• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

3.3 Aset Tetap pada PT EXPRESS

3.3.3 Pengukuran Aset Tetap

3.3.3.1 Pengukuran Awal atas Aset Tetap

Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX, atau

Cr. 21030020000 INCOME TAX ARTICLE 23 PAYABLE, atau Cr. 21030060000 INCOME TAX ARTICLE 4(2) PAYABLE

3. Pengakuan Aset Tetap Melalui Konstruksi Sendiri

Terakhir, perolehan aset tetap PT EXPRESS adalah melalui proses konstruksi atau pembangunan. Proses konstruksi sendiri adalah membangun dari nol di atas tanah yang dibeli atau disewa PT EXPRESS, atau jika di atas tanah yang sudah ada bangunan, maka bangunan dirobohkan total, atau diadakan perubahan besar-besaran atas fisik bangunan dalam proses pembangunannya. Namun, apabila dalam proses konstruksi termasuk didalamnya ada pembuatan sekat ruang, pagar, tangga, canopy, dan lainnya sampai bangunan siap pakai, maka tetap dicatat sebagai konstruksi dalam proses (Construction in Process). Hal yang penting menjadi catatan dalam pengakuan baik pusat maupun cabang, adalah untuk pembelian barang jadi yang tidak memerlukan proses konstruksi, seperti contohnya: tanah dan bangunan yang sudah jadi, tidak dibenarkan untuk dicatat sebagai konstruksi dalam proses. Berikut merupakan pengakuan atas konstruksi dalam proses PT EXPRESS:

Dr. 12054010000 AUC BUILDINGS (CONSTRUCTION IN PROGRESS) Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau

Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX

PT EXPRESS mengakui adanya aset tetap ketika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap dan pengakuan awalnya harus dicatat dan dinyatakan sebesar biaya perolehan.

Setelahnya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan ini sendiri terbagi menjadi dua yaitu biaya perolehan awal dan biaya selanjutnya.

Biaya perolehan awal meliputi seluruh biaya agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang atau semua biaya yang terjadi berkaitan dengan aset tetap agar aset tetap tersebut siap digunakan. Elemen biaya perolehan awal yang diperhitungkan PT EXPRESS untuk mencatat nilai suatu aset meliputi:

a. Biaya pembelian aset

Dalam komponen biaya pembelian, selain harga aset tetap itu sendiri, didalamnya terdapat komponen lain seperti bea impor atau bea lainnya, pajak seperti PPN dan PPnBM atau pajak yang tidak dapat dikreditkan, dan CIF (Cost, Insurance, and Freight)

b. Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

Komponen biaya yang dapat diatribusikan secara langsung diakui atau dikapitalisasi sebagai biaya perolehan atas aset jika biaya tersebut diperlukan untuk membuat aset siap digunakan atau memiliki manfaat masa depan. Contoh biaya ini menurut PT EXPRESS seperti biaya perakitan atau instalasi, biaya pengujian aset, biaya penyiapan lahan untuk aset, dan imbalan kerja serta biaya bunga yang timbul dalam pembangunan atau akuisisi aset tetap.

c. Estimasi biaya pembongkaran

Kadang pada beberapa kasus, aset tetap yang dimiliki entitas harus dihancurkan pada saat akhir masa sewa. Karena itu, nilai kini dari estimasi biaya pembongkaran akan dimasukan ke dalam nilai aset tetap itu sendiri. Contoh PT EXPRESS memiliki penyewaan atas lahan selama beberapa periode dan dilahan sewaan tersebut PT EXPRESS akan membangun sebuah Gedung. Dalam perjanjian penyewaan disebutkan bahwa ketika tanah sewaan telah habis masa sewa, maka pengembalian tanah itu harus sesuai dengan kondisi sebelum disewa.

Oleh karena itu Gedung yang dibangun harus dihancurkan pada akhir masa sewa.

Nilai sekarang dari estimasi tersebut akan menambah perolehan aset dan memunculkan kewajiban pembongkaran aset.

Biaya selanjutnya adalah biaya-biaya yang timbul setelah biaya perolehan awal.

Pengakuan biaya-biaya dapat dicatat sebagai bagian dari aset tetap tersebut atau sebagai aset tetap terpisah, hanya apabila memenuhi kriteria pengakuan aset tetap dan besar kemungkinan PT EXPRESS di masa depan dapat menperoleh manfaat ekonomis berkenaan dengan aset tersebut dan biaya umtuk memperolehannya dapat diukur dengan handal. Biaya ini meliputi biaya pemeliharaan, biaya perbaikan, biaya inspeksi, dan biaya penggantian bagian tertentu dalam aset tetap.

1. Biaya pemeliharaan

PT EXPRESS tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari dari aset tetap menjadi penambah dari nilai aset tetap tersebut. Seluruh biaya pemeliharaan agar aset dapat beroperasi semestinya akan menjadi beban dalam periode terjadinya biaya-biaya tersebut. Berikut adalah pengakuan atas biaya pemeliharaan atas aset tetap yang diakui sebagai beban:

Dr. 51180010000 SLEX VEHICLE REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr 51180020000 SLEX EQUIPMENT REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 51180030000 SLEX BUILDING REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 51180040000 SLEX SPAREPART, atau

Dr. 52070010000 AGEX VEHICLE REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 52070020000 AGEX EQUIPMENT REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 52070030000 AGEX BUILDING REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 52070040000 AGEX SPAREPART

Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX

2. Biaya perbaikan

Renovasi adalah perbaikan atas aset tetap yang rusak atau mengganti dengan yang lebih baik dengan maksud meningkatkan kualitas aatau kapasitas. Biaya renovasi dapat dikapitalisasikan apabila menambah dan memperpanjang masa manfaat, dan atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas,

mutu, atau peningkatan standar kinerja, serta memenuhi batas minimal nilai kapitalisasi aset tetap aset lainnya.

Pada umumnya renovasi dilakukan atas gedung atau bangunan, baik milik PT EXPRESS ataupun milik pihak ketiga yang disewa PT EXPRESS. Sebagaimana telah diatur dalam IM no. 001/IM/AMD/PT EXPRESS/XII/2016 mengenai Kebijakan Manajemen Aset, maka renovasi gedung milik PT EXPRESS yang dapat dikapitalisasi adalah yang memenuhi batas bawah sebesar Rp. 50.000.000,- dan Rp.

25.000.000,- untuk milik pihak ketiga. Untuk biaya renovasi dibawah batas minimal, maka akan dicatat sebagai berikut:

Dr. 51180030000 SLEX BUILDING REPAIR & MAINTENANCE, atau Dr. 52070030000 AGEX BUILDING REPAIR & MAINTENANCE

Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX

Dalam proses kapitalisasi biaya renovasi umumnya terdapat beberapa tahapan transaksi keuangan yang pertama adalah pembayaran tanda jadi (down payment) renovasi dan pelunasan. Setelah renovasi selesai, maka akan menjadi penambah aset tetap tersebut. Berikut adalah pencatatannya:

Pencatatan Pembayaran Tanda Jadi (down payment)

Dr. 11121030000 ADV TO VENT TP BUILDING RENOVATION Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau

Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX

Pencatatan Pelunasan Renovasi

Dr. 11110040000 PREPAID PROJECT RENOVATION/INSTALLATION Cr. 11121030000 ADV TO VEND TP BUILDING RENOVATION Cr. 11011020000 CASH ON HAND IDR, atau

Cr. 11012010xxx CASH IN BANK XXX, atau

Cr. 21992050000 OTHER PAYABLE TO OTHER (IDR)

Cr. 21030010000 INCOME TAX ARTICLE 21 PAYABLE, atau

Cr. 21030020000 INCOME TAX ARTICLE 23 PAYABLE, atau Cr. 21030060000 INCOME TAX ARTICLE 4(2) PAYABLE

Pencatatan Setelah Renovasi Selesai Dr. 12051020000 COST FA BUILDINGS

Cr. 11110040000 PREPAID PROJECT RENOVATION/INSTALLATION

3. Biaya inspeksi

Suatu inspeksi akan dilakukan PT EXPRESS untuk memastikan kondisi aset agar terdapat jaminan bahwa aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan. Setiap inspeksi yang dilakukan untuk kelangsungan dari pengoperasian suatu aset tetap dan memiliki sifat yang signifikan, maka biaya inspeksi tersebut akan diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Biaya tersebut dianggap sebagai suatu penggantian.

4. Biaya pergantian bagian tertentu dalam aset

PT EXPRESS mengakui penggantian bagian tertentu aset tetap sebagai penambah aset tetap jika dalam penggantian tersebut memenuhi kriteria pengakuan aset tetap yaitu memberikan manfaat ekonomi mendatang bagi PT EXPRESS dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode serta dapat diukur dengan andal. Nilai tercatat komponen tersebut yang sudah diganti harus dihapus dan berhenti pengakuannya sebagai suatu aset tetap.

2. Pengukuran Awal Aset Tetap Melalui Sewa

Secara garis besar penentuan sewa terbagi mejadi dua yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Hal ini sangat tergantung pada substansi perjanjian antara PT EXPRESS sebagai lease dan pihak ketiga yang berperan menjadi lessor. Selain itu juga bergantung pada termin pembayaran, apakah dengan bertahap atau membayar dimuka.

Sewa pembiayaan diakui dan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebagai aset sewaan. Besaran aset sewaan adalah sebesar mana yang lebih rendah diantara nilai kini pembayaran sewa minimum dan nilai wajar aset sewaan. Kewajiban terkait dengan sewa pembiayaan akan diakui sebagai kewajiban sewa pembiayaan setelah dikurangikan dengan beban keuangan yang terjadi. Untuk setiap pembayaran sewa pembiayaan akan

dialokasikan ke dalam utang sewa pembiayaan dan beban keuangan sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo utang sewa pembiayaan yang tersisa. Beban keuangan yaitu bunga akan dibebankan selama periode sewa pada laporan laba rugi sehingga menghasilkan tingkat bunga periodik yang konstan pada setiap periode untuk saldo utang sewa pembiayaan yang tersisa.

Untuk sewa dimana tidak ada pengalihan risiko dan manfaat yang signifikan berkaitan dengan kepemilikan aset sewaan dan kepemilikan masih dipertahankan oleh lessor akan diklasifikasikan PT EXPRESS sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa yang terjadi kemudian akan dikurangkan insentif yang diterima dari lessor akan menjadi beban selama periode sewa pada laporan laba rugi.

Terakhir, untuk sewa jenis manapun akan tetapi pembayarannya dilakukan di muka maka akan dicatat sebagai biaya dibayar di muka. Biaya ini akan diamortisasi oleh PT EXPRESS dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat sewa tersebut. Bagian tidak lancar dari biaya dibayar di muka disajikan dalam akun biaya dibayar di muka jangka panjang setelah dikurangi dengan bagian lancar pada aset tidak lancar.

3. Pengukuran Awal Aset Tetap Melalui Konstruksi Sendiri

PT EXPRESS mengakui dan menyatakan konstruksi dalam proses berdasarkan biaya perolehan dan merupakan bagian dari aset tetap dalam pengelompokannya di dalam laporan posisi keuangan. Akumulasi biaya konstruksi bangunan serta pemasangan mesin, instalasi, dan lainnya sehubungan dengan pembangunan aset tetap tersebut dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Di bawah ini adalah biaya-biaya yang akan PT EXPRESS akui ke konstruksi dalam penyelesaian:

a. PEKERJAAN KONSTRUKSI/SIPIL

MATERIAL PEKERJAAN KONSTRUKSI/SIPIL b. PEKERJAAN PARTISI/INTERIOR

MATERIAL PEKERJAAN PARTISI/INTERIOR c. PEKERJAAN EKSTERIOR

MATERIAL PEKERJAAN EKSTERIOR

d. PEKERJAAN MECHANICAL & ELECTRICAL

MATERIAL PEKERJAAN MECHANICAL & ELECTRICAL

MATERIAL PEKERJAAN FASILITAS UMUM f. PEKERJAAN IT

MATERIAL PEKERJAAN IT

g. PEKERJAAN INSTALASI TELEKOMUNIKASI

MATERIAL PEKERJAAN INSTALASI TELEKOMUNIKASI h. PEKERJAAN & PENGADAAN FURNITURE

MATERIAL PEKERJAAN & PENGADAAN FURNITURE

i. PENGADAAN PERALATAN & PERLENGKAPAN KERJA (OPERATIONS) MATERIAL PENGADAAN PERALATAN & PERLENGKAPAN KERJA (OPERATIONS)

j. PENGADAAN PERALATAN & PERLENGKAPAN KERJA (OFFICE)

MATERIAL PENGADAAN PERALATAN & PERLENGKAPAN KERJA (OFFICE)

k. PEKERJAAN & PENGADAAN PERLENGKAPAN K3 & SHE

MATERIAL PEKERJAAN & PENGADAAN PERLENGKAPAN K3 & SHE l. PEKERJAAN & PENGADAAN CCTV

MATERIAL PEKERJAAN & PENGADAAN CCTV m. PEKERJAAN & PERLENGKAPAN SR

MATERIAL PEKERJAAN & PERLENGKAPAN SR

Biaya perolehan konstruksi dalam proses tersebut kemudian direklasifikasi ke akun aset tetap ketika seluruh proses konstruksi atau pemasangan telah selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan manajemen. Selanjutnya berkaitan dengan penyusutan mulai dibebankan pada tanggal reklasifikasi dan siap digunakan sesuai dengan tujuan aset tersebut. Berikut adalah reklasifikasi aset dalam penyelesaian ke dalam aset tetap:

Dr. 12051020000 COST FA BUILDINGS

Cr. 12054010000 AUC BUILDINGS (CONSTRUCTION IN PROGRESS)

Salah satu hal yang menarik dalam perolehan aset tetap lewat pembangunan sendiri adalah jika pembiayaan pembangunan menggunakan dana pinjaman maka selama periode berlangsungnya pembangunan atas aset tersebut, bunga yang timbul dari

pinjaman dapat dikapitalisasi sesuai ketentuan PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman. Pada kasus PT EXPRESS, pembiayaan konstruksi dalam proses ini menggunakan pinjaman dari pihak ketiga dengan bunga tertentu. Biaya bunga ini seharusnya dapat dikapitalisasi menjadi nilai perolehan aset karena memenuhi kriteria pengakuan sebagai beban yang dapat diatribusikan secara langsung pada aset tetap. Akan tetapi selama ini PT EXPRESS tidak melakukan hal tersebut dan malah membebankannya sebagai beban bunga pada periode berjalan. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi catatan di proses audit atas aset tetap PT EXPRESS.