetrenet use sangat rendah menunjukkan bahwa, seseorang tersebut dapat mengontrol waktunya dalam menggunakan internet sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi dirinya.
4.2.3 Pengaruh Problematic Internet Use Terhadap Prokrastinasi
Kota Makassar dengan sumbangan relatif yang diberikan sebesar 13% dengan arah pengaruh yang bersifat positif. Nilai positif ini berarti menunjukkan arah yang searah sehingga ini berarti semakin tinggi problematic internet use seseorang maka semakin tinggi pula prokrastinasi akademik yang akan dilakukan. Begitupun dengan sebaliknya, semakin rendah problematic internet use seseorang maka semakin rendah pula porkrastinasi akademik yang akan dilakukan.
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditiantoro dan Wulanyani (2019) yang menunjukkan hasil bahwa problematic internet use dan regulasi diri berpengaruh sebesar 32%
terhadap prokrastinasi akademik. Terdapat pula penelitian serupa lainnya yang dikemukakan oleh Purwanto dan Anggunani (2018) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat problematic internet use, maka semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat problematic internet use, maka semakin rendah pula tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa.
Prokrastinasi akademik dapat terjadi karena ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi akademik.
Pertama adalah tingkat kesulitan tugas, seperti seseorang memilih untuk menghindari tugas yang diberikan karena merasa tugas yang diberikan susah maka dari itu individu akan menunda untuk
mengerjakan tugas tersebut. Kedua adalah individu menunggu teman mereka selesai mengerjakan tugas. Hal tersebut dilakukan untuk karena individu ingin mencontoh tugas dari teman mereka yang telah selesai. Selain itu, teman-teman sekitar individu sangat mempengaruhi individu dalam penundaan untuk memulai atau menyelesaikan tugas individu karena jika salah satu teman individu menunda mengerjakan tugas, maka individu tersebut juga akan menunda memulai ataupun menyelesaikan tugasnya.
Pada tahap ketiga adalah jangka waktu pengumpulan tugas yang lama yaitu individu akan menganggap tugas mereka masih lama untuk dikumpulkan maka mereka akan menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan tugasnya karena deadline yang masih lama, serta akan mengerjakan tugas ketika mendekati deadline seperti sehari sebelum tugas dikumpulkan, malam hari sebelum tugas dikumpulkan dan beberapa jam sebelum tugas dikumpulkan yang akan mendatangkan perasaan yang tidak nyaman bagi individu seperti emosi negatif dan stres. Mengerjakan atau menyelesaikan tugas ketika mendekati tenggat waktu, yang akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman muncul karena mengerjakan sesuatu yang penting ketika mendekati tenggat waktu (Lay dan Schouwenburg, 1993).
Pada tahap keempat, yaitu individu melakukan aktivitas lain yang
tugasnya dengan tepat waktu, seperti individu melakukan aktivitas lain tersebut seperti jalan-jalan, bermain internet seperti menonton film, youtube, bermain sosial media seperti tik-tok, instagram, facebook, whatsapp, dan twitter.
Kegiatan aktivitas lain yang dilakukan individu seperti bermain internet akan membuat individu menjadi terdorong untuk terus menggunakan internet hingga melupakan memulai maupun menyelesaikan tugasnya yang akan mengakibatkan dampak negatif yaitu tugas-tugasnya akan menjadi tertunda atau terabaikan dan sebagainya karena dorongan untuk terus menggunakan internet, hal ini lebih dikenal dengan istilah problematic internet use. Problematic internet use merupakan penggunaan waktu internet oleh individu secara berlebihan untuk keperluan pribadi, yang akan menyebabkan terjadinya dampak buruk pada fisik, psikologis, maupun dalam bidang akademik dan sosial (Martin, 1999).
Problematic internet use berpengaruh positif terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Makassar, sehingga semakin tinggi problematic internet use maka semakin tinggi pula prokrastinasi akademik yang akan dilakukan. Hal ini dapat disebabkan ketika individu menggunakan internet untuk memperbaiki suasana hati atau mood-nya maka individu terus akan terdorong terus untuk menggunakan internet karena mereka merasa jika menggunakan internet akan membuat mood-nya bagus, serta
ketika individu melakukan aktivitas lain seperti bermain internet sebelum mengerjakan tugas maka individu tersebut akan terus terdorong untuk bermain internet hingga melupakan untuk memulai ataupun menyelesaikan tugasnya yang mengakibatkan tugasnya menjadi tertundan atau terabaikan. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Caplan (2010) bahwa Individu dalam penggunaan internet secara berlebihan yang akan memberikan berbagai dampak- dampak buruk bagi individu dalam beragam bidang termasuk dalam bidang akademik dan sosial.
Jika ditinjau dari segi demografi berdasarkan usia, maka responden dalam penelitian ini masuk dalam tahapan perkembangan masa dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Pada tahap ini, individu memiliki banyak peluang untuk mengatur kehidupannya sendiri serta individu memiliki cara berpikir yang lebih baik, berpikir sebelum bertindak, dan mulai memikirkan kemungkinan- kemungkinan apa saja yang akan terjadi dalam hidupnya (Santrock, 2012). Pada tahap ini, kehidupan sosial individu juga lebih luas sehingga banyak tuntutan maupun kegiatan-kegiatanya yang harus diselesaikan dalam hidupnya.
Pada penelitian ini, semua jenjang usia melakukan problematic internet use serta prokrastinasi akademik hal ini disebabkan karena mahasiswa memiliki aktivitas atau kesibukan selain urusan dengan
menggunakan internet seperti bermain sosial media untuk memperbaiki suasana hatinya atau mood-nya hingga tidak dapat mengontrol penggunaan waktu internetnya sehingga hal ini yang menyebabkan individu melakukan penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan tugasnya dan jika ditinjau dari rata-rata penggunaan internet responden yaitu rata-rata menggunaan internet 4 sampai 15 jam/harinya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalkan dan Odaci (2010) yang menunjukkan bahwa individu yang mengalami problematic internet use menggunakan internet lebih dari 5 jam perhari dan mereka akan merasa tidak senang ketika tidak menggunakan internet.