3. KESIMPULAN
3.4. Pengawasan Pembinaan Perwasitan PERBASI
Manajemen Perbasi selalu melakukan pengawasan pada semua wasit bolabasket binaanya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Koordinasi wasit di tiap-tiap daerah wajib memantau dan mengawasi kinerja wasit yang kemudian dikoordinasikan dengan bidang sumber daya perwasitan Perbasi. Hal ini berkaitan dengan pemanggilan tugas wasit dalam setiap kejuaraan.
Untuk wasit yang bertugas di lapangan akan diawasi oleh koordinator wasit yang ditugaskan selama kejuaraan. Dan membuat laporan yang akan diberikan kepada sub bidang perwasitan dan bidang sumber daya manusia. Wasit akan terus dipantau dari sisi kemampuan wasit dalam memimpin pertandingan, penguasaan materi, attitude wasit selama kejuaraan, cara wasit berkomunikasi denga official dan yang tak kalah penting adalah fisik seorang wasit.
Berkaitan dengan itu semua kepala bidang sumber daya perwasitan menghimbau kepada koordinator wasit bolabasket perbasi untuk terus memantau dan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dari segi pengetahuan, fisik dan mental
agar wasit mengetahui dan memahami kekurangan yang dimiliki sehingga ke depannya akan semakin bagus dalam melaksanakan tugas.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, manajemen pembinaan perwasitan bolabasket Perbasi berjalan dengan baik. Ditinjau dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat diambil kesimpulan beberapa hal, antara lain:
perencanaan dalam manajemen Perbasi berjalan baik dengan adanya program jangka pendek dan jangka panjang untuk organisasi. Pengorganisasian yang dilakukan manajemen perwasitan Perbasi juga berjalan dengan baik, mulai dari pengelolaan anggaran, pengelolaan sumber daya manusia yang memadai, pengelolaan penugasan wasit yang baik. Dalam pengarahan Perbasi sudah berupaya semaksimal mungkin terkait dengan pembinaan wasit di lapangan, pengarahan diberikan oleh ketua umum bidang sumber daya, sub bidang perwasitan, komisi wasit dan juga koordinator wasit untuk terus memantau dan memberikan pengarahan langsung kepada wasit yang bertugas di lapangan. Pengawasan dilakukan oleh manajemen sesuai dengan fungsinya masing-masing, sedangkan untuk wasit yang sedang bertugas diawai langsung oleh koordinator wasit yang ditugaskan pada kejuaraan tersebut, dan membuat laporan untuk diberikan kepada sub bidang perwasitan Perbasi.
REFERENSI
Garcia , M. S., Sanchez, J., Fernandez, A. R., Suarez, D. S. (2018). Relationships Between Sprint Ability and Endurance Capacity in Soccer Referees. Sports 2018, 6, 28; 1-5.
Doi:10.3390/sports6020028.
Karacam, A., and Pulur, A. (2017). Examining the Relationship Between Referee Self- efficacy and General Self-efficacy Levels of Football, Basketball and Handball Referees. Universal Journal of Educational Research 5(9): 1571-1579, 2017
Kemenegpora RI. (2005). Undang-undan No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum Dasar dan Menengah.
Moleong, L .(2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
_________. (2014). FIBA Basketball Rules. Jakarta: PP Perbasi.
_________. (2011). AD/ART PERBASI. Jakarta: PP Perbasi
PENERAPAN METODE BERMAIN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA BASKET
Arifto Juniardi1 Feby Elra Perdima2
1.2Prodi Pendidikan Jasmani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Dehasen Bengkulu
*Email: [email protected]
1. PENDAHULUAN
Club bola basket Dehasen Bengkulu merupakan salah satu aktivitas Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di Universitas Dehasen Bengkulu. Sebagai salah satu club di kota Bengkulu, club bola basket dehasen Bengkulu tentulah memiliki target-target. Target utama yang ingin dicapai adalah mendapatkan prestasi. Untuk mencapai target prestasi tersebut ada banyak teknik-teknik yang perlu ditingkatkan dalam permainan bola basket. Sehingga pelatih menetapkan standar yang tinggi dalam proses latihan teknik-teknik didalam bola basket salah satunya teknik dribbling. Teknik dribbling atau menggiring bola menurut (Ahmadi, 2007) adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada.
Kegunaannya mencari peluang serangan,menerobos pertahanan lawan ataupun memperlambat tempo permainan. Dari hasil observasi dribbling saat pra siklus di club bola basket dehasen pemain yang memperoleh hasil dribbling dengan kategori baik (standar) yakni 5 orang pemain dari 25 orang pemain. Dalam rangka melakukan perbaikan kemampuan dribbling pemain inilah diperlukan penerapan metode yang menarik dan kreatif.
Metode bermain salah satu metode yang kerap dipakai ketika terdapat beberapa kesulitan- kesulitan. Menurut (Yuliani, 2010) menyimpulkan bahwa :(1) bermain adalah sarana melatih keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten.(2) bermain adalah pengalaman multidimensi yang melibatkan semua indera dan menggugah kecerdasan
ABSTRAK Keywords:
Metode Bermain, Bola Basket,
DribblingPenelitian ini dilakukan atas dasar rendahnya kemampuan dribbling pemain yang baru bergabung di club bola basket dehasen pada saat dilakukan observasi tes awal. Kemampuan dribbling yang standar dalam club bola basket dehasen adalah saat pemain mampu melakukan dribbling dengan standar berkategori minimal baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan subyek penelitian seluruh pemain yang terdaftar di club bola basket dehasen bengkulu. Pada awal latihan telah diberikan materi pengantar dribbling akan tetapi tingkat kemampuan dribbling rendah dalam memperagakan dribbling. Dalam penelitian ini ada 1 teman sejawat sebagai pengamat. Hasil observasi tes awal diperoleh hanya 20%
atau 5 orang pemain dari 25 orang pemain yang mampu melakukan dribbling yang berkategori baik (standar). Pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan pemain yang berhasil mencapai 40 % atau 10 orang pemain dari 25 orang pemain. Pada siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan hasil tes drirbbling diperoleh 88% atau 22 orang pemain mendapat nilai dengan kategori baik artinya penelitian ini telah melebihi target klasikal yakni minimal 75% dari 25 orang pemain.
Berdasarkan kesimpulan ini maka penerapan metode bermain dapat dianjurkan sebagai konsep mengajar tambahan pada proses latihan club bola basket dehasen bengkulu.
jamak seseorang. (3) bermain merupakan kendaraan untuk belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Oleh karena itu, pelatih hendaknya mampu merancang proses latihan dengan konsep bermain yang kreatif sehingga dapat membawa para pemainnya untuk bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena strategi pembelajaran yang kreatif memiliki pengaruh ataupun dampak yang besar terhadap hasil belajar siswa. Atas dasar itulah pengetahuan dan keterampilan menyusun strategi belajar mengajar dengan konsep pembelajaran bermain yang kreatif diduga perlu untuk pelatih atau demi tercapainya prestasi. Metode bermain dapat mengembangkan penguasaan diri;
maksudnya adalah didalam bermain siswa tidak dapat bertindak sembarangan, siswa mesti bertindak sesuai dengan prosedur yang disepakati bersama atau skenario pelatih.
2. METODE
Metode penelitian ini adalah Menggunakan metode action research atau penelitian tindakan. Menurut (Arikunto, 2010) Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian tindakan kolaboratif. Karena pelaksanaannya mengupayakan adanya kerjasama yang baik antara guru sebagai pelaksana aktivitas Dalam prosesnya, pihak- pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Desain intervensi tindakan/rancangan Siklus penelitian ini menggunakan metode tindakan (Kemmis dan Taggart, 2014) yang meliputi tahapan-tahapan: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh unsur indikator yang berupa nilai pada kisi-kisi penilaian saat pemain melakukan tes dribbling dan data hasil evaluasi dari catatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengisian Instrumen tes yang dibuat berdasarkan definisi konseptual. Definisi operasional variable dribbling Untuk mengukur kemampuan dribble diukur dengan cara sebagai berikut : A) Prosedur Pelaksanaan; a) Sebelum melakukan tes, testee berdiri dengan bola di belakang garis start. b) Setelah aba-aba "ya", stopwatch dihidupkan lalu testee menggiring bola melalui enam rintangan dengan rute yang telah ditentukan. c) Skor ditentukan dari lama waktu tempuh testee dari garis start sampai garis finish dalam waktu persepuluh detik.
Apabila testee melakukan kesalahan dribble atau rute yang salah, maka tes harus diulang.
Norma Penilaian Tes Dribble : Kurang :13,51 - 15,00 Baik :11,51 - 13,00 Baik Sekali :10,00 - 11,50
Gambar 1. (Sumber: Adnan dalam Syoergawi, 2014)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ialah hasil pengamatan dari teman sejawat pelatih, serta feedback dan saran dari pemain. Pada observasi awal menunjukkan bahwa mahasiswa masih mendapatkan nilai di bawah standar. Melihat kondisi ini tentu menjadikan temuan observasi ini untuk segera dipecahkan. Dari observasi ini terlihat bahwa belum tercapainya nilai standar (kategori baik) dalam tes awal dribbling, Peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil tes awal tersebut. Hasil ini kemudian akan digunakan sebagai data dalam merencanakan tindakan dan hasil tes awal siswa tersebut digunakan juga untuk membandingkan hasil tes pada akhir tindakan untuk melihat apakah tindakan yang dilakukan sudah menunjukan peningkatan yang diharapkan atau belum. Selanjutnya Pelatih Yang sekaligus sebagai peneliti dan teman sejawat menyiapkan solusi yakni berupa sebuah tindakan penerapan sejenis konsep bermain dribbling pada kegiatan latihan. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pra siklus/tes awal dalam penelitian ini bahwa kemampuan dribbling dengan nilai rata-rata nilai kurang. Hanya 5 pemain yang kategori baik (standar) dari total pemain yang berjumlah 25 orang. Selanjutnya peneliti pada saat siklus pertama melakukan tiga kali pertemuan dalam seminggu dengan selisih istirahat 2 hari. Menerapkan konsep latihan bermain yang diberi nama permainan ”Kun Harapan” dan “Kartu Ajaib”.
Diakhir siklus pertama peneliti melakukan tes. Berikut ini hasil tes kemampuan dribbling pada siklus pertama diperoleh data sebagai berikut;
Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan dribbling Siklus I
Keberhasilan Jumlah Siswa
Kurang 15
Baik 10
Baik Sekali 0
Jumlah Keseluruhan 25
Catatan: Antusias = Bergairah, Bersemangat (KBBI)
Tabel 3. Hasil Pengamatan Teman Sejawat Siklus I Tabel 2. Hasil Keaktifan Siswa Siklus I
Aktif Sedang Pasif
Pemain Tetap Antusias Walaupun Ditunjuk Ataupun Tidak Ditunjuk Memperagakan
Pemain Antusias
Melakukan Instruksi Jika Ditunjuk Memperagakan
Mahasiswa Tidak Antusias sama sekali
Siklus I